Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 4

Pokok-pokok ajaran islam

DISUSUN OLEH:
Nama kelompok : 1.Khafari Fajar Fardhu (G1C022008)
2.Deki Anrian Talo (G1C022022)
3.Renaldi Astaman (G1C022034)
Dosen Pengampu : Hengki Sastrisno M.Pd.I

Progam studi Teknik mesin


Fakultas Teknik
Universitas Bengkulu
Tahun 2023
Aqidah
Aqidah adalah suatu istilah untuk menyatakan “kepercayaan” atau Keimanan
yang teguh serta kuat dari seorang mukmin yang telah mengikatkan diri kepada
Sang Pencipta. Makna dari keimanan kepada Allah adalah sesuatu yang berintikan
tauhid, yaitu berupa suatu kepercayaan, pernyataan, sikap mengesankan Allah,
dan mengesampingkan penyembahan selain kepada Allah.
Ajaran mengenai aqidah ini merupakan tujuan utama Rasul diutus ke dunia, yang
mana hal ini dinyatakan dalam AL-qur’an, yang berbunyi:
“Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu (Muhammad)
melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwasanya tiada Tuhan (yang hak)
melainkan Aku, maka sembahlan olehmu sekalian akan Aku” (QS. 21: 25)
Aqidah menurut bahasa bermakna ikatan, sangkutan atau simpul, membangun
lengkung, mengokohkan, membuat dan mengadakan perjanjian, berasal dari kata
‘aqada-ya’qidu. Sedangkan secara istilah Aqidah bermakna keyakinan yang kuat
yang dipercayai dalam hati, lafadz jama’nya Aqaid. (al-Munawwir,1984:1023).
Secara keseluruhan Aqidah merupakan suatu kepercayaan dan keyakinan yang
menyatakan bahwa Allah SWT disebut juga “Tauhid”, dari kata “Wahhada –
Yuwahhidu”,yang artinya mengesakan.
Aqidah dalam nilai dan penerapannya jika diamalkan dengan baik sangat
bermanfaat, tidak hanya bagi Allah SWT namun juga kepada sesame makhluk
hidup dan lingkungannya

Nilai dan Pengaruh Aqidah


Nilai Aqidah dalam Kehidupan Pribadi dan Sosial
Aqidah dapat mengendalikan perasaan seseorang yang kemudian membuatnya
memiliki pertimbangan penuh dalam melakukan tindakan-tindakannya. Sehingga
apa yang kita lakukan adalah perbuatan yang berdasarkan pada kaidah bahwa
Allah melihat dan mengamati kita di mana saja dan kapan saja. Hal ini akan
menghalangi kita agar tidak akan terdorong oleh luapan-luapan perasaan atau
tindakan yang melampaui batas-batas ketentuan Allah. Salah satunya tercermin
dengan bersikap bijaksana dalam berperilaku dan interaksi sosialnya.
Tanpa aqidah, masyarakat akan berubah kembali menjadi masyarakat Jahiliyah
yang diwarnai oleh kekacauan dimana-mana, masyarakat tersebut akan diliputi
oleh perasaan ketakutan dan kecemasan di berbagai penjuru, karena
masyarakatnya yang berperilaku liar dan buas. Hanya perbuatan buruk yang
menghancurkan yang ada di benak mereka.

Ruang Lingkup Aqidah Islam


Ruang Lingkup Akidah Islam membahas empat hal yaitu
• Ilahiyat adalah pembahasan mengenai masalah Ketuhanan yang terutama
membahas tentang Allah.
• Nubuwwat adalah pembahasan mengenai utusan-utusan Allah seperti para
nabi dan rasul.
• Ruhaniyyat adalah pembahasan mengenai makhluk gaib seperti Jin,
Malaikat, dan Iblis.
Sam’iyyat adalah pembahasan mengenai alam ghaib seperti alam kubur, akhirat,
surga, neraka, dan

Rukun Iman
Dalam agama Islam, terdapat Rukun Iman yang harus diyakini oleh seorang
muslim. Berdasarkan sabda Rasulullah dalam HR. Muslim, terdapat enam hal yang
harus diyakini dalam Rukun Iman tersebut: “Iman itu hendaknya engkau percaya
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir,
qadha dan qadar Allah yang baik dan yang buruk.”

1. Iman kepada Allah, berarti meyakini dengan hati tanpa ada keraguan bahwa
Allah adalah Tuhan yang Maha Esa dan Maha Kuasa, tidak beranak dan
tidak diperanakkan, serta tidak ada satupun yang menyerupai-Nya.
2. Iman kepada Malaikat, meyakini bahwa Allah menciptakan malaikat, yakni
makhluk ghaib yang diciptakan dari cahaya yang senantiasa patuh
melaksanakan tugas-tugas yang diberikan-Nya.
3. Iman kepada Kitab, meyakini bahwa Allah menurunkan wahyu kepada nabi
dan rasul yang tertulis dalam kitab-kitab-Nya. Kitab Suci yang disebutkan
dalam Al-Qur’an ada empat, yaitu Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi
Musa, Kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud, Kitab Injil yang
diturunkan kepada Nabi Isa, dan Kitab Al-Qur’an yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad.
4. Iman kepada Rasul, meyakini bahwa Allah memilih hamba-Nya untuk
dijadikan Rasul yang menjadi pembimbing bagi umat manusia agar berada
di jalan yang diridhai Allah.
5. Iman kepada Hari Akhir adalah meyakini bahwa akan adanya kehidupan
yang kekal abadi setelah alam semesta ini hancur, meskipun hanya Allah
yang tahu pasti kapan datangnya (bahkan nabi dan rasul pun tidak tahu).
6. Iman kepada Qadha dan Qadar adalah meyakini bahwa Allah menetapkan
ketentuan atau takdir-Nya terhadap segala sesuatu, yang baik maupun yang
buruk. Walaupun demikian, kita hendaknya tetap berbaik sangka terhadap
ketentuan Allah karena segala sesuatu yang terjadi pasti ada hikmahnya.

Syariah Islam
Syariah adalah sebutan terhadap pokok ajaran Allah dan rasul-Nya yang
merupakan jalan atau pedoman hidup manusia dalam melakukan hubungan
vertical kepada penciptanya (Allah), (hablum minallah), dan hubungan horizontal
kepada sesamanya (hablun minannas) termasuk di dalamnya hubungan dengan
alam semesta (lingkungan).
Dari segi tujuan, Syari’ah memiliki pengertian ajaran yang menjaga kehormatan
manusia sebagai makhluk termulia dengan memelihara atau menjamin lima hal
penting, yaitu:
– Menjamin kebebasan beragama (Berketuhanan Yang Maha Esa)
– Menjamin kehiupan yang layak (memelihara jiwa)
– Menjamin kelangsungan hidup keluarga (menjaga keturunan)
– Menjamin kebebasan berpikir (memelihara akal)
– Menjamin kehidupan dengan tersedianya lapangan kerja yang pantas
(memelihara harta)
Lima hal pemeliharaan itu akan menjadi ukuran dari lima hukum Islam, seperti
wajib, sunnah, haram, makruh, dan mubah.

Implementasi Syariah Islam


1. Ibadah
2. Muamalah
3. Didalam kehidupan sehari-hari

Ibadah
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk.
Sedangkan menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi,
tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah:
1. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui
lisan para Rasul-Nya.
2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah SWT , yaitu tingkatan tunduk
yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.
3. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai
Allah SWT, baik berupa ucapan atau perbuatan.
Ibadah dalam pengertian luas atau umum,yaitu segala perbuatan yang dilakukan
seseorang dengan niat untuk mencari keridaan Allah, seperti seorang suami pergi
ke kantor guna mencukupi kebutuhan keluarganya.
Fungsi Ibadah
• Mewujudkan hubungan antara hamba dengan Tuhannya.
• Mendidik mental dan menjadikan manusia ingat akan kewajibannya.
• Melatih diri untuk berdisiplin.

Hakikat Ibadah
Hakikat ibadah itu adalah melaksanakan apa yang Allah cintai dan ridhai dengan
penuh ketundukan dan perendahan diri kepada Allah.
• Ibadah akan terwujud dengan cara melaksanakan perintah Allah dan
meninggalkan larangan-Nya.
• Hakikat ibadah sebagai cinta.
• Jihad di jalan Allah (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala sesuatu
yang dicintai Allah).
• Takut, maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala
bentuk dan jenis makhluk melebihi ketakutannya kepada Allah SWT.
Dengan demikian orang yang benar-benar mengerti kehidupan adalah yang
mengisi waktunya dengan berbagai macam bentuk ketaatan, baik dengan
melaksanakan perintah maupun menjauhi larangan. Sebab dengan cara itulah
tujuan hidupnya akan terwujud

Muamalah
Muamalah adalah tukar menukar barang, jasa atau sesuatu yang memberi
manfaat dengan tata cara yang ditentukan. Beberapa kategori yang termasuk
dalam muamalah yakni : jual beli, hutang piutang, pemberian upah, serikat usaha,
urunan atau patungan, dan lain-lain.
Pengertian Jual-Beli
Jual beli dalam bahasa Arab terdiri dari dua kata yang mengandung makna yang
berlawanan yaitu Al Bai’ yang artinya jual dan As Syira’a yang artinya beli. Menurut
hukum Syara, jual-beli adalah kegiatan tukar menukar benda dengan kesepakatan
(akad) atas dasar suka sama suka.
Jual beli dalam arti lain adalah suatu kegiatan tukar menukar barang dengan cara
tertentu. Dalam hal ini jasa dan uang juga termasuk sebuah barang.

Rukun dan Syarat Jual-Beli


Ada 3 (tiga) rukun dalam jual beli yang harus dilakukan :
• Penjual atau pembeli harus dalam keadaan sehat akalnya dan baligh.
• Orang gila tidak sah dalam melakukan jual-beli. Tidak ada paksaan diantara
penjual dan pembeli.
• Syarat Ijab dan Kabul
Ijab adalah perkataan untuk menjual atau transaksi menyerahkan. Kabul adalah
ucapan si pembeli atas jawaban dari penjual. Ijab Kabul harus saling rela (ridha)
yang direalisasikan dalam perkataan : aku jual, aku beli, aku berikan, aku ambil,
dan aku terima. Jika penjual dan pembeli berjauhan, jual beli juga sah dilakukan
dalam bentuk tertulis atau bisa diwakilkan.

Ada Benda yang Diperjual-belikan


Barang yang diperjual-belikan harus seperti berikut :
• Suci atau bersih barangnya
• Harus diteliti lebih dulu
• Tidak berada dalam proses penawaran orang lain
• Bukan hasil monopoli yang merugikan
• Milik sendiri atau yang diberi kuasa
• Barang itu dapat diserah terimakan.

Perilaku yang harus dimiliki oleh Penjual


Berlaku benar (lurus)
Seorang muslim dituntut untuk berlaku benar, seperti halnya pada jual-beli, baik
segi promosi atau penetapan harganya. Berdusta dalam berdagang sangat dicela
terlebih diiringi dalam sumpah Allah
“Empat macam yang dimurkai Allah, yaitu penjual yang suka bersumpah, orang
miskin yang congkak, orang tua renta yang berzina, dan pemimpin yang zalim.”
(HR Nasai dan Ibnu Hibban)
•Menepati amanat ,Hal yang harus dijelaskan penjual kepada pembeli adalah ciri-
ciri, kualitas barang, dan harga barang tanpa melebih-lebihkan. Agar pembeli tidak
merasa tertipu dan dirugikan.
•Jujur, Sikap jujur menghindarkan diri dalam hal yang merugikan satu pihak. Jujur
dalam hal timbangan, kualitas, dan kuantitas.
•Khiar, Khiar artinya boleh memilih satu diantara dua yaitu meneruskan akad atau
mengurungkannya

Hukum Jual Beli


Haram : Jika melanggar syarat/rukun jual beli atau melakukan larangan jual beli.
•Mubah : Jual beli pada umumnya hukumnya mubah.
•Wajib : Jual beli hukumnya menjadi wajib tergantung situasi dan kondisi.
Adapun Larangan dalam Jual-Beli yaitu:
• Membeli barang diatas harga pasaran
• Membeli barang yang sudah dipesan orang lain
• Membeli/menjual barang dengan menipu
• Menimbun barang yang dijual agar harga naik
• Menghambat orang lain mengetahui harga pasar agar membeli barangnya
• Menyakiti penjual/pembeli untuk mendapatkan barangnya
• Menyembunyikan cacat pada barang yang dijual
• Menjual barang dengan kredit dengan imbalan bunga yang ditetapkan
• Menjual/membeli barang haram
• Jual beli tujuan buruk

Implementasi dalam kehidupan sehari-hari


Hukum Pernikahan
• Dalam pengertian yang luas, pernikahan adalah merupakan suatu ikatan
lahir antara dua orang, laki-laki dan perempuan, untuk hidup bersama
dalam suatu rumah tangga dan keterunan yang dilangsungkan menurut
ketentuan - ketentuan syariat islam. Pengertian pernikahan menurut
Undang-Undang Nomor 1 Tahun1974 tentang Perkawinan, perkawinan
yaitu ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri
dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
• Dasar hukum nikah adalah firman Allah swt dalam Al-qur-an surat An-nisa
ayat 3 yang artinya : " Maka kawininilah perempuan-perempuan yang kamu
sukai, dua, tiga dan empat, tetapi kalau kamu kuatir tidak dapat berlaku adil
(antara perempuan-perempuan itu) hendaklah satu saja” dan Al-qur-an
surat An-nur ayat 32 yang artinya : "Dan kawinilah orang-orang yang
sendirian (janda) di antara kamu dan hamba sahaya laki-laki dan
perempuan yang patut".
Hukum Pernikahan
1. Zaiz (boleh) ini asal hukumnya menikah.
2. Sunnah, bagi orang yang berkehendak serta cukup nafkah sandang pangan dan
lain-lainnya.
3.Wajib, bagi orang yang cukup sandang pangan dan di khawatirkan terjerumus ke
lembah perzinahan.
4.Makruh, bagi orang yang tidak mampu memberi nafkah.
5.Haram, bagi orang yang berkehendak menyakiti perempuan yang akan di nikahi.

Rukun Nikah
Rukun nikah dalam islam itu ada 5, yaitu sebagai berikut:
1. Ada mempelai yang akan menikah.
2. Ada wali yang menikahkan.
3. Ada ijab dan kabul dari wali dan mempelai laki-laki.
4. Ada dua saksi pernikahan tersebut.
5. Kerelaan kedua belah pihak atau tanpa paksaan.

Syarat dalam pernikahan


Syarat pengantin laki-laki yaitu ada tiga :
1. Tidak di paksa atau terpaksa.
2. Tidak dalam ihram haji atau umrah,
3.Islam apabila menikah dengan perempuan Islam.
Syarat pengantin perempuan yaitu ada lima :
1. Bukan perempuan dalam iddah.
2. Tidak dalam ikatan perkawinan dengan orang lain.
3 .Antara laki-laki dan perempaun tersebut bukan muhrim.
4. Tidak dalam ihram haji dan umrah.
5. Bukan perempuan musrik.

Syarat-syarat wali :
•Islam
•Laki-laki
•Baligh dan berakal
•Merdeka bukan sahaya
•Bersifat adil

Syarat-syarat saksi :
•Laki-laki
•Islam
•Akil Baligh
•Mendengar
•Bisa berbicara dan melihat
•Waras (berakal)
•Adil
Daftar Pustaka
• Mubarak, Zakky. 2007. Menjadi Cendikiawan Muslim : Kuliah Islam di
Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Magenta Bhanti Guna
• Mujilan dkk. 2016-2017. Buku Ajar MPK Agama Islam. Depok: Universitas
Indonesia
• Kaelany. 2012. Islam Agama Universal. Jakarta: Midada Rahma Press
• http://www.habibullahurl.com/2015/08/macam-macam-kitab-yang-
diturunkan-oleh-allah-swt.html. [12 Maret 2017]
• https://muslimah.or.id/7017-pembagian-tauhid-dalam-al-quran.html. [12
Maret 2017]
• http://warohmah.com/iman-kepada-malaikat/ [12 Maret 2017]
• http://www.angelfire.com/in/elcom98/akidah.htm [12 Maret 2017]

Anda mungkin juga menyukai