Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KELOMPOK PENGGANTI PERKULIAHAN

AGAMA ISLAM II
“MATERI ULUL ALBAB”

Disusun Oleh:

Kelompok 3

Rima Amelia Ardisa 082011533021

Na’imatul Lu’lu’a 082111833006

Sofiya Hanifah Rilia 082111333036

Feyza Rizqia Ramadhani 082111333067

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2024
MATERI ULUL ALBAB

1. Apakah kita sudah tergolong menjadi pribadi yang Ulul Albab?


Jawab :
Iyaa, karena semua makhluk yang Allah swt ciptakan meskinya dan pastinya ada
kebermanfaatan dan kebermaslahatan. Mereka yang menggunakan akal sebagai
perenungan menuju kebermanfaatan dan kebermaslahatan adalah Manusia Ulil
Albab, sebab islam mengajarkan kita untuk mengembangkan sifat-sifat tertentu
agar bisa mencapai tingkatan yang tinggi dalam keimanan dan ketaqwaan. Salah
satu tingkatan tersebut adalah ulul albab, yang mencirikan orang-orang yang
memiliki hati yang cerdas dan penuh ketakwaan.
Ciri-ciri Ulul Albab dalam islam, antara lain, yaitu :
● Taqwa ketaatan.
Dapat ditemukan dalam Al-Qur’an Surah Ali Imran (3:133).
‫َو َس اِرُع ٓو ۟ا ِإَلٰى َم ْغ ِفَر ٍة ِّم ن َّرِّبُك ْم َو َج َّنٍة َع ْر ُض َها ٱلَّس َٰم َٰو ُت َو ٱَأْلْر ُض ُأِع َّد ْت ِلْلُم َّتِقيَن‬
Artinya: “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan
kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa” (3 : 133).
Menurut tafsir ringkas Kementerian Agama RI, setelah diperintahkan taat
kepada Allah dan nabi Muhammad, umat islam diperintahkan juga untuk
berlomba meningkatkan kualitas ketakwaan. Dan bersegeralah kamu dengan
saling mendahului untuk mencari ampunan dari tuhanmu dengan menyadari
kesalahan dan tidak mengulangi kesalahan yang sama, dan mengerjakan
amalan-amalan yang diridai Allah untuk mendapatkan surga yang luasnya
seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa,
yang taat menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Mereka adalah
orang yang terus-menerus berinfak di jalan Allah, baik di waktu lapang,
mempunyai kelebihan harta setelah kebutuhannya terpenuhi, maupun sempit,
yaitu tidak memiliki kelebihan, dan orangorang yang menahan amarahnya
akibat faktor apa pun yang memancing kemarahan dan memaafkan kesalahan
orang lain. Dan akan sangat terpuji orang yang mampu berbuat baik terhadap
orang yang pernah berbuat salah atau jahat kepadanya, karena Allah
mencintai, melimpahkan rahmat-Nya tiada henti kepada orang yang berbuat
kebaikan. Pesan-pesan yang mirip dengan kandungan ayat ini disampaikan
pula melalui surah an-nahl/16: 126; asy-syura'/42: 40 dan 43.
● Berpikir dan merenung.
Dalam Al-Qur’an Surah Sad (38:29). Mengingat bahwa Al-Qur'an itu
memberi petunjuk ke tujuan-tujuan yang benar dan kesimpulan-kesimpulan
yang masuk akal dan jelas, maka Allah SWT berfirman:
‫ِكَٰت ٌب َأنَز ْلَٰن ُه ِإَلْيَك ُم َٰب َر ٌك ِّلَيَّد َّبُر ٓو ۟ا َء اَٰي ِتِهۦ َو ِلَيَتَذَّك َر ُأ۟و ُلو۟ا ٱَأْلْلَٰب ِب‬
Artinya: “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh
dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya
mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” (38:29).
● Sabar dan syukur.
Dalam Al-Qur’an Surah Ibrahim (14:7).
‫َو ِإْذ َتَأَّذ َن َر ُّبُك ْم َلِئن َشَكْر ُتْم َأَلِزيَد َّنُك ْم ۖ َو َلِئن َكَفْر ُتْم ِإَّن َع َذ اِبى َلَش ِد يٌد‬
Artinya: “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih.” (14:7).
Pelajaran dari ayat di atas adalah janji Allah ta’ala akan tambahan nikmat
bagi yang bersyukur atas nikmat Allah kepadanya serta jika ingkar kepada
nikmat Allah merupakan sebab hilangnya kenikmatan itu.
● Bersedekah dan beramal sholeh.
Dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah (2:261)
‫َم َثُل اَّلِذ يَن ُيْنِفُقوَن َأْم َو اَلُهْم ِفي َس ِبيِل ِهَّللا َك َم َثِل َح َّبٍة َأْنَبَتْت َس ْبَع َس َناِبَل ِفي ُك ِّل ُس ْنُبَلٍة ِم اَئُة َح َّبٍة َو ُهَّللا‬
ٌ ‫ُيَض اِع ُف ِلَم ْن َيَش اُء َو ُهَّللا َو اِس ٌع َع ِل‬
‫يم‬
Artinya : “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah
melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah
Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (2:261).
Hal ini merupakan perumpamaan yang dibuat oleh Allah Swt. untuk
menggambarkan perlipatgandaan pahala bagi orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah dan mencari keridaan-Nya. Setiap amal kebaikan itu
dilipatgandakan pahalanya menjadi sepuluh kali lipat, sampai kepada tujuh
ratus kali lipat.

2. Deskripsikan aktivitas dalam keseharian kita dalam sebagai anggota keluarga,


mahasiswa, anggota masyarakat yang dapat mencerminkan pribadi Ulul Albab?
Jawab :
Ulil albab artinya orang-orang yang berakal. Seorang ulil albab adalah seseorang
yang selalu sadar diri dan sadar akan perannya dalam masyarakat.
● Sebagai anggota keluarga
- Dapat memanfaatkan waktu dengan baik, seperti malam untuk beristirahat
dan tak lupa rajin beribadah, dan juga membantu pekerjaan yang ada
dirumah.
● Sebagai mahasiswa
- Bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, dengan rajin belajar dan
membaca buku pengetahuan. Supaya dapat mendapatkan banyak ilmu
baru yang dapat dimanfaatkan dan diaplikasikan untuk kehidupan sehari-
hari.
- Kritis dalam mendengarkan pembicaraan, dapat memberikan pandangan
kita terhadap suatu opini atau teori dengan dasar yang jelas.
- Bersedia mendakwahkan ilmu yang dimilikinya kepada masyarakat,
Seseorang yang berilmu harus menyebarkan kembali ilmu yang
dimilikinya untuk masyarakat, supaya ilmu itu dapat terasa manfaatnya
● Sebagai anggota masyarakat
- Peduli lingkungan di sekitar masyarakat, dengan cara melalui penanganan
sampah tidak hanya sekedar membuang sampah pada tempatnya, namun
juga dapat memberikan manfaat dengan cara memilah jenis sampah sesuai
dengan jenisnya.
3. Uraikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengikhtiarkan diri menjadi Ulul
Albab?
Jawab :
● Studi Al-Qur'an dan Hadis: Memperdalam pemahaman terhadap Al-
Qur'an dan Hadis merupakan langkah penting dalam menjadi Ulul
Albab. Hal ini mencakup mempelajari tafsir Al-Qur'an dan memahami
konteks sejarah serta hukum-hukum yang terkandung di dalamnya.
● Pengembangan Ilmu Pengetahuan: Selain mempelajari agama, Ulul
Albab juga memiliki pengetahuan luas di bidang ilmu pengetahuan
umum seperti ilmu pengetahuan alam, sosial, dan humaniora.
Memperdalam pemahaman terhadap ilmu pengetahuan dapat membantu
dalam mengintegrasikan pengetahuan agama dengan konteks kehidupan
sehari-hari.
● Berpegang pada Etika Islam: Ulul Albab menjunjung tinggi nilai-nilai
etika Islam dalam setiap aspek kehidupan. Hal ini meliputi sikap saling
menghormati, toleransi, keadilan, dan kejujuran dalam segala hal.
● Mendalami Akhlak Mulia: Ulul Albab berusaha untuk meneladani
akhlak Rasulullah Muhammad SAW. Mereka berusaha untuk menjadi
pribadi yang sabar, tawadhu' (rendah hati), dan berakhlak mulia dalam
segala situasi.
● Beribadah dengan Konsistensi: Ulul Albab menjadikan ibadah sebagai
inti dari kehidupan mereka. Mereka melaksanakan shalat dengan
khusyuk, memperbanyak dzikir, dan berusaha untuk meningkatkan
kualitas ibadah mereka secara konsisten.
● Membangun Komunitas Islami yang Baik: Mengikuti kelompok atau
komunitas Islam yang baik dapat membantu seseorang dalam
meningkatkan pemahaman agama dan mendapatkan dukungan dalam
perjalanan kehidupan spiritualnya.
● Berpegang pada Sunnah: Ulul Albab berusaha untuk mengikuti jejak
Rasulullah SAW dalam setiap aspek kehidupan mereka. Mereka
mempelajari dan mengamalkan sunnah-sunnah Nabi sebagai pedoman
dalam beribadah dan berinteraksi dengan sesama manusia.
● Berlindung dari Perilaku dan Lingkungan Negatif: Ulul Albab berusaha
untuk menjauhi perilaku dan lingkungan yang dapat merusak keimanan
dan akhlak mereka. Mereka memilih teman dan lingkungan yang positif
serta menjaga diri dari godaan yang dapat mengganggu kehidupan
spiritual mereka.
Hal yang harus dilakukan untuk menjadi Ulil Albab, antara lain fokus pada
tujuan dan cita-cita, tekun belajar, kreatif dan produktif, memiliki motivasi dan
keyakinan yang tinggi, menerapkan kedisiplinan dalam tiap tingkah laku serta
selalu menjaga kesehatan jasmani dan rohani.

Anda mungkin juga menyukai