Anda di halaman 1dari 9

KAMUS SEJARAH

DI
S
U
S
U
N
OLEH :
NAFISA FAIRUZ

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 KOTA BIMA


TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah,
kepada keluarganya, kepada para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga
hari Kiamat, amma ba’du

Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari guru mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan
pengetahuan pada mata pelajaran yang sedang dipelajari, agar kami semua menjadi siswa/i
yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.

Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan
dan kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap perbaikan, kritik dan
saran yang sifatnya membangun.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi
kami sendiri umumnya para pembaca dan pendengar makalah ini.

PEMBAHASAN

• Pengertian Iman

Setiap manusia dilahirkan dengan itrah yang sama yaitu memiliki keyakinan tentang zat Yang
Maha Kuasa, yang dalam istilah agama disebut dengan iman . Iman berasal dari bahasa Arab dari
kata dasar amana - yu’minu - imanan, yang berarti beriman atau percaya. Adapun deinisi iman
menurut bahasa berarti kepercayaan, keyakinan, ketetapan atau keteguhan hati. Imam Syai’i dalam
sebuah kitab yang berjudul al-‘Umm mengatakan, sesungguhnya yang disebut dengan iman adalah
suatu ucapan, suatu perbuatan dan suatu niat, di mana tidak sempurna salah satunya jika tidak
bersamaan dengan yang lain.

• Cabang Iman
Iman terdiri dari enam pilar dan 77 cabang iman, di mana setiap cabang merupakan amalan
atau perbuatan yang harus dilakukan oleh seseorang yang mengaku beriman (mukmin). Cabang yang
77 itulah yang disebut dengan syu’abul iman. Syu’abul iman, dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yang
meliputi :

1. Niat, akidah dan hati terdiri dari 30 cabang iman


2. Lisan/ucapan terdiri dari 7 cabang iman
3. Seluruh anggota badan terdiri dari 40 cabang iman
Disini kami ditugaskan untuk mencari cabang iman yang berkaitan dengan lisan dan ucapan.

LISAN ATAU UCAPAN

Lisan adalah media komunikasi manusia yang menjembatani antara seseorang dan yang
lainnya sehingga mampu memahami maksud yang disampaikan dengan perantara indera wicara.
Amal yang berkaitan dengan lisan ada tujuh perkara/cabang, yaitu :
1. Melafazkan tauhid

‫َأ ْش َهُد َأ ْن اَل ِإَل َه ِإاَّل اللُه‬


"Asyhadu allaa ilaaha illallaah"

Artinya : Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah.

Tauhid artinya mengesakan Allah. Esa berarti Satu. Allah tidak boleh dihitung dengan satu,
dua atau seterusnya, karena kepada-Nya tidak layak dikaitkan dengan bilangan.Menurut bahasa
kata tauhid berasal dari bahasa Arab tauhid bentuk masdar (infinitif) dari kata wahhada, yang artinya
al-i’tiqaadu biwahdaniyyatillah (keyakinan atas keesaan Allah).

Contoh Penerapan dari Pengertian Tauhid dalam Kehidupan

• Tidak merasa hebat, sombong, atau takabur.

• Mensyukuri segala pemberian Allah SWT seperti napas, anggota tubuh, makanan, dan hal
lainnya.

• Yakin bahwa segala yang ada di dunia terjadi karena Allah.

• Yakin bahwa hanya Allah yang mampu membolak-balikan hati manusia.

2. Membaca Al Qur’an

Al-Qur’an adalah kalam Allah yang mengandung mukjizat, yang diturunkan kepada nabi dan
rasul terakhir dengan perantara malaikat Jibril AS yang ditulis dalam mushaf disampaikan secara
mutawatir dan merupakan ibadah bagi yang membacanya, yang diawali surat al-Fatihah dan diakhiri
surat an-Nas.

Al Quran menjadi petunjuk bagi manusia secara umum, petunjuk bagi orang- orang yang
bertakwa dan petunjuk bagi orang-orang yang beriman. Fungsi Al Quran sebagai pemisah adalah
dapat memisahkan antara yang hak dan yang batil, atau antara yang benar dan yang salah.

Manfaat Membaca Al-Quran Setiap Hari

Membaca Al-Qur'an dapat menenangkan pikiran dan batin serta cara agar hati tenang dan
dapat pula menjadikan rasa cinta terhadap Allah SWT, semua Nabi dan Rasul serta para Malaikat
menjadi lebih kuat . memberikan derajat dan wibawa lebih baik, memperoleh rahmat dan
perlindungan malaikat, memberi syafaat di hari kiamat, hingga menghindarkan dari sesat dan celaka
bagi pembacanya.

contoh penerapan membaca Al-Quran dalam kehidupan

• Mengajarkan membaca Alquran pada anak usia dini

• Senantiasa membaca Al-qur'an setiap selesai sholat

• Meluangkan waktu untuk membaca Al-quran di setiap harinya

• Memulai pelajaran dengan tadarus Al-qur'an

3. Mempelajari ilmu

Mempelajari/menuntut ilmu memiliki arti ikhtiar atau sebuah usaha dalam mempelajari
sebuah ilmu, baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat dengan tujuan agar ilmu tersebut dapat
bermanfaat untuk dirinya dan juga untuk orang lain.Ilmu dunia berfungsi untuk memudahkan dalam
hidup di dunia, sedangkan untuk ilmu akhirat sendiri dicari agar manusia dapat memiliki tuntutan
serta tidak tersesat dalam sebuah kebatilan.

Keutamaan Mempelajari Ilmu:

1. Ilmu adalah warisan para Nabi

2. Menuntut ilmu merupakan sebuah jalan menuju surga

3. Allah SWT Ingin Memberi Kebaikan

4. Allah SWT Akan Meninggikan Derajat

5. Akan terus mengalir walaupun sudah meninggal

Contoh penerapan mempelajari ilmu dalam kehidupan

• Menampakkan kesungguhan dalam belajar

• Memanfaatkan waktu waktu luang untuk membaca buku ilmu pengetahuan

• Menghadiri majelis ilmu


4. Mengajarkannya (mengamalkan ilmu)

Orang yang berilmu dan yang mengajarkannya akan dikenal seluruh makhluk. Makhluk-
makhluk tersebut akan memohonkan ampun atasnya kepada Allah.

Ibnu 'Abbas RA berkata; Rasul SAW bersabda; “Barang siapa yang berusaha mengamalkan ilmu yang
telah diketahuinya, maka Allah akan menunjukkan apa yang belum diketahuinya"

Keutamaan Mengajarkan Ilmu:

• Ia akan mendapatkan pahala semisal pahala orang yang ia ajarkan.


• Orang yang mengajarkan ilmu berarti telah melakukan amar ma’ruf nahi munkar, demi baiknya
tatanan masyarakat lewat saling menasehati.
• Termasuk bentuk saling tolong menolong dalam kebaikan dan takwa.
• Akan membimbing dan mewujudkan kehidupan bahagia pada tiap individu masyarakat dengan
adanya adab dan hukum Islam yang tersebar.

Contoh penerapan mengajarkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari:

• Memberikan wejangan, nasehat

• Menulis buku dalam ilmu yang bermanfaat.

• Dengan menjadi qudwah hasanah, memberi contoh kebaikan

5. Berdoa

Menurut bahasa doa adalah merupakan permintaan dan permohonan. Sedangkan, menurut
istilah doa adalah penyerahan diri kepada Allah SWT dalam memohon keinginan dan meminta
dihindarkan dari hal yang dibenci. Mengutarakan isi hati, menyampaikan rasa syukur, dan mengingat
kuasa Allah SWT yang begitu luar biasa, adalah cara terbaik untuk mendapatkan kedamaian.

Contoh penerapan berdoa dalam kehidupan:

• Berdoa ketika Menjelang waktu shalat dan sesudahnya

• Berdoa meminta bantuan kepada Allah saat menghadapi kesulitan

• Berdoa mengucap syukur kepada Allah

6. Berdzikir dan Beristighfar

Dzikir berasal dari kata dzakara, yadzukuru atau dzukr/dzikr yang memiiliki arti perbuatan
dengan lisan (menyebut, menuturkan, mengatakan) dan dengan hati (mengingat dan menyebut).

Keutamaan Dzikir

• Terlindung dari Bahaya Godaan Setan


• Tak Mudah Menyerah serta Putus Asa
• Memberi Ketenangan Jiwa serta Hati
• Memberi Ketenangan Jiwa serta Hati
• Mendapat Cinta serta kasih sayang Allah SWT contoh penerapan dzikir dan istighfar dalam
kehidupan
• Senantiasa mengucap dzikir setelan dan sebelum sholat
• Membaca dzikir setiap saat
• Dzikir bersama di sekolah pada saat imtaq

7. Menjauhi perkataan sia-sia (laghwun).

Berkataan sia-sia diperkenalkan oleh al-Quran dengan istilah laghw[un]. Ini untuk
menunjukkan perkataan yang mengandung kebatilan atau penyesatan. Suatu perkataan cukup
dikatakan laghw[un] jika mengandung penyesatan.Al-Laghw dari perkataan adalah ucapan apa saja
yang tidak bisa dijadikan sandaran. Ia disebutkan tanpa dasar dan tanpa pemikiran sehingga muncul
sebagai kesia- siaan.betapa merugi para pelaku laghw[un], melakukan kesia-siaan, tidak bermanfaat
bahkan berbahaya bagi dunia dan akhirat. Allah SWT menegaskan kebaikan penghuni Jannah-Nya
dijauhkan dari mendengar perkataan-perkataan laghw[un]

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah bersabda :

‫َمْن َك اَن ُيْؤ ِم ُن ِباِهّللا َو اْل َيْو َم اآلِخ ِر َفْل َيُق ْل َخ ْيًرا َاْو ِلَيْص ُمْت‬
Artinya: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia berkata yang baik
atau diam.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Oleh karena itu, setiap pribadi orang beriman, ia senantiasa memperhatikan kata-katanya
dalam berbicara, baik bicara langsung secara tatap muka, di mimbar, media, dalam tulisan, pesan
singkat atau dalam mengunggah status.

KESIMPULAN

Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan. Penting untuk


menjaga lisan. Sebab lisan diibaratkan pisau yang apabila salah menggunakannya akan melukai
banyak orang Menjaga lisan dari perkataan-perkataan yang tak layak adalah bukti keselarasan antara
apa yang tidak tampak dalam diri seseorang dengan apa yang keluar dari padanya. Mari kita jaga
ucapan-ucapan kita baik itu secara lisan maupun tulisan, karena segala apa yang kita lakukan dan
ucapkan akan menjadi pertanggung jawaban kelak di hadapan Allah.

Anda mungkin juga menyukai