Anda di halaman 1dari 5

Nama : Desy Kumalasari

NIM : 050455303
Prodi : Akuntansi
TUGAS 3

Berikut adalah soal Tugas ke-3 yang wajib Anda kerjakan. Bacalah pertanyaan
dengan cermat kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut.

1. Struktur iman ada tiga yaitu pembenaran dalam hati, ikrar dengan lisan, dan
pembuktian melalui perbuatan. Jelaskan keterkaitan tiga aspek ini!

Jawab :
Struktur iman yang terdiri dari pembenaran dalam hati, ikrar dengan lisan, dan
pembuktian melalui perbuatan saling terkait dan saling mempengaruhi. Pembenaran
dalam hati adalah keyakinan yang kuat dan tulus dalam hati seseorang terhadap ajaran
agama. Ikrar dengan lisan adalah ungkapan dan pengakuan secara verbal terhadap
keyakinan tersebut. Pembuktian melalui perbuatan adalah tindakan nyata yang
mencerminkan keyakinan dan ikrar tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga
aspek ini saling melengkapi dan memperkuat satu sama lain. Pembenaran dalam hati
menjadi dasar bagi ikrar dengan lisan, karena keyakinan yang kuat akan mendorong
seseorang untuk mengungkapkan keyakinannya secara terbuka. Selanjutnya, ikrar
dengan lisan perlu diikuti dengan pembuktian melalui perbuatan, karena tindakan
nyata yang sesuai dengan keyakinan akan memperkuat dan menguatkan iman
seseorang. Sehingga iman didefinisikan dengan pendirian yang diwujudkan dalam
bentuk bahasa dan perilaku. Jika pengertian ini diterima, maka istilah iman identik
dengan kepribadian manusia seutuhnya atau pendirian yang konsisten. Orang yang
beriman berarti orang yang memiliki kecerdasan, kemauan dan keterampilan.
Dengan demikian, struktur iman yang terdiri dari pembenaran dalam hati, ikrar
dengan lisan, dan pembuktian melalui perbuatan merupakan satu kesatuan yang saling
terkait dan saling mempengaruhi dalam memperkuat iman seseorang.

2. Sebutkan ciri-ciri orang yang beriman!

Jawab :

Ciri- ciri orang yang beriman antara lain :


1. Tawakal
Tawakkal, yaitu senantiasa hanya mengabdi (hidup) menurut apa yang
diperintahkan oleh Allah. Dengan kata lain, orang yang bertawakal adalah orang yang
menyandarkan berbagai aktivitasnya atas perintah Allah SWT.

2. Mawas Diri dan Bersikap Ilmiah


Pengertian mawas diri disini dimaksudkan agar seseorang tidak terpengaruh
oleh berbagai kasus dari manapun datangnya, baik dari kalangan jin dan manusia,
bahkan mungkin datang dari diri sendiri. Mawas diri yang berhubungan dengan alam
pikiran, yaitu bersikap kritis dalam menerima informasi, terutama dalam memahami
nilai-nilai dasar keislaman. Hal ini diperlukan, agar terhindar dari berbagai fitnah. QS
Ali Imran (3): 7. Atas dasar pemikiran tersebut hendaknya seseorang tidak dibenarkan
menyatakan sesuatu sikap, sebelum mengetahui terlebih dahulu permasalahannya,
sebagaumana dinyatakan di dalam Alquran antara lain
QS. Al-Israa (17): 36,
Artimya : “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui,
sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan dipertanyakan”

3. Optimis dalam Menghadapi Masa Depan


Perjalanan hidup manusia tidak seluruhnya mulus, akan tetapi kadang-kadang
mengalami berbagai rintangan dan tantangan yang memerlukan pemecahan jalan ke
luar. Jika suatu tantangan atau permasalahan tidak dapat diselesaikan segera,
tantangan tersebut akan semakin menumpuk. Jika seseorang tidak dapat menghadapi
dan menyelesaikan suatu permasalahan, maka orang tersebut dihinggapi penyakit
psikis, yang lazim disebut penyakit kejiwaan, antara lain frustrasi, nervous, depresi.
Alquran memberikan petunjuk kepada umat manusia untuk selalu bersikap optimis
karena pada hakikatnya tantangan, merupakan pelajaran bagi setiap manusia. Hal
tersebut dinyatakan dalam Surat Al-Insyirah (94) 5-6 Jika seseorang telah merasa
melaksanakan sesuatu perbuatan dengan penuh perhitungan, tidaklah perlu
memikirkan bagaimana hasilnya nanti, karena hasil adalah akibat dari suatu
perbuatan.
4. Konsisten dan menepati janji
Janji adalah hutang. Menepati janji berarti membayar hutang. Sebaliknya
mengingkari janji adalah pengkhianatan. QS. Al-Ma'idah (5): 1;
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah segala janji. Halal bagimu
binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu (laranganya)Tidak
diperbolehkan berburu ketika sedang ihram. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum
atas apa yang dikehendaki-Nya. Seseorang mukmin senantiasa akan menepati janji,
baik dengan sesama manusia, Allah maupun ekologinya (lingkungannya). Seseorang
mukmin adalah seorang yang telah berjanji untuk berpandangan dan bersikap dengan
yang dikehendaki Allah.

3. Tuliskan satu ayat Al-Quran atau hadits beserta tafsir atau syarahnya yang
menunjukkan kewajiban menuntut ilmu!

Jawab :
Salah satu perintah Allah kepada hamba-Nya adalah kewajiban mencari ilmu
sebagaimana tertulis dalam Al-Quran Surat At-taubah QS. 9: 122;

Artinya:
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa
tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali , supaya mereka itu dapat menjaga
dirinya.”
Pengertian yang kita petik dari ayat ini bahwasanya menuntut ilmu
pengetahuan suatu perintah (amar) sehingga dapat dikatakan suatu kewajiban. Yang
dimaksud pengetahuan di sini adalah ilmu agama. Akan tetapi harus kita sadari bahwa
adalah merupakan pedoman bagi kebahagiaan dunia akhirat, sehingga ilmu yang
tersimpul dalam agama tidak semata ilmu yang menjurus kepada urusan ukhrawi,
tetapi juga ilmu yang mengarah kepada duniawi. Dengan kata lain bahwa Allah
mewajibkan kepada hamba-Nya untuk menuntut ilmu pengetahuan tentang urusan
keduniaan sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran agama, yakni untuk
kebahagiaan dan kemaslahatan. Pengertian ini kita dasarkan atas kenyataan bahwa
dunia merupakan ajang perjuangan hidup dan kehidupan dalam menghadapi persoalan
yang harus dipecahkan dan memerlukan kontribusi ilmu pengetahuan.

4. Al-Qur’an memberikan apresiasi terhadap ilmu pengetahuan, maka banyak


kata ilmu ataupun derivasinya yang muncul. Jelaskan kata derivasi yang
memiliki kesamaan makna dengan ilmu dalam beragam bentuknya!

Jawab :
Dalam al-Qur'an, terdapat beberapa kata derivasi yang memiliki kesamaan
makna dengan "ilmu" dalam beragam bentuknya. Berikut adalah beberapa contoh
kata derivasi yang memiliki kesamaan makna dengan ilmu:
1. 'Ilm (‫)علم‬: Kata ini merupakan bentuk dasar dari kata "ilmu" dalam bahasa
Arab. Kata 'ilm digunakan dalam al-Qur'an untuk merujuk pada pengetahuan yang
diberikan oleh Allah. Contoh penggunaan kata 'ilm dalam al-Qur'an adalah dalam
Surah Al-Baqarah ayat 31, di mana Allah memberikan pengetahuan kepada Nabi
Adam tentang nama-nama segala sesuatu.
2. 'Alim (‫عالِم‬
َ ): Kata ini merupakan bentuk isim fa'il (pelaku) dari kata 'ilm. Kata
'alim digunakan dalam al-Qur'an untuk merujuk pada Allah sebagai Yang Maha
Mengetahui. Contoh penggunaan kata 'alim dalam al-Qur'an adalah dalam Surah Al-
Baqarah ayat 29, di mana Allah menyebut diri-Nya sebagai 'alim.
3. 'Alam (‫عالَم‬
َ ): Kata ini merupakan bentuk isim maf'ul (objek) dari kata 'ilm.
Kata 'alam digunakan dalam al-Qur'an untuk merujuk pada alam semesta yang
mencerminkan pengetahuan dan kebijaksanaan Allah. Contoh penggunaan kata 'alam
dalam al-Qur'an adalah dalam Surah Al-An'am ayat 59, di mana Allah menyebutkan
bahwa segala sesuatu di langit dan di bumi memberikan kesaksian terhadap
kebesaran-Nya.
4. 'Alimun (‫علِيم‬
َ ): Kata ini merupakan bentuk sifat dari kata 'ilm. Kata 'alimun
digunakan dalam al-Qur'an untuk merujuk pada Allah sebagai Yang Maha
Mengetahui. Contoh penggunaan kata 'alimun dalam al-Qur'an adalah dalam Surah
Al-Baqarah ayat 115, di mana Allah menyebutkan bahwa Dia Maha Mengetahui
segala sesuatu.
5. 'Alim (‫ع ِليْم‬
َ ): Kata ini merupakan bentuk sifat dari kata 'ilm. Kata 'alim
digunakan dalam al-Qur'an untuk merujuk pada Allah sebagai Yang Maha
Mengetahui. Contoh penggunaan kata 'alim dalam al-Qur'an adalah dalam Surah Al-
Baqarah ayat 140, di mana Allah menyebutkan bahwa Dia Maha Mengetahui segala
sesuatu yang tersembunyi dan yang tampak.
Kesamaan makna antara kata-kata derivasi tersebut dengan "ilmu" adalah bahwa
mereka semua merujuk pada pengetahuan dan kebijaksanaan Allah. Kata-kata
tersebut menggambarkan bahwa Allah adalah sumber pengetahuan yang sempurna
dan mengetahui segala sesuatu.

5. Al-Qur’an pernah menyebutkan bahwa manusia bisa lebih sesat (buruk) dari
hewan ternak. Di ayat manakah Al-Quran menyebutkan demikian? Tuliskan
ayat tersebut beserta tafsirnya!

Jawab :
Ayat yang menyebutkan bahwa manusia bisa lebih sesat atau buruk dari hewan ternak
terdapat dalam Al-Qur'an Surah Al-A'raf ayat 179. Berikut adalah ayat tersebut beserta
tafsirnya:

Artinya : "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan untuk Jahannam banyak dari jin
dan manusia; mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak,
bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (QS. Al-A'raf: 179)

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah menciptakan banyak jin dan manusia yang akan masuk
ke dalam neraka Jahannam. Meskipun mereka memiliki hati, mata, dan telinga, mereka
tidak menggunakan organ-organ tersebut untuk memahami dan mengamati tanda-tanda
kekuasaan Allah. Mereka lebih buruk daripada binatang ternak karena mereka lalai dan
tidak mengambil pelajaran dari ayat-ayat Allah yang ada di sekitar mereka. Ayat ini
mengingatkan kita akan pentingnya menggunakan akal dan indera yang Allah berikan
kepada kita untuk mencari dan mengikuti kebenaran-Nya.

Anda mungkin juga menyukai