Anda di halaman 1dari 10

TUGAS TELAAH KURIKULUM SMP/SMA

DOSEN PEMBIMBING
Zainul Arifin M.Pd
DISUSUN OLEH
Aldi Ardiansyah
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
BOJONEGORO
PRODI PAI SEMESTER 4
2022/2023

Kompetensi Dasar
1.2: Terbiasa membaca al-Qur’an dengan meyakini bahwa
Allah Swt. Mencintai orang - orang yang ikhlas, sabar, dan
pemaaf.

2.2: Menunjukkan perilaku ikhlas, sabar, dan pemaaf


sebagai implementasi pemahaman Q.S. al-Nisa/4:146, Q.S.
alBaqarah/2:153, dan Q.S.Ali ‘Imran/3:134, dan Hadis
terkait.
3.2: Memahami makna Q.S. al-Nisa/4:146, Q.S. al-
Baqarah/2:153, dan Q.S.Ali ‘Imran/3:134 serta Hadis terkait
tentang ikhlas, sabar, dan pemaaf
4.2.1 : Membaca Q.S. al-Nisa/4:146, Q.S. al-Baqarah/2:153,
dan Q.S. Ali ‘Imran/3:134 dengan tartil
4.2.2 : Menunjukkan hafalan Q.S. al-Nisa/4:146, Q.S.
alBaqarah/2:153, dan Q.S.Ali ‘Imran/3:1344 serta Hadis
terkait dengan lancar
4.2.3 : Menyajikan keterkaitan ikhlas, sabar, dan pemaaf
dengan pesan Q.S. al-Nisa/4:146, Q.S. al-Baqarah/2:153, dan
Q.S. Ali ‘Imran/3:134

Hidup jadi lebih damai dengan ikhlas, sabar, dan pemaaf


tentunya sangat penting untuk kita ketahui, entah yang
bersifat spontanitas maupun ilmiah. Kita dari semenjak Tk
telah diajarkan bagaimana agar kita selalu memiliki sikap
damai dengan ikhlas, sabar dan pemaaf, bahkan pasti
diajarkan dari dini.
Pada artikel yang satu ini, kami suguhkan rangkuman
hidup jadi lebih damai dengan ikhlas, sabar, dan pemaaf.
Disini menemukan banyak informasi yang terdapat pada
buku Kemendikbud RI keluaran resmi dan pemerintah.
Renungkanlah
Kita semua dapat lebih sabar, ikhlas, dan menjadi pemaaf di
saat kita diuji oleh Allah Swt. Dengan berbagai hal yang
menyenangkan. Ujian kesulitan, kehilangan, kekurangan,
musibah penyakit, atau kemiskinan adalah perkara biasa
yang dihadapi oleh manusia selama hidup di dunia ini.

Ikhlas, sabar, dan pemaaf merupakan perilaku terpuji yang


harus bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

1 . Perilaku Ikhlas dalam Kehidupan Sehari-hari. Secara


harfiyah, ikhlas artinya tulus dan bersih. Adapun menurut
istilah, ikhlas ialah mengerjakan sesuatu kebaikan dengan
semata-mata mengharap rida Allah Swt. Bagi orang yang
ikhlas, suatu perbuatan baik tidak harus dikaitkan dengan
imbalan atau balasan, melainkan semata-mata ingin
mendapatkan rida Allah Swt. Jadi meskipun tidak
mendapat imbalan apa pun dan dari pihak mana pun, akan
tetap melakukan perbuatan baiknya tersebut.
‫ِإاَّل اَّلِذ يَن َتاُبوا َو َأْص َلُح وا َو اْعَتَص ُم وا ِباِهَّلل َو َأْخ َلُص وا ِد يَنُهْم ِهَّلِل َفُأوَٰل ِئ َك َم َع‬
‫اْلُم ْؤ ِمِنيَن ۖ َوَسْو َف ُيْؤ ِت ُهَّللا اْلُم ْؤ ِمِنيَن َأْج ًر ا َع ِظ يًم ا‬
Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan
perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan
tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah.
Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman
dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang
yang beriman pahala yang besar.” (QS. An-Nisa’ : 146)
Perilaku ikhlas sebagai penghayatan dan pengamalan QS.
An-Nisa’ ayat 146 dalam kehidupan sehari-hari dapat
diwujudkan dengan cara:
a. Gemar melakukan perbuatan terpuji dan tidak di
pamerkan kepada orang lain;
b. Ikhlas dalam beribadah, semata-mata karena Allah Swt.
c. Tidak mengharapkan pujian atau sanjungan dari orang
lain.
d. Selalu berhati-hati dalam bertindak atau berperilaku.
e. Tidak pernah membedakan antara amal besar dan amal
kecil.
f. Tidak menghitung-hitung apalagi mengungkit-ungkit
kebaikan yang pernah diberikan kepada orang lain.
. Perilaku Sabar dalam Kehidupan Sehari-hari. Sabar
berasal dari kata “sobaro-yasbiru” yang artinya menahan.
Dan menurut istilah, sabar adalah menahan diri dari
kesusahan dan menyikapinya sesuai syariah dan akal,
menjaga lisan dari celaan, dan menahan anggota badan dari
berbuat dosa dan sebagainya. Sabar adalah sikap hati yang
muncul pertama kali ketika mendapatkan ujian maupun
musibah. Bila menghadapi musibah dan respon pertama
yang muncul adalah kalimat istirja (inna lillahi wa inna
ilaihi roji’un) ataupun sejenisnya, maka itu adalah salah
satu ukuran kesabaran. ‫َي ا َأُّيَه ا اَّل ِذ يَن آَم ُن وا اْس َتِع يُنوا ِبالَّص ْبِر‬
‫“ َو الَّص اَل ِةۚ ِإَّن َهَّللا َم َع الَّص اِبِريَن‬Wahai orang-orang yang
beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan
sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang
sabar.” (QS. Al- Baqarah :153) Perilaku sabar sebagai
penghayatan dan pengamalan QS. Al-Baqarah ayat 153
dalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan dengan
cara sebagai berikut.
a.Sabar dalam menjalankan perintah Allah Swt. seperti:
1) Ketika mendengar azan segera menuju ke masjid untuk
melaksanakan £alat berjamaah;
2) Ketika bel berbunyi segera masuk kelas untuk mengikuti
pelajaran;
3) Saat orang tua memanggil, segera menghadap dan
menemui agar tidak mengecewakannya.
b. Sabar dalam menjauhi maksiat atau meninggalkan larangan
Allah Swt., seperti:
1) Ketika diajak membolos segera menolak dan menghindari
teman-teman yang bersekongkol untuk membolos.
2) Saat diajak tawuran segera menolak dan menjauhi
teman-teman yang mengajaknya.
3) Tidak cepat marah dan main hakim sendiri.
c. Sabar dalam menerima dan menghadapi musibah, seperti:
1) Ketika terkena musibah sakit tidak mengeluh dan tidak
putus asa untuk berusaha mencari kesembuhan.
2) Ketika terkena musibah tidak mengeluh dan tidak
menyalahkan Allah dan orang lain.
3)Perilaku Pemaaf dalam Kehidupan Sehari-hari. Pemaaf
berarti orang yang rela memberi maaf kepada orang lain. Sikap pemaaf
berarti sikap suka memaafkan kesalahan orang lain .

‫اَّل ِذ يَن ُيْنِفُق وَن ِفي الَّس َّر اِء َو الَّض َّر اِء َو اْلَك اِظ ِم يَن اْلَغْي َظ َو اْلَع اِفيَن َع ِن‬
‫الَّناِسۗ َوُهَّللا ُيِح ُّب اْلُم ْح ِس ِنيَن‬

(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di


waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang
menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang.
Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS.
Ali-Imran :134)
Perilaku pemaaf sebagai penghayatan dan pengamalan QS.
Ali-Imran ayat 134 dalam kehidupan sehari-hari dapat
diwujudkan dengan:
a. Memberikan maaf dengan ikhlas kepada orang yang
meminta maaf.
b. Meminta maaf atas kesalahan yang diperbuat.
c. Tidak memendam rasa benci dan perasaan dendam
kepada orang lain.
2. Memahami Isi Kandungan Q.S. al-Nisa/4: 145- 146,
Q.S. al-Baqarah/2: 153, dan Q.S. ‘Ali ‘Imran/3: 134 dan
Hadis tentang Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf
a. Q.S. al-Nisa/4: 145- 146
Kedua ayat ini menjelaskan tentang pengecualian dari
orangorang yang memiliki perilaku munafik. Mereka
adalah orang-orang yang bertobat, memperbaiki diri,
mengikuti ajaran Allah Sawt, serta berbuat tulus dalam
menjalankan perintah-Nya. Niat yang tulus mendorong
keikhlasan. Hal ini dianggap penting Bagi seseorang untuk
mencapai derajat mukhlisin, yaitu orang-orang yang ikhlas.
Perbuatan baik Diawali dengan niat yang baik. Ketulusan
dalam melakukan perbuatan mendorong pada perilaku
ikhlas. Sebaliknya, perbuatan akan dianggap sia-sia apabila
tidak dilandasi oleh niat yang tulus. Keikhlasan karena
Allah Swt. Mendorong hati menjadi lebih Tenteram. Kita
pun tidak merasa terbebani serta akan mendapatkan pahala
terhadap perbuatan yang dilakukan. Apakah kalian dapat
berbuat ikhlas? Semoga kita diberi petunjuk Untuk dapat
melakukannya.
b. Q.S. al-Baqarah/2: 153 Ayat ini menjelaskan bahwa orang-
orang yang sabar selalu
Disertai oleh Allah Swt. Kesabaran menjadi pengendali diri
untuk tetap istikamah dalam melakukan perbuatan.
Kesabaran dapat Dimaknai menahan diri dari kesusahan.
Begitu pula, kesabaran diarahkan untuk menahan lisan atau
anggota badan Dari perkataan dan Perbuatan yang tidak
baik juga menahan diri dari kemalasan. Kesabaran
menimbulkan dampak positif bagi diri. Manusia yang sabar
akan berlapang dada ketika menghadapi musibah dan
kesulitan. Ia akan tetap istikamah dalam memperjuangkan
kebenaran. Sikap dinamis dan optimis yang terkandung
dalam kesabaran akan mengantarkan kebermaknaan dalam
meraih masa depan. Melalui ayat ini pula, Allah Swt.
Mendorong manusia untuk dapat mengatasi permasalahan
hidup dengan saling membantu antar sesama. Allah Swt.
Memerintahkan agar kita memohon pertolongan Kepada-
Nya dengan senantiasa mengedepankan sikap sabar dan
menjaga salat dengan istikamah. Kedua hal ini merupakan
sarana meminta tolong yang terbaik ketika menghadapi
berbagai kesulitan. Rasulullah Saw. Telah memberi contoh
yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu
perwujudan sikap sabar adalah dalam menjalankan
Perintah-perintah Allah Swt. Beban berat yang
ditanggungnya akan terasa ringan jika diiringi dengan
sabar dan salat.
c. Kandungan Q.S. ‘Ali ‘Imran/3:134 Salah satu ciri orang yang
bertakwa pada ayat ini adalah
Pemaaf. Kita dituntut untuk meminta maaf dan saling
memaafkan sebagaimana dianjurkan oleh Rasulullah Saw.
Sikap suka memaafkan orang lain adalah pemaaf. Sikap ini
Disertai dengan tidak ada rasa benci sedikit pun dan tidak
ada keinginan untuk membalas. Manusia tidak luput dari
kesalahan. Ia merupakan salah satu fitrah yang ada pada
dirinya. Dalam hal ini, Rasulullah Saw. Bersabda, “Setiap
manusia pernah melakukan kesalahan dan
Sebaik-baik pelaku kesalahan itu adalah orang yang segera
bertobat kepada Allah Swt.”(H.R. Muslim).
Hadis ini menegaskan bahwa orang yang baik bukan orang
Yang tidak pernah salah. Hal itu mustahil. Manusia yang
terpelihara dari kesalahan (ma’sum) adalah Rasulullah Saw.
Islam memandang manusia yang baik adalah mereka yang
sadar akan kesalahan dan bertobat kepada-Nya.
Memaafkan kesalahan orang lain yang menyakiti
merupakan Perbuatan mulia. Memaafkan itu lebih utama
dari sekadar menahan amarah. Memaafkan berarti tidak
ingin membalas dan tetap berbuat baik pada yang berbuat
jahat. Seseorang yang memiliki sikap pemaaf hanya
mengharapkan pahala di sisi Allah Swt., bukan balasan dari
manusia.
. Pesan Nabi Muhammad Saw. Untuk Berperilaku Ikhlas,
Sabar, dan Pemaaf
Allah Swt. Memuji orang-orang yang melakukan sesuatu
yang didasari Dengan niat ikhlas. Sebagai muslim, kita
didorong untuk berbuat kebajikan dan menolong orang
lain. Kita juga dituntut untuk tidak berharap balasan dan
ucapan terimakasih dari orang lain melainkan berharap
akan balasan dari Allah Swt. Rasulullah Saw. Bersabda
sebagai berikut: Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata Nabi
Muhamamd Saw. Telah bersabda, ”Sesungguhnya Allah Swt
tidak memandang kepada rupa kalian, juga Tidak kepada
harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal
kalian”. (H.R. Muslim)
Hadis di atas mempunyai makna bahwa seseorang yang
melakukan Perbuatan dengan ikhlas dan beramal karena
Allah Swt. Akan mendapatkan pahala dari Allah Swt.,
selamat Dunia dan akhirat, serta diberikan Kemudahan
dalam menghadapi kesulitan dan kesusahan serta musibah
yang menimpanya. Sebagai contoh adalah kisah Nabi Yusuf
a.s. yang selamat dari godaan seorang wanita yang akan
menjerumuskannya pada perzinaan karena pertolongan
Allah Swt. Untuk menjadi orang yang ikhlas tidak mudah,
diperlukan Keteguhan hati untuk melakukannya. Di antara
upaya untuk menjadi orang yang ikhlas adalah belajar
menuntut ilmu yang bermanfaat, berteman dengan orang-
orang saleh, membaca sirah (perjalanan hidup) orang-orang
yang berbuat Ikhlas, bersungguh-sungguh Melawan hawa
nafsu, berdo’a, serta memohon pertolongan kepada Allah
Swt. Selain ikhlas, kita juga harus mempunyai sifat sabar
dalam menghadapi Cobaan. Boleh jadi, cobaan itu menimpa
langsung pada dirimu, ayah ibumu, saudaramu, ataupun
anggota keluargamu yang lain. Allah Swt. Menurunkan
cobaan untuk menguji seberapa tinggi tingkat keimanan
juga kesabaran seseorang. Apakah kamu akan marah-
marah dan putus asa serta tidak rida terhadap takdir Allah
Swt.? Sabar menghadapi sakit, menguasai diri saat khawatir
dan emosi, dan menahan lidah agar tidak mengeluh
merupakan bekal bagi orang mukmin dalam perjalanan
hidupnya di dunia. Sabar dalam hal ini termasuk dari
sebagian iman, sama seperti kedudukan kepala bagi badan.
Tidak ada iman bagi orang yang tidak sabar, sebagaimana
badan yang Tidak ada artinya tanpa kepala. ‘Ali bin Abi
Talib berkata sebagai berikut:
“Sabar adalah bagian dari iman sebagaimana kepala bagian
dari tubuh”. Kehidupan yang paling baik ialah jika kita
dapat menjalaninya dengan Berbekal kesabaran. Sabar
artinya menahan diri dalam menghadapi cobaan dari Allah
Swt. Hidup ini tidak lepas dari kenyataan bahwa setiap
orang bisa saja mendapatkan nikmat dan cobaan dalam
menjalani kehidupan di dunia.
Selain mempunyai sifat ikhlas dan sabar seorang muslim
harus mempunyai sifat pemaaf. Memaafkan kesalahan
orang sering kali dianggap sebagai sikap lemah dan bentuk
kehinaan, padahal justru Sebaliknya. ada keutamaannya.
Tapi ketika dia memaafkan padahal mampu untuk
Membalasnya, dia mulia di hadapan Allah Swt. Dan
manusia. Seseorang yang disakiti oleh orang lain dan
bersabar atasnya serta Memaafkannya padahal dia mampu
membalasnya, sikap seperti ini sangat Terpuji. Nabi
Muhammad Saw. Bersabda sebagai berikut.
Dari Anas bin Malik, ia berkata Rasulullah Saw. Bersabda,
“Sambunglah tali Silaturahmi kepada orang yang telah
memutuskanmu dan maafkanlah Orang-orang yang
menzalimimu”. (H.R. al-Baihaqi)
Memaafkan kesalahan merupakan salah satu akhlak yang
diajarkan oleh Rasulullah Saw. Yang terpancar secara jelas
dari pribadinya menghadapi Cobaan, rintangan, dan hinaan
orang lain. Rasulullah Saw. Memaafkannya, Bahkan
berbuat kebajikan kepada orang-orang yang
mencelakainya. Hal ini Menyebabkan orang itu merasa
malu atas perbuatan yang telah ia lakukan.

3. Tilawah.
a. Membaca QS. An Nisa/4 : 146
‫ٰۤل‬
‫ِااَّل اَّلِذ ْيَن َتاُبْو ا َو َاْص َلُح ْو ا َو اْعَتَص ُم ْو ا ِباِهّٰلل َو َاْخ َلُصْو ا ِدْيَنُهْم ِهّٰلِل َفُاو ِٕى َك َم َع‬
‫اْلُم ْؤ ِمِنْيَۗن َوَسْو َف ُيْؤ ِت ُهّٰللا اْلُم ْؤ ِمِنْيَن َاْج ًر ا َع ِظ ْيًم ا‬
146. Kecuali orang-orang yang bertobat dan memperbaiki
diri dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan dengan
tulus ikhlas (menjalankan) agama mereka karena Allah.
Maka mereka itu bersama-sama orang-orang yang beriman
dan kelak Allah akan memberikan pahala yang besar
kepada orang-orang yang beriman.
b. Membaca QS. Al-Baqarah Ayat 153

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنوا اْس َتِع ْيُنْو ا ِبالَّصْبِر َو الَّص ٰل وِةۗ ِاَّن َهّٰللا َم َع الّٰص ِبِرْيَن‬

153. Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah


pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat.
Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.
C. Membaca Q.S. Ali-Imran/3: 134
‫َّۤر‬ ‫َّۤر‬
‫اَّل ِذ ْيَن ُيْنِفُق ْو َن ِفى الَّس اِء َو الَّض اِء َو اْلَك اِظِم ْيَن اْلَغْي َظ َو اْلَع اِفْيَن َع ِن‬
١٣٤ – ‫الَّناِۗس َوُهّٰللا ُيِح ُّب اْلُم ْح ِس ِنْيَۚن‬
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di
waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang
menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang.
Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Q.S. ali-
Imran/3: 134

5.Hafalan Q.S. al-Nisa/4:145-146, Q.S. al-Baqarah


/2:153, dan Q.S. ‘Ali ‘Imran/3:134

1. Hafalkan Q.S. al-Nisa/4:145-146, Q.S. al-Baqarah/2:153, dan


Q.S. ‘Ali ‘Imran/3:134 serta hadis terkait bersama dengan
teman sebangkumu!
2. Di hadapan guru, tunjukkan hafalanmu dan mintalah
penilaian dari Bapak/ibu guru!
3. Tugas Individu:
Cari hadis yang berhubungan dengan ikhlas, sabar, dan
pemaaf selain Hadis di atas! Jawaban ditulis lengkap
dengan syakal pada kertas yang Disediakan oleh gurumu.
Sebagai pelajar yang baik, kalian harus berusaha untuk
terbiasa Membaca Al-Qur’an setiap hari. Setelah kalian
dapat membaca dan Memahami isi kandungan ketiga surat
tersebut dengan lancar, kalian harus Bisa menμnjukkan
hafalan ketiga surat tersebut dengan baik dan benar ke
Bapak/ibu gurumu

6.Menyajikan keterkaitan ikhlas, sabar, dan pemaaf


dengan Pesan Q.S. an-Nisa/4:146, Q.S. al-Baqarah/2:153, dan Q.S.
ali Imran/3:134 Q.S An Nisa/4:146
Pesan agar selalu tulus dan ikhlas dalam berpegang teguh
dalam agama Allah karena kelak Allah akan Memberikan
kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.
Orang yang ikhlas mendapatkan pahala yang besar
sebaliknya jika tidak disertai ikhlas hanyalah sebuah sia-sia.
Q.S al Baqarah/2:153
Pesan jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu ,
sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar, jadi
sikap sabar adalah penolongmu.
Q.S Ali Imran/3:134
Pesan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan
kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan.

Anda mungkin juga menyukai