Anda di halaman 1dari 7

Nama : Tanti Hardiyanti

NIM : 859655755

TUGAS 3

Berikut adalah soal Tugas ke-3 yang wajib Anda kerjakan. Bacalah pertanyaan dengan
cermat kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut.

1. Struktur iman ada tiga yaitu pembenaran dalam hati, ikrar dengan lisan, dan
pembuktian melalui perbuatan. Jelaskan keterkaitan tiga aspek ini!

2. Sebutkan ciri-ciri orang yang beriman!

3. Tuliskan satu ayat Al-Quran atau hadits beserta tafsir atau syarahnya yang
menunjukkan kewajiban menuntut ilmu!

4. Al-Qur’an memberikan apresiasi terhadap ilmu pengetahuan, maka banyak kata ilmu
ataupun derivasinya yang muncul. Jelaskan kata derivasi yang memiliki kesamaan
makna dengan ilmu dalam beragam bentuknya!

5. Al-Qur’an pernah menyebutkan bahwa manusia bisa lebih sesat (buruk) dari hewan
ternak. Di ayat manakah Al-Quran menyebutkan demikian? Tuliskan ayat tersebut
beserta tafsirnya

Jawaban!

1. Tiga aspek iman, yaitu pembenaran dalam hati, ikrar dengan lisan, dan pembuktian melalui
perbuatan, saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Ketiga aspek ini
merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi dan menguatkan.

Pembenaran dalam hati adalah aspek yang paling fundamental dari iman. Iman adalah
kepercayaan yang tumbuh di dalam hati. Tanpa pembenaran dalam hati, iman tidak akan
ada. Pembenaran dalam hati ini dapat tumbuh melalui proses tauhid, yaitu proses mengenal
dan meyakini Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah.

Ikrar dengan lisan merupakan pernyataan dari pembenaran dalam hati. Ikrar ini merupakan
bentuk pengakuan dan komitmen kepada Allah SWT. Ikrar dengan lisan dapat dilakukan
dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.
Pembuktian melalui perbuatan merupakan perwujudan dari iman dalam kehidupan sehari-
hari. Perbuatan yang baik merupakan bukti nyata dari keimanan seseorang. Perbuatan-
perbuatan baik tersebut harus didasarkan pada nilai-nilai dan ajaran agama.
Ketiga aspek iman ini saling berkaitan dan menguatkan satu sama lain. Pembenaran dalam
hati akan mendorong seseorang untuk mengucapkan ikrar dengan lisan. Ikrar dengan lisan
akan mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik. Perbuatan-
perbuatan baik akan memperkuat pembenaran dalam hati.
1). Pembenaran dalam hati mendorong seseorang untuk mengucapkan ikrar dengan lisan.
Misalnya, seseorang yang telah meyakini keberadaan Allah SWT sebagai Tuhan yang Maha
Esa, akan merasa terpanggil untuk mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai pernyataan
keimanannya.

2). Ikrar dengan lisan mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik.
Misalnya, seseorang yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat, akan merasa terpanggil
untuk menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya.

3). Perbuatan-perbuatan baik memperkuat pembenaran dalam hati. Misalnya, seseorang yang
selalu melakukan perbuatan-perbuatan baik, akan semakin yakin bahwa Allah SWT adalah
Tuhan yang Maha Esa dan Maha Pengasih.

Dengan demikian, ketiga aspek iman ini merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi dan
menguatkan. Ketiga aspek ini harus dimiliki oleh setiap orang yang mengaku beriman kepada
Allah SWT.

2. Iman berasal dari Bahasa Arab dari kata dasar amana yu’minu-imanan. Artinya beriman
atau percaya. Percaya dalam Bahasa Indonesia artinya meyakini atau yakin bahwa sesuatu
(yang dipercaya) itu memang benar atau nyata adanya. Iman dapat dimaknai iktiraf,
membenarkan, mengakui, pembenaran yang bersifat khusus. Pengertian iman secara
istilahi ialah kepercayaan yang meresap ke dalam hati, dengan penuh keyakinan, tidak
bercampur syak (ragu), serta memberi pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku dan
perbuatan sehari-hari. Jadi, iman itu bukanlah semata-mata ucapan lidah, bukan sekedar
perbuatan dan bukan pula merupakan pengetahuan tentang rukun iman.
Ciri-ciri Orang Beriman
1. Bersyukur
Bersyukur karena Allah SWT menjadikan manusia makhluk paling sempurna. Rasa syukur
dapat diungkapkan dengan memanfaatkan pemberian-Nya. Misalnya menggunakan mulut
untuk berbicara kata-kata yang santun, mata untuk membaca Alquran, dan lain sebagainya.
2. Ikhlas
Ikhlas berarti beribadah semata-mata untuk mengharap ridha Allah SWT. Ibadah yang
dilakukan dengan ikhlas akan terasa menyenangkan dan tidak terasa berat.
3. Sabar
Sabar artinya tabah dalam menghadapi cobaan dan menyerahkan segala sesuatu kepada Allah
SWT. Sabar merupakan cahaya kehidupan bagi umat Islam.
4. Amanah
Seorang yang beriman akan menggunakan kemampuan dan kekuasaannya untuk hal yang
bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Jika diberi jabatan, ia akan melaksanakannya dengan
penuh tanggung jawab.
5.Tidak sombong dengan ilmu yang dimiliki
Ilmu yang dimiliki manusia sangatlah terbatas, berbeda dengan kemampuan Allah SWT yang
tanpa batas. Iman kepada-Nya menjadikan manusia tidak sombong atas ilmu yang dimilikinya.
6. Sopan dalam perkataan maupun perbuatan
Orang yang beriman kepada Allah SWT senantiasa berbicara lemah lembut kepada sesama
manusia dan tidak membeda-bedakannya.
7.Tawakkal Hanya kepada Allah
Allah Ta’ala berfirman
َ‫علَ ٰى َربِّ ِّه ْم يَت ََو َّكلُون‬
َ ‫َو‬

“dan hanya kepada Rabbnya mereka bertawakkal” (QS. Al-Anfal: 2).


Orang yang beriman akan menyandarkan segala urusannya hanya kepada Allah, bukan kepada
yang lain. Akan tetapi mereka juga melakukan sebab agar terwujudnya suatu hal, di samping
tetap bertawakkal kepada Allah. Karena mereka yakin bahwa tidak akan terwujud suatu hal
kecuali atas kehendak Allah.
8. Mendirikan Shalat
Allah Ta’ala berfirman
َّ ‫ٱلَّذِّينَ يُقِّي ُمونَ ٱل‬
َ ‫صلَ ٰوة‬
“(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat” (QS. Al-Anfal: 3).
Banyak ayat yang menunjukkan shalat adalah bukti keimanan seseorang, salah satu dalam ayat
ini. Orang yang beriman akan mendirikan shalat secara sempurna, baik shalat yang hukumnya
wajib maupun yang dianjurkan.
9. Senang Berinfak
Allah Ta’ala berfirman
َ‫َومِّ َّما َرزَ ْق ٰنَ ُه ْم يُن ِّفقُون‬

“dan yang menginfakkan rizki yang Kami berikan kepada mereka” (QS. Al-Anfal: 3).
Seorang dikatakan beriman ketika ia menginfakkan hartanya di jalan Allah. Sebagaimana yang
dilakukan oleh Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, beliau menginfakkan seluruh hartanya di jalan
Allah. Namun ada catatan penting, ketika ada yang memiliki kebutuhan mendesak, baik dari
keluarga maupun orang lain, maka tidak sepatutnya menginfakkan seluruh hartanya.
10. Memiliki Rasa Takut di Dalam Hatinya
Hanya orang yang beriman jika disebutkan nama Allah, muncul rasa takut dalam hatinya. Rasa
takutnya sebagai bentuk mengagungkan Allah. Sebagai contoh, jika ada seseorang yang
berkeinginan melakukan maksiat, kemudian ia teringat Allah atau ada yang mengingatkannya
dengan mengatakan, “bertakwalah anda kepada Allah”, maka dia adalah seorang yang
mukmin. Rasa takut tersebut adalah ciri-ciri orang yang beriman

3. Kewajiban menuntut ilmu dalam agama islam telah diterangkan dalam Al-Quran dan
Hadits. Belajar merupakan sebuah kewajiban bagi setiap manusia, karena dengan belajar
manusia bisa meningkatkan kemampuan dirinya. Dengan belajar, manusia juga dapat
mengetahui hal-hal yang sebelumnya tidak ia ketahui. Selanjutnya, kita khususnya sebagai
umat muslim haruslah lebih memperhatikan lagi dalam hal belajar, karena di dalam agama
Islam sudah dijelaskan keutamaan bagi para penuntut ilmu. Seperti yang terkandung dalam
Q.S Al-Mujadalah Ayat 11

‫ٱَّللُ ٱلَّذِين‬ ۟ ‫ش ُز‬ ۟ ‫ش ُز‬ ۟ ۟ َّ ‫يأيُّها ٱلَّذِين ءامنُو ۟ا إِذا قِيل لكُ ْم تف‬
َّ ‫وا ي ْرف ِع‬ ُ ‫وا فٱن‬ ُ ‫ٱَّللُ لكُ ْم ۖ وإِذا قِيل ٱن‬ َّ ‫ح‬ ِ ‫س ُحوا فِى ْٱلمجل ِِس فٱ ْفس ُحوا ي ْفس‬
‫ٱَّللُ بِما ت ْعملُون خبِير‬ ۟ ُ ‫وا ِمنكُ ْم وٱلَّذِين أُوت‬
ٍ ‫وا ٱ ْل ِع ْلم درج‬
َّ ‫ت ۚ و‬ ۟ ُ‫ءامن‬

Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah


dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan
apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Kutipan ayat tersebut menerangkan bahwa betapa Allah akan mengangkat derajat mereka yang
menuntut ilmu beberapa kali lebih tinggi daripada yang tidak menuntut ilmu. Isyarat ini
menandakan bahwa dengan ilmu lah manusia bisa menjadi lebih mulia, tidak dengan hartanya
apalagi nasabnya. Dalam sebuah Hadis pun disebutkan tentang keutamaan mempelajari
ilmu pengetahuan dalam Islam, Rasulullah SAW bersabda:
‫َّللاُ لهُ بِ ِه ط ِريقًا إِلى ا ْلجنَّ ِة‬
َّ ‫ِس فِي ِه ِع ْل ًما س َّهل‬
ُ ‫وم ْن سلك ط ِريقًا ي ْلتم‬

Artinya: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan
baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)
Dari kedua dalil di atas menerangkan bahwa umat Islam diwajibkan untuk menuntut ilmu,
karena Allah telah berjanji di dalam Al-Qur’an bahwa barang siapa yang pergi untuk menuntut
ilmu maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan Rasulullah juga menjelaskan bahwa dengan
belajar atau berjalan untuk mencari ilmu maka Allah akan memudahkan jalannya menuju
surga.
4. Al-Qur'an memberikan penekanan pada pentingnya pengetahuan dan pembelajaran.
Beberapa kata dan konsep yang terkait dengan ilmu pengetahuan muncul dalam beragam
bentuk dalam Al-Qur'an. Beberapa derivasi atau kata-kata yang memiliki kesamaan
makna dengan ilmu dalam beragam bentuknya antara lain: ‘Ilm (‫)علم‬: Ini adalah kata Arab
yang secara langsung diterjemahkan sebagai “ilmu” atau “pengetahuan”. Terdapat
berbagai ayat dalam Al-Qur'an yang menekankan pentingnya mencari pengetahuan dan
memahami tanda-tanda Allah di sekitar kita.
Contoh ayat: “Dan Allah mengajarkan kepadanya (Nabi Adam) nama-nama (segala
sesuatu). Kemudian Allah menyuruh mereka: ‘Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama
barang-barang ini, jika kamu memang orang-orang yang benar (dalam pendirianmu).' ”
(QS. Al-Baqarah [2:31]). Ma'rifah (‫)معرفة‬: Kata ini berasal dari akar kata yang sama
dengan ‘ilm, yang mengandung makna pemahaman atau pengetahuan yang mendalam.
Dalam konteks Islam, ma'rifah mencakup pengetahuan tentang Allah dan
pemahaman spiritual. Contoh ayat: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang berilmu di
antara hamba-hamba-Ku yang takut kepada Allah.” (QS. Fussilat [41:38]).
Hikmah (‫)حكمة‬: Meskipun tidak secara langsung berkaitan dengan kata ‘ilm, hikmah
memiliki hubungan erat dengan pemahaman dan penerapan pengetahuan dengan
bijaksana. Ayat-ayat dalam Al-Qur'an sering kali merujuk pada pemberian hikmah oleh
Allah.
Contoh ayat: “Dan barangsiapa yang diberi hikmah, maka sesungguhnya ia telah diberi
kebajikan yang banyak.” (QS. Al-Baqarah [2:269]). ‘Alim (‫ )عالم‬dan ‘Alam (‫)عالم‬: ‘Alim
adalah kata yang merujuk pada orang yang memiliki pengetahuan atau ilmu, sedangkan
‘alam berhubungan dengan dunia atau segala sesuatu yang ada. Kedua kata ini
mencerminkan pemahaman Islam tentang pencarian ilmu dan pengamatan terhadap dunia.
Melalui penggunaan beragam kata dan konsep semacam ini, Al-Qur'an mendorong umat
Islam untuk mencari pengetahuan, memahami tanda-tanda Allah dalam ciptaan-Nya, dan
mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang agama dan dunia.
5. Surat Al-A’raf Ayat 179

‫ْص ُرون ِبها ول ُه ْم ءاذان َّّل يسْم ُعون ِبها‬ ِ ‫نس ۖ ل ُه ْم قُلُوب َّّل ي ْفق ُهون ِبها ول ُه ْم أ ْعيُن َّّل يُب‬
ِ ‫ٱْل‬ ً ‫ۚولقدْ ذرأْنا لِجهنَّم كث‬
ِ ْ ‫ِيرا ِمن ٱ ْل ِج ِن و‬
‫أ ُ ۟ولئِك ك ْٱْل ْنع ِم ب ْل هُ ْم أض ُّل ۚ أ ُ ۟ولئِك هُ ُم ٱ ْلغ ِفلُون‬
Arab-Latin: Wa laqad żara`nā lijahannama kaṡīram minal-jinni wal-insi lahum qulụbul lā
yafqahụna bihā wa lahum a'yunul lā yubṣirụna bihā wa lahum āżānul lā yasma'ụna bihā, ulā`ika
kal-an'āmi bal hum aḍall, ulā`ika humul-gāfilụn
Artinya: Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin
dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-
ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-
tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat
lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
Menurut Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr.
Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
179. Dan sungguh Kami telah menciptakan banyak manusia dan jin untuk mengisi Neraka
Jahanam. Karena Kami mengetahui bahwa mereka akan melakukan apa yang dilakukan oleh
para penghuni Neraka. Mereka mempunyai hati tetapi tidak mau menggunakannya untuk
memahami apa yang bermanfaat dan apa yang berbahaya bagi mereka. Mereka mempunyai
mata tetapi mereka tidak mau menggunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah
yang ada di di dalam diri mereka dan yang ada di alam semesta untuk dijadikan sebagai
pelajaran. Dan mereka mempunyai telinga tetapi mereka tidak mau menggunakannya untuk
mendengar ayat-ayat Allah kemudian merenungkan apa yang terkandung di dalamnya. Mereka
itu seperti binatang ternak yang tidak mempunyai akal, bahkan mereka lebih sesat dari binatang
ternak. Mereka itu adalah orang-orang yang tidak mau beriman kepada Allah.

Anda mungkin juga menyukai