Anda di halaman 1dari 15

KARYA TULIS ILMIAH

PENERAPAN PUASA SENIN KAMIS DALAM MENGHINDARI SIKAP


ISRAF SANTRI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO
Tsamarah Asywaq Tsany
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Kelulusan Kelas Ulya
Pondok Pesantren Edi Mancoro

ABSTRAK

Pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan Islam dimana para santri biasa
tinggal di pondok dengan materi pengajaran kitab-kitab klasik dan kitab-kitab umum
bertujuan untuk menguasai ilmu agama Islam secara detail serta mengamalkan
sebagai pedoman hidup. Di Pondok Pesantren kita di biasakan untuk melakukan
ibadah wajib maupun sunnah. Puasa senin kamis merupakan Ibadah sunnah yang
lumrah dilakukan oleh kalangan santri. Terlebih lagi dari puasa senin kamis kita dapat
banyak sekali manfaat salah satunya yaitu pengendalian diri dari segala nafsu. Nafsu
yang berlebih-lebihan yang dapat menyebabkan sikap Israf dan bisa menjadikan
penyakit hati. Maka dari itu puasa senin kamis merupakan suatu perantara untuk
menghindari sikap tersebut.

Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan
(field research) dan penelitian ini digolongkan penelitian deskriptif kualitatif,
merupakan penelitian yang dimaksud dengan mengumpulkan informasi mengenai
status gejala yang ada yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian
dilakukan.

Penelitian ini bertujuan untuk menjabarkan bahwa penerapan puasa Senin Kamis
dapat menghindari sikap israf terutama dikalangan santri pondok pesantren edi
mancoro yang mendominasi sebagai mahasiswa dan santri.

KATA KUNCI : Penerapan Puasa Senin Kamis,sikap Israf.


PENDAHULUAN

Setiap ibadah yang diisyaratkan oleh Allah SWT kepada umat manusia pasti
mengandung makna. Makna yang dimaksud adalah manfaat yang kembali kepada
orang yang melaksanakannya. Salah satu ibadah yang diisyaratkan oleh Allah SWT
adalah puasa. Puasa memiliki arti menahan, yakni menahan diri dari hal-hal yang
membatalkan puasa seperti makan, minum, dan sejak terbit fajar hingga terbenamnya
matahari dengan niat karena Allah.1. Hukum melaksanakan puasa ada yang wajib dan
ada yang sunnah, salah satu contoh yang wajib yaitu puasa Ramadhan sedangkan
salah satu contoh puasa sunnah adalah puasa sunnah senin kamis.2

Puasa dalam bahasa arab adalah “saum” dan bentuk pluralnya adalah
“siyam”. Secara bahasa saum sering diartikan sebagai menahan diri dari melakukan
sesuatu. Miftah Faridl menjelaskan puasa adalah suatu bentuk ibadah berupa
menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak
terbit matahari hingga terbenam dengan niat mencari ridha Allah SWT.3
Pengendalian diri merupakan kecakapan individu dalam kepekaan membaca situasi
dan lingkungannya. Selain itu, juga kemampuan untuk mengontrol dan mengelola
faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri
dalam melakukan sosialisasi kemampuan untuk mengendalikan perilaku,
kecenderungan menarik perhatian, keinginan mengubah perilaku agar sesuai untuk
orang lain, .menyenangkan orang lain, selalu peduli dengan orang lain, dan menutupi
perasaannya.4

Puasa senin kamis adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan oleh
Rasullullah SAW, karena memiliki manfaat dan keistimewaan tersendiri bagi yang

1
Ubaidurrahman El-Hamdy, Rahasia Kedahsyatan Puasa Senin Kamis, (Jakarta: Wahyu Media, 2010),
hal,2.
2
Ali Hasan Az-Zacholany, Buku Pintar Puasa Wajib dan Sunnah Sepanjang Masa, (Jakarta: Sabil, 2013),
hal.,23.
3
Mifta Faridl, Puasa Ibadah Kaya Makna, (Jakarta: Gema Insani, 2007), hal 74.
4
M. Nur Ghufron dan Rini Risnawati S. Teori-teori Psikologi, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media,2014), hal.
36.
melaksanakannya. Salah satu manfaat puasa pada umumnya dan khususnya puasa
senin kamis adalah dapat menentramkan jiwa dan mempertajam kecerdasan. Hal ini
terjadi karena ketika seseorang sedang berpuasa atau pada saat tidak ada asupan
makanan dalam tubuh, usus akan beristirahat, sari makanan akan berkurang. Maka
ketika itulah pikiran akan menjadi fokus dan dapat berkonsentrasi penuh, sehingga
penuntut ilmu yang sering berpuasa akan memperoleh prestasi yang cermelang.5

Ulama mazhab Syafi’i menempatkan puasa sunnah hari Senin pada urutan
pertama sebelum puasa sunnah hari Kamis dari lima belas jenis puasa sunnah yang
sangat dianjurkan dalam agama Islam. Berikut ini adalah keterangan yang terdapat
pada Kitab Tuhfatut Thullab atau Syarah Tahrir yang mengutip hadits riwayat At-
Tirmidzi dan lainnya berikut ini:

‫ وقال‬.‫والمؤكد منه خمسة عشر صوم االثنين والخميس ألنَّه صلى هللا عليه وسلم َكانَ يَت ََحرَّى صو َمهما‬
‫صائِ ٌم رواه الترمذي وغيره‬ َ ‫يس فَأ ُ ِحبُّ أَ ْن يُ ْع َر‬
َ ‫ض َع َملِى َوأَنَا‬ ِ ‫اال ْثنَي ِْن َو ْال َخ ِم‬
ِ ‫تُ ْع َرضُ األَ ْع َما ُل يَوْ َم‬

Artinya : “Puasa yang dianjurkan berjumlah lima belas. Pertama puasa sunah senin
dan kamis karena Rssulullah SAW Memilih untuk berpuasa pada hari senin dan
kamis. Rasulllah bersabda ‘berbagai amail manusia ditampakkan dihadapan Allah
pada hari senin dan kamis. Aku senang bila amalku dihadapkan pada saat aku
berpuasa’, HR At-Tirmidzi dan lainnya.”6

Puasa menurut tasawuf bukan hanya menahan makan dan minum saja. Tapi
harus bisa menjaga lisan dan hati. Makanya apa yang bisa membatalkan pahala puasa
harus kita jaga. Puasa itu dapat membuat jiwa stabil, mampu mengendalikan diri dan
tidak mudah diterpa goncangan jiwa. Kemampuan mengendalikan diri amat penting
dalam kehidupan manusia apabila, seseorang tidak mampu mengatasi dorongan dan
kebutuhannya dengan cara yang baik dan wajar.7

5
Mifta Faridl, Puasa Ibadah Kaya Makna, (Jakarta: Gema Insani, 2007)., hal 74 .
6
Abu Zakaria Al-Anshari, Tuhfatut Thullab bi Syarhi Tahrir Tanqihil Lubab, [Beirut, Darul Fikr: 2006
M/1426-1427 H], juz I, halaman 410.
7
Ubaidurrahman El-Hamdy, Rahasia Kedahsyatan Puasa Senin Kamis, (Jakarta: Wahyu Media, 2010),
hal.182.
Israf atau berlebih-lebihan secara umum mengandung arti yaitu batas dari
kewajarannya. Pada dasarnya setiap manusia memiliki berbagai macam persoalan
dalam hidunya, mulai dari sandang, pangan dan papan. Sebagai manusia, tentu saja
ingin memenuhi kebutuhan primer, sampai pada kebutuhan sekunder dan tersier,
yang juga terasa tidak kalah penting dengan kebutuhan primer, seperti handphone,
make up, transportasi dan lain sebagai sebagainya.

Al-Quran tidak membenarkan akan hidup boros dan berlebih-lebihan. Al-


Quran menyebut kalimat berlebih-lebihan atau melampaui batas dengan beberapa
bentuk kata, yaitu : Israf yang mengandung arti : “berlebih-lebihan atau melampaui
batas”. Adapun menurut “Kamus besar bahasa Indonesia” di definisikan sebagai
berikut : 1. Paling ujung(paling tinggi, dan paling kers dsb); 2. Sangat keras dan
teguh fanatik.

Menurut M. Quraish Shihab dalam tafsirnya al-Misbah menuturkan


bahwasanya : kata yusrifu terambil dari kata sarafa yang artinya berlebih-lebihan atau
melampau batas kewajarannya, yaitu kondisi yang bernafkah dan yang diberi nafkah.8

Ibnu Manzur mengemukaakn pendapatnya bahwa sesungguhnya Allah SWT.


Melarang berlebih-lebihan dalam segala perkara, terutama dalam perkara makan dan
minum, karena berakibat bisa membahayakan akal dan fisik manusia.9

Al-Quran juga berpesan terhadap kita semua agar semua memakan makanan
yang halal lagi baik, tetapi tidak untuk berlebih-lebihan di dalam makan dan minum
tersebut. Karena berlebih-lebihan di dalam makan dan minum itu hanya sekedar
kesenangan duniawi semata dan tidak dapat membuat kita bahagia di akhirat
nantinya.10 Oleh karena itu Allah SWT, sangat tidak menyukai sifat yang berlebih-
lebihan lagi melampaui batas tersebut.

8
M.Quraish Shihab, tafsir Al-Misbah, volume 9, Jakarta, Lentari Hati, 2002, hal.151
9
Muhammad Nasib Ar-rifa’I, Tafsir Ibnu Katsir, jild VI, dan diterjemahkan oleh syihabbudin, Jakarta,
Gema Insani Press, 1999 hal 301
10
M.Quraish Shihab, tafsir Al-Misbah, volume 9, Jakarta, Lentari Hati, 2002, hal.197
Sebagaimana yang digambarkan Allah SWT, dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf
ayat 31 sebagai berikut :

ۚ ‫… َّو ُكلُوْ ا َوا ْش َربُوْ ا َواَل تُس‬..


ِ ‫ْرفُوْ ا اِنَّهٗ اَل يُ ِحبُّ ْال ُمس‬
‫ْرفِيْن‬ ِ

Artinya : “makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya


Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”

Dari beberapa pendapat diatas penulis menarik kesimpulan puasa senin kamis
banyak sekali manfaatnya terutama untuk menghindari diri kita dari segala nafsu
yang berlebih, baik itu dikehidupan sehari hari atau saat berbuka puasa . Sedangkan
islam sangatlah membenci hal yang berlebih-lebihan atau melampaui batas (israf),
dan islam mengajarkan untuk selalu bebuat hemat(bashalat). Dengan berpuasa ini kita
dapat mengendalikan diri dari perilaku yang berlebih-lebihan (Israf).

Dengan demikian peneliti mengambil judul “Penerapan Puasa Senin Kamis


Dalam Menghindari sikap Israf Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro” dengan tujuan
yang dimaksud untuk mengetahui adakah Penerapan Puasa Senin Kamis Dalam
Menghindari sikap Israf Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
lapangan (field research) dan penelitian ini digolongkan penelitian deskriptif
kualitatif, merupakan penelitian yang dimaksud dengan mengumpulkan informasi
mengenai status gejala yang ada yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat
penelitian dilakukan.11

Apabila dilihat dari sifat data, penelitian yang dilakukan oleh penulis ini
tergolong dalam penelitian kualitatif yaitu dengan menggunakan data-data yang
disajikan dalam bentuk kalimat atau kumpulan beberapa kata. Penelitian kualitatif

11
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &D, ( Bandung:
Alfabeta, 2010), hlm. 15.
merupakan suatu pendekatan dalam penelitian yang berorientasi pada fenomena atau
gejala yang bersifat alami.12

Penelitian yang diambil yaitu di pondok pesantren edi mancoro. Objek yang
akan dilteliti merupakan penerapan puasa senin kamis yang dimana subjeknya
merupakan santri putri yang berjumlah 5 orang.

Metode yang akan digunakan peneliti dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga
metode penelitian, yaitu:

A. Metode Observasi
Metode observasi ini digunakan untuk mendapatkan gambaran
menyeluruh tentang lokasi penelitian yaitu Pondok Pesantren Edi Mancoro.
Melalui observasi ini peneliti meneliti langsung tentang bagaimana penerapan
puasa Senin Kamis dalam Menghindari Sikap Israf Santri Pondok Pesantren
Edi Mancoro. Adapun aspek dalam Menghindari Sikap Israf adalah cara
mereka mengendalikan diri untuk tidak berlebih-lebihan dalam berbuka puasa,
mengatur uang bulanan dan menggunakan itu sesuai kebutuhan.
B. Metode Wawancara
Metode wawancara ini peneliti gunakan untuk menggali informasi
atau data terhadap santri di pondok pesantren edi mancoro, tentang hal-hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan puasa Senin Kamis serta kemampuan
mereka terkait pengendalian diri untuk Menghindari Sikap Israf. Dan
kemampuan mereka bersikap bijaksana dalam mengatur uang bulanan yang
dimana mereka merupakan seorang santri dan mahasiswa.

Teknis analisis data merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada
orang lain.

12
Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1992), hlm. 159.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan analisis data kualitatif
model Miles and Huberman. Miles and Huberman, menyebutkan bahwa aktivitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif. Kegiatan tersebut yaitu data
reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan verification
(verifikasi/kesimpulan).13

PEMBAHASAN DAN HASIL

Pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan Islam dimana para santri


biasa tinggal di pondok dengan materi pengajaran kitab-kitab klasik dan kitab-kitab
umum bertujuan untuk menguasai ilmu agama Islam secara detail serta mengamalkan
sebagai pedoman hidup keseharian dengan menekankan penting moral dalam
kehidupan bermasyarakat.

Pondok Pesantren Edi Mancoro mempunyai arti Menurut penuturan


KH.Mahfud Ridwan sebelum meninggal (Pengasuh Pondok Pesantren Edi Mancoro),
“Nama Edi Mancoro itu sebenarnya nama yang diusulkan untuk nama anak saya, jika
suatu saat nanti saya punya anak laki-laki lagi. Akan tetapi beliau tidak punya anak
laki-laki lagi maka menjadi nama pesantren ini. Edi Mancoro artinya Edi adalah
bagus atau elok dan Mancoro kira-kira berarti bersinar. Diharapkan kelak pesantren
ini menjadi pondok pesantren yang bagus dan bersinar di seluruh penjuru dunia.

Pada akhir tahun 1989 tepatnya pada tanggal 26 Desember 1989, KH. Mahfud
Ridwan mendirikan pesantren yang lebih akrab disebut Wisma Santri Edi Mancoro
dibawah “Yayasan Desaku Maju” sebagai pusat pendidikan masyarakat khususnya
bagi masyarakat setempat sekaligus sebagai basecamp berbagai kegiatan. Sejak saat
itu keadaan pesantren terus berkembang. Yayasan ini pun dikenal luas di Salatiga,
Kabupaten Semarang, dan sekitarnya. Program-programnya telah berhasil membuat
perubahan yang sangat signifikan, khususnya memecahkan permasalahan antar umat
beragama. Kemudian, karakter pesantren yang pluralis dan terbuka untuk siapa saja

13
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 246.
termasuk untuk orang non Islam membawa nama pesantren ini sangat terkenal hingga
luar negeri. Bahkan banyak kunjungan dari berbagai negara hingga saat ini.

Pada akhir tahun 2007, nama Pondok Pesantren Edi Mancoro telah resmi
menggantikan nama Wisma Santri Edi Mancoro dengan tetap menjaga prinsip
pluralisme dan keterbukaan dengan umat non Muslim sebagai bentuk terde ciptanya
konsep Islam Rahmatan lil’alamin.

Pondok Pesantren Edi Mancoro termasuk tipe pesantren  salafiyah semi


modern. Elemen itu adalah kyai atau guru yang mengajar, asrama sebagai tempat
pemondokan santri, disamping santri sebagai peserta didik, kitab kuning sebagai
kurikulum pendidikannya, Masjid sebagai sarana pengajian, dan peribadatan
Santri.sebaliknya mereka sangat akrab dengan kebiasaan-kebiasaan buruk yang
berkembang di masyarakat. Hal inilah yang mendorong tokoh setempat untuk
mendirikan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan (tafaqutifi ad-
din) sebagai peredam yang bisa mengendalikan kebiasaan-kebiasaan buruk
masyarakat.

Sebagian besar santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro juga merupakan


mahasiswa di IAIN Salatiga. Dominasi santri tersebut merupakan mahasiswa maka
seringkali bermasalah dengan mengatur keuangan yang kebanyakan dari santri
mendapat jatah uang bulanan dan tidak menutup kemungkinan karna dominan
mahasiswa yang dimana jiwa inginnya sedang besar-besarnya baik rasa ingin tau
ataupun rasa ingin memiliki. Terkadang seringkali santri sekaligus mahasiswa ini
sulit untuk mengendalikan diri dari perilaku Israf (berlebih-lebihan).

Berikut ini merupakan 4 orang santri yang diambil secara acak oleh penulis :

1. Risqi Ainurrochim
Responden pertama yaitu dari kelas wustho B , berasal dari magelang
dan masuk pondok pensatren edi mancoro pada tahun 2018. Risqi
Ainurrochim ini di katakan santri yang sangat rajin melaksanaan ibadah
sunnah puasa senin kamis berdasarkan pemaparannya penerapan puasa
senin kamis sudah dilakukan risqi sejak duduk disekolah dasar.
Berikut pemaparan santri Risqi Ainurrochim :
“….Aku mulai puasa Senin Kamis dari kelas enam SD mba, dibilang
udah lama ya memang tapi kalau dibilang rutin bisa jadi, sering rutine
dari pada jarang puasane. Awal aku nyoba Karna alesane pas aku kelas
enam kan waktunya hampir Deket sama ujian nasional, nah disitu aku
dikasih nasehat sama ibu aku disuruh puasa Senin Kamis.. itung-
itung belajar prihatin gitu mba, dari situ aku keterusen sampe
sekarang, pas kelas enam itu akupun nggak tau manfaat dari puasa
Senin Kamis itu apa, tapi cuma diingetin sama ibu aku kalo niat puasa
sunah ditambahin niat semoga hajat kamu dikabulkan……Awalnya
kan dari kelas enam itu mba, dan ternyata orang tuaku kekeh mau
mondokin aku pas aku udah lulus SD nah dari situ mba. kan kalo
dipondok banyak yg ngelakuin puasa Senin Kamis walaupun itu
hukumnya sunah..tapi kan yg namanya dipondok kalo puasa Senin
Kamis hukum bagi diri sendiri pun kalo udah sering ngelakuin jadi
kaya hampir wajib gitu ya mba apalagi kalo dilakuin sama banyak
temen tambah semangat dan ganjel kalo nggak ngelakuin itu mba, ya
sayang kalo nggak puasa gitu mba….”

Puasa senin kamis juga diakui oleh santri ini bahwa dapat
mengendalikan nafsu dan penerapan puasa senin kamis sangat
berpengaruh terhadap kehidupan santri ini. Diakui bahwasanya
penerapannya yang dimulai sedari kecil dapat menghindari sikap Israf
(berlebih-lebihan) dalam berbuka puasa. Santri ini juga merupakan
mahasiswa dimana harus mengatur keuangan perbulannya dan dengan
berpuasa senin kamis dapat membantu santri ini berhemat karena
ketika santri ini berpuasa ia hanya makan sekali ketika berbuka puasa
dikarenakan kebiasannya untuk tidak sahur dan uang makan yang
biasanya 3x seharipun bisa dialokasikan untuk kebutuhan yang
lainnya.

Berikut pemaparan santri Risqi Ainurrochim :

“….dulu kan sebelum aku rutin puasa senin kamis ini dari kecil
kebiasaan mba kalau buka puasa maunya semua makanan tapi pas
buka puasa yang dimakan Cuma 1 atau 2 yang dibeli. Nah karna aku
udah kebiasaan menerapkan dari kecil jadi kek udah ngerti gitu mba
kalau mau buka puasa terus mikir nanti akan kemakan ga yaa, atau
kebanyakan ga yaa gitu mba. Jadi puasa senin kami situ ngaruh banget
mba dalam pengendalian diri kita terhadap nafsu nafsu gitu. Apalagi
kalau sekarang hidunya aku bukan dipondok doang, pagi sampe sore
kadang dikampus jadi kalau aku puasa uang makanku bisa dialokasiin
kekebutuhan yang lainnya mba jadi lumayan bisa bantu aku ngehemat
juga….."

2. khamidatul Masna
Responden pertama yaitu dari kelas wustho A , berasal dari magelang
dan masuk pondok pensatren edi mancoro pada tahun 2018. khamidatul
Masna ini mulai menerapkan puasa senin kamis ketika MA (Madrasah
Aliyah) dan jeda lalu dimulai lagi ketika berada di Pondok Pesantren ini
pada tahun 2018. Keinginan santri ini menerapkan puasa senin kamis yaitu
untuk mengikuti sunnahnya nabi Muhammad SAW. untuk menambah
pahala serta mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Berikut pemaparan santri atas nama khamidatul Masna :
“Dari dulu pas MA si mbak, tapi pernah jeda juga dan dimulai lagi
pada saat dipondok sini….. Yaaa aku ngikut sunnah nya nabi
Muhammad saw mbak, kan juga kita termasuk umatnya, itung"
nambah pahala sama mendekatkan diri sma Allah SWT. ….”
Santri ini mengakui ketika mendekatkan diri kepada Allah
SWT dan menjalankan sunnahnya nabi Muhammad SAW. Kebiasaan
buruknya dapat dihindari salah satunyanya pengendalian diri untuk
hal yang berlebih-lebihan dan lebih mudah untuk mengatur
keuangannya.

Berikut pemaparan santri Khamidatul Masna :

“….Berpengaruh sekali mba, karna ketika kita mendekatkan diri


kepada Allah SWT. Banyak kebiasaan buruk itu jadi lama kelamaan
ilang mba. Ntah disadari atau engga tapi semuanya kek kejadian gitu
mba, dari yang aku sering banget jajan ini itu ketika puasa semua bisa
tertahankan terus aku juga bisa hemat kalau puasa gitu mba….”

3. Heldiani Ai Salastri
Responden ketiga ini bernama Heldiani Ai Salastri dari kelas
Awaliyah A. Berasal dari Majalengka dan masuk pondok pesantren edi
mancoro pada tahun 2019. Santri ini mulai menerapkan puasa senin kamis
pada saat ia menduduki bangku MTS (Madrasah Tsanawiyah) tetapi
diakui olehnya pada saat itu belum disiplin melakukannya. Lebaran
kemarin tahun 2020 ia baru mulai menerapkan dengan disiplin. Keinginan
untuk menerapkan puasa senin kamis datang dari nasehat neneknya yang
mengatakan bahwa orang yang sedang menuntut ilmu dalam artian
bersekolah sangat dianjurkan untuk berpuasa agar lebih dimudahkan.
Berikut pemaparan santri Heldiani Ai Salastri :
“….Aku mulai puasa senin kamis dipondok aku dulu pas mts tapi itu
masih belang betong dalam artian masih jarang bgt gtu loh kaya nyoba
nyoba, trus pas sma udah gak pernah lagi puasa abis itu masuk pondok
lagi disini kaya ngebiasain lagi buat puasa, tapi kalau bener2 puasa
rutin nya mulai kamar 10 ini berarti pas abia lebaran kemarin ya…..
Karena puasa senin kamis kan puasa sunah, trus juga kata nenek ku
orang yang lagi belajar nyari ilmu trus puasa atau nggak ngelakuin
sunah2 yang disunahkan itu akan mempermudah kita dalam mencari
ilmu, tapi jangan jadikan alasan itu oh biar kita pinter atau gimana tapi
niat nya buat ngikutin sunah rosul……”

Menurut Heldiani Ai Salastri sikap berlebih-lebihan itu hal


yang wajar ketika saat pertama mencoba menerapkan puasa senin
kamis tapi seiring berjalannya waktu sikap itu bisa dikontrol karna
manfaat dari puasa itu sendiri. Ketika santri ini berpuasa ia mengakui
lebih bisa memanage uang dan menabung.

Berikut pemaparan santri Heldiani Ai Salastri :


“…Menurutku bagi orang yang baru pertama kali melakukan puasa
senin kamis itu pasti berlebih lebihan pas buka kaya semua pengen gtu
loh tapi kalau udah kebiasaan puasa yaa nggak sih malah semakib bisa
di control….. Ada, malahan aku bisa nabung, lebih bisa memanage
uang bulanan…..”
4. Tuti Ariyanti
Responden keempat ini bernama Tuti Ariyanti dari kelas Awaliyah A.
Berasal dari Purbalingga dan masuk Pondok Pesantren edi mancoro pada
tahun 2019. Santri ini mulai menerapkan puasa senin kamis pada saat ia
menduduki bangku SMP (Sekolah Menengah Pertama) hingga ia
meneruskan pendidikan di Pondok Pesantren Edi Mancoro ini dan diakui
sangat rutin. Keinginannya berpuasa karena merupakan sunah rosul yang
dipaparkan agar mendapat banyak pahala dan manfaatnya melaksanakan
puasa senin kamis ini. Diakui juga olehnya bahwa puasa senin kami situ
membantu dirinya dalam pengendalian diri dari sikap yang berlebih-
lebihan dan dapat membantu dia menabung.
Berikut pemaparan santri Tuti Ariyanti :
“…..Alhamdulillah rutin mba, karna saya mulai puasa dari zaman smp
sampe sekarang. Keinginan saya ya karna puasa senin kami situ
merupakan bagian dari sunnah dan banyak juga temen yang ngelakuin
sunnah itu dari pas smp jadi yaa kebiasaan sampe sekarang juga
mba…pasti berpengaruh mba, karna puasa itu mengajarkan kita
menahan hawa nafsu termasuk sikap Israf itu mba. Jadi sangat sangat
ngebantu aku ngehindari sikap itu mba dan ngebantu aku buat nabung
juga si hehe”

Menurut pandangan penulis dari responden yang pertama santri ini merupakan
santri terlama menerapkan puasa senin kamis yaitu ketika duduk di bangku sekolah
dasar. Keinginan santri ini dalam menerapkan puasa senin kamis didasari dari
pembiasaan keluarganya yang mengajarkan puasa sunnah ketika santri ini menduduki
bangku disekolah dasar. Puasa senin kamis mempunyai banyak dampak positif salah
satunya dapat mempermudah hajat dan dari puasa ini mengajarkan mengendalikan
diri dari sikap israf.

Menurut pandangan penulis pada responden kedua Santri ini juga merupakan
salah satu dari santri yang menjalankan puasa senin kamis dengan sangat disiplin.
Keinginan santri ini merupakan kesadarannya dalam menjalankan sunnah Nabi
Muhammad SAW dan dari kebiasaannya berpuasa santri ini dapat mengendalikan
dirinya untuk hal yang berlebih-lebihan atau sikap Israf.

Menurut pandangan penulis pada responden ketiga santri ini menerapkan


puasa senin kamis yang di awali dari nasehat neneknya bahwasahnya puasa senin
kamis sangat dianjurkan untuk orang yang sedang belajar dan mencari ilmu tetapi
tetap ditegaskan lagi dari neneknya bahwa niat puasa senin kamis itu bukan lain
untuk menjalankan sunnah rosul. Santri ini mengakui pada awal ia mencoba
menerapkan puasa senin kamispun sikap israf dalam berpuka puasa masih dirasakan
tapi karena penerapan yang disiplin dan berjalannya waktu sikap itu bisa dikendalikan
karna terbiasanya menahan nafsu ketika berpuasa.

Menurut pandangan penulis dari responden keempat ini bisa dikatakan santri
ini memulai menerapkan puasa senin kamis dari smp hingga sekarang dan diakui
olehnya bahwasanya ia sangat disiplin untuk berpuasa sunnah. Dilingkungannya dari
dulu sudah banyak yang melakukan sunnah itu jadi lebih mudah ketika
menjalakannya. Keinginannya juga didasari atas kesadarannya untuk menjalankan
sunnah Nabi Muhammad SAW. Dari berpuasa itupun santri ini belajar
mengendalikan diri dari hawa nafsu yang berdampak baik hingga ia bisa menghindari
sikap israf.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil wawancara peneliti pada beberapa santri di Pondok


Pesantren Edi Mancoro bahwasahnya penerapan puasa senin kamis merupakan
ibadah sunnah yang lumrah dijalankan dikalangan santri dan sangat banyak
manfaatnya salah satunya dalam menghindari sikap israf. Dapat disimpulkan
bahwasahnya penerapan puasa senin kamis melatih diri kita untuk menahan segala
hawa nafsu sehingga dari penerapan itu menjadikan terbiasa mengendalikan diri dan
dapat menghindari kita dari sikap Israf.

DAFTAR PUSTAKA
El-Hamdy, Ubaidurrahman. 2010. Rahasia Kedasyatan Puasa Senin Kamis. Jakarta:
Wahyu Media.

Mifta Faridl. 2007. Puasa Ibadah Kaya Makna. Jakarta: Gema Insani.

M. Nur Ghufron dan Rini Risnawati S. 2014. Teori-teori Psikologi. Yogyakarta : Ar


Ruzz Media.

Az-Zacholany, Ali Hasan. 2013 Buku Pintar Puasa Wajib dan Sunnah Sepanjang
Masa. Jakarta: Sabil.

Abu Zakaria Al-Anshari. 2006 Tuhfatut Thullab bi Syarhi Tahrir Tanqihil Lubab.
Beirut, Darul Fikr: 1426-142H. juz I

Shihab, M.Quraish. 2002 tafsir Al-Misbah, volume 9. Jakarta:Lentari Hati

Muhammad Nasib 1999 Ar-rifa’I. Tafsir Ibnu Katsir, jild VI, dan diterjemahkan oleh
syihabbudin, Jakarta: Gema Insani Press

Sugiono. 2010 Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R &D. Bandung: Alfabeta.

Ali, Mohammad. 1992 Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai