Anda di halaman 1dari 4

Tugas 3 Tuton Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam

Nama : Robiul awal


Nim : 857628666
Tutor : Bapak Dr.Ach Nurholis Majie, M.Pd

Tugas 3

Berikut adalah soal Tugas ke-3 yang wajib Anda kerjakan. Bacalah pertanyaan dengan cermat
kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut.
1. Struktur iman ada tiga yaitu pembenaran dalam hati, ikrar dengan lisan, dan
pembuktian melalui perbuatan. Jelaskan keterkaitan tiga aspek ini!
2. Sebutkan ciri-ciri orang yang beriman!
3. Tuliskan satu ayat Al-Quran atau hadits beserta tafsir atau syarahnya yang
menunjukkan kewajiban menuntut ilmu!
4. Al-Qur’an memberikan apresiasi terhadap ilmu pengetahuan, maka banyak kata ilmu
ataupun derivasinya yang muncul. Jelaskan kata derivasi yang memiliki kesamaan
makna dengan ilmu dalam beragam bentuknya!
5. Al-Qur’an pernah menyebutkan bahwa manusia bisa lebih sesat (buruk) dari hewan
ternak. Di ayat manakah Al-Quran menyebutkan demikian? Tuliskan ayat tersebut
beserta tafsirnya!
Jawaban :
1.dalam sebuah hadist yang mengatakan
)‫االيمان معرفة بالقلب وقول باللسان وعمل باالركان (روه اينماجه‬
artinya: Iman adalah mengetahui dengan hati dan mengucapkan dengan lisan melakukan
dengan perbuatan dengan anggota tubuh.
Hadist diatas Menerangkan Iman adalah keterkaitan antara hati (qolbu) ,lisan,dan
arkan.ma’rifat artinya mengetahui. konsep dalam Islam tentang struktur iman yang terdiri
dari tiga aspek utama: pembenaran dalam hati(qolbu), ikrar dengan lisan, dan pembuktian
melalui perbuatan(arkan).Pembenaran dalam hati adalah dasar dari iman, sementara ikrar
dengan lisan adalah ekspresi terbuka dari keyakinan tersebut. Pembuktian melalui
perbuatan adalah implementasi konkret dari iman dalam kehidupan sehari-hari.
Keterkaitan ini menciptakan sebuah kesatuan antara dimensi batiniah dan dimensi lahiriah
keabsahan keyakinan. Jika seseorang benar-benar meyakini prinsip-prinsip agama, hal itu
seharusnya tercermin dalam tingkah laku sehari-hari, seperti kasih sayang, keadilan, dan
integritas.Sebaliknya, jika ada ketidaksesuaian antara keyakinan dalam hati, ikrar lisan,
dan perbuatan, hal ini dapat menimbulkan keraguan terhadap keikhlasan dan keabsahan
iman seseorang.Islam mengajarkan bahwa iman bukanlah sekadar keyakinan dalam hati
atau ucapan semata, tetapi juga harus tercermin dalam tindakan dan perilaku sehari-hari.

2.Ciri-ciri orang yang beriman ialah


 Tawakal, seseorang yang menyandarkan berbagai urusannya atau aktivitasnya
senantiasa atas perintah Allah,seperti bekerja ,beribadah hanya karna Allah SWT
 Mawas diri dan bersikap Ilmiah,artinya Seseorang waspada dengan keadaan
lingkungan tidak terpengaruh godaan dari jin maupun manusia dengan daya
pikir,bersikap kritis dalam menerima informasi,tertuma memahami nilai-nilai
dasar islam.hal ini diperlukan supaya terhindar dari bebagai fitnah.Atas dasar
pemikiran tersebut nantinya seseorang tidak dibenarkan mengambil sikap,sebelum
mengetahui permasalahannya.
 Optimis dalam menghadapi Masa Depan, artinya Seseorang memiliki jiwa atau
pemikiran yang positif untuk meraih masa depan, optimis untuk masa depan
meskipun keadaan penuh tantangan baik faktor ekonomi atau lainya.
 Konsisten dan Menempati Janji,Seeorang memilki diri yang bertanggung
jawab atas sikap atau perbuatannya dan ucapannya,dia tahu menjaga dirinya dari
godaan-godaan yang membuat imannya pudar, dan seseorang senantiasa
menempati janji karna dia tahu janji adalah hutang ketika hutang tidak dibayarkan
atau dilunasi tanggung jawabnya nanti di akhirat begitu pula dengan janji.
3. Terdapat pada QS. At-taubah ayat 122
۟ ‫ِين َو ِليُنذ ُِر‬
‫وا قَ ْو َم ُه ْم ِإذَا‬ ِ ‫وا فِى ٱلد‬ ۟ ‫وا َكآفَّةً ۚ فَلَ ْو َال نَف ََر مِن كُ ِل ف ِْرقَ ٍة ِم ْن ُه ْم طَآئِفَةٌ ِليَتَفَ َّق ُه‬
۟ ‫۞ َو َما َكانَ ْٱل ُمؤْ ِمنُونَ ِليَنف ُِر‬
َ‫َر َجعُ ٓو ۟ا إِلَ ْي ِه ْم لَعَلَّ ُه ْم يَ ْحذَ ُرون‬
Artinya: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya.
Dan tidak patut bagi kaum mukminin semuanya keluar memerangi musuh mereka,
sebagaimana yang tidak dibenarkan bagi mereka untuk tinggal semua. Mengapa tidak
keluar untuk berperang dan berjihad dari setiap golongan sejumlah orang yang
memadai dan mewujudkan mashlahat;tujuannya agar orang-orang yang tinggal bisa
mendalami agama Allah dan mengetahui apa yang terbaru dari hokum-hukum agama
Allah dan wahyu yang diturunkan pada rasulNya, agar mereka nanti memperingatkan
kaum mereka dengan ilmu yang mereka pelajari tatkala mereka kembali kepada
kaumnya itu. Mudah-mudahan mereka takut kepada siksaan Allah dengan
menjalankan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya.
4.Dalam Al-Qur’an, terdapat beberapa kata derivasi yang memiliki kesamaan makna
dengan “ilmu” dalam beragam bentuknya (pecahannya) yang mencapai
800an.diantaranya
 Ilmu sebagai Pencarian Pengetahuan:Al-Qur'an sering menggunakan kata
"ilmu" dalam konteks pencarian pengetahuan. Kata derivasi seperti "ta'allum"
(mempelajari) dan "tafaqquh" (memahami) mencerminkan pentingnya
memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang mendalam. Dengan
menguatkan nilai pembelajaran, Al-Qur'an mendorong umatnya untuk
senantiasa mencari ilmu dan memahami dunia di sekitar mereka.
 .Ilmu sebagai Kepemahaman dan Hikmah: Derivasi dari kata "ilmu" juga
mencakup makna pemahaman dan hikmah. Al-Qur'an menekankan bahwa
ilmu sejati bukan hanya sebatas pengetahuan faktual, tetapi juga melibatkan
pemahaman mendalam yang membawa kebijaksanaan. Kata-kata seperti
"hikmah" dan "fahm" mencerminkan arti yang lebih luas, memperlihatkan
bahwa pencarian ilmu sejalan dengan pencarian hikmah dan pemahaman.
 3.Ilmu sebagai Petunjuk Hidup:Al-Qur'an memberikan arti pada kata "ilmu"
dengan menyoroti peran pentingnya sebagai petunjuk hidup. Kata "hidayah"
dan "irshad" menjadi derivasi yang menekankan bahwa ilmu adalah cahaya
yang membimbing umat manusia dalam perjalanan hidupnya.agar lebih baik.
 4. Ilmu sebagai Sarana Keadilan:Kata "ilmu" dan turunannya dalam Al-Qur'an
juga mencakup konsep keadilan. Al-Qur'an menekankan bahwa ilmu adalah
alat untuk menciptakan keadilan dan kesetaraan. Penggunaan kata "adl"
(keadilan) dan "qist" (keadilan) dalam ayat-ayat Al-Qur'an menggambarkan
bahwa ilmu sejati membawa manusia menuju tindakan yang adil dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam keseluruhan, Al-Qur'an secara konsisten memberikan apresiasi terhadap
ilmu pengetahuan dalam beragam bentuknya.Kata-kata derivasi yang memiliki
kesamaan makna dengan "ilmu" menciptakan landasan yang kokoh bagi umat
Islam untuk menggali pengetahuan, memahami hikmah, hidup dengan petunjuk,
dan menerapkan keadilan dalam kehidupan sehari-hari.Dengan demikian, Al-
Qur'an menjadi pendorong utama bagi umat Islam untuk senantiasa mengejar ilmu
dan menghargai kebijaksanaan yang terkandung di dalamnya.
5.Terdapat pada QS. Al-A’raaf ayat 179
‫ان َّال‬
ٌ َ‫ْص ُرونَ ِب َها َولَ ُه ْم َءاذ‬ ِ ‫نس ۖ لَ ُه ْم قُلُوبٌ َّال َي ْفقَ ُهونَ ِب َها َولَ ُه ْم أ َ ْعي ٌُن َّال يُب‬
ِ ‫ٱْل‬ ً ‫َولَقَدْ ذَ َرأْنَا ِل َج َهنَّ َم َكث‬
ِ ْ ‫ِيرا مِنَ ْٱل ِج ِن َو‬
َٰ ْ ٓ َٰ ُ ٓ َٰ ُ
َ َ ‫يَ ْس َمعُونَ بِ َها ٓ ۚ أ ۟ولَئِكَ ك َْٱْل َ ْن َٰ َع ِم بَ ْل هُ ْم أ‬
َ‫ض ُّل ۚ أ ۟ولَئِكَ هُ ُم ٱلغَ ِفلُون‬
Artinya: Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam)
kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai
mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah),
dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar
(ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat
lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
Arti ayat diatas adalah dan sungguh Kami telah menciptakan sebagai penghuni
neraka (yang Allah menimpakan siksaan di dalamnya bagi orang yang berhak
untukk menerima siksaan di akhirat) banyak dari golongan jin dan manusia,
mereka memiliki hati yang tidak bisa mereka gunakan untuk berpikir, sehingga
mereka tidak pernah berharap pahala dan tidak pernah takut siksaanm dan mereka
memiliki mata yang tidak bisa dipakai untuk melihat dengannya kepada ayat-ayat
Allah dan dalil-dalilNya, dan mereka memiliki telingan yang tidak bisa dipakai
untuk mendengar dengannya ayat-ayat kitab Allah sehingga mereka bertafakur
dengannya, mereka itu seperti binatang tidak memahami ucapan yang
disampaikan kepadanya, dan tidak memahami apa yang mereka lihat, dan tidak
bisa berpikir dengan hatinya tentang kebaikan dan keburukan sehingga mampu
untuk membedakan diantara keduanya, bahkan mereka lebih sesat daripada
binatang itu, karena sesungguhnya binatang bisa melihat apa yang bermanfaat
untuknya dan apa yang berbahaya untuknya dan bisa mengikuti penggembalanya,
sedangkan mereka kebalikan dari itu, mereka adalah orang-orang yang lalai dari
keimanan kepada Allah dan ketaatan kepadaNya.

Anda mungkin juga menyukai