DISUSUN OLEH :
VIVI RIANA
Penulis,
i
Daftar isi
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...i
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………………….1
A. Latar belakang……………………………………………………………….1
B. Rumusan masalah…………………………………………………………....1
C. Tujuan………………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………2
A. makna saling menasehati dan berbuat baik………………………………….2
B. ayat al-qur’an dan hadis nabi tentang Sali menasehati dan berbuat baik……3
C. Nasehat beryukur kepada Allah SWT……………………………………….5
D. Nasehat berterima kasih kepada orang tua…………………………………..5
E. Berbuat baik kepada Allah SWT…………………………………………….6
F. Berbuat baik kepada sesame manusiaa………………………………………6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Agama Islam adalah agama yang sangat memperhatikan penegakan kebenaran dan
mencegah kemunkaran. Kewajiban menegakkan kedua hal itu adalah merupakan hal yang
sangat penting dan tidak bisa ditawar bagi siapa saja yang mempunyai kekuatan dan
kemampuan melakukannya. Sesungguhnya diantara peran-peran terpenting dan sebaik-
baiknya amalan yang mendekatkan diri kepada Allah adalah saling menasehati, mengarahkan
kepada kebaikan, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.
Pada era saat ini saling menasehati kepada sesama manusia seakan telah terhapus
oleh pergerakan zaman yang kian menghanguskan attitude anak-anak muda sekarang.
Padahal dalam Al-qur’an telah disebutkan perintah untuk saling menasehati dalam kebaikan
dalam surah Al-‘Ashr/103 ayat 1-3. Perintah tersebuut menjelaskan kewajiban kita sebagai
umat manusia untuk berbuat baik dan saling menasehati dalam kebaikan. Namun, kenyataan
yang kita jumpai saat ini yang terjadi adalah bukan saling menasehati tetapi saling
melupakan.
Menyadari betapa pentingnya kultur saling menasehati dalam kehidupan sehari-hari sebagai
masyarakat Indonesia dan sebagai penyempurna akhlak kita sebagai umat muslim, makalah
ini bertujuan untuk membagun kembali kultur atau budaya yang kian merosot karena dampak
globalisasi yang mengakibatkan tingginya tingkat individualisme. Di dalam Al-Qur’an QS.
Lukman/31 : 13-14 bersyukur kepada Allah dan bersyukur kepada kdua orang tua. Syukur
kepada Allah berarti taqwa, taat kepada pimpinan sekalipun dipimpin seorang hamba yang
rendah berkulit hitam dan berpegang teguh kepada Sunah nabi dan Sunah para sahabat
Khulafaur Rasyidin. Sedang bersyukur kepada kedua orang tua adalah hormat dan patuh
mereka.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu kita untuk menyempurnakan sikap
kita sebagai makhluk ciptaan Alloh yang sempurna.
B.rumusan masalah
1.apa makna dari saling menasehati?
2.bagaimana cara kita agar menjadi manusia yang peduli?
C.tujuan
1. setelah membaca makalah ini, semoga pembaca dapat mengambil manfaatnya
2.semoga pembaca dapat memberikan kritik dan saran untuk menunjang penulisan
berikutnya dimasa yang akan datang
1
BAB II
PEMBAHASAN
)ال هَّلِل ِ َولِ ِكتَابِ ِه َولِ َرسُولِ ِه َوَأِلِئ َّم ِة ْال ُم ْسلِ ِمينَ َوعَا َّمتِ ِه ْم (صحيح مسلم
َ َصي َحةُ قُ ْلنَا لِ َم ْن ق
ِ َّالدِّينُ الن
Agama itu nasihat, kami bertanya: Untuk siapa ? Beliau menjawab untuk Allah, kitab-Nya,
Rasul-Nya, para pimpinan kaum msulimin dan umumnya kaum msulimin. (HR. Muslim)
Mayoritas isi kandungan agama adalah nasihat. Ada beberapa pengertian nasihat yang
berbeda bergantuk konteks kepada siapa nasihat itu diberika. Al-Khathabiy dan ulama lain
memberikan arti nasihat sebagaimana yang dikutib oleh al-Nawawi pada sayarah Muslim
sebagai berikut:
1. Nasihat untuk Allah diartikan beriman kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya,
mematuhi segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
2. Nasihat bagi kitab Allah, maknanya beriman keagungan kalam Allah al-Qur’an, membaca,
memahami dan mengamalkannya
3. Nasihat kepada Rasul-Nya, maknanya mengimani kebenarannya, patuh segala yang datang
dari padanya dan menghidupkan Sunah-sunahnya
4. Nasihat terhadap para pimpinan umat Islam, artinya membantu mereka dalam
melaksanakan kebenaran, taat segala perintahnya dan memberikan masukan saran secara
sopan jika mereka menyimpang.
5. Nasihat kepada kaum muslimin semuanya, artinya memberikan petunjuk dan bimbingan
kepada mereka untuk kemaslahatan dunia dan akhirat serta mencegah gangguan mereka
2
a. Sedangkan Ihsan secara sederhana diartikan berbuat baik. Berbuat baik adakalanya
dalam ibadah dan adakalanya bermuamalah dengan sesame manusia.
Ihsan dalam ibadah sebagaimana Hadis Rasulillah ketika ditanya oleh Jibril:
َ َأ ْن تَ ْعبُ َد هللاِ َكَأنــَّـ: ال فََأ ْخبِرْ نِ ْي َع ِن اِإل حْ َساِن قَا َل
)…(رواه مسلم َ فَِإ ْن لَ ْم تَ ُك ْن ت ََراهُ فَِإنَّهُ يَ َراك،ُك تَ َراه َ َق
Kemudian dia berkata lagi, “Beritakan padaku tentang Ihsan”. Lalu Rasul
bersabdab “Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, dan jika kamu tidak
dapat melihat- Nya maka sesungguhnya Allah melihat kamu”…(HR. Muslim)
Ihsan dalam ibadah berarti membaguskan ibadah, yaitu menyembah Allah seolah
melihat-Nya atau kalau tidak bisa sesungguhnya Allah melihat kita. Maknanya usahakan
ibadahnya dibuat yang paling bagus dengan menjaga adab dan tata kramanya baik lahir
maupun batin, terutama, keikhlasan, kekhusyu’an dan ke khudhu’annya. Sedangkan ihsan
berbuat baik dalam bermuamalah dengan sesama saudara dengan shilaturahim, membantu
kerepotan dan kekurangannya.
B . Ayat al-Qur’an dan Hadis Nabi Tentang Saling Nasehat dan Ihsan (berbuat baik)
Firman Allah dalam QS. Lukman/31 : 13-14 tentang nasihat
صـ ْينَا اِإْل ْن َسـانَ بِ َوالِ َد ْيـ ِه َح َملَ ْتـهُ ُأ ُّمهُ َو ْهنًــا ِ ك لَظُ ْل ٌم ع
َّ ) َو َو13( َظي ٌم َ ْي اَل تُ ْش ِر ْك بِاهَّلل ِ ِإ َّن ال ِّشر َّ َوَِإ ْذ قَا َل لُ ْق َمانُ اِل ْبنِ ِه َوهُ َو يَ ِعظُهُ يَا بُن
)14( صي ُر ْ
ِ ي ال َم َّ صالُهُ فِي عَا َم ْي ِن َأ ِن ا ْشكرْ لِي َولِ َوالِ َد ْيكَ ِإل
َ ُ َ َِعلَى َو ْه ٍن َوف
Kosa kata:
ُصالُه
َ ِوف =
َ bersapih dari susuan
Terjemahan:
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibubapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah,
dan menyapihnya dalam dua tahun.Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. 31:14)
3
Firman Allah QS. Al-Baqarah/2: 83 tentang berbuat ihsan. Namun di sini paparkan
QS. Al-Nisa/4 : 36 mengingat QS. Al-Baqarah/2: 83 sudah dibahas pada bab sebelumnya
KD 3.5. materi kelas 3 SMP tentang tata kraman dan sopan santun. Pada bab ini diganti
dengan ayat yang senada atau hamper sama kandungannya.
Kosa Kata:
ِ ب بِ ْال َج ْن
ب ِ َّاح
ِ َوالص = tetangga yang jauh
Terjemahan:
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.
Dan berbuat baiklah kepada dua orang tua ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil
dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri.(QS.2:
Hadis tentang memberi mau’izhah (peringatan) adalah sebagaimana berikut:
ُت ِم ْنهَــا ْال ُعيُــون ْ َصاَل ِة ْال َغدَا ِة َموْ ِعظَةً بَلِي َغةً َذ َرفَ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَوْ ًما بَ ْع َد َ ِ اريَةَ قَا َل َو َعظَنَا َرسُو ُل هَّللا ِ اض ْب ِن َس ِ َع َْن ْال ِعرْ ب
وصي ُك ْم بِتَ ْق َوى هَّللا ِ َوال َّس ْم ِع َوالطَّاعَــ ِة ِ ِّع فَ َما َذا تَ ْعهَ ُـد ِإلَ ْينَا يَا َرسُو َل هَّللا ِ قَا َل ُأ ٍ ت ِم ْنهَا ْالقُلُوبُ فَقَا َل َر ُج ٌل ِإ َّن هَ ِذ ِه َموْ ِعظَةُ ُم َود ْ ََو َو ِجل
ك ِم ْن ُك ْم فَ َعلَ ْيـ ِه
َ ك َذلِـ َأ ٌ
َ ضـاَل لَة فَ َم ْن ْد َر َ ـور فَِإنَّهَــا ُأْل ِ اختِاَل فــا َكثِــيرًا َوِإيَّا ُك ْم َو ُمحْـ َدثَاً ْ وَِإ ْن َع ْب ٌد َحبَ ِش ٌّي فَِإنَّهُ َم ْن يَ ِعشْ ِم ْن ُك ْم يَ َرى
ِ ت ا ُمـ
)ص ِحي ٌح ُ (أخرجه الترمذي َ نٌ س ح
َ َ ٌ
يث د ح
َِ ا َ
ذ َ ه ى س ي
َ ِع ُو بَأ ال َ ق ذج
َ ِِ َ ِ َ ا وَّ نال ب ا هيْ َ ل ع
َ وا َُّض َّاش ِدينَ ْال َم ْه ِدي َـ
ِّين ع ِ بِ ُسنَّتِي َو ُسنَّ ِة ْال ُخلَفَا ِء الر
Dari `Irbadh bin sariyah berkata : Rasulullah saw pernah memberikan mauizhah
kepada kita pada suatu hari setelah shalat shubuh dengan nasihat yang mengharukan
sehingga meneteskan air mata dan membuat hati menjadi takut. Maka ada seorang laki-laki
bertanya : “Apakah ini mauizhah terakhir apa yang engkau sampaikan kepada kita Ya
Rasulullah ?” Beliau bersabda : Aku wasiatkan kepada kalian hendaklah taqwa kepada
Allah, mendengar dan taat kepada pimpinan sekalipun ia seorang hamba Habsyi (berkulit
hitam). Sesungguhnya siapa di antara kalian yang hidup nanti akan melihat banyak
perpecahan dan perbedaan, jauhilah hal-hal yang baru sesungguhnya ia adalah sesat.
Barang siapa di antara kalian yang mendapatinya maka ikutilah sunnahku dan sunnah
khulafaur-Rasyidin yang mendapat petunjuk, gigitlah dengan gigi gerahammu. (HR. al-
Turmudzi, Hadis Hasan Shahih)
4
C . Nasihat Bersyukur Kepada Allah,
Sebagaimana dijelaskan pada QS. Lukman/31 : 13-14 tentang nasehat Lukman al-
Hakim kepada anaknya. Lukman al-Hakim adalah seorang ahli hikmah bukan seorang Nabi
yang diberi wahyu.Al-Hikmah artinya paham agama diberi akal yang kritis dan selalu
benar. Isi nasihat agar anak kesayangannya beryukur kepada Allah tidak meyekutukan-Nya
(tidak syirik) dengan sesuatu karena susungguhnya syirik itu suatu penganiayaan yang
agung. Nasihat syukur kepada anak Lukman sebagaimana perintah Allah kepada Lukman
agar bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat yang telah diberikannya. Perintah syukur
dengan tegas disebutkan pada ayat sebelumnya yakni QS. Lukman/31 : 12.
َولَقَ ْد آتَ ْينَا لُ ْق َمانَ ْال ِح ْك َمةَ َأ ِن ا ْش ُكرْ هَّلِل ِ َو َم ْن يَ ْش ُكرْ فَِإنَّ َما يَ ْش ُك ُر لِنَ ْف ِس ِه َو َم ْن َكفَ َر فَِإ َّن هَّللا َ َغنِ ٌّي َح ِميدـ
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu:”Bersyukurlah kepada
Allah.Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur
untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah
Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. (QS. 31:12)
Perintah bersyukur kepada Allah juga diulangi dan diperkuat pada ayat 14 Surat
Lukman َأ ِن ا ْش ُكرْ لِي hendaklah engkau bersyukur kepada-Ku. Bersyukur kepada Allah berarti
taat dan taqwa kepadanya, sebagaimana mau’izhah Nabi kepada para sahabat dengan suatu
mau’izhah yang meneteskan air mata dan menggetarkan hati agar para sahabat taqwa kepada
ِ ُأو Aku wasiatkan kepada kalian agar takwa kepada
Allah swt. Rasul bersaabda: ِ صي ُك ْم بِتَ ْق َوى هَّللا
Allah.
Isi mau’izhah yang diberikan Nabi Muhammd pada Hadis di atas realisasi syukur
kepada Allah yaitu taqwa, taat kepada pimpinan sekalipun dipimpin seorang hamba yang
rendah berkulit hitam dan berpegang teguh kepada Sunah nabi dan Sunah para sahabat
Khulafaur Rasyidin.
Redaksi ayat di atas menunjukkan betapa agung dan tingginya bersyukur kepada
kedua orang tua yang dijatuhkan setelah perintah menyembah kepada Allah. Orang tua
adalah manusia pertama dan utama di antara sekian banyak manusia yang lebih berhak
manerima kebaikan dari anak-anaknya. Karena sebab adanya orang tua inilah anak menjadi
ada. Andaikata tidak ada orang tua, anak tidak mungkin wujud di bumi ini. Dari orang tua
inilah anak lahir, karena kasih ebagi orang tua inilah anak bisa hidup dengan sempurna,
dengan perhatian orang tua inilah anak menjadi dewasa bahkan dengan kesungguhan orang
tua inilah anak menjadi orang yang pandai dan berkat do’a orang tua inilah anak menjadi
orang sukses.
Karena besar jasa orang tua inilah mulai mengandung yang sangat berat dan menyusui
selama 2 tahun. Anak diperintah bersyukur, hormat da patuh kepada kedua orang tua setelah
bersyukur kepada Allah. Firman Allah QS. Lukman/31 : 13-14
ِ ي ْال َم
صي ُر َ َأ ِن ا ْش ُكرْ لِي َولِ َوالِ َد ْي
َّ َك ِإل
Hendaklah kamu bersyukur kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu dan kepada-
Kulah tempat Kembali
5
Anak sekalipun menjadi pejabat teratas tetap harus hormat kepada orang tua. Anak
sekalipun menjadi orang pandai dan lebih pandai dari pada orang tuanya tetap harus taat
kepada orang tua. Orang tua ibarat seperti al-Qur’an sekalipun sudah rusak tetap harus
dihormati tidak boleh dihina, diremehkan dan diinjak-injak apalagi al-Qur’an yang masih
bagus.
َوا ْعبُدُوا هَّللا َ َواَل تُ ْش ِر ُكوا بِ ِه َش ْيًئا َوبِ ْال َوالِ َدي ِْن ِإحْ َسانًا
Dan sembahlah Allah jangan kamu sekutukan Dia dengan sesuatu dan berbuat baiklah
kepada kedua orang tua. Ibadah kebada Allah berarti:
والخشوع لسلطانه فى السر والجهر، عبادة هّللا هى الخضوع له وتمكين هيبته وعظمته من النفس
Ibadah kepada Allah adalah tunduk (khudhu’) kepada-Nya dan menghayati dalam jiwa
akan kehaibatan da keagungan-Nya serta khusyu’ terhadap kerajaan-Nya baik dalam
sembunyi maupun terbuka.[4]
Pengertian ibadah di atas sudah memasukkan makna ihsan kepada Allah yakni beribadah
secara khudhu’ dan khusyu’. Perintah menyembah kepada Allah, artinya taat segala perintah-
Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dengan rasa rendah hati, dan rendah diri disertai rasa
cinta dan agung. Ihsan dalam beribadah maknanya sebagaimana penjelasan di atas
menyembah kepada Allah dengan sebaik-baiknya dengan menjalankan wajib dan sunah-
sunahnya bahkan adab-adabnya, menjauhi yang membatalkan, yang haram dan yang makruh.
Ihsan dalam ibadah adalah melaksanakan ibadah dengan sebaik-baiknya yakni dengan
khusyu’ dan khudhu’. Ibadah yang baik adalah ibadah yang dikerjakan seolah-olah melihat
Allah atau Allah meliht engkau.
1. Kedua orang tua, dialah yang melahirkan dan membesarkan menjadi manusia yang
sempurna.
2. Kerabat, orang yang dekat hubungan keturunan seperti anak, cucu, saudara kandung,
paman, bibik dan seterusnya. Mereka lebih berhak menerima ihsan (kebikan) dari
saudaranya, karena mereka orang yang terdekat kepada orang tua.Berbuat Ihsan kepda
kerabat setelah berbuat ihsan kepada kedua orang tua dan setelah berbuat ihsan kepada Allah
swt.
Al-Maraghiy mengatakan, jika seseorang telah melakukan ihsan kepada Allah, maka lulurs
imannya dan baik amalnya. Jika seseorang telah melaksanakan hak-haka orang tua dengan
baik, maka menjadi baik pula rumah tangganya dan kemuarganya. Dan jika penghuni rumah
itu saling berbuat baik kepada kerabtnya, maka rumah tangga itu memiliki potensi yang besar
untuk membentuk persatuan umat.[5] 6
3. Yatim, seorang anak yang ditinggal wafat bapaknya. Bapak yang menjadi harapan masa
depannya telah tiada, sementara sang ibu tidak semampu bapak untuk mencukupi dan
memenuhi kehidupan sang anak, terutama dalam pendidika masa depan si anak. Tanggung
jawab ihsan dipikulkan kepada seluruh umat Islam yang ada kamampuan. Dalam ayat ini
kedudukan yatim disandingkan dengan kerabatlum kerabat da yakni setelah kerabat dan
sebelum miskin, seolah yatim dijadikan bagian kerabat kaum muslimin.
4. Miskin, orang yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan tidak mampu mencukupi kebutuhan
keluarganya.Miskin perlu mendapat ihsan dari kaum muslimin agar kondisi masyarakat
mendapat ketenangan dan tidak timbul pencurian atau kejahatan. Miskin ada dua macam;
miskin yang uzur karena kelemahannya tidak mampu berusaha perlu mendapaat ihsan. Kedua
miskin yang tidak uzur orang yang miskin karena hidup berpoya-poya, bentuk ini perlu
mendapat nasihat dan petunjuk mencari pekerjaan.
5. Tetangga dekat, ebagian ahli Tafsir ada yang mengartikan tetangga yang masih ada
hubungan kerabat atau tetangga yang dekat rumahnya ebagian pendapat sorang muslim
6. Tetangga jauh, tetangga yang jauh rumahnya tetpi masih dinamai tetangga atau diartikan
perantau) singkatnya tetangga baik dekat maupun jauh.
Sebagian pendapat tetangga jauh adalam non muslim seperti Yahudi dan Nashrani. Sebagian
pendapat mengatakan tetangga adalah 40 rumah di berbagai arah, atau mereka yang mendengar adzan.
7
BAB III
PENUTUP
A . KESIMPULAN
Makna nasehat beragam intinya anjuran (petunjuk, peringatan, teguran) yang baik, kehendak baik.
Saling menasihati berarti saling menganjurkan kebaikan, saling menghendaki kebaikan, dan saling
mengingatkan. Kata “nasihat” banyak disebutkan dalam beberapa Hadis di antaranya Hadis yang
diriwayatkan oleh Muslim bahwa agama itu nasihat. Sedangkan Ihsan secara sederhana diartikan berbuat
baik. Berbuat baik adakalanya dalam ibadah dan adakalanya bermuamalah dengan sesama manusia.
Isi kandungan QS. Lukman/31 : 13-14 bersyukur kepada Allah dan bersyukur kepada kdua orang
tua. Syukur kepada Allah berarti taqwa, taat kepada pimpinan sekalipun dipimpin seorang hamba yang
rendah berkulit hitam dan berpegang teguh kepada Sunah nabi dan Sunah para sahabat Khulafaur
Rasyidin. Sedang bersyukur kepada kedua orang tua adalah hormat da patuh mereka. Isi
kandungan QS. al-Nisa/4 : 36 Perintah berbuat Ihsan (berbuat baik) secara seimbang, yakni berbuat ihsan
kepada Allah dan berbuat Ihsan kepada manusia;dua orang tua ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
sahayamu. Bentuk bererbuat Ihsan dengan sesama manusia dalam berbagai bentuk,ucapan, perbuatan dan
sikap, secara moral maupun material dan social yang disebut dengan silaturahim.
B . saran
Islam mengajarkan umatnya untuk selalu berperilaku sopan dan santun. Termasuk
dalam cara menasehati orang. Tidak hanya memiliki adab menerima tamu , Islam juga
memiliki adab menasihati dalam Islam yang perlu ditaati.
Maka beliau menjawab, “Apabila kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam
kepadanya; apabila dia mengundangmu maka penuhilah undangannya; apabila dia
meminta nasehat kepadamu maka berilah nasihat kepadanya; apabila dia bersin lalu
memuji Allah maka doakanlah dia dengan bacaan yarhamukallah; apabila dia sakit
maka jenguklah ia; dan apabila dia meninggal maka iringilah jenazahnya ,” (HR.
Muslim).
8
Demikianlah makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya, namun kami juga manusia yang
mempunyai banyak salah. Mohon maaf bila dalam penyusunan masih terlalu banyak
kekurangan dan kesalahan. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk
menunjang criteria pembuatan karya tulis kami selanjutnya. Sekian dan trimakasih.
C . DAFTAR PUSTAKA
https://pdfcoffee.com/makalah-saling-menasehati-dalam-islamdocx-pdf-free.html