MAKALAH AKHLAK
OLEH:
KLP : VI
KELAS : C5
FAKULTAS FARMASI
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati penulis panjatkan segala puji dan syukur kepada
Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “SABAR,SYUKUR,IKHLAS DAN RIDHA”.
Makalah ini disusun dan diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah akhlak.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan dan
pengarahan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepadasemua pihak yang telah
membantu penulis dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa isi maupun penyusunan makalah ini masih
kurang sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran serta masukan yang bersifat membangun
penulis harapkan dari semua pihak demi perbaikan penulis dalam menyusun makalah
lainnya dikemudian hari.
Akhir kata, penulis sampaikan pula harapan semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat yang berarti khususnya bagi penulis sendiri dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG.................................................................................iii
RUMUSAN MASALAH.............................................................................iv
1.3 TUJUAN...............................................................................................iv
BAB II PEMBAHASAN
2.1 SABAR DAN SYUKUR…...................................................................2
2.2 IKHLAS DAN RIDHO….……………………....................................7
BAB III KESIMPULAN DAN PENUTUP
3.1. KESIMPULAN....................................................................................13
3.2. SARAN.................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sabar merupakan sifat yang wajib ada pada diri seseorang, karena sifat inilah
yang menentukan kualitas hidup sesorang, terutama orang islam, karena disetiap hal
yang dilakukan oleh kaum muslimin disitu dituntut adanya kesabaran, sifat sabar
jugalah yang telah membuat para nabi dan rasul berhasil dalam dakwahnya
menyampaikan risalah dari Allah SWT. Sabar mengandung tiga makna: menahan
atau mengekang, kuat kokoh atau keras, dan menghimpun sabar adalah konsisten
menghadapi cobaan dengan berbaik sikap. Ada pula yang mengatakan bahwa sabar
adalah sikap tidak membutuhkan sesuatu ketika dicoba, tanpa menampakkan
pengaduan
Selain bersabar kita juga harus banyak bersyukur, sering sekali kita melupakan
hal ini, karena kurangnya kesadaran kita bahwa segala nikmat itu datangnya dari
Alloh SWT, sebagai umat muslim yang memiliki banyak pengetahuan kita harus
belajar untuk selalu mensyukuri nikmat Alloh. Namun dalam merealisasikan sifat
sabar dan syukur ini tentu bukanlah hal yang mudah, karena nafsu kita cenderung
kepada hal-hal yang menuntut untuk segera diselesaikan dengan mudah tanpa harus
melalui hambatan yang membutuhkan kesabran yang tinggi, apabila seorang telah
merasa kesabarannya
Seorang ikhlas ibarat orang yang sedang membersihkan beras dari kerikil-
kerikil dan batu-batu kecil disekitar beras. Jika beras itu telah bersih, beras yang
dimasak jadi nikmat dimakan. Tetapi jika beras itu masih kotor, ketika nasi dikunyah
akan tergigit kerikil dan batu kecil. Demikianlah keikhlasan menyebabkan beramal
menjadi nikmat, tidak membuat lelah, dan segala pengorbanan tidak terasa berat.
Sebaliknya, amal yang dilakukan dengan riya’ akan menyebabkan amal tidak terasa
nikmat . pelakunya akan mudah menyerah dan akan selalu kecewa. Namun, banyak
dari kita yang beribadah tidak berlandasakan ikhlas kepada Allah SWT, melinkaan
dengan sikap riya’ atau sombong agar mendapatkan pujian dari orang lain. Hal inilah
yang dapat menyebabkan ibdah kita tidak diterima oleh Allah SWT.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hakikat sabar dan syukur?
2. Bagaimana hakikat ikhlas dan ridho ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami yang dimaksud Sabar dan Syukur,Untuk
mengetahui dan memahami yang dimaksud dengan ilkhlas dan ridho.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sabar dan Syukur
a. Pengertian sabar.
Kata sabar bermakna mencegah, mengekang atau menahan (man’u, habs).
Menurut istilah, sabar bermakna menahan jiwa dari perasaan cemas, menahan lisan
dari berkeluh-kesah dan menahan anggota badan dari tindakan menampar pipi
sendiri, menyobek-nyobek pakaian sendiri dan lain-lain, yang sering disebut sebagai
tindakan jahiliyah.
Al-Usmu’i berkata, “ketika seseorang menghadapi kepayahan dan kesulitan
yang memuncak, maka disebutkan: laqiyaha bi ashbariha. Yakni dia mendapatkan
getirnya.” Juga kata shubru adalah bermakna “tanah subur”, karena tanah itu padat
dan mengeras, dan perempuan merdeka disebut ummu shabbar yang bermakna ibu
penyabar.” Orang arab mengatakan: waqa’a al-qaumu fi amrin shabbur, yang
bermakna orang-orang itu berada dalam urusan yang sulit atau berbahaya. Juga kata
shabarrah yang bermakna musim dingin karena suhu dingin yang mencekam.
Pendapat lain mengatakan kata “sabar” itu bermakna menghimpun, karena
orang yang bersabar menghimpun atau mengkonsentrasikan jiwanya untuk tidak
cemas dan berkeluh-kesah. Termasuk makna demikian adalah adalah shubrah al-
tha’am bermakna “seonggok atau sekumpulan makanan”, dan shubarah al-hijarah
bermakna “setumpuk batu”.
Melihat makna-makna tersebut berarti sabar mengandung tiga makna: menahan
atau mengekang, kuat kokoh atau keras, dan menghimpun.
b. Hakikat Sabar
Kata “sabar” secara etimologi sudah cukup jelas diterangkan diatas. Hakikat
sabar adalah suatu sikap utama dari perangai kejiwaan yang dapat menahan perilaku
yang tidak baik dan tidak simpati. Sabar merupakan kekuatan jiwa untuk stabilitas
dan baiknya orang dalam bertindak.
Al-junaidi Ibn Muhammad Al-Baghdadi (seorang ulama’ yang zuhud, wafat th.
297 H) mengatakan, “sabar adalah menelan kepahitan tanpa bermuka masam.”
Dzunnun Al-Mishri, (seorang yang terkenal zuhud dan gemar beribadah, wafat th.
245 H) berkata, “sabar ialah menjauhi larangan, bersikap tenang disaat meneguk duri
cobaan, dan menampakkan sikap tidak membutuhkan padahal kemelaratan menimpa
ditengah pelataran kehidupan.”
Ada definisi lain bahwa sabar adalah konsisten menghadapi cobaan dengan
berbaik sikap. Ada pula yang mengatakan bahwa sabar adalah sikap tidak
membutuhkan sesuatu ketika dicoba, tanpa menampakkan pengaduan. Abu utsman
berkata, “penyabar adalah orang yang membiasakan jiwanya menyerang atau
menghadapi berbagai kesulitan.” Juga ada yang berpendapat, “sabar ialah konsisten
menghadapi cobaan dengan sikap yang baik sebagaimana konsisten bersama dalam
keadaan selamat (sehat).”
Cakupan keselamatan (sehat, keadaan normal) adalah lebih luas daripada
kesabaran, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW dalam do’a beliau: