Anda di halaman 1dari 13

Keimanan dan Implikasi

Tauhid dalam Islam


Islam adalah salah satu agama terbesar di dunia, dengan lebih dari satu miliar penganut di
seluruh dunia. Salah satu aspek paling fundamental dalam ajaran Islam adalah konsep
tauhid, yang menegaskan keesaan Allah. Tauhid adalah fondasi ajaran Islam dan memiliki
dampak yang mendalam pada kehidupan seorang Muslim. Keimanan pada tauhid
merupakan aspek utama dari praktik keagamaan Muslim dan mempengaruhi seluruh aspek
kehidupan mereka. Keimanan dalam Islam diawali dengan usaha-usaha memahami
kejadian dan kondisi alam sehingga timbul dari sana pengetahuan akan adanya Yang
Mengatur alam semesta ini, dari pengetahuan tersebut kemudian akal akan berusaha
memahami esensi dari pengetahuan yang didapatkan. Keimanan dalam ajaran Islam tidak
sama dengan persangkaan tetapi harus melalui ilmu dan pemahaman.
Implementasi dari sebuah keimanan seseorang adalah ia mampu berakhlak terpuji,
sedangkan implikasi Tauhid yaitu Tauhid yang dibawa Rasulullah memiliki implikasi
terhadap kesetaraan antara manusia karena: “Tiada Tuhan Selain Allah SWT”. Artinya
semua manusia sama, setara, semuanya adalah sama-sama ciptaan. Maka manusia bukanlah
Tuhan bagi manusia yang lainnya.
Defenisi Iman
Keimanan dalam Islam adalah keyakinan yang kuat terhadap keberadaan Allah SWT, serta segala ajaran
dan tuntunan-Nya. Keimanan ini berkaitan erat dengan konsep tauhid, yaitu keyakinan bahwa hanya ada satu
Tuhan yang berkuasa atas segala sesuatu.
Dalam Islam, keimanan bukan hanya sekedar keyakinan tanpa tindakan nyata. Seorang Muslim harus
mengamalkan keyakinannya dalam kehidupan sehari-hari, seperti dengan menjalankan ibadah dan menaati
perintah Allah SWT. Kata iman berasal dari kata kerja amina-yu’manu -amanan yang berarti percaya. Oleh
karena itu, iman yang berarti percaya menunjuk sikap batin yang terletak dalam hati. Dalam surah al-
Baqarah ayat 165 dikatakan bahwa orang yang beriman adalah orang yang amat sangat cinta kepada Allah
(asyaddu hubbanlillah). Oleh karena itu beriman kepada Allah berarti amat sangat rindu terhadap ajaran Allah,
yaitu Al-Quran menurut Sunnah Rasul. Hal itu karena apa yang dikehendaki Allah, menjadi kehendak orang
yang beriman, sehingga dapat menimbulkan tekad untuk mengorbankan segalanya dan kalau perlu
mempertaruhkan nyawa.
Dalam hadits diriwayatkan Ibnu Majah, iman itu dipercaya dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan
diwujudkan dengan amal perbuatan. Dengan demikian, iman merupakan kesatuan atau keselarasan antara hati,
ucapan, dan laku perbuatan, serta dapat juga dikatakan sebagai pandangan dan sikap hidup atau gaya hidup.
Istilah iman dalam al-Qur’an selalu dirangkaikan dengan kata lain yang memberikan corak dan warna tentang
sesuatu yang diimani, seperti dalam surat al-Ankabut: 52

Artinya: Katakanlah: “Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan antaramu. Dia mengetahui apa yang di
langit dan di bumi. Dan orang-orang yang percaya kepada yang batil dan ingkar kepada Allah, mereka itulah
orang-orang yang merugi.
Dikaitkan dengan kata bathil, yaitu walladziina aamanuu bil baathili. Bhatil berarti tidak benar menurut Allah
Sementara dalam al-Baqarah: 4

Artinya..dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan
Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.
iman dirangkaikan dengan kata ajaran yang diturunkan Allah (yu’minuuna bimaa unzila ilaika wamaa
unzila min qablika).
Kata iman yang tidak dirangkaikan dengan kata lain dalam al-Qur’an, mengandung arti positif.
Dengan demikian, kata iman yang tidak dikaitkan dengan kata Allah atau dengan ajarannya, dikatakan
sebagai iman haq. Sedangkan yang dikaitkan dengan selainnya, disebut iman bathil.
Maksud dari Iman Haq adalah iman yang benar, yakni keimanan yang hanya ditujukan kepada Allah
SWT, pada kitab-Nya, malaikat-Nya, rasul-Nya, hari akhir juga takdir-Nya. Adapun iman
batil adalah iman yang salah/keliru sebab keimanan ini ditujukan pada selain Allah SWT.
Artinya: Rasulullah SAW bersabda ''Iman itu kadang naik kadang turun

Sebelum menemukan solusi mengatasi futur, kita harus mengetahui penyebab-penyebab futur. Ulama
menegaskan ada beberapa faktor yang menimbulkan keadaan future.
1. Lingkungan >< Solusi untuk mengatasinya adalah menemukan atau menciptakan lingkungan yang dapat
meningkatkan iman kita. dengan bergabung dalam komunitas orang-orang yang sama-sama ingin meningkatkan
kualitas ibadah dan iman. Dengan begitu, akan terbentuk lingkungan yang saling menyemangati untuk kebaikan.
2. Maksiat >< Jika seorang muslim mulai merasakan turunnya kuantitas dan kualitas ibadahnya, maka ia
perlu mengevaluasi aktivitasnya, apakah ada maksiat yang ia lakukan. Setelah itu, dia dapat mulai
menguranginya, dan mengisi waktu yang tersisa dengan amal shaleh. Ulama menyarankan agar kita memulai
dengan ibadah yang ringan. Mulai dari merutinkan ibadah wajib, hingga ibadah-ibadah sunnah yang ringan seperti
shalat dhuha dua rakaat dan witir. Jika sudah terbiasa dan konsisten, baru menaikkan intensitasnya dengan ibadah
sunnah lainnya.
3. Cinta berlebihan terhadap dunia >< Mengalokasikan terlalu banyak waktu untuk kesenangan dunia akan
mengurangi energi untuk beribadah. Misalnya, ketika seseorang bekerja terlalu keras hingga lupa waktu shalat.
Niat hati mendapat promosi di kantor bukan berarti harus meninggalkan shalat Zuhur, Ashar, Magrib, dan
seterusnya. Rasulullah ‫ ﷺ‬mengajarkan bahwa solusi mengatasi cinta berlebihan kepada dunia adalah
dengan mengingat mati.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Iman itu ada tujuh puluh sekian pintu. Yang paling rendah dari iman adalah menyingkirkan
gangguan dari jalanan. Yang paling tinggi adalah kalimat laa ilaha illallah.” (HR. Muslim, no. 35 dan
Tirmidzi, no. 2614)
Para ahli hadis ini menjelaskan dan merangkum 77 cabang keimanan tersebut menjadi 3 kategori atau
golongan berdasarkan pada hadis Ibnu Majah berikut ini: Artinya:"Dari Ali bin Abi Thalib r.a. berkata,
Rasulullah Saw. bersabda: iman adalah tambatan hati, ucapan lisan dan perwujudan
perbuatan"(H.R.IbnuMajah)
Dengan kata lain, dimensi dari keimanan itu menyangkut tiga ranah yaitu:
- Ma'rifatun bil qalbi yaitu meyakini dengan hati
- Iqrarun bil lisan yaitu diucapkan dengan lisan
- ‘Amalun bil arkan yaitu mengamalkannya dengan perbuatan anggota badan .
Tauhid dan impikasinya
Keimanan (iman) dalam Islam merujuk pada keyakinan dalam ajaran-ajaran agama Islam. Salah satu aspek
penting dalam keimanan Islam adalah konsep tauhid, yang mengacu pada keyakinan akan keesaan Allah.
Kalimat Tauhid membawa pengertian mengetahui, mengakui dan mempercayai bahwa sesungguhnya sembahan
yang benar dan berhak disembah ialah Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT) semata-mata. Tauhid adalah fondasi
dari ajaran Islam dan memiliki implikasi yang sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim. Tauhid
mencakup berbagai aspek :
1. Tauhid rububiyyah: Ini mengacu pada keyakinan bahwa Allah adalah Pencipta, Pemelihara, dan Pengatur
alam semesta. Implikasinya adalah pengakuan bahwa Allah adalah satu-satunya sumber segala sesuatu
yang terjadi dalam dunia. Ini berarti bahwa tidak ada entitas lain yang berpartisipasi dalam proses
penciptaan, pemeliharaan, atau pengaturan alam semesta. Allah adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Tauhid Rububiyyah memiliki implikasi yang mendalam dalam pemahaman tentang Allah dan hubungan
manusia dengan-Nya. Dalil Az-zukhruf: 87
Artinya: Dan sungguh jika kamu bertanya
kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan mereka,
niscaya mereka menjawab: "Allah",
maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)?
Artinya: Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara
segala sesuatu. (Az-Zumar:62)

Artinya: Dan tidak ada suatu binatang melata pun


di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya. (Hud:6)

Berikut adalah beberapa implikasi dari Tauhid Rububiyyah dalam kehidupan sehari-hari:
1. Ketundukan dan Ketergantungan pada Allah: Keyakinan dalam Tauhid Rububiyyah mengingatkan seorang Muslim akan
kekuasaan Allah sebagai Pencipta dan Pengatur alam semesta.
2. Keteguhan dalam Ketidakpastian: Dalam kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian, keimanan dalam Tauhid Rububiyyah
memberikan ketenangan pikiran.
3. Rasa Syukur dan Keprihatinan Terhadap Lingkungan: Keyakinan dalam Tauhid Rububiyyah mendorong rasa syukur terhadap
Allah atas segala pemberian-Nya.
4. Kepatuhan terhadap Hukum-Hukum Allah: Keyakinan dalam Tauhid Rububiyyah memotivasi seorang Muslim untuk patuh
terhadap hukum-hukum Allah.
5. Penerimaan dalam Kesulitan: Ketika menghadapi cobaan dan kesulitan dalam kehidupan, keyakinan dalam Tauhid
Rububiyyah membantu seorang Muslim untuk menerima dengan lapang dada.
6. Penghindaran dari Syirik: Salah satu implikasi penting dari Tauhid Rububiyyah adalah menghindari syirik, yaitu
menyekutukan Allah dengan sesuatu atau seseorang dalam penciptaan dan pengaturan alam semesta.
7. Pandangan Positif tentang Dunia: Seorang Muslim yang memahami Tauhid Rububiyyah melihat dunia ini sebagai tanda
kebesaran Allah.
2. Tauhid uluhiyyah: Ini berarti mengakui bahwa hanya Allah yang berhak untuk disembah. Hanya Allah yang
layak menerima ibadah, penyembahan, dan pengabdian. Implikasinya adalah bahwa semua ibadah dan
penghambaan harus ditujukan hanya kepada Allah, tanpa sekutu atau perantara. Tauhid Uluhiyyah mengajarkan
penghindaran penyembahan terhadap selain Allah dan menempatkan-Nya sebagai fokus utama ibadah. Dalil Al-
an’am: 162

Artinya: Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku,


hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.

Al-anbiya:25

Artinya: Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya:
"Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku".
Tauhid Uluhiyyah memiliki implikasi yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari seorang Muslim. Berikut adalah
beberapa implikasi dari Tauhid Uluhiyyah dalam kehidupan sehari-hari:
1. Penyembahan Hanya Kepada Allah: Implikasi paling mendasar dari Tauhid Uluhiyyah adalah bahwa seorang
Muslim hanya menyembah Allah dan tidak ada yang lain. Ini mencakup shalat, doa, puasa, zakat, dan semua
bentuk ibadah lainnya yang hanya ditujukan kepada Allah.
2. Menjauhi Kesyirikan: Seorang Muslim yang memahami Tauhid Uluhiyyah akan sangat menjauhi syirik, yaitu
menyekutukan Allah dengan sesuatu atau seseorang dalam ibadah
3. Menjaga Kesucian Niat: Implikasi lainnya adalah pentingnya menjaga kesucian niat dalam ibadah.
4. Menyadari Keterbatasan Diri: Tauhid Uluhiyyah mengingatkan seorang Muslim akan keterbatasan diri mereka
sendiri.
5. Mengintegrasikan Iman dalam Tindakan: Implikasi dari Tauhid Uluhiyyah adalah mengintegrasikan iman dalam
tindakan sehari-hari.
6. Menjalani Hidup sesuai dengan Ajaran Islam: Tauhid Uluhiyyah memotivasi seorang Muslim untuk menjalani
kehidupan sesuai dengan ajaran Islam dalam segala aspek.
Dengan demikian, Tauhid Uluhiyyah memiliki dampak yang mendalam dalam kehidupan sehari-hari seorang Muslim.
Ini membentuk tindakan, etika, dan prioritas dalam hidup, serta memastikan bahwa penyembahan dan ibadah
hanya ditujukan kepada Allah semata.
Kesimpulan
Dalam Islam, keimanan dan tauhid memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan
seorang Muslim. Keimanan menjadi dasar dari segala tindakan dan perilaku seorang Muslim,
sedangkan tauhid membentuk pandangan hidup yang utuh dan menyeluruh. Oleh karena itu,
penting bagi kita untuk memahami konsep keimanan dan implikasi tauhid dalam kehidupan
sehari-hari.
Kita harus mengingat bahwa keimanan bukanlah sekadar keyakinan tanpa tindakan.
Sebaliknya, keimanan harus tercermin dalam setiap aspek kehidupan seorang Muslim, baik itu
dalam hubungan dengan Allah maupun dengan sesama manusia. Begitu juga dengan tauhid,
yang tidak hanya berkaitan dengan keyakinan tentang keesaan Allah, tetapi juga tentang
bagaimana kita menjalani kehidupan sebagai hamba-Nya.
Dengan memperdalam pengetahuan kita tentang keimanan dan tauhid, kita dapat memperkuat
iman dan meningkatkan kualitas kehidupan kita sebagai seorang Muslim. Mari kita terus
belajar dan mengamalkan nilai-nilai keimanan dan tauhid dalam kehidupan sehari-hari.
Thanks!
Does anyone have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including


icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai