“ SABAR “
Kelompok 2
Abbilia Santika ( D )
Allifa Mufidah R ( E )
Ananda Dwi Oktavia ( D )
Dewi Ayu Narrasati ( D )
Emallia Gustiana ( E )
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehandirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas Makalah Agama Islam tentang Sabar di Bogor EduCare dengan lancar.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai sumber, sehingga dapat memperlancar makalah ini. Untuk itu kami
berterima kasih kepada pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnyabahwa masih ada
kekurangan baik dari segi kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami
menerima kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi teman-teman
semua dan bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
3.1 KESIMPULAN
3.2 DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sabar adalah menahan diri dari semua yang tidak berkenan di hati, ia juga
berarti ketabahan. Imam al ghazali mendefinisikan sabar sebagai ketetapan
hati melaksanakan tuntutan agama dalam menghadapi rayuan nafsu.
Dalam bahasa Arab, arti Sabar berasal dari kata sobaru yasbiru, yang
artinya menahan. Sedangkan secara istilah, Sabar yaitu menahan diri atas
segala macam bentuk kesulitan, kesedihan atau menahan diri saat menghadapi
segala sesuatu yang tidak disukai dan dibenci.
Adapun pengertian sabar secara lebih luas, yaitu menahan diri agar tidak
mudah marah, berkeluh kesah, benci, dendam, serta tidak mudah putus asa,
melatih diri dalam ketaatan, membentengi diri agar tidak melakukan maksiat
dan perbuatan keji. Seperti yang dikutip dalam Buku Tazkiyyatun Nafs “
Allah menjadikan sabar bagai kuda yang tidak pernah letih, pedang yang tidak
pernah tumpul, pasukan yang tidak pernah terkalahkan, dan benteng yang
tidak pernah tertaklukkan.”
Sabar itu ibarat dari poros bagi para mukmin. Kemanapun ia pergi pasti
akan kembali kepadanya. Sabar juga merupakan satu satunya penopang
imannya serta satu satunya tempat untuk bersandar. Tidak ada iman bagi yang
tidak memiliki kesabaran.
Iman terbagi menjadi dua yaitu iman kepada Sabar serta Iman kepada rasa
syukur. Demikianlah, bagi yang tidak mempunyai iman ia merupakan orang
yang lemah. Maka dari itu kita perlu meningkatkan Iman kita dimulai dari
kesabaran.
Sabar juga memiliki keutamaan yang telah dijelaskan dalam sebuah hadist
yang berbunyi “ Jika Allah mencintai seseorang ia akan mengujinya, jika orang
itu sabar maka Allah akan menjadikannya orang yang mulia, dan jika ia ridha,
maka Allah akan menjadikan dia sebagai orang pilihan yang istimewa.”
Dalam Al Qur’an Allah telah memuji orang orang yang sabar. Bagi
mereka pahala yang tidak terputus, dia selalu bersama mereka dengan hidayah-
Nya.
Allah juga mendatangkan kabar gembira bagi orang orang yang sabar,
berupa tiga hal yang akan didapat oleh orang yang sabar. Tiga hal yang lebih
baik dari semua yang diperebutkan di dunia.
َّار َش ُك ْو ٍر
ب ص
َ ِّ
ل ُ
ك ِّ ل ٍ
ت يٰ ٰ اَل ك
َ ِ ل ذٰ ْاِنَّ ِفي
ٍ
Sesungguhnya itu merupakan tanda kekuasaan Allah terhadap orang yang
sabar dan bersyukur. (Ibrahim : 5)
2.4 Hadist tentang Sabar
Segala sesuatu yang dihadapi seseorang di dunia ini pasti termasuk dalam
dua hal yaitu hawa nafsu dan keinginan ataupun sebaliknya. Dan untuk
memenuhi keduanya ia perlu memiliki kesabaran yang mempunyai banyak
macam macam kesabaran.
Sabar itu ada tiga. Pertama, Sabar dalam perintah Allah yaitu dengan
melaksanakannya, contohnya melaksanakan Ibadah Puasa dan Shalat 5 waktu.
Kedua, Sabar dalam larangan Allah yaitu dengan menjauhinya dan
menyelisihkan hal hal yang melanggar atau tidak sesuai dengan syariat Allah.
Ketiga, Sabar terhadap Qadha atau takdir yang telah ditetapkan oleh Allah
yaitu dengan menerimanya dengan keridhoan dan tidak menyesalinya, karena
itu semua adalah merupakan nikmat atau ujian yang diberikan oleh Allah
kepada hamba-Nya selama didunia untuk menguji kesabaran yang ada dalam
diri kita.
Demikianlah, kita yang merupakan hamba-Nya yang akan senantiasa
membutuhkan kesabaran dalam segala hal. Sebab kita manusia akan selalu
hidup dalam perintah, larangan, takdir yang harus diterima serta nikmat yang
harus di syukuri. Maka dari itu sabar harus ada dalam diri kita hingga akhir
hayat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan