Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dea

Nim : 050533611
Jurusan : Manajemen

1 Struktur iman terdiri dari tiga aspek yang saling terkait dan saling mempengaruhi:
pembenaran dalam hati, ikrar dengan lisan, dan pembuktian melalui perbuatan.

Pembenaran dalam hati: Pembenaran dalam hati adalah keyakinan yang kuat dan tulus
dalam iman. Ini melibatkan pemahaman dan penerimaan yang mendalam tentang
kebenaran agama. Pembenaran dalam hati adalah dasar dari struktur iman, karena tanpa
keyakinan yang kuat, ikrar dan pembuktian akan kehilangan makna.
Ikrar dengan lisan: Ikrar dengan lisan adalah pengakuan terhadap keyakinan kita. Melalui
ikrar, kita menyatakan iman kita secara terbuka kepada orang lain. Ikrar dengan lisan adalah
cara untuk menguatkan dan mengungkapkan pembenaran dalam hati kita. Dengan
mengucapkan ikrar, kita mengakui kebenaran agama dan mengikat diri kita pada
prinsip-prinsip iman.
Pembuktian melalui perbuatan: Pembuktian melalui perbuatan adalah tindakan nyata yang
mencerminkan keyakinan kita. Ini melibatkan mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan
sehari-hari. Melalui perbuatan, kita menunjukkan bahwa iman kita bukan hanya sekedar
kata-kata, tetapi juga terwujud dalam tindakan nyata. Pembuktian melalui perbuatan adalah
cara untuk menghidupkan dan menguatkan pembenaran dalam hati dan ikrar dengan lisan.
Ketiga aspek ini saling melengkapi dan memperkuat satu sama lain. Pembenaran dalam hati
adalah dasar dari struktur iman, ikrar dengan lisan adalah cara untuk mengungkapkan dan
menguatkan keyakinan kita, dan pembuktian melalui perbuatan adalah cara untuk
menghidupkan dan menguatkan iman kita dalam tindakan nyata. Dengan mengintegrasikan
ketiga aspek ini, kita dapat membangun struktur iman yang kokoh dan konsisten.

2. 1. Bersyukur

Orang yang beriman kepada Allah akan senantiasa bersyukur. Bersyukur karena Allah
menciptakan umatnya sebagai manusia, yaitu makhluk yang paling sempurna jika
dibandingkan dengan makhluk lainnya.

Ungkapan dari rasa syukur adalah dengan memanfaatkan pemberian dari Allah tersebut.
Dalam Al-Quran surat Ibrahim ayat 7, Allah berfirman.

ADVERTISEMENT

‫اين شكرتم الزينت ُكم َو َلِئن َك َف َر ُه ْم ِإنَّ َع َذ ِابي َل َشدِي ٌد‬.

Artinya: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat)
kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat"(QS.
Ibrahim 14:7).

● 2. Ikhlas

Orang yang beriman akan selalu ikhlas dalam segala perbuatannya. Ibadah yang dilakukan
semata-mata hanya mengharap rida Allah.
Dalam surat Az-Zumar ayat 2 disebutkan,

‫إال الولنا اليك الكتاب بالحق فاعبد هللا مخلصًا له الدين‬

Artinya: "Sesungguhnya Kami menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad)


dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama
kepada-Nya"(QS. Az-Zumar 39:2).

● 3. Sabar

Selain bersyukur dan ikhlas, ciri-ciri dan sikap orang yang beriman adalah sabar. Sabar
artinya tabah, tahan menghadapi cobaan, menyerah kepada Allah dengan rida dan lapang
dada.

ADVERTISEMENT

Sebagaimana Rasulullah Saw. bersabda,

‫الصبر ضياء‬

Artinya: "Bersabar adalah cahaya yang terang-benderang".

● 4. Amanah

Orang yang beriman senantiasa memelihara anugerah yang diberikan Allah kepadanya.
Anugerah Allah berupa sifat qudrat yang diterimanya sebagai amanah.

● 5. Tidak Sombong dengan Ilmu yang Dimiliki

Ilmu Allah Mahaluas dan tidak terbatas. Manusia memiliki ilmu, tetapi ilmu pengetahuan
manusia itu sangat terbatas.

Semakin tinggi ilmu yang dimiliki orang beriman, ia semakin merendahkan diri. Ia amalkan
ilmu pengetahuannya dalam kehidupan, sehingga bermanfaat baik bagi dirinya sendiri
maupun orang lain.

● 6. Sopan Santun dalam Perkataan dan Perbuatan

Orang yang beriman senantiasa berbicara lemah lembut kepada sesama manusia, dan tidak
membeda-bedakan kepada siapa dia berbicara. Ia berusaha agar pembicaraannya
disenangi oleh yang mendengarnya.

3. Berikut adalah satu ayat Al-Quran yang menunjukkan kewajiban menuntut ilmu:

"Dan katakanlah: 'Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.'" (QS. Thaha:
114)
Ayat ini menunjukkan pentingnya menuntut ilmu dan memohon kepada Allah untuk diberikan
pengetahuan yang lebih luas. Dalam konteks ini, menuntut ilmu adalah suatu kewajiban bagi
setiap Muslim. Dengan menuntut ilmu, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik
tentang agama, dunia, dan kehidupan sehari-hari. Ilmu pengetahuan juga memungkinkan
kita untuk berkontribusi secara positif dalam masyarakat dan memperbaiki diri kita sendiri.
Oleh karena itu, sebagai seorang Muslim, kita harus selalu berusaha untuk meningkatkan
pengetahuan kita dan memohon kepada Allah untuk memberikan kita kebijaksanaan dan
pemahaman yang lebih dalam.

4. Kata Derivasi yang Memiliki Kesamaan Makna dengan Ilmu


Dalam al-Qur'an, terdapat beberapa kata derivasi yang memiliki kesamaan makna dengan
"ilmu" dalam beragam bentuknya. Berikut adalah beberapa contoh kata derivasi yang
memiliki kesamaan makna dengan ilmu:

'Ilm (‫)علم‬: Kata ini merupakan bentuk dasar dari kata "ilmu" dalam bahasa Arab. Kata 'ilm
digunakan dalam al-Qur'an untuk merujuk pada pengetahuan yang diberikan oleh Allah.
Contoh penggunaan kata 'ilm dalam al-Qur'an adalah dalam Surah Al-Baqarah ayat 31, di
mana Allah memberikan pengetahuan kepada Nabi Adam tentang nama-nama segala
sesuatu.
'Alim (‫)عالِم‬: َ Kata ini merupakan bentuk isim fa'il (pelaku) dari kata 'ilm. Kata 'alim digunakan
dalam al-Qur'an untuk merujuk pada Allah sebagai Yang Maha Mengetahui. Contoh
penggunaan kata 'alim dalam al-Qur'an adalah dalam Surah Al-Baqarah ayat 29, di mana
Allah menyebut diri-Nya sebagai 'alim.
'Alam (‫)عا َلم‬: َ Kata ini merupakan bentuk isim maf'ul (objek) dari kata 'ilm. Kata 'alam
digunakan dalam al-Qur'an untuk merujuk pada alam semesta yang mencerminkan
pengetahuan dan kebijaksanaan Allah. Contoh penggunaan kata 'alam dalam al-Qur'an
adalah dalam Surah Al-An'am ayat 59, di mana Allah menyebutkan bahwa segala sesuatu di
langit dan di bumi memberikan kesaksian terhadap kebesaran-Nya.
'Alimun (‫)علِي ٌم‬: َ Kata ini merupakan bentuk sifat dari kata 'ilm. Kata 'alimun digunakan dalam
al-Qur'an untuk merujuk pada Allah sebagai Yang Maha Mengetahui. Contoh penggunaan
kata 'alimun dalam al-Qur'an adalah dalam Surah Al-Baqarah ayat 115, di mana Allah
menyebutkan bahwa Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
'Alim (‫)علِ ْي ٌم‬:
َ Kata ini merupakan bentuk sifat dari kata 'ilm. Kata 'alim digunakan dalam
al-Qur'an untuk merujuk pada Allah sebagai Yang Maha Mengetahui. Contoh penggunaan
kata 'alim dalam al-Qur'an adalah dalam Surah Al-Baqarah ayat 140, di mana Allah
menyebutkan bahwa Dia Maha Mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi dan yang
tampak.
Kesamaan makna antara kata-kata derivasi tersebut dengan "ilmu" adalah bahwa mereka
semua merujuk pada pengetahuan dan kebijaksanaan Allah. Kata-kata tersebut
menggambarkan bahwa Allah adalah sumber pengetahuan yang sempurna dan mengetahui
segala sesuatu.

5. Ayat yang menyebutkan bahwa manusia bisa lebih sesat atau buruk dari hewan ternak
terdapat dalam Al-Qur'an Surah Al-A'raf ayat 179. Berikut adalah ayat tersebut beserta
tafsirnya:
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan untuk Jahannam banyak dari jin dan manusia;
mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah)
dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda
kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi.
Mereka itulah orang-orang yang lalai." (QS. Al-A'raf: 179)
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah menciptakan banyak jin dan manusia yang akan masuk
ke dalam neraka Jahannam. Meskipun mereka memiliki hati, mata, dan telinga, mereka
tidak menggunakan organ-organ tersebut untuk memahami dan mengamati tanda-tanda
kekuasaan Allah. Mereka lebih buruk daripada binatang ternak karena mereka lalai dan
tidak mengambil pelajaran dari ayat-ayat Allah yang ada di sekitar mereka. Ayat ini
mengingatkan kita akan pentingnya menggunakan akal dan indera yang Allah berikan
kepada kita untuk mencari dan mengikuti kebenaran-Nya.

Anda mungkin juga menyukai