Anda di halaman 1dari 5

NAMA : FEBRIYANA ZATIRAH RACHMAN

NIM : B011231296

TASAWUF
A. PENGERTIAN TASAWUF
1. Pengertian Etimologi
Istilah tasawuf, menurut Amin Syukur adalah istilah yang baru di dunia Islam.
Istilah tersebut belum ada pada zaman Rasulullah saw, juga pada zaman para
sahabat namun prakteknya sudah dijalankan pada masa itu. Bahkan, tasawuf
sendiri tidak ditemukan dalam dalam Al-Qur’an. Tasawuf adalah sebutan
untuk mistisisme Islam. Dalam pandangan etimologi kata sufi mempunyai
pengertian yang berbeda. Menurut Haidar Bagir, kata sufi berasal bahasa Arab
yang merujuk pada beberapa kata dasar. Di antaranya adalah: 1.
Kata shaff (baris, dalam shalat), karena dianggap kaum sufi berada dalam
shaff pertama. 2. Kata Shuf, yakni bahan wol atau bulu domba kasar yang
biasa mencirikan pakaian kaum sufi. 3. Kata Ahlu as-Shuffah, yakni
parazahid (pezuhud), dan abid (ahli ibadah) yang tak punya rumah dan tinggal
di serambi masjid Nabi, seperti Abu Hurairah, Abu Dzar al-Ghifary, Imran ibn
Husein, Abu Ubaidah bin Jarrah, Abdullah ibn Mas’ud, Abdullah ibn Abbas,
dan Hudzifah bin Yaman. 4. Ada juga yang mengaitkannya dengan nama
sebuah suku Badui yang memiliki gaya hidup sederhana, yakni Bani Shufah.
Dan yang paling tepat pengertian tasawuf berasal dari kata suf (bulu domba),
baik dilihat dari konteks kebahasaan, sikap sederhana para sufi maupun aspek
kesejarahan.
2. Menurut para Ahli
1) Syekh Abdul Qadir al-Jailani
Tasawuf merupakan mensucikan hati dan melepaskan nafsu dari
pangkalnya dengan khalwat, riya-dloh, taubah, dan ikhlas.
2) Al-Junaid
Tasawuf memiliki makna kegiatan membersihkan hati dari yang
mengganggu perasaan manusia, serta memadamkan kelemahan,
menjauhi keinginan serta hawa nafsu, mendekati hal-hal yang di ridai
Allah, serta bergantung pada ilmu-ilmu hakikat. Selain itu juga
memberikan nasihat kepada semua orang, dengan memegang dengan
erat janji dengan Allah dalam hal hakikat serta mengikuti contoh
Rasulullah SAW dalam hal syariat.
3) Syaikh Ibnu Ajibah
Ilmu tasawuf menurut syaikh adalah ilmu yang akan membawa
seseorang agar dapat dekat bersama dengan Tuhan Yang Maha Esa
melalui penyucian rohani serta mempermanisnya dengan amal-amal
saleh. Jalan tasawuf yang pertama dengan ilmu, yang kedua amal serta
yang terakhir adalah karunia Illahi.
4) H. M. Amin Syukur
Tasawuf sebagai suatu latihan dengan kesungguhan (riya-dloh,
mujahadah) untuk kemudian dapat membersihkan hati, mempertinggi
iman serta memperdalam aspek kerohanian seseorang. Hal Ini sendiri
dilakukan dalam rangka mendekatkan diri manusia kepada Allah
sehingga perhatian yang ia miliki kemudian tertuju kepada Allah.

B. SEJARAH TASAWUF
1. Pada masa awal era Islam dakwah kepada tasawuf itu belum
diperlukan,karena pada era itu, semua orang adalah ahli takwa, waraa dan ahli
ibadah.Mereka semua berlomba mengikuti dan meneladani Rasulullah
dalam setiap aspek. Oleh karena itu, mereka belum membutuhkan tasawuf
karenasegala sesuatunya didasarkan pada perkataan, perbuatan dan
ketetapanRasulullah.
2. Pada masa sahabat dan tabi’in sudah menggunakan tasawuf, tetapi
belummengggunakan istilah tasawuf, karena para sahabat dan tabiin
merupakansufi yang sesungguhnya. Tasawuf merupakan sifat-sifat
umum yangterdapat pada hampir seluruh sahabat Nabi tanpa terkecuali dan
adanyaperasaan takut dan cintanya mereka kepada Allah dan Rasulullah
melebihidirinya sendiri.
3. Setelah masa Sahabat dan Tabiin beragam bangsa mulai memeluk
Islam.Bidang ilmu pengetahuan semakin meluas dan terspesialisasi,
muncullahilmu fiqih, ilmu tauhid, ilmu hadits, ilmu ushul fiqih, ilmu faraid
dan ilmu-ilmu lainnya.
4. Setelah fase tersebut pengaruh spiritual Islam sedikit demi
sedikitmelemah. Manusia mulai lupa akan kewajibannya kepada Allah,
sehinggaahli uhud terdorong untuk mengkodifikasikan ilmu tasawuf
sertamenerangkan kemuliaan dan keutamaannya diantara ilmu-ilmu
lainnya.Mulai dari fase inilah ilmu tasawuf berkembang.

C. PRINSIP TASAWUF
Tasawuf bertujuan membantu seseorang untuk tetap berada di jalan Allah SWT.
Dengan tasawuf seseorang kemudian menjadi tidak berlebihan dalam hal duniawi
serta tetap fokus pada iman dan takwa yang ia miliki. Terdapat beberapa prinsip yang
dapat dilakukan dalam ber-tasawuf. Menurut ahli sufi, Profesor Angha dalam The
Hidden Angels of Life, prinsip tasawuf yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Zikir
Zikir sebagai suatu proses pemurnian hati, pembersihan serta pelepasan.
Orang-orang yang melakukan zikir kemudian bertujuan mendekatkan diri pada
Tuhan melalui doa serta melantunkan lafaz zikir.
2. Fikr (Meditasi)
Saat pikiran merasa bingung atau bertanya-tanya, pusatkanlah perhatianmu
yang kamu miliki ke dalam diri dengan berkonsentrasi pada satu titik.
Meditasi sebagai suatu perjalanan kegiatan mental dari dunia eksternal menuju
suatu esensi diri.
3. Sahr (Bangkit)
Dengan Membangkitkan jiwa dan tubuh sebagai proses mengembangkan
kesadaran mata dan telinga. Selain itu juga sebagai suatu proses
mendengarkan hati, serta proses meraih akses menuju potensi diri yang
tersembunyi.
4. Ju’i (Merasa Lapar)
Merasakan lapar pada hati dan pikiran untuk kemudian bertahan mencari serta
mendapatkan suatu kebenaran. Proses ini kemudian melibatkan hasrat dan
keinginan yang mendalam untuk tetap tabah serta sabar dalam mencari jati
diri.
5. Shumt (Menikmati Keheningan)
Berhenti berpikir serta mengatakan berbagai hal yang tidak perlu. Kedua hal
ini merupakan proses menenangkan lidah serta otak serta mengalihkan dari
godaan eksternal menuju Tuhan.
6. Shawm (Puasa)
Tidak hanya pada tubuh yang berpuasa melainkan pikiran juga. Proses ini
kemudian termasuk puasa fisik, bermanfaat untuk dapat melepaskan diri dari
hasrat dan keinginan otak serta pandangan atau persepsi indera eksternal.
7. Khalwat (Bersunyi Sendiri)
Berdoa dalam kondisi sunyi atau kesunyian, baik secara eksternal maupun
internal akan membantu melepaskan diri. Bersunyi sendiri tetap akan
mendekatkanmu dengan orang lain atau di tengah orang banyak.
8. Khidmat (Melayani)
Menyatu dengan kebenaran Tuhan. Seseorang yang menemukan jalan jiwa
untuk pelayanan dan pertumbuhan diri.

D. DALIL-DALIL AL-QURAN DAN HADITS TASAWUF


1. Al-Quran
Ayat-ayat Al-Quran yang menjadi sumber ajaran tasawuf dan
sebagaipendorong untuk mengikatkan dan mendekatkan diri kepada
Allah, diantaranya adalah sebagai berikut:

‫بي ِ َرق يِنَِإف يِنَع يِداَبِع َ َكَأَلس اَ ِذَإو ِناَعَد اَ ِذإ ِعاَدال َةَوْ عَد ُبيِجُأ‬
Artinya: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku,
maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. (Al-Baqarah: 186).

‫ْميِلَع ٌ ِعساَو َال َنِإ ِال ُ ْه َجو َ َمثَف ْا ّولَ ُوت اَ َم ْنيََأف ُبِرْ َغ ْمال َو ُقِرْ َش ْمال ِ ِل َو‬
Artinya: Dan kepunyaan Allah lah Timur dan Barat; maka ke mana punkamu
menghadap, di-sanapun ada wajah Allah; sesungguhnya Allahadalah
Maha Luas lagi Maha Mengetahui. (Al-Baqarah: 115).

َ‫ ن ّوبِ ُحيَو ْ ُمهّبِحُي ٍ ْم َوقِب َُال يِ ْتَأي َ ْف َو َسف ِ ِهنيِد ْنَع ْ ُم ْكنِم َ َد ْت َري ْنَم ا ُونَمآ َنيِ َذال اَهّيَأ اَي‬Artinya: Hai
orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yangmurtad dari
agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaumyang Allah
mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya. (QS: Al-Maidah Ayat: 54)

2. Hadits
1) “Jika seorang hamba mendekat kepada-Ku sejengkal maka
Akumendekatinya sehasta, jika dia mendekat sehasta, maka Aku
mendekatsedepa, jika dia datang kepada-Ku dengan berjalan maka Aku
datangkepadanya berlari (H.R.Bukhari)”.
2) “Senantiasa hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan amal
nawafilsehingga Aku mencintainya, apabila Aku mencintainya jadilah
Akupendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, matanya
yangdipergunakan untuk melihat, lidahnya yang digunakan untuk
berbicara,tangannya yang digunakan untuk menggenggam,
kakinya yangdigunakan untuk berjalan, dengan Aku dia
mendengar, berpikir,menggengam, dan berjalan (H.R. Bukhari)”.
Hadits juga menggambarkan Tuhan itu dekat. Nabi itu sudah
dekatdengan Tuhan, dan praktek Sufi juga tergambar dalam sunah
nabi. Jadi terlepas dari kemungkinan adanya atau tidak adanya
pengaruh dariluar, ayat-ayat serta hadits-hadits di atas dapat
membawa kepadatimbulnya aliran sufisme atau tasawuf dalam
Islam, yaitu ajaran-ajaran tentang berada sedekat mungkin pada
Tuhan.

E. Aliran Ilmu Tasawuf dan Bentuk Ajarannya


Terdapat macam-macam ilmu tasawuf, di antaranya adalah:
1. Tasawuf Akhlaki (Sunni)
Tasawuf akhlaki merupakan suatu tasawuf yang berkonsentrasi kepada teori-
teori perilaku akhlak serta teori budi pekerti. Dengan berbagai metode tertentu
yang telah dirumuskan sebelumnya tasawuf seperti ini kemudian berupaya
untuk menghindari akhlak mazmumah atau perilaku buruk dan mewujudkan
akhlak mahmudah atau perilaku baik. Dalam pandangan para sufi yang
berpendapat bahwa untuk merehabilitasi sikap mental yang tak baik
diperlukan terapi yang tidak hanya dari aspek lahiriyah saja, karenanya dalam
tasawuf akhlaki memiliki sistem pembinaan akhlak yang disusun sebagai
berikut:
a) Takhalli sebagai suatu langkah pertama yang yang harus dilakukan
oleh seorang sufi.
b) Takhalli merupakan suatu usaha mengosongkan diri dari suatu perilaku
tercela.
c) Tahalli merupakan suatu upaya untuk mengisi dan menghiasi diri
dengan jalan membiasakan diri dengan sikap, perilaku, serta akhlak
terpuji. Tahapan tahalli kemudian dilakukan kaum sufi setelah
mengosongkan jiwa dari akhlak-akhlak tercela.
d) Tajalli merupakan suatu pemantapan dan pendalaman materi yang
telah dilalui fase tahalli, maka rangkaian pendidikan akhlak
selanjutnya ialah fase tajalli. Kata tajalli sendiri bermakna terbukanya
hijab sehingga tampak jelas nur ilahi. Hal ini sejalan juga dengan
firman Allah SWT yang artinya, “Tatkala Tuhannya menampakkan diri
kepada gunung itu dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun
jatuh pingsan,” (QS. Al-A’raf: 143).
2. Tasawuf Falsafi
Tasawuf falsafi merupakan suatu tasawuf yang didasarkan kepada gabungan
teori-teori tasawuf serta berbagai filsafat atau yang bermakna metafisis atau
mistik. Tasawuf ini juga kemudian dikembangkan oleh ahli-ahli sufi sekaligus
filsuf.
3. Tasawuf Syi’i
Tasawuf syi’i kemudian beranggapan bahwa manusia dapat meninggal dengan
Tuhannya karena ia memiliki kesamaan esensi dengan Tuhannya. Menurut
Ibnu Khaldun yang dikutip oleh Taftazani kemudian melihat kedekatan serta
kesamaan antara tasawuf falsafi dan tasawuf syi’i terkait pandangan hulul atau
ketuhanan iman-iman mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Abidah, R. N. (2022). MAKALAHSEJARAH TASAWUF DAN DALIL. STUDOCU, 9.

Cantika, Y. (n.d.). Pengertian Tasawuf: Sejarah, Prinsip, Dasar dan Bentuk Ajaran. Retrieved from
GRAMEDIABLOG: https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-tasawuf/

Anda mungkin juga menyukai