Anda di halaman 1dari 8

Cara Bersabar Perspektif Abdurrahman As Sa’di

Moh Hafidh Khoirun Najih Alfadlil


Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang
23040680022

Abstrak
Islam teaches how important patience is in every aspect of life. Patience is a characteristic
possessed by the believers and distinguishes them from the disbelievers. Allah mentions
patience in the Quran hundreds of times. This patience is necessary for humans to face
trials, ultimately enabling them to solve problems wisely. The method used in this
research is Library Research, with the conclusion that patience is the effort of the soul,
training and directing the soul to worship Allah. Patience has several benefits. First, it
facilitates servants in performing obedience. Second, it fulfills the rights of Allah. Third, it
fulfills the rights of fellow servants. Fourth, it facilitates the soul in abandoning what is
forbidden, preventing it from falling into things that can cause harm. Fifth, it is a means to
seek Allah's pleasure. Sixth, it keeps the servant away from detestable matters. Patience
can only be achieved by observing and understanding the nature of a matter and
understanding the virtues and vileness contained within it.

Keywords: Patience; Abdurrahman As Sa’di

Abstrak
Islam mengajarkan betapa pentingnya kesabaran dalam setiap sendi – sendi kehidupan.
Sabar adalah ciri yang dimiliki oleh orang yang beriman dan yang membedakan dengan
orang – orang kafir. Allah menyebut Sabar dalam Alquran ratusan kali. Kesabaran ini
yang perlu dimiliki manusia untuk menghadapi cobaan yang pada akhirnya mampu
untuk menyelesaikan masalah dengan bijak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Studi Kepustakaan (Library Research) dengan kesimpulan; sabar adalah usaha
nafsu, melatih dan mengarahkan nafsu untuk beribadah kepada Allah Sabar memiliki
beberapa manfaat. Pertama, sabar memudahkan hamba dalam melaksanakan ketaatan.
Kedua, memenuhi hak-hak Allah. Ketiga, memenuhi hak-hak sesama hamba. Keempat,
memudahkan nafsu untuk meninggalkan keharaman. Yakni, mencegah nafsu agar tidak
terjerumus kepada hal-hal yang bisa mencelakakan. Kelima, sarana mencari ridho Allah.
Keenam, menjauhkan hamba dari perkara yang dibenci. Sabar hanya bisa tercapai dengan
cara mengamati dan mengetahui hakikat suatu perkara dan memahami keutamaan dan
kehinaan hal yang terkandung di dalamnya.

Kata Kunci: Cara bersabar; Abdurrahman As Sa’di

PENDAHULUAN
Kehidupan yang berjalan pasti akan menghadapi suatu tantangan dan cobaan
yang seharusnya setiap manusia berusaha dan tenang dalam menghadapinya. Cobaan
tersebut datang karena musibah ataupun rasa kasih sayang Allah Subhanahu Wata’ala
Moh. Hafidh Khoirun Najih Alfadlil

kepada manusia. Islam mengajarkan betapa pentingnya manusia bersikap sabar dalam
menghadapi cobaan maupun musibah. Perbedaan antara manusia dan makhluk hidup
yang lain adalah terletak pada akal. Manusia menggunakan akal untuk mengetahui
persoalan yang sedang dihadapi sehingga akal mampu untuk mengendalikan diri 1. Sabar
adalah sifat akhlak yang paling penting serta mulia sebagaimana sering disebutkan dalam
Al-Qur’an baik dalam surat makiyah maupun madaniyah. Orang yang beriman akan
selalu sabar dalam menghadapi ujian, cobaan, dan tantangan yang membutuhkan
pengorbanan2. Sabar membantu seseorang tetap tegar dalam menghadapi negativitas dan
tidak terbawa oleh kesombongan saat mengalami kesuksesan. Oleh karena itu, sabar
merupakan kualitas yang universal dan penting dalam segala aspek kehidupan.
Kebutuhan akan kesabaran berlaku secara universal dalam segala aspek kehidupan.
Setiap peristiwa yang dihadapi oleh seseorang biasanya dapat dikategorikan menjadi dua
yaitu yang pertama adalah peristiwa yang sesuai dengan keinginan pribadinya, dan yang
kedua adalah peristiwa yang bertentangan dengan keinginannya. Kesalahpahaman
tentang sabar banyak orang salah memahaminya, dan mengidentikkannya dengan
bertahan hidup dalam kemiskinan atau menerima musibah tanpa pilihan. Dalam konteks
modern, manusia sering menghadapi stres dan kekecewaan yang menuntut kesabaran
sebagai kontrol diri, baik secara pribadi maupun sosial3.
Kesabaran adalah salah satu akhlak yang sangat ditekankan dalam ajaran Islam.
Dalam Al-Qur’an, kesabaran disebutkan lebih dari seratus kali dan seringkali dikaitkan
dengan kebaikan dan keluhuran4. Adapun kesabaran yang didasari oleh aqidah tauhid
dianggap lebih berkualitas daripada kesabaran yang hanya didasarkan pada akal dan
perasaan. Al-Qur’an mendorong manusia untuk bersabar dengan landasan aqidah tauhid,
yang berarti setiap tindakan harus didorong oleh kekuatan aqidah tauhid dalam
bimbingan Al-Qur’an al-Karim5. Istilah sabar sering dikaitkan dengan spiritualitas dan
tasawuf, menjadi bagian penting dalam mencapai tujuan spiritual yang lebih tinggi.
Namun, terkadang terjadi kesalahpahaman tentang konsep ini, yang bisa mengarah pada
sikap fatalistik, di mana seseorang menjadi pasif dan menyerah pada situasi, meskipun
berdampak negatif bagi dirinya sendiri. Oleh karena itu, penting untuk memahami makna
dasar dari sabar dan mengetahui cara bersabar, agar tidak salah mengartikan dan dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kajian ini akan membahas dari segi
terminologis, etimologis, manfaat sabar serta cara bersabar Perspektif As Sa’di.

METODE PENELITIAN

1
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’ Atas Bebagai Persoalan Umat,
(Bandung: Mizan, 1996), hlm. 44.
2
Syofrianisda,”Konsep Sabar Dalam Al-Qur’an Dan Implementasinya dalam Mewujudkan
Kesehatan Mental”, Jurnal Pendidikan Islam Volume 6 Nomor 1, 2017, hlm. 137.
3
Andi Miswar, “Sabar Dalam Perspektif Al – Qur’an”, Jurnal Al – Hikmah Volume 19 Nomor 2,
2017, hlm. 89.
4
Rahmad Azmi, Skripsi: “Hubungan Sabar Dan Shalat Dalam Al – Qur’an: Kajian Surah Al –
Baqarah Ayat 45 dan 153”, Banda Aceh: Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam, 2017, hlm. 14.
5
Miskahuddin, “Konsep Sabar dalam Perspektif Al – Qur’an”, Jurnal Ilmiah Al – Mu’ashirah
Volume 17 Nomor 2, 2020, hlm. 197.
107 REVELATIA: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Vol. 4, No. 2, November 2023
Cara berabar Perspektif Abdurrahman As Sa’di

Metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah Studi
Kepustakaan (Library Research). Studi kepustakaan (Library Research) merupakan
penelitian yang dilakukan berdasarkan informasi dari publikasi ilmiah, penelitian terlebih
dahulu ataupun sumber tertulis lain yang mendukung terhadap pembahasan dalam
penulisan ini. Sumber informasi utama dalam penulisan ini adalah kitab Qawaid Tafsir
karya Abdurrahman bin Nashir As Sa’di. Serta diperoleh melalui analisa pubikasi hasil
penelitian sebelumnya dan dokumen lain yang terkait dengan tujuan penulisan maupun
hasil kesimpulan dari apa yang penulis sendiri telah alami. Dalam penulisan ini, proses
analisa data yang digunakan adalah analisa data kualitatif. Analisa dan interpretasi atau
penafsiran ini dilakukan dengan merujuk kepada landasan teoritis yang berkaitan dengan
topik pembahasan penulisan ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam bahasa Indonesia, sabar atau al-shabru dapat diartikan sebagai penahanan
diri dari keluh kesah6. Menjadi sabar berarti berusaha untuk tetap tenang. Ada juga istilah
al-shibru, yang merujuk pada obat yang pahit, seperti ekstrak dari pohon yang memiliki
rasa pahit. Beberapa orang berpendapat bahwa kata dasar dari sabar adalah keras dan
kuat. Al-Shibru merujuk pada obat yang terkenal karena rasanya yang sangat pahit dan
tidak menyenangkan. Ada juga yang berpendapat bahwa sabar berasal dari kata yang
berarti mengumpulkan, memeluk, atau merangkul. Ini karena orang yang sabar adalah
mereka yang mampu merangkul atau memeluk diri mereka sendiri dari keluh kesah 7.
Ada juga kata shabrah yang merujuk pada makanan. Secara umum, ada tiga arti dalam
sabar, yaitu menahan, keras, dan mengumpulkan atau merangkul. Sedangkan lawan dari
sabar adalah keluh kesah8.
Dalam Al – Qur’an Surat Al – Baqarah Ayat 153 bahwa menjalankan shalat
dipandang sebagai cara untuk memperbaiki tindakan yang tidak baik dan munkar.
‫ٰٓيَاُّيَه ا اَّلِذ ْيَن ٰاَم ُنوا اْس َتِعْيُنْو ا ِبالَّص ِرْب َو الَّص ٰل وِۗة ِاَّن الّٰل َه َمَع الّٰص ِرِب ْين‬
Artinya
“Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar
dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Ini dilakukan dengan berusaha menjalankan ajaran agama dengan sebaik-baiknya, sesuai
dengan keinginan dan kehendak Allah SWT. Orang yang beriman dan konsisten dalam
menaati ajaran-ajaran ini dianggap telah melakukan upaya untuk memperbaiki perbuatan
mereka yang keji dan munkar. Shalat, dalam hal ini, menjadi sarana untuk mencapai
tujuan tersebut”
Tafsir ayat tersebut menurut Abdurrahman bin Nashir As – Sa’di menyatakan bahwa
Allah memerintahkan kaum mukmin untuk meminta pertolongan dengan dua hal yaitu
sabar dan shalat9. Kesabaran berperan sebagai penjagaan diri terhadap apa yang Allah
6
Abu Sahlan, Pelangi Kesabaran, (Jakarta: Elek Media Komputindo, 2017), hlm. 2.
7
Sukino, “Konsep Sabar Dalam Al – Qur’an dan Kontekstualisasinya Dalam Tujuan Hidup Manusia
Melalui Pendidikan”, Jurnal Ruhama Volume 1 Nomor 1, 2018, hlm. 66.
8
Muhammad Rabbi dan Muhammad Jauhari, Keistimewaan Akhlak Islam, terj. Dadang Sobar Ali,
(Bandung: Pustaka Ceria, 2006), hlm. 342.
9
Abdurrahman bin Nashir AsSa'di, Taisiri al Karim ar Rahman Fi Tafsir Kalam al Mannan, (Qahirah:
Daru Ibnu jauzi, Cet ke-VII), hlm. 1440.

REVELATIA: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 108


Vol. 4, No. 2, November 2023
Moh. Hafidh Khoirun Najih Alfadlil

perintahkan. Sedangkan shalat memiliki peran sebagai tiang agama dan cahaya bagi
kaum mukminin serta sebagai penghubung antara seorang hamba dengan Rabbnya.
Kemampuan sabar melibatkan ketangguhan dalam mengatasi tantangan untuk
menanggung cobaan tanpa kehilangan iman serta dapat menjadi respons spiritual
terhadap kecemasan modern10. Al – Qur’an mengajarkan sebuah kesabaran yang
menggunakan kekuatan mental dan spiritual untuk menghadapi tantangan sehingga
menandakan keinginan untuk menghindari tindakan yang negatif. 11 Dalam Al – Qur’an
Surat Hud Ayat 11 membahas perbedaan sifat antara kafir dan mukmin.
‫ِب‬ ‫ِف‬ ‫ِل ِۗت ٰۤل‬ ‫ِم‬ ‫ِا ِذ‬
‫اَّل اَّل ْيَن َص َبُر ْو ا َو َع ُلوا الّٰص ٰح ُاو ِٕى َك ُهَلْم َّمْغ َر ٌة َّو َاْج ٌر َك ْيٌر‬
Artinya: “Kecuali, orang-orang yang sabar dan beramal saleh, bagi mereka ampunan dan
pahala yang besar.”
Sabar dan amal saleh adalah dua hal yang tak terpisahkan dalam menghadapi gangguan
dari orang lain. Sabar bukanlah kekalahan, melainkan kekuatan mental yang melengkapi
iman dan amal saleh. Ayat ini menegaskan bahwa sabar, iman, dan amal saleh
merupakan tiga faktor kunci yang membedakan antara kafir dan mukmin 12. Sabar bukan
hanya menahan diri, tetapi juga menjadi landasan kuat untuk menjalankan amal saleh
dan memperkuat iman.
Kesabaran dapat ditafsirkan sebagai manifestasi iman karena ada banyak ayat
dalam teks-teks keagamaan yang menyoroti pentingnya menggabungkan iman dengan
tindakan benar13. Kualitas-kualitas ini secara kolektif berkontribusi untuk membentuk
karakter dan perilaku individu dalam menanggapi pengaruh dan cobaan eksternal.
Sheikh Abu Talib Al – Makki menekankan kesabaran dalam sedekah dan memerangi
kesalahan14. Kedamaian batin dan kedekatan dengan Allah Subhanahu Wata’ala dapat
dicapai melalui sikap sabar. Dengan sikap tersebut menurut Al – Ghazali, kesabaran
menjadi terapi penyakit hati serta penting untuk pertumbuhan spiritual15.
Sabar adalah usaha nafsu, melatih dan mengarahkan nafsu untuk beribadah
kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Menurut Abdurrahman bin Nashir As – Sa’di,
diantara jenis sabar yg paling tinggi yaitu sabar atas kewajiban, kesunnahan, perihal yang
diharamkan, dan perihal yang di makruhkan termasuk juga sabar atas cobaan 16. Maka
sesungguhnya sabar atas cobaan dan ridho kepada Allah Subhanahu Wata’ala atas
cobaan tersebut termasuk ibadah yang paling besar, yang termaktub dalam firman Allah
Subhanahu Wata’ala. Orang beriman dicirikan sebaga orang yang bersabar dan tetap

10
Umi Sulistiani dkk, “Analisis Semiotika Makna Sabar Dan Syukur Dalam Film Gadis Diruang
Tunggu”, Jurnal Ilmu Sosial, Humaniora dan Seni Volume 1 Nomor 1, 2023, hlm. 906. Lihat juga ibid,
hlm. 909.
11
Muhammad Irham, “Hakikat Sabar Dalam Al – Qur’an”, Tafsere Volume 2 Nomor 1, 2014, hlm. 114.
12
Muslim Ibn al-Hajjaj al-Naisaburi, Shahih Muslim jilid 4, (Beirut: Dar Ihya’ al- Turats al-‘Arabi, t.t.),
hlm. 2295.
13
Muhammad Irham, Op.cit., hlm. 130.
14
Abur Hamdi Usman dkk, “Maqam Sabar dalam Psikoterapi Pemulihan Pedofilia: Kajian Terhadap Qūt
al-Qulūb Syeikh Abū Ṭālib Al-Makkī (W. 996)”, Journal Al – Irzyad Volume 5 Nomor 1, 2020, hlm. 295.
15
Mohammad Syadzili Ilham Ghozali, Sabar Sebagai Terapi Penyakit Hati Menurut Al – Ghazali,
(Ponorgo: Universitas Darussalam, 2021), hlm. 12.
16
Abdurrahman Nashir As Sa'di, Mawahib Al – Rabbaniyyah, (Riyadh: Maktabah Al Malik Fahd Al
Wathoniyah, 2011) hlm. 80.
109 REVELATIA: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Vol. 4, No. 2, November 2023
Cara berabar Perspektif Abdurrahman As Sa’di

beriman kepada Allah Subhanahu Wata’ala akan dijanjikan pertolongan oleh Allah
Subhanahu Wata’ala sebagaimana terdapat pada Al – Qur’an Surat An – Nisa’ Ayat 104
dan Al – Anfal Ayat 4617.
‫َۗن‬ ‫ِم ّٰلِه‬ ‫َۚن‬ ‫ِا‬ ‫ِا‬ ‫ِهَت ىِف ِت ِء‬
‫َو اَل ُنْو ا اْب َغۤا اْلَق ْو ِۗم ْن َتُك ْو ُنْو ا َتْأَلُمْو َن َف َّنُه ْم َيْأَلُمْو َن َك َم ا َتْأَلُمْو َو َتْر ُجْو َن َن ال َم ا اَل َيْر ُجْو‬
‫َو َك اَن الّٰل ُه َعِلْيًم ا َح ِكْيًم ࣖا‬
Artinya: “Janganlah kamu merasa lemah dalam mengejar kaum itu (musuhmu). Jika
kamu menderita kesakitan, sesungguhnya mereka pun menderita kesakitan sebagaimana
yang kamu rasakan. (Bahkan) kamu dapat mengharapkan dari Allah apa yang tidak
dapat mereka harapkan. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana”
‫َلهٗ اَل َنا ا ْف َش ُل ا َتْذ ِر ُك ا ۗا ِاَّن الّٰل الّٰص ِرِب َۚن‬ ‫ّٰل‬ ‫ِط‬
‫ْي‬ ‫َه َمَع‬ ‫َو َا ْيُعوا ال َه َو َرُسْو َو َت َزُعْو َفَت ْو َو َه َب ُحْي ْم َو ْص ُرِبْو‬
Artinya: “Taatilah Allah dan Rasul-Nya, janganlah kamu berbantah-bantahan yang
menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang, serta bersabarlah.
Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”
Menurut Abdurrahman As Sa’di sabar memiliki beberapa manfaat. Pertama, sabar
memudahkan hamba dalam melaksanakan keta’atan. Kedua, memenuhi hak-hak Allah.
Ketiga, memenuhi hak-hak sesama hamba. Keempat, memudahkan nafsu untuk
meninggalkan keharaman. Yakni, mencegah nafsu agar tidak terjerumus kepada hal-hal
yang bisa mencelakakan. Kelima, sarana mencari ridho Allah. Keenam, menjauhkan
hamba dari perkara yang dibenci. Sabar hanya bisa dicapai dengan mendalami hal yang
dialami, mengetahui keutamaan sabar terhadap hal yang dialami, buah yang didapat dari
bersabar. Ketika seorang hamba mengetahui bahwa melakukan ketaatan berguna untuk
memperbaiki hati, menambah keimanan, menyempurnakan keutamaan, berbuah kebaikan
dan kemulyaan. Dan seorang hamba tahu bahwa ketika ia melakukan keharaman maka
mendapatkan kerusakan, kerugian, kehinaan, dan akan mendapat siksaan yang bermacam-
macam, mengetahui bahwa dalam setiap takdir ada berkah dari Allah, setiap melakukan
kewajiban akan mendapatkan pahala, maka mudah untuknya bersabar terhadap semua itu.
Abdurrahman al Sa’di menambahkan, bahwa banyak contoh dalam Alquran yang
menerangkan orang-orang berpaling dari Allah dikarenakan kurangnya pengetahuan
mereka. Allah berfirman :
‫ِإ‬ ‫ِم ِع ِدِه‬ ‫ِإ‬
‫َمَّنا ْخَيَش ى الَّلَه ْن َبا اْلُعَلَم اُء َّن الَّلَه َعِز يٌز َغُفوٌر‬
Artinya: “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba Nya adalah
mereka para Ulama.” (QS. Fathir: 28)
ۗ ‫ِاَمَّنا الَّتْو َب ُة َعَلى الّٰل ِه ِلَّل ِذ ْيَن َيْع َم ُل ْو َن الُّس ْۤو َء َجِبَه اَل ٍة َّمُث َيُتْو ُبْو َن ِم ْن َق ِر ْيٍب َفُاوٰۤلِٕى َك َيُتْو ُب الّٰل ُه َعَلْيِه ْم‬
‫َو َك اَن الّٰل ُه َعِلْيًم ا َح ِكْيًم ا‬
Artinya: “Sesungguhnya bertobat kepada Allah itu hanya (pantas) bagi mereka yang
melakukan kejahatan karena tidak mengerti, kemudian segera bertobat. Tobat mereka
itulah yang diterima Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.” (QS. An-Nisa: 17).
Menurut Abdurrahman al Sa’di, ayat tersebut tidak bermakna bahwa mereka tidak
mengakui perbuatan mereka sebagai kesalahan dan perbuatan buruk, melainkan karena

17
Abdurrahman Bin Nasir As Sa’di, Meraih Hidup Bahagia, terj. Abdullah Haidir, (Riyadh: Islamic
Propagation Office, 2005), hlm. 16.

REVELATIA: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 110


Vol. 4, No. 2, November 2023
Moh. Hafidh Khoirun Najih Alfadlil

kurangnya pemahaman serta kewaspadaan mereka dengan dosa yang berakibat siksaan,
berbagai macam kerugian yang didapat serta hilangnya kemanfaatan.
Allah telah menjelaskan dan menetapkan bahwa orang yang tidak memahami atas
hal yang menimpa dirinya, maka akan sulit untuk bersabar. Seperti kisah nabi Musa dan
nabi Khidir dalam Alquran. Nabi Musa tidak bisa bersabar kerena ketidaktahuannya
terhadap hal yang terjadi. Walaupun nabi Musa sudah terus berusaha, sabar akan tetap sulit
baginya.
Allah juga menjelaskan tentang keagungan Alquran, keagungan serta kebenaran
yang sempurna melalui firmannya:
‫َبْل َك َّذ ُبْو ا َمِبا ْمَل ِحُي ْيُطْو ا ِبِعْلِم هٖ َو َلَّم ا َيْأِهِتْم َتْأِو ْيُله‬
Artinya: Bahkan (yang sebenarnya), mereka mendustakan apa yang mereka belum
mengetahuinya dengan sempurna dan belum mereka peroleh penjelasannya.
Sudah jelas bahwa perlawanan orang-orang yang mendustakan Alquran disebabkan
ketidaktahuan mereka terhadap apa yang mereka lawan. Jikalau mereka mengetahui apa
sebenarnya yang ada dalam Alquran, niscaya mereka pasti akan membenarkannya.
Walaupun mereka sudah diberi bukti-bukti tetapi mereka tetap tidak mau memahami dan
tidak mau mengerti hakikatnya, maka mereka tetaplah akan mendustakan Alquran.
Allah juga membahas orang-orang yang menentang, orang-orang yang sudah
mengetahui, tetapi tetap menyembunyikan kebenaran.
‫َو َجَح ُد وا َهِبا َو اْس َتْيَقَنْتَه ا َأنُف ُس ُه ْم ُظْلًم ا َو ُعُلًّو ا‬
Artinya: Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka)
padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. (Q.S. An-Naml)
Dan juga firman Allah:
‫َفِإَّنُه ْم اَل ُيَك ِّذ ُبوَنَك َو َٰلِكَّن الَّظاِلِم َني ِبآَياِت الَّلِه ْجَيَح ُد وَن‬
Artinya: karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang
yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah (Q.S Al An’am: 33)
Allah ingin mendidik kita untuk selalu meminta pertolongan atas segala sesuatu
dengan bersabar serta mengajari bagaimana cara untuk bersabar. Yaitu dengan mengamati
dan mengetahui hakikat suatu perkara dan memahami keutamaan dan kehinaan hal yang
terkandung di dalamnya.18

KESIMPULAN
Menurut Abdurrahman bin Nashir As Sa'di Sabar adalah usaha nafsu, melatih dan
mengarahkan nafsu untuk beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Diantara jenis
sabar yg paling tinggi yaitu sabar atas kewajiban, kesunnahan, perihal yang diharamkan,
dan perihal yang di makruhkan termasuk juga sabar atas cobaan. Islam mengajarkan
bahwa cobaan merupakan bagian dari kehidupan yang harus dihadapi dengan tenang
dan sabar sebagai bentuk penghormatan terhadap kehendak Allah Subhanahu Wata’ala.
Kesabaran merupakan sifat mulia yang membedakan manusia dari makhluk lain, karena
manusia menggunakan akalnya untuk mengendalikan diri dalam menghadapi ujian.
Sabar memiliki beberapa manfaat. Pertama, sabar memudahkan hamba dalam

18
Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, Qawaid al Tafsir, (Riyadh: Maktabah al Rasyd, 1999), hlm. 152-
153.
111 REVELATIA: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Vol. 4, No. 2, November 2023
Cara berabar Perspektif Abdurrahman As Sa’di

melaksanakan ketaatan. Kedua, memenuhi hak-hak Allah. Ketiga, memenuhi hak-hak


sesama hamba. Keempat, memudahkan nafsu untuk meninggalkan keharaman. Yakni,
mencegah nafsu agar tidak terjerumus kepada hal-hal yang bisa mencelakakan. Kelima,
sarana mencari ridho Allah. Keenam, menjauhkan hamba dari perkara yang dibenci. Sabar
hanya bisa tercapai dengan cara mengamati dan mengetahui hakikat suatu perkara dan
memahami keutamaan dan kehinaan hal yang terkandung di dalamnya.

REVELATIA: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 112


Vol. 4, No. 2, November 2023
Moh. Hafidh Khoirun Najih Alfadlil

DAFTAR PUSTAKA

Al – Naisaburi, Muslim Ibn al-Hajjaj. Tt. Shahih Muslim jilid 4. Beirut: Dar Ihya’ a1l –
Turats Al – ‘Arabi.
As Sa’di, Abdurrahman bin Nashir 2003.. Taisiri al Karim ar Rahman Fi Tafsir Kalam al
Mannan. Qahirah: Daru Ibnu jauzi.
As Sa’di, Abdurrahman Nashir. 1999, Qawaid al Tafsir. Riyadh: Maktabah al Rasyd.
As Sa’di, Abdurrahman Nashir. 2011. Mawahib Al – Rabbaniyyah. Riyadh: Maktabah Al
Malik Fahd Al Wathoniyah.
As Sa’di, Syeikh Abdur Rahman Bin Nasir. 2005. Meraih Hidup Bahagia, terj. Abdullah
Haidir. Riyadh: Islamic Propagation Office.
Azmi, Rahmad. 2017. Skripsi: “Hubungan Sabar Dan Shalat Dalam Al – Qur’an: Kajian
Surah Al – Baqarah Ayat 45 dan 153”. Banda Aceh: Universitas Islam Negeri Ar-
Raniry Darussalam.
Ghozali, Mohammad Syadzili Ilham. 2021. “Sabar Sebagai Terapi Penyakit Hati Menurut
Al – Ghazali” Ponorgo: Universitas Darussalam.
Hakim, Lukman Nol dan Saleh, Muhammad. 2022. “Sabar dalam Perspektif Tafsir As –
Sa’di”, Izzatuna Volume 3 Nomor 2.
Irham, Muhammad. 2014. “Hakikat Sabar Dalam Al – Qur’an”. Tafsere Volume 2 Nomor
1.
Miskahuddin. 2020. “Konsep Sabar dalam Perspektif Al – Qur’an”. Jurnal Ilmiah Al –
Mu’ashirah Volume 17 Nomor 2.
Miswar, Andi. 2017. “Sabar Dalam Perspektif Al – Qur’an”, Jurnal Al – Hikmah Volume
19 Nomor 2.
Rabbi, Muhammad dan Jauhari Muhammad. 2006. Keistimewaan Akhlak Islam, terj.
Dadang Sobar Ali. Bandung: Pustaka Ceria.
Sahlan, Abu. 2017. Pelangi Kesabaran. Jakarta: Elek Media Komputindo.
Shihab, M. Quraish. 1996. Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’ Atas Bebagai Persoalan
Umat. Bandung: Mizan.
Sukino. 2018. “Konsep Sabar Dalam Al – Qur’an dan Kontekstualisasinya Dalam Tujuan
Hidup Manusia Melalui Pendidikan”. Jurnal Ruhama Volume 1 Nomor 1.
Sulistiani, Umi Sulistiani dkk. 2023. “Analisis Semiotika Makna Sabar Dan Syukur Dalam
Film Gadis Diruang Tunggu”. Jurnal Ilmu Sosial, Humaniora dan Seni Volume 1
Nomor 1, 2023
Syofrianisda. 2017. ”Konsep Sabar Dalam Al-Qur’an Dan Implementasinya dalam
Mewujudkan Kesehatan Mental”. Jurnal Pendidikan Islam Volume 6 Nomor 1.
Usman, Abur Hamdi dkk. 2020. “Maqam Sabar dalam Psikoterapi Pemulihan Pedofilia:
Kajian Terhadap Qūt al-Qulūb Syeikh Abū Ṭ ālib Al-Makkī (W. 996)”. Journal Al –
Irzyad Volume 5 Nomor 1.

113 REVELATIA: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir


Vol. 4, No. 2, November 2023

Anda mungkin juga menyukai