Disusun Oleh :
Nama : ASHLAH HAFIZAH
NIM : 2220112430
Kelas : 1C
DOSEN PENGAMPU :
ALI ASMUL,M.Pd
Nabi rindu pada umatnya yang penuh cinta. Maka hidup dengan penuh cinta dapat
membangun dunia ini, melestarikan semesta dengan sebaik-baiknya bukan dengan kebencian,
dendam, dan hasut.
Ia melanjutkan, jika ingin membangun dan menata hati perlu ada dasarnya, yaitu dasar iman
kepada Allah serta menyadari bahwa kita adalah umat Nabi Muhammad SAW.
Untuk menghadirkan rasa kasih sayang di hati manusia, yaitu dengan merenungkan bahwa di
padang mahsyar nanti manusia yang hidup dengan cinta, tanpa benci dan dendam itu
berkumpul di suatu tempat mendapatkan perlindungan oleh Allah SWT. Oleh sebab itu kita
perlu fokus mendoakan seseorang (yang telah menzalimi kita) dengan doa kebaikan
Dengan makhluk yang diciptakan atas kesempurnaan fisik lewat cara berpikir, terkadang
sering membuat ketenangan hati terabaikan.
Membuat agar hati selalu merasa tenang bukanlah perkara mudah. Namun, Buya Yahya
punya cara agar hati selalu dalam ketenangan.
Buya Yahya mengatakan setiap orang bisa mencari keindahan dunia, tetapi tidak boleh
menggantungkan nasibnya kepada dunia, melainkan semata-mata hanya kepada Allah SWT.
Kalau hati dan pikiranmu, orang boleh mencari dunia tapi tidak boleh menggantungkan
hatinya dengan dunia. Sehingga orang kalau menggantungkan hatinya, mengikat hatinya
dengan dunia, disaat tidak mendapatkannya dia gelisah, disaat mendapatkannya hilang pun
susah.
Buya Yahya juga mengatakan bahwa sesungguhnya urusan kita sebagai manusia bukan
kepada ciptaan-Nya melainkan kepada sang pencipta, Allah SWT.
"Nah ini urusan hati kita dengan siapa?, Dengan Allah SWT. Kalau hati kita memang sudah
diikat digantungkan kepada Allah SWT, apapun akan tenang," lanjut Buya Yahya.
Disaat kita sakit. Sakit hanya jasadnya, tapi kalau dia kenal Allah SWT bahwa dia tau dia
akan ada imbalan di hadapan Allah SWT. Maka rasa sakit akan menjadi reda, tidak semakin
sakit.
Dalam Al-Qur'an Suarah Ar-Rad, ada ayat yang berbunyi: “Ala bidzikrillahi tathmainnul-
qulub.” Yang artinya:
Menurut Buya Yahya, ketenangan hati adalah dengan terus mengingat Allah SWT, dan bukan
pada sesuatu yang berkaitan dengan dunia. Bukan kegembiraanmu di balik tumpukan
hartamu. Ia berharap dan mendoakan para jemaah yang hadir semoga tetap menjadi orang
yang rendah hati dan penuh cinta
● Dokumentasi :
Hal itu karena nikmat Allah sangatlah banyak, sebagaimana Allah berfirman :
َو ِإْن َتُع ُّد وا ِنْع َم َة ِهَّللا اَل ُتْح ُصوَها ِإَّن َهَّللا َلَغ ُفوٌر َر ِح يٌم
artinya dan jikalau kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu takkan dapat
menghitungnya.”
َو ِإْذ َتَأَّذ َن َر ُّبُك ْم َلِئْن َشَكْر ُتْم ألِزيَد َّنُك ْم َو َلِئْن َكَفْر ُتْم ِإَّن َع َذ اِبي َلَش ِد يٌد
“Sungguh bila kamu bersyukur atas nikmat-Ku akan Aku tambah nikmat-Ku kepadamu
namun apabila kamu mengingkari nikmat-Ku, sesungguhnya adzab-Ku amat pedih”
Dengan demikian, jika kita dapat mengamalkan firman Allah tersebut, Allah pasti akan
melipatgandakan nikmat-Nya dan menjauhkan adzab-Nya.
Demikian yang dapat saya sampaikan mudah-mudahan bermanfaat dan dapat kita amalkan
dalam kehidupan. Amin Yaa Robbal ‘Alamin..
terkait dengan ayat di atas Q.S. al-Nisâ [4]: 9), yang menarik untuk kita cermati
adalah bahwa ujung dari ayat tersebut adalah perintah kepada para orangtua agar “bertakwa
dan mengucapkan perkataan yang baik”. Itu memberi isyarat bahwa salah satu hal yang
penting dalam proses parenting (pola asuh dan pendidikan anak) adalah soal keteladanan
bertakwa dan pola komunikasi yang baik.
Karena itu, beliau berkata dengan Al Quran akhlak serta aqidah anak bisa terjaga
dengan baik. Ia meyakini, anak-anak yang sejak dini dikenalkan dengan Al Quran akan
menjadi sumber daya manusia (SDM) yang hebat.
Dokumentasi :