PEMBAHASAN
5 Ibid.,hal. 87-89
7 Ibid., hal 25
9 Ibid., hal 35
10 Ibid., hal 37
11 Ibid., hal 38
13 Ibid., hal 40
14 Ibn khallikan,.op.cit..
2.
Artinya: Dan kepunyaan Allah lah Timur dan Barat; maka ke mana
pun kamu menghadap, di-sanapun ada wajah Allah; sesungguhnya
Allah adalah Maha Luas lagi Maha Mengetahui. (Al-Baqarah: 115).18
Kata Tarekat di ambil dari bahasa arab, yaitu dari kata benda thoriqoh yang
secara etimologis berarti jalan, metode atau tata cara23. Adapun tarekat dalam
terminologis (pengertian) ulama sufi: yang dalam hal ini akan saya ambil definisi
tarekat menurut Syekh Muhammad Amin al-Kurdi al-Irbili al-Syafi al-
Naqsyabandi, dalam kitab Tanwir al- Qulub-nya adalah:
”Tarekat adalah beramal dengan syariat dengan mengambil/memilih yang azimah
(berat) daripada yang rukhshoh (ringan); menjauhkan diri dari mengambil
pendapat yang mudah pada amal ibadah yang tidak sebaiknya dipermudah;
menjauhkan diri dari semua larangan syariat lahir dan batin; melaksanakan semua
perintah Allah SWT semampunya; meninggalkan semua larangan-Nya baik yang
20 Abbas, Arifin, pengantar ilmu tasawuf hal. 45
21 Ibid., hal. 56
22 Zahri, Mustafa. Kunci Mengenal Tasawuf. Hal. 84.
23 Abubaka, pengantar ilmu tarekat, aceh. Hal 10
24 Ibid., hal. 35
1. Tarekat wajib, yaitu amalan-amalan wajib, baik fardhu ain dan fardhu
kifayah yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. tarekat wajib yang
utama adalah mengamalkan rukun Islam. Amalan-amalan wajib ini insya
Allah akan membuat pengamalnya menjadi orang bertaqwa yang
dipelihara oleh Allah. Paket tarekat wajib ini sudah ditentukan oleh Allah
s.w.t melalui Al-Quran dan Al-Hadis. Contoh amalan wajib yang utama
adalah shalat, puasa, zakat, haji. Amalan wajib lain antara lain adalah
menutup aurat , makan makanan halal dan lain sebagainya.
2. Tarekat sunnah, yaitu kumpulan amalan-amalan sunat dan mubah yang
diarahkan sesuai dengan 5 syarat ibadah untuk membuat pengamalnya
menjadi orang bertaqwa. Tentu saja orang yang hendak mengamalkan
tarekat sunnah hendaklah sudah mengamalkan tarekat wajib. Jadi tarekat
sunnah ini adalah tambahan amalan-amalan di atas tarekat wajib. Paket
tarekat sunat ini disusun oleh seorang guru mursyid untuk diamalkan oleh
murid-murid dan pengikutnya. Isi dari paket tarekat sunat ini tidak tetap,
tergantung keadaan zaman tarekat tersebut dan juga keadaan sang murid
atau pengikut. Hal-hal yang dapat menjadi isi tarekat sunat ada ribuan
jumlahnya, seperti shalat sunat, membaca Al Qur’an, puasa sunat, wirid,
zikir dan lain sebagainya.
25 Ibid., hal. 43
26 Zahri, Mustafa. Kunci Memahami Ilmu Tasawuf hal. 88
Benih – benih tasawuf sudah ada sejak dalam kehidupan Nabi SAW. Hal ini
dapat dilihat dalam perilaku dan peristiwa dalam hidup, ibadah dan pribadi Nabi
33 Ibid., Hal. 64 .
Semakin lama hidup kerohanian mereka menjadi suatu alat untuk mencapai
tujuan yang lebih murni bahkan lebih hebat dan mendalam yaitu mengenal Allah
sebenar-benarnya. Usaha mereka itu dari setingkat demi setingkat Takhalli,
Tahalli, dan Tajalli.
1. Takhalli
2. Tahalli
a. Taubat: Yaitu rasa penyesalan sungguh – sungguh dalam hati yang disertai
permohonan ampun serta berusaha meninggalkan perbuatan yang menimbulkan
dosa.
b. Cemas dan Harap (Khauf dan Raja’) : yaitu perasaan yang timbul karena banyak
berbuat salah dan seringkali lalai kepada Allah.
c. Zuhud: Aliran zuhud timbul pada akhir abad I dan permulaan 39abad II Hijriyyah.
Zuhud menurut para ahli sejarah tasawuf adalah fase yang mendahului tasawuf.
Menurut Harun Nasution yang terpenting bagi seorang calon sufi ialah zuhud
yaitu keadaan meninggalkan dunia dan hidup kematerian. Sebelum menjadi sufi,
seorang calon harus terlebih dahulu menjadi zahid. Sesudah menjadi zahid,
barulah ia meningkat menjadi sufi. Dengan demikian tiap sufi ialah zahid, tetapi
sebaliknya tidak setiap zahid merupakan sufi.
39 Abu Bakar, Pengantar Sejarah Sufi dan Tasawuf,hal. 45
e. Al-Sabru: Yaitu suatu keadaan jiwa yang kokoh, stabil, dan konsekuen dalam
pendirian.
f. Ridha: Yaitu menerima dengan lapang dada dan hati terbuka terhadap apa saja
yang datang dari Allah.9
g. Muraqabah: yaitu seseorang menyadari bahwa dirinya tidak pernah lepas dari
pengawasan Allah sehingga selalu membawanya pada sikap mawas diri atau self
correction.
3. Tajalli
Untuk pemantapan dan pendalaman materi yang telah dilalui pada fase
tahalli, maka rangkaian pendidikan akhlak selanjutnya adalah fase tajalli. Kata
tajalli bermakna terungkapnya nur ghaib. Agar hasil yang telah diperoleh jiwa dan
organ-organ tubuh –yang telah terisi dengan butir-butir mutiara akhlak dan sudah
terbiasa melakukan perbuatan-perbuatan yang luhur- tidak berkurang, maka, rasa
ketuhanan perlu dihayati lebih lanjut. Kebiasaan yang dilakukan dengan
kesadaran optimum dan rasa kecintaan yang mendalam dengan sendirinya akan
menumbuhkan rasa rindu kepada-Nya.
Para sahabat juga mencontohi kehidupan rosulullah yang serba sederhana, dimana
hidupnya hanya semata-mata diabdikan kepada tuhannya. Beberapa sahabat yang
tergolong sufi di abad pertama, dan berfungsi sebagai maha guru bagi pendatang
dari luar kota Madinah, yang tertarik kepada kehidupan shufi, para sahabat-sahabat
tersebut antara lain, Khulafaurrasyidin, Salman Al-Farisiy, Abu Dzarr Al-
Ghifary,40
40 Ibid., hal.39.
41 Ibid.,hal. 41.
42 Ibid., hal.31.
Pada abad ketiga dan keempat Hijriyah terdapat dua aliran tasawuf dalam
kalangan para sufi. Pertama, Aliran tasawuf sunni, dimana para penganutnya
mamagari tasawuf mereka dengan al-Quran dan As-sunnah. Serta mengaitkan
keadaan dan tingkatan rohaniah mereka dengan keduanya. Kedua, aliran tasawuf
semi filosofis, dimana para pengikutnya cenderung pada ungkapan-ungkapan
ganjil (syathahiyyat)44 serta bertolak dari keadaan fana menuju pertanyaan tentang
terjadinya penyatuan ataupun hulul dan sedikitnya tasawuf ini bertandakan
kecenderungan metafisis.
Tokoh-tokoh sufi pada masa ini diantaranya; Abu Sulaiman Ad-Daaraany,
Ahmad bin Al-Hawaary Ad-Damasqiy, Abul Faidh Dzuun Nun bin Ibrahim Al-
Mishry, Al-hallaj dll
Selama abad kelima Hijriyah aliran yang pertama terus tumbuh dan
berkembang. Sebaliknya aliran yang kedua mulai tenggelam. Tenggelamnya
aliran yang kedua pada abad kelima Hijriyah pada dasarnya hanya dimungkinkan
oleh berjayanya aliran teologi ahlus Sunnah wal jamaah, karena keunggulan Abu
al-hasan al-asyari (M 324 H) atas aliran – aliran lainnya, dengan kritiknya yang
keras terhadap keestriman tasawuf oleh abu yazid al busthami dan a-Hallaj
maupun para sufi lain yg ungkapan-ungkapannya terdengar ganjil, termasuk
kecamannya terhadap semua bentuk berbagai penyimpangan lainnya, yang timbul
dikalangan tasawuf. 45
Karena itu tasawuf pada abad kelima Hijriyah cenderung mengadakan
pembaharuan, yakni dengan mengembalikannya ke landasan al-quran dan as-
43 Ibn Khaldun,op.cit.,hal.329.
44 Al-jurjani, al-tarifat
45 Dr.Abu al-wafa, Sufi dari zaman ke zaman, hal. 140
46 Ibid., 146
47 Ibid., hal. 187.
48 Ibid., 188.
49 Ibn arabi, fushuh alhikam hal. 324
50 Dr.Abu al-wafa, Sufi dari zaman ke zaman, hal. 188
55 Ibid, 179
3. Syaikh Al fauzan
BAB III
KESIMPULAN
Tasawuf pada intinya adalah upaya melatih jiwa dengan berbagai kegiatan
yang dapat membebaskan diri manusia dari pengaruh kehidupan duniawi,
selalu dekat dengan Allah, sehingga jiwanya bersih dan memancarkan akhlak
mulia.
BAB IV
4.1 PENUTUP
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
4.2 SARAN
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman bisa memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini
dan penulisan makalah di kesempatan berikutnya.Semoga makalah ini berguna
bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.
DAFTAR PUSTAKA