1. Apakah kita sudah tergolong menjadi pribadi yang Ulul Albab?
Jawab : Iyaa, karena semua makhluk yang Allah swt ciptakan meskinya dan pastinya ada kebermanfaatan dan kebermaslahatan. Mereka yang menggunakan akal sebagai perenungan menuju kebermanfaatan dan kebermaslahatan adalah Manusia Ulil Albab, sebab islam mengajarkan kita untuk mengembangkan sifat-sifat tertentu agar bisa mencapai tingkatan yang tinggi dalam keimanan dan ketaqwaan. Salah satu tingkatan tersebut adalah ulul albab, yang mencirikan orang-orang yang memiliki hati yang cerdas dan penuh ketakwaan. Ciri-ciri Ulul Albab dalam islam, antara lain, yaitu : ● Taqwa ketaatan. Dapat ditemukan dalam Al-Qur’an Surah Ali Imran (3:133). َو َس اِرُع ٓو ۟ا ِإَلٰى َم ْغ ِفَر ٍة ِّم ن َّرِّبُك ْم َو َج َّنٍة َع ْر ُض َها ٱلَّس َٰم َٰو ُت َو ٱَأْلْر ُض ُأِع َّد ْت ِلْلُم َّتِقيَن Artinya: “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” (3 : 133). Menurut tafsir ringkas Kementerian Agama RI, setelah diperintahkan taat kepada Allah dan nabi Muhammad, umat islam diperintahkan juga untuk berlomba meningkatkan kualitas ketakwaan. Dan bersegeralah kamu dengan saling mendahului untuk mencari ampunan dari tuhanmu dengan menyadari kesalahan dan tidak mengulangi kesalahan yang sama, dan mengerjakan amalan-amalan yang diridai Allah untuk mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, yang taat menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Mereka adalah orang yang terus-menerus berinfak di jalan Allah, baik di waktu lapang, mempunyai kelebihan harta setelah kebutuhannya terpenuhi, maupun sempit, yaitu tidak memiliki kelebihan, dan orangorang yang menahan amarahnya akibat faktor apa pun yang memancing kemarahan dan memaafkan kesalahan orang lain. Dan akan sangat terpuji orang yang mampu berbuat baik terhadap orang yang pernah berbuat salah atau jahat kepadanya, karena Allah mencintai, melimpahkan rahmat-Nya tiada henti kepada orang yang berbuat kebaikan. Pesan-pesan yang mirip dengan kandungan ayat ini disampaikan pula melalui surah an-nahl/16: 126; asy-syura'/42: 40 dan 43. ● Berpikir dan merenung. Dalam Al-Qur’an Surah Sad (38:29). Mengingat bahwa Al-Qur'an itu memberi petunjuk ke tujuan-tujuan yang benar dan kesimpulan-kesimpulan yang masuk akal dan jelas, maka Allah SWT berfirman: ِكَٰت ٌب َأنَز ْلَٰن ُه ِإَلْيَك ُم َٰب َر ٌك ِّلَيَّد َّبُر ٓو ۟ا َء اَٰي ِتِهۦ َو ِلَيَتَذَّك َر ُأ۟و ُلو۟ا ٱَأْلْلَٰب ِب Artinya: “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” (38:29). ● Sabar dan syukur. Dalam Al-Qur’an Surah Ibrahim (14:7). َو ِإْذ َتَأَّذ َن َر ُّبُك ْم َلِئن َشَكْر ُتْم َأَلِزيَد َّنُك ْم ۖ َو َلِئن َكَفْر ُتْم ِإَّن َع َذ اِبى َلَش ِد يٌد Artinya: “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (14:7). Pelajaran dari ayat di atas adalah janji Allah ta’ala akan tambahan nikmat bagi yang bersyukur atas nikmat Allah kepadanya serta jika ingkar kepada nikmat Allah merupakan sebab hilangnya kenikmatan itu. ● Bersedekah dan beramal sholeh. Dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah (2:261) َم َثُل اَّلِذ يَن ُيْنِفُقوَن َأْم َو اَلُهْم ِفي َس ِبيِل ِهَّللا َك َم َثِل َح َّبٍة َأْنَبَتْت َس ْبَع َس َناِبَل ِفي ُك ِّل ُس ْنُبَلٍة ِم اَئُة َح َّبٍة َو ُهَّللا ٌ ُيَض اِع ُف ِلَم ْن َيَش اُء َو ُهَّللا َو اِس ٌع َع ِل يم Artinya : “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (2:261). Hal ini merupakan perumpamaan yang dibuat oleh Allah Swt. untuk menggambarkan perlipatgandaan pahala bagi orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah dan mencari keridaan-Nya. Setiap amal kebaikan itu dilipatgandakan pahalanya menjadi sepuluh kali lipat, sampai kepada tujuh ratus kali lipat.
2. Deskripsikan aktivitas dalam keseharian kita dalam sebagai anggota keluarga,
mahasiswa, anggota masyarakat yang dapat mencerminkan pribadi Ulul Albab? Jawab : Ulil albab artinya orang-orang yang berakal. Seorang ulil albab adalah seseorang yang selalu sadar diri dan sadar akan perannya dalam masyarakat. ● Sebagai anggota keluarga - Dapat memanfaatkan waktu dengan baik, seperti malam untuk beristirahat dan tak lupa rajin beribadah, dan juga membantu pekerjaan yang ada dirumah. ● Sebagai mahasiswa - Bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, dengan rajin belajar dan membaca buku pengetahuan. Supaya dapat mendapatkan banyak ilmu baru yang dapat dimanfaatkan dan diaplikasikan untuk kehidupan sehari- hari. - Kritis dalam mendengarkan pembicaraan, dapat memberikan pandangan kita terhadap suatu opini atau teori dengan dasar yang jelas. - Bersedia mendakwahkan ilmu yang dimilikinya kepada masyarakat, Seseorang yang berilmu harus menyebarkan kembali ilmu yang dimilikinya untuk masyarakat, supaya ilmu itu dapat terasa manfaatnya ● Sebagai anggota masyarakat - Peduli lingkungan di sekitar masyarakat, dengan cara melalui penanganan sampah tidak hanya sekedar membuang sampah pada tempatnya, namun juga dapat memberikan manfaat dengan cara memilah jenis sampah sesuai dengan jenisnya. 3. Uraikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengikhtiarkan diri menjadi Ulul Albab? Jawab : ● Studi Al-Qur'an dan Hadis: Memperdalam pemahaman terhadap Al- Qur'an dan Hadis merupakan langkah penting dalam menjadi Ulul Albab. Hal ini mencakup mempelajari tafsir Al-Qur'an dan memahami konteks sejarah serta hukum-hukum yang terkandung di dalamnya. ● Pengembangan Ilmu Pengetahuan: Selain mempelajari agama, Ulul Albab juga memiliki pengetahuan luas di bidang ilmu pengetahuan umum seperti ilmu pengetahuan alam, sosial, dan humaniora. Memperdalam pemahaman terhadap ilmu pengetahuan dapat membantu dalam mengintegrasikan pengetahuan agama dengan konteks kehidupan sehari-hari. ● Berpegang pada Etika Islam: Ulul Albab menjunjung tinggi nilai-nilai etika Islam dalam setiap aspek kehidupan. Hal ini meliputi sikap saling menghormati, toleransi, keadilan, dan kejujuran dalam segala hal. ● Mendalami Akhlak Mulia: Ulul Albab berusaha untuk meneladani akhlak Rasulullah Muhammad SAW. Mereka berusaha untuk menjadi pribadi yang sabar, tawadhu' (rendah hati), dan berakhlak mulia dalam segala situasi. ● Beribadah dengan Konsistensi: Ulul Albab menjadikan ibadah sebagai inti dari kehidupan mereka. Mereka melaksanakan shalat dengan khusyuk, memperbanyak dzikir, dan berusaha untuk meningkatkan kualitas ibadah mereka secara konsisten. ● Membangun Komunitas Islami yang Baik: Mengikuti kelompok atau komunitas Islam yang baik dapat membantu seseorang dalam meningkatkan pemahaman agama dan mendapatkan dukungan dalam perjalanan kehidupan spiritualnya. ● Berpegang pada Sunnah: Ulul Albab berusaha untuk mengikuti jejak Rasulullah SAW dalam setiap aspek kehidupan mereka. Mereka mempelajari dan mengamalkan sunnah-sunnah Nabi sebagai pedoman dalam beribadah dan berinteraksi dengan sesama manusia. ● Berlindung dari Perilaku dan Lingkungan Negatif: Ulul Albab berusaha untuk menjauhi perilaku dan lingkungan yang dapat merusak keimanan dan akhlak mereka. Mereka memilih teman dan lingkungan yang positif serta menjaga diri dari godaan yang dapat mengganggu kehidupan spiritual mereka. Hal yang harus dilakukan untuk menjadi Ulil Albab, antara lain fokus pada tujuan dan cita-cita, tekun belajar, kreatif dan produktif, memiliki motivasi dan keyakinan yang tinggi, menerapkan kedisiplinan dalam tiap tingkah laku serta selalu menjaga kesehatan jasmani dan rohani.