Diajukan Kepada
dr. Noor Yazid, Sp.PA (K)
dr. Afiana Rohmani, Msi. Med
Disusun Oleh :
Sri Bayaniamri Fajariyanti
H3A019057
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2022
HALAMAN PERSETUJUAN
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menempuh Program
Pendidikan Profesi Dokter.
1. Kata Pengantar
Hadirin yang dimuliakan Allah, pada kesempatan kali ini saya akan
menyampaikan ceramah yang berjudul Dua nikmat Allah yang terlupakan.
Menghitung nikmat yang telah Allah berikan adalah sebuah pekerjaan yang sulit.
Bagaimana tidak, Allah mengatakan bahwa jika seorang hamba ingin menghitung
nikmat tersebut, maka tidak akan sanggup menghitungnya. Allah Ta’ala berfirman
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat
menghitung jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang” (QS. An-Nahl: 18).
Di antara sekian banyak nikmat yang telah Allah berikan, ada 2 nikmat yang
manusia lalai darinya. Nikmat tersebut adalah kesehatan dan waktu luang.
Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
ِنْع َم َتاِن َم ْغ ُبوٌن ِفيِهَم ا َك ِثيٌر ِم ْن الَّناِس الِّص َّح ُة َو اْلَفَر اُغ
“Dua nikmat, kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu
kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari). 1
2. Kesehatan
Agama Islam sangat mengutamakan kesehatan (lahir dan batin) dan
menempatkannya sebagai kenikmatan kedua setelah Iman. Selain itu, Islam sebagai
agama yang sempurna dan lengkap, telah menetapkan prinsip-prinsip dalam
penjagaan keseimbangan tubuh manusia. Di antara cara Islam dalam menjaga
kesehatan ialah dengan menjaga kebersihan dan melaksanakan syariat wudlu dan
mandi secara rutin setiap hari bagi setiap muslim.2
Kesehatan berasal dari kata “sehat” yang ditransfer dari bahasa Arab suhhah
yang artinya sehat, tidak sakit, selamat. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) sehat adalah keadaan baik seluruh badan serta bagian-bagiannya,
bebas dari rasa sakit, waras. Kesehatan merupakan salah satu faktor penting bagi
kehidupan manusia karena dengan kondisi sehat, manusia bisa beraktifitas dengan
nyaman dan banyak berbuat kebaikan dengan memberi manfaat kepada sesama. 2
Banyak manusia yang sehat, namun tertipu dengan kesehatannya. Ia tak
gunakan kesehatannya untuk taat, namun untuk maksiat. Sementara di luar sana
ada sebagian orang yang ingin melakukan ketaatan, namun tak mampu
melakukannya dikarenakan sakit yang di derita. Padahal badan yang sehat akan
ditanyakan, digunakan untuk apa. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
“Kedua kaki seorang hamba tidaklah berpindah pada hari kiamat hingga ia
ditanya mengenai umurnya, dimanakah ia habiskan; ilmunya, dimanakah ia
amalkan; hartanya, bagaimana cara ia mendapatkannya dan ia infakkan; dan
mengenai badannya, di manakah usangnya.” (HR. At-Tirmidzi, shahih). 1,2
3. Waktu luang
Waktu merupakan hal yang sangat penting bagi seorang manusia khususnya
seorang muslim. Bahkan secara umum Allah SWT telah bersumpah dengan
menggunakan waktu untuk menegaskan pentingnya waktu dan keagungan nilainya,
seperti yang tersurat dan tersirat dalam Al Qur’an Surah al-‘Ashr ayat 1-3
“
D
emi masa. Sesungguhnya, manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali
orangorang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat-menasehati
supaya menaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran.”
3,4
Berdasarkan ini pula, maka muncul berbagai ungkapan bijak, seperti “alwaqtu
ka as-saif” (waktu itu ibarat pedang/pisau). Sebuah pedang/pisau akan sangat
berguna jika pandai memanfaatkannya, sebaliknya akan membahayakan bukan saja
orang lain, tetapi juga diri sendiri, jika tidak pandai-pandai memanfaatkannya.4
Hadis-hadis Rasulullah Saw. juga banyak memperingatkan betapa pentingnya
memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Misalnya ketika Nabi Saw. Rasulullah saw
pernah bersabda kepada seorang laki-laki dan menasihatinya yang
artinya: “Jagalah lima perkara sebelum (datang) lima perkara (lainnya). Mudamu
sebelum masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu
luangmu sebelum sibukmu dan hidupmu sebelum matimu.” (HR Nasai dan
Baihaqi). Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa waktu adalah modal yang
paling unik yang tidak mungkin dapat diganti dan tidak mungkin dapat disimpan
tanpa digunakan, serta tidak mungkin mendapatkan waktu yang dibutuhkan
meskipun dengan mengeluarkan biaya.4
4. Perilaku membuang-buang waktu
Tidak menghargai betapa berharganya waktu luang, merupakan pangkal
permasalahan umat islam saat ini. Beberapa disibukkan dengan media sosial,
sementara yang lainnya disibukkan dengan game yang menghabiskan banyak
sekali waktu yang sebenarnya bisa kita gunakan untuk hal lain yang lebih
bermanfaat. Belum lagi ketika kita berkecimpung pada hobi yang tidak jarang
hanya membawa kesenangan sementara, yang lebih banyak membawa mudhorat.
Sebagai contoh perilaku-perilaku manusia yang dianggap tidak produktif oleh Nabi
Muhammad swt terdapat dalam Hadits yang artinya “Sesungguhnya Allah
mencintai tiga hal dan membenci tiga hal. Perkara yang dicintai adalah sedikit
makan, sedikit tidur, dan sedikit bicara. Sedangkan perkara yang dibenci adalah
banyak bicara, banyak makan, dan banyak tidur.” (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’ab
Al-Iman, 5:48).
Banyak tidur, banyak makan dan banyak bicara adalah komponen penghabis
waktu yang begitu digemari manusia. Intinya adalah mengisi waktu dengan perihal
yang tak bernilai. 3
5. Manajemen waktu sesuai ajaran Rasullah SAW 5
a. Jadikan Shalat Fardu Sebagai Pola Disiplin
Hal pertama yang dapat ketahui adalah Rasulullah SAW menjadikan shalat
fardu sebagai cara membentuk pola kedisiplinan dan pola ritme hidup.
Mulailah dengan memanajemen waktu shalat fardu terlebih dahulu setelah
itu sesuaikan dengan agenda kegiatan yang akan kamu lakukan hari itu,
sehingga kamu memiliki hari yang produktif sekaligus dapat melakukan
shalat fardu tepat waktu.
b. Terapkan Pola Berfikir Investasi
Maksud dari pola berfikir investasi adalah kita haruslah memiliki pola pikir
jangka panjang, berfikir setiap hal yang dilakukan sekarang akan
berdampak apa untuk dirimu dan orang laing satu tahun atau lima tahun
kedepan. Jangan menerapkan membiasakan diri untuk berfikir instan karena
hal tersebut akan mendorong kita bersikap malas dalam menjalani proses.
Pola berfikir investasi seperti inilah yang diterapkan oleh Rasulullah SAW
sehingga islam mengalami kejayaan hingga saat ini.
c. Terus Produktif Dan Jangan Biarkan Waktu Terbuang Percuma
Islam sangat menjunjung tinggi waktu dan mengutamakan nila-nilai
produktif didalamnya. Baik produktifitas dalam beribadah maupun
produktifitas dalam menghasilkan karya-kayra yang bermanfaat. Berikut
Allah SWT berfirman untuk selalu produktif dalam Al-Qur’an:
3. Farizi F Al. Dua Nikmat yang Terlupakan [Internet]. syiar islam. 2021