MATA KULIAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DISUSUN OLEH:
SAEFUL AZIS
NIM : 051458469
DOSEN:
M. IRFAN LUTHFI RANGKUTI, S.Pd
SOAL :
1. Struktur iman ada tiga yaitu pembenaran dalam hati, ikrar dengan lisan, dan
pembuktian melalui perbuatan. Jelaskan keterkaitan tiga aspek ini!
2. Sebutkan ciri-ciri orang yang beriman!
3. Tuliskan satu ayat Al-Quran atau hadits beserta tafsir atau syarahnya yang
menunjukkan kewajiban menuntut ilmu!
4. Al-Qur’an memberikan apresiasi terhadap ilmu pengetahuan, maka banyak kata ilmu
ataupun derivasinya yang muncul. Jelaskan kata derivasi yang memiliki kesamaan
makna dengan ilmu dalam beragam bentuknya!
5. Al-Qur’an pernah menyebutkan bahwa manusia bisa lebih sesat (buruk) dari hewan
ternak. Di ayat manakah Al-Quran menyebutkan demikian? Tuliskan ayat tersebut
beserta tafsirnya!
JAWABAN:
1. Struktur iman yang terdiri dari pembenaran dalam hati, ikrar dengan lisan, dan
pembuktian melalui perbuatan mencerminkan aspek-aspek penting dalam
kehidupan islam. Berikut adalah penjelasan keterkaitan antara ketiga aspek
tersebut:
a. Pembenaran dalam Hati adalah dasar dari iman, di mana seseorang menginternalisasi
keyakinannya dalam hati. Pembenaran dalam hati melibatkan keyakinan dan
kepercayaan yang tumbuh di dalam diri seseorang. Tanpa pembenaran dalam hati,
iman menjadi sekadar formalitas tanpa makna yang mendalam.
b. Ikrar dengan Lisan mencerminkan eksternalisasi dari apa yang ada dalam hati.
Dengan mengucapkan ikrar atau pernyataan keimanan dengan lisan, seseorang secara
sadar menyatakan keyakinannya kepada Allah atau kekuatan spiritual lainnya. Ikrar
ini adalah bentuk pengakuan dan tanggung jawab terhadap keimanan yang ada dalam
hati.
c. Pembuktian Melalui Perbuatan adalah manifestasi konkret dari iman dalam tindakan
sehari-hari. Cara seseorang menjalani hidup, berinteraksi dengan orang lain, dan
mematuhi ajaran agamanya merupakan wujud nyata dari keimanan tersebut.
Perbuatan yang baik, etika, dan moralitas adalah bukti nyata dari kebenaran iman
yang dipegang.
Keterkaitan:
Pembenaran dalam hati memberikan dasar atau akar keimanan. Ikrar dengan lisan adalah
langkah eksternal yang menunjukkan kesadaran dan tanggung jawab terhadap keimanan
tersebut kepada entitas rohaniah atau Tuhan. Pembuktian melalui perbuatan adalah kelanjutan
logis dari dua langkah sebelumnya, menghubungkan iman dengan tindakan nyata dalam
kehidupan sehari-hari.
Tanpa pembenaran dalam hati, ikrar dengan lisan dan pembuktian melalui perbuatan dapat
menjadi hampa makna atau sekadar tindakan formalitas. Sebaliknya, pembenaran dalam hati
tanpa ekspresi eksternal dan tindakan nyata juga tidak mencerminkan iman yang sejati.
Dengan demikian, tiga aspek ini saling melengkapi dan membentuk suatu kesatuan yang utuh
dalam pengalaman keagamaan seseorang.
2. Orang yang beriman kepada Allah SWT memiliki beberapa ciri-ciri yang
mencerminkan keimanan dan ketundukan mereka terhadap Tuhan. Berikut
adalah beberapa ciri umum orang yang beriman kepada Allah:
َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنٓو ۟ا ِإَذ ا ِقيَل َلُك ْم َتَفَّسُحو۟ا ِفى ٱْلَم َٰج ِلِس َفٱْفَس ُحو۟ا َيْفَس ِح ٱُهَّلل َلُك ْم ۖ َوِإَذ ا ِقيَل ٱنُشُز و۟ا َفٱنُشُز و۟ا َيْر َفِع ٱُهَّلل ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا ِم نُك ْم
َو ٱَّلِذ يَن ُأوُتو۟ا ٱْلِع ْلَم َدَر َٰج ٍتۚ َو ٱُهَّلل ِبَم ا َتْع َم ُلوَن َخ ِبيٌر
"Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: 'Berilah jalan dalam majelis',
maka berilah jalanlah Allah akan memberi jalan kepada kamu. Dan apabila dikatakan:
'Berdirilah kamu', maka berdirilah Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
Tafsir atau Surat: Ayat ini menekankan pentingnya memberi jalan atau memberi ruang
ketika berada dalam majelis (pertemuan) dan ketika dipanggil untuk memberi jalan bagi
kebaikan. Lebih penting lagi, ayat ini menyebutkan bahwa Allah akan meninggikan derajat
orang-orang yang beriman dan memiliki ilmu pengetahuan.
Tafsir ayat ini menyiratkan bahwa ilmu pengetahuan adalah salah satu faktor yang
meninggikan derajat seseorang di mata Allah. Oleh karena itu, kaum beriman diingatkan
untuk tidak hanya berperilaku baik dalam interaksi sosial mereka, tetapi juga untuk mencari
ilmu pengetahuan. Pencarian ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan dianggap sebagai amal
perbuatan yang diberkahi dan akan meninggikan derajat seseorang di hadapan Allah.
Dengan kata lain, ayat ini memotivasi umat Muslim untuk tidak hanya menjadi aktif dalam
kehidupan sosial, tetapi juga untuk berusaha mendapatkan ilmu pengetahuan dan
meningkatkan pemahaman mereka. Ilmu pengetahuan dilihat sebagai sarana untuk
meningkatkan kualitas iman dan ketakwaan, serta untuk memberikan kontribusi positif
kepada masyarakat dan umat manusia secara keseluruhan.
4. Ilmu pengetahuan sangat diapresiasi dalam Al-Qur'an, dan terdapat banyak
kata dan derivasinya yang mencerminkan konsep pengetahuan, pembelajaran,
dan pemahaman. Beberapa kata atau derivasi yang memiliki kesamaan makna
dengan "ilmu" dalam berbagai bentuknya antara lain:
a. 'Ilm ()علم:
Kata dasar yang secara langsung bermakna "ilmu" atau "pengetahuan." Contohnya,
dalam Surah Al-Baqarah (2:31), Allah memberikan Nabi Adam 'ilm (pengetahuan)
terhadap nama-nama semua sesuatu.
b. 'Alim ()عاِلم:
Merupakan bentuk kata sifat dari kata dasar 'ilm, yang berarti "mengetahui" atau
"berpengetahuan." Allah sering disebut sebagai Al-'Alim, yang berarti Maha
Mengetahui.
d. Ma'arifah ()معرفة:
Kata ini bermakna "pengetahuan" atau "pemahaman." Allah mengajak manusia untuk
mencari ma'arifah dan mengenal-Nya dalam Al-Qur'an.
e. Hikmah ()حكمة:
Meskipun bukan derivasi langsung dari kata 'ilm, hikmah merujuk pada kebijaksanaan
atau pengetahuan yang mendalam. Hikmah sering dihubungkan dengan pemahaman
yang dalam terhadap agama dan kebijaksanaan hidup.
g. 'Ulama' ()علماء:
Merupakan bentuk jamak dari kata 'alim dan merujuk pada para ulama atau
cendekiawan agama yang memiliki pengetahuan mendalam tentang ajaran Islam.
Kesamaan makna antara kata-kata tersebut mencerminkan nilai tinggi yang diberikan Al-
Qur'an terhadap ilmu pengetahuan, pembelajaran, dan pemahaman. Konsep-konsep ini
mencerminkan suatu pendekatan yang holistik terhadap ilmu pengetahuan dan menunjukkan
bahwa pengetahuan tidak hanya bersifat dunia, tetapi juga spiritual.
5. dalam Al-Qur'an Surah Al-A'raf (7:179). Ayat ini menyebutkan perbandingan
antara keadaan beberapa orang kafir dengan keadaan binatang ternak. Berikut
adalah teks ayat beserta tafsir singkatnya:
َو َلَقْد َذ َر ْأَنا ِلَجَهَّنَم َك ِثيًرا ِّم َن اْلِج ِّن َو اِإل نِس َلُهْم ُقُلوٌب اّل َيْفَقُهوَن ِبَها َو َلُهْم َأْع ُيٌن اّل ُيْبِص ُروَن ِبَها َو َلُهْم آَذ اٌن اَّل َيْس َم ُعوَن ِبَها ُأوَلِئَك
َك اَألْنَع اِم َبْل ُهْم َأَض ُّل ُأوَلِئَك ُهُم اْلَغاِفُلوَن
"Dan sesungguhnya Kami jadikan banyak dari jin dan manusia untuk Jahannam. Mereka
memiliki hati, tetapi tidak memahaminya; mereka memiliki mata, tetapi tidak melihat
dengannya; mereka memiliki telinga, tetapi tidak mendengar dengannya. Mereka itu seperti
binatang ternak; bahkan mereka lebih sesat (dari binatang ternak). Mereka itulah orang-orang
yang lalai."
Tafsir Singkat:
Ayat ini menyoroti kondisi spiritual beberapa orang kafir yang tidak memanfaatkan akal,
penglihatan, dan pendengaran mereka untuk memahami kebenaran dan petunjuk Allah.
Mereka disamakan dengan binatang ternak karena mereka hidup dalam kebodohan dan
kebingungan yang lebih dalam daripada binatang yang hanya menjalani naluri alaminya.
https://tafsirweb.com/10765-surat-al-mujadalah-ayat-11.html
https://tafsirweb.com/2633-surat-al-araf-ayat-179.html