Anda di halaman 1dari 14

IKHTIYAR

Dosen Pengampu: Dr. H.Suaib H. Muhammad, M. Ag

Disusun oleh :

1. Anifatul Nur Rohmah (17110205)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, hidayah,
inayah, dan taufik-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Quran Hadits
1 dengan judul “Ikhtiyar” dengan dosen pengampu Bapak Dr. H.Suaib H. Muhammad, M.Ag
tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari
berbagai pihak, sehingga dapat membantu dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini.

Meski demikian, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan kekeliruan
baik dari segi penyusunan, bahasa, dan aspek lainnya. Sehingga, kami secara terbukamenerima
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir kata, kami sangat mengharapkan
doa semoga dari makalah ini dapat diambil manfaatnya dan dapat menambah pengetahuan
untuk para pembaca sekalian.

Malang, 15 Mei 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ada yang bilang bahwasannya sabar memiliki batas, akan tetapi pada dasarnya itu adalah
sebuah pilihan. Pilihan bagi setiap individu untuk memilih melakukan hal yang disukai oleh
Allah ataupun melakukan hal yang dibenci oleh Allah. Dalam menjalani suatu masalah
misalnya, seseorang yang memiliki sifat sabar maka ia akan menjalani masalah dengan tenang
dan disertai kepercayaan bahwa Allah tidak akan menguji hambanya melebihi batas
kemampuannya. Akan tetapi seseorang yang tidak memiliki sifat sabar maka ia akan mudah
putus asa, dan itu akan dapat merugikan dirinya sendiri bahkan orang lain.
Sikap putus asa yang terjadi karena munculnya sikap berhenti berharap yang jelas
dilarang dalam Islam. Sikap tersebut terjadi karena hilangnya keimanan, padahal Allah telah
menjanjikan bahwa sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat, dan sesungguhnya
sesudah kesulian terdapat kemudahan.1 Seseorang yang berhenti berharap kepada Allah dapat
disebut juga dengan seseorang yang berhenti dalam berusaha. Berusaha dalam segi Islam ini
biasa disebut dengan ikhtiar atau berusaha semaksimal mungkin. Untuk mengetahui atau
memahami lebih dalam mengenai ikhtiar maka makalah ini akan membahasnya dengan
“Ikhtiar”. Di dallam makalah ini ada pengertian ikhtiar, manfaat dan hikmah ikhtiar serta dalil
yang membahas tentang ikhtiar, berikut penjelasannya:
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan ikhtiyar?
2. Apa manfaat dan hikmah melakukan ikhtiyar?
3. Apa saja dalil yang membahas tentang ikhtiar?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari ikhtiyar
2. Untuk mengetahui manfaat dan hikmah melakukan ikhtiyar
3. Untuk mengetahui dalil-dalil yang membahas tentang ikhtiyar

1
Husniah Ramadhani Pulungan, “Memaknai Putus Asa Dalam Paradigme Henti”, Fitrah Jurnal Kajian Ilmu-
Ilmu Keislaman: Vol, 3, No. 1, Juni 2017
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN IKHTIYAR

Ikhtiar berasal dari kata bahasa Arab yaitu ‫ اختارـ يٌختار‬yang memiliki arti memilih, satu
akar dengan kata ‫ خير‬yang berarti baik. Jadi berdasarkan dari asal kata tersebut, secara bahasa
ikhtiar dapat diartikan sebagai memilih mana yang terbaik dari yang ada, atau mencari hasil
yang terbaik. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) ikhtiar dimaknai pilihan
(pertimbangan, kehendak, pendapat, dan lain sebagaiya) bebas. Ikhtiar diartikan sebagai
usaha yang dilakukan seseorang untuk mencapai hasil terbaik.2 Dalam istilah Teologi atau
Ilmu Kalam ikhtiar diartikan dengan kebebasan atau kemerdekaan manusia dalam memilih
dan menentukan perbuatannya.3

Secara istilah kata ikhtiar diartikan dengan upaya yang dilakukan agar segala sesuatu
yang berkaitan dengan kebutuhan hidup bisa tercapai. Ikhtiar merupakan usaha yang
ditetukan sendiri yang mana manusia berbuat sebagai dirinya sendiri dan tidak diperbudak
oleh sesuatu yang lain melainkan dengan keinginan sendiri dan juga kecintaannya pada
kebaikan.4 Ikhtiar juga dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan oleh manusia untuk
memenuhi hajat hidupnya baik itu kesehatan, spiritual, material, dan masa depannya supaya
tujuan hidupnya dapat terpenuhi selamat dunia dan akhirat. Ikhtiar dilakukan dengan sepenuh
hati, sungguh-sungguh, dan semaksimal mungkin sesuai dengan keterampilan dan
kemampuan yang dimiliki. Akan tetapi, apabila telah berusaha dan gagal yang diakibatkan
oleh kekurangan ataupun keterbatasan yang terdapat pada diri kita, maka kita tidak dianjurkan
untuk berputus asa, melainkan sebagai seorang muslim kita dianjurkan untuk bersabar karena
orang yang sabar tidak akan berputus asa atau berkeluh kesah. Supaya sebuah ikhtiar atau
usaha yang kita lakukan dapat sukses dan berhasil, maka hendaknya melandasi ikhtiar
tersebut dengan niat ikhlas untuk mendapat ridha Allah dan mengikuti perintah Allah yang
didampingi dengan doa yang tulus.5

2
Azuar Juliandi, Parameter Prestasi Kerja dalam Perspektif Islam, Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol.14, No.1,
2014, hlm. 43
3
Harun Nasution dkk, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 1992), hlm. 410
4
Solichin, HMI Candradimuka Mahasiswa, (Jakarta: Sinergi Persadatama Foundation, 2010), hlm. 252
5
Ismatu Ropi dkk, Pendidikan Agama Islam di SMP dan SMA, (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2012), hlm. 61
Dapat dikatakan bahwa ikhtiar adalah berusaha dengan mengerahkan segala kemampuan
untuk mendapatkan hasil dan menggapai cita-cita yang diinginkan sesuai dengan tuntunan
Islam, ikhtiar dengan diiringi dzikir misalnya. Sebuah ikhtiar atau usaha yang diiringi dengan
dzikir, maka itu akan menampakkan bahwa dirinya sebagai hamba Allah dan berfikir
bahwasannya segala usaha yang dilakukan tidak akan berhasil kecuali dengan pertolongaan
Allah.6
Ikhtiar adalah usaha yang sungguh-sungguh dan sepenuh hati untuk memenuhi
kebutuhan dalam hidupnya, baik material, spiritual, kesehatan, dan masa depannya agar
tujuan hidupnya selamat sejahtera dunia dan akhirat dapat terpenuhi. Dapat dikatakan bahwa
ikhtiar adalah berusaha dengan mengerahkan segala kemampuan untuk mendapatkan hasil
dan menggapai cita-cita yang diinginkan sesuai dengan tuntunan Islam. Dari pengertian
tersebut, maka unsur kebaikan dalam ikhtiar menjadi signifikan, kebaikan yang dimaksud
tentunya menurut syari’at Islam, bukan hanya secara akal, adat, atau pendapat umum. Dengan
demikian, ikhtiar lebih tepat diartikan sebagai ‚memilih yang baik, yakni melakukan segala
sesuatu yang selaras dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya.7 Orang yang berikhtiar berarti
dia memilih suatu pekerjaan atau perbuatan, kemudian dia melakukannya dengan sungguh-
sungguh sesuai syariat agar dapat berhasil dan sukses sesuai dengan yang dikehendaki.
Dari pengertian secara istilah di atas ikhtiar adalah bentuk usaha yang sungguh-sungguh
dalam meraih kehendak yang sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu yang berlaku dalam bidang
yang diusahakan baik itu pada bidang keilmuan, ekonomi, sosial, pendidikan dan lain
sebagainya, serta dilakukan sesuai dengan kaidah Islam, dengan disertai doa kepada Allah
agar usahanya berhasil dengan baik. Dengan demikian dalam ikhtiar mengandung pesan
takwa, karena dengan usaha yang kita lakukan menggunakan pertimbangan sesuai dengan
akidah islam yang didahului dengan niat dan diiringi dengan do’a, maka usaha tersebut
bernilai ibadah. Serta dilakukan secara hati-hati dan hanya mencari ridha Allah, maka itu
sesuai dengan dasar atau takwa yang benar.8 Yakni bagaimana menuntaskan masalah dengan
mempertimbangkan pertama-tama apa yang baik menurut Islam, dan kemudian
menjadikannya sebagai pilihan, untuk kemaslahatan umat dan mencari ridha-Nya.
Selain dari pada itu, ikhtiar mengandung nilai-nilai kreativitas, inovasi, inisiatif dalam
melakukan pekerjaan dalam lingkup Islam. Ikhtiar yaitu usaha yang dilakukan dengan penuh

6
Edi Saffan, “Urgensi Do’a, Ikhtiar, dan Kesadaran Beragama dalam Kehidupan Manusia (Suatu Tinjauan
Psikologis)”, Fitra: Vol. 2, No. 1, Januari-Juni 2016
7
Wan Mohd, Nor Wan Daud, Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam Syed M. Naquib Al Attas, hlm. 102
8
Nurcholis Madjid, Asas hidup Takwa, (Jakarta: Noura Books, 2015), hlm. 18
semangat gigih, giat belajar serta optimis dan dilakukan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki. Ikhtiar merupakan lawan dari kemalasan, kelemahan serta kebahilan,9 Karena ikhtiar
bermakna memilih dan menentukan mana yang baik untuk dilaksanakan. Pemilihan dan
penentuan ide, gagasan, dan cara yang baik, maka akan mendapatkan hasil kerja yang baik
atau berprestasi tinggi. Allah menghendaki manusia untuk berusaha, dan manusia itu akan
dibalas oleh Allah dari apa yang diusahakannya
Segala kebutuhan, keinginan, cita-cita, dan harapan dapat dicapai dengan cara usaha.
Diam hanya akan melahirkan kekecewaan, kegagalan, dan kesialan. Tidak mungkin jika emas
tiba-tiba jatuh dari langit, semuanya ada proses dan waktu. Di situlah sesungguhnya peran
ikhtiar kita, jika tidak bergerak dan berproses berarti berhentinya roda kehidupan. Memilih
sesuatu yang terbaik adalah kebebasan yang sejati, dan untuk melakukannya seseorang
dituntut untuk mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Baik dan buruk sesuatu
berpatokan atau berlandaskan pada Alquran dan As-Sunnah.10 Sedangkan memilih sesuatu
yang buruk adalah pilihan yang jelas berdasarkan keusilan dan bersumber dari aspek-aspek
tercela yakni nafsu hewani.11 Jadi, berikhtiar berarti kebebasan untuk melakukan upaya
memilih sesuatu yang terbaik, atau bebas berusaha meraih yang terbaik diantara berbagai
macam kebaikan. Kebebasan yang tidak mengandung kebaikan, tidak selaras dengan ide
kebebasan dalam Islam.12 Karena kebebasan dalam Islam berlandaskan pada aturan agama.
Unsur yang utama berkaitan dengan ikhtiar adalah niat. Eksistensi niat menjadi pengaruh
penting terhadap kualitas ikhtiar. Ikhtiar akan memiliki nilai ibadah apabila diawali dengan
niat yang tulus karena Allah. Karena niat merupakan landasan yang akan menentukan sebuah
hasil, baik atau tidak, bernilai ibadah atau tidak.13
B. MANFAAT DAN HIKMAH IKHTIAR
Seseorang yang berperilaku terpuji tentu saja memiliki manfaat, baik itu manfaat untuk
diri sendiri ataupun manfaat untuk orang lain. Sikap ikhtiar misalnya, dengan berusaha
semaksimal mungkin maka akan bermanfaat untuk dirinya sendiri karena akan mendapatkan
hasil yang sesuai dengan usahanya tersebut. Bahkan bisa juga bermanfaat untuk orang lain,
dengan kita berusaha semaksimal mungkin maka orang lain yang melihat usaha kita akan
termotivasi oleh apa yang telah kita lakukan, dan juga bisa menjadi contoh yang baik. Begitu

9
Supriyanto, Tawakan Bukan Pasrah, (Jakarta: Qultum Media, 2015), hlm. 18
10
Wahyuddin dkk, Pendidikan Agama Islam UntukPerguruan Tinggi, (Jakarta: Grasindo, 2009), hlm. 52
11
Wan Mohd, Nor Wan Daud, Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam Syed M. Naquib Al Attas, hlm. 102
12
Muhim Kamaluddin‚Kebebasan dalam Pandangan Islam, InPAS: Institut Pemikiran dan Peradaban Islam,
Desember 2013
13
Asep Yudi dan Yana Suryana, Muslim Kaya, Pintu Surga Terbuka, (Bandung: Ruang Kata, 2013), hlm. 43
juga sebaliknya, jika kita menyerah dengan masalah, pekerjaan, atau apapun itu jika kita tidak
berusaha maka kita akan sulit atau bahkan tidak bisa menggapai hasil atau sesuatu yang kita
inginkan.
Ikhtiar merupakan salah satu contoh sifat terpuji dan memiliki banyak manfaat, dampak
positif atauapun hikmah yang kita dapatkan ketika melakukan perbuatan ini.
1. Dampak Positif Ikhtiar
Berikut adalah dampak positif dari menerapkan sikap ikhtiar:
a) Merasakan kepuasan batin karena dapat mencapai suatu tujuan, meskipun dilakukannya
dengan susah payah
b) Terhormat dalam pandangan Allah dan juga manusia, dikarenakan sikap kegigihannya
dalam melakukan suatu hal
c) Dapat berperilaku hemat, karena faham bahwa apa yang telah didapatkan dibutuhkan
usaha yang keras.
2. Manfaat Ikhtiar
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari menerapkan sikap ikhtiar antara lain:
 Dapat merasakan kepuasan batin karena telah berusaha semaksimal mungkin dengan
kemampuan yang dimiliki
 Terhormat dalam pandangan Allah serta sesama manusia
 Dapat berperilaku hemat karena telah merasakan susah payahnya bekerja
 Dapat menghargai usaha sendiri dan juga usaha orang lain
 Tidak bergantung dengan orang lain
 Semakin dekat dengan Rabb nya, karena sadar bahwa tidak akan dapat sukses kecuali
pertolongan Allah.
 Tidak mudah untuk berputus asa
3. Hikmah Ikhtiar
Berikut adalah beberaapa hikmah ketika kita menerapkan sikap ikhtiar:
 Dapat membangun harapan baru, karena pada dasarnya setiap usaha akan
menumbuhkan ribuan harapan semakin banyak usaha, maka semaakin banyak harapan
yang kita peroleh.
 Meninggikan derajat dihadapan Allah dan juga sesama manusia
 Dapat menghilangkan rasa malas, berkeluh kesa, ataupun murung ketika mendapatkan
masalah.
C. DALIL-DALIL TENTANG IKHTIAR
Banyak sekali dali-dalil naqli yang membahas tentan ikhtiar. Ada yang langsung dari
firman Allah serta ada juga yang melalui perantara Nabi Muhammad saw. Dalil – dalil yang
ada di makalah ini adalah beberapa dalil, baik itu bersumber dari Alquran maupun hadis.
 Sabda Rasulullah sebagai berikut :

ُ‫ قَد ََّر هللا‬:‫ لَ ْو أَ ِِّني فَ َع ْلتُ َكذَا َو َكذَا؛ َولَ ِك ْن قُ ْل‬:‫ش ْي ٌء فَ ََل تَقُ ْل‬ َ َ‫ فَإ ِ ْن أ‬،‫ َوا ْست َ ِع ْن ِباهللِ َو ََل ت َ ْع ِج ْز‬، َ‫ص َعلَى َما َي ْنفَعُك‬
َ َ‫صا َبك‬ ْ ‫احْ ِر‬
‫و َما شَا َء فَعَ َل‬.
َ
Artinya: :
"Bersemangatlah kamu menempuh aoa yang bermanfaat bagimu, mohonlah pertolongan
kepada Allah dan janganlah sekali-kali kamu malas. Jika sesuatu menimpamu, janganlah
kamu katakan "Seandainya dahulu aku lakukan ini dan itu niscaya akan demikian dan
demikian". Namun katakanlah,"Inilah takdir Allah, apa yang Ia kehendaki pasti terjadi".

 Di hadits lain Rasulullah bersabda

َّ ِ‫س ِم َع أَبَا ت َِم ٍيم ْال َج ْيشَان‬


‫ي‬ َ ُ‫َّللاِ بْنَ ُهبَ ْي َرةَ َيقُو ُل إِنَّه‬ َ ُ‫الرحْ َم ِن َحدَّثَنَا َحي َْوة ُ أ َ ْخبَ َرنِي بَ ْك ُر ْبنُ َع ْم ٍرو أَنَّه‬
َّ َ‫س ِم َع َع ْبد‬ َّ ‫َحدَّثَنَا أَبُو َع ْب ِد‬
َّ ‫سلَّ َم يَقُو ُل َل ْو أ َ َّن ُك ْم تَت ََو َّكلُونَ َع َلى‬
ِ‫َّللا‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َع َل ْي ِه َو‬ َّ ‫ي‬
َ ِ‫َّللا‬ َ ُ‫َّللاُ َع ْنهُ يَقُو ُل إِنَّه‬
َّ ِ‫س ِم َع نَب‬ َّ ‫ي‬ َ ‫ض‬
ِ ‫ب َر‬ ِ ‫طا‬ َّ ‫ع َم َر بْنَ ْال َخ‬ َ ‫يَقُو ُل‬
ُ ‫س ِم َع‬
َ ‫صا َوت َُرو ُح ِب‬
)‫طانًا (رواه أحمد‬ َّ ‫َح َّق ت ََوك ِل ِه لَ َرزَ قَ ُك ْم َك َما يَ ْر ُز ُق ال‬
ً ‫طي َْر ت َ ْغد ُو ِخ َما‬

Artinya:
"Dari Umar Ibn Khattab berkata, bahwa beliau mendengar Rasulullah saw., bersabda.
"Sekiranya kalian benar-benar bertawakkal kepada Allah SWT., dengan tawakkal yang
sebanar-benarnya, sungguh kalian akan diberi rizki (oleh Allah swt.,) sebagaimana seekor
burung diberi rizki, dimana ia pergi pagi dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam
keadaan kenyang". (H.R. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majah).

 Rasulullah bersabda di hadis lain, yang artinya:


"Sungguh jika sekiranya salah seorang diantara kamu membawa tali untuk mencari kayu
bakar, kemudian ia kembali membawa seikat kayu diatas punggungnya, lalu ia jual
sehingga Allah mencukupi kebutuhannya dengan hasil itu adalah lebih baik dari pada
meminta-minta kepada manusia, baik mereka (yang dimintai) memberi atau menolaknya".
(H.R.Al-Bukhari)
Dari beberapa dalil tersebut diatas, menunjukkan betapa pentingnya dalam beriktiar,
sebagaimana yang di sebutkan pada ayat 10 pada surah al-Jum'ah yang berisikan perintah
secara tegas agar sehabis melaksanakan ibadah jum'at segera berusaha mencari rezeki untuk
keperluan diri dan keluarganya. Sedangkan dari hadits-hadits tersebut merupakan motivasi
agar kita suka bekerja keras demi untuk mencukupi kebutuhan hidup sendiri dan keluarga
tanpa mengharap belas kasih dari orang lain.

 Berikut ini adalah dalil tentang ikhtiar dalam Alquran

‫َّللاَ ََل يُغَ ِيِّ ُر َما ِبقَ ْو ٍم َحتَّى يُ َغ ِيِّ ُروا َما ِبأ َ ْنفُ ِس ِه ْم‬
َّ ‫ِإ َّن‬
Artinya :
“… Sesungguhnya allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri …” 14

Isi kandunga dari ayat tersebut yakni kita harus berusaha mengubah diri kita untuk
menjadi yang lebih baik. Salah satu bentuk ikhtiar dalam mewujudkan keinginan kita
diantaranya dengan 5 cara, yakni: fokus ke masa depan dan cita-cita kita. Pikirkan apa yang
benar-benar kita inginkan, susun rencana, gali potensi atau kemampuan dan kelebihan kita,
temukan strategi dan cara, serta segala kemungkinan untuk mewujudkannya dengan yakin
dan percaya 100% bahwa kita mampu melakukannya. Keyakinan adalah modal utama untuk
mendapatkan apapun yang kita inginkan. Segala sesuatu yang tidak mungkin dalam hidup ini
hanya seringkali belum pernah dicoba.

 Dalam firman Allah lain, yang artinya:


“Untuk kemenangan seperti ini hendaklah berusaha orang yang berusaha”15

Akan tetapi, hal yang harus diingat yaitu kegigihan dalam ikhtiar tidak boleh
memperlemah keimanan kepada Allah Swt dan tidak boleh keimanan memperlemah ikhtiar.
Hasil ikhtiar harus senatiasa dikembalikan kepada kehendak Allah Swt, karena Dia-lah yang
Maha Kuasa

14
QS. Ar-Ra’du: 11
15
QS. Ash-Shaffat: 61
 Allah berfirman yang artinya:
Artinya: “Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu “Sesungguhnya aku
akan mengerjakan itu besok”, kecuali (dengan menyebut):”Insya-Allah”. Dan ingatlah
kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah “Mudah-mudahan Tuhan-ku akan
memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini”16
1. Bentuk-bentuk Ikhtiyar
Dalam salah satu tausiyahnya, Ustadz Yusuf Mansur pernah mengatakan bahwa
terdapat dua bentuk ikhtiyar yaitu:
a. Ikhtiyar Langit
Menunaikan shalat lima waktu, shalat tahajjud, shalat dhuha, berdoa, atau bersedekah
merupakan beberapa bentuk ikhtiyar langit. Sangat disayangkan, masih banyak diantara
kita yang lebih menitik beratkan pada ikhtiyar bumi daripada ikhtiyar langit. Sedikit
sekali yang beranggapan bahwa ikhtiyar lagit tidak memberikan pengaruh signifikan
terhadap perolehan sukses seseorang adalah suatu hal yang keliru. Bahkan nilai manfaat
dari ikhtiyar langit ini sangatlah luar biasa.
b. Ikhtiyar Bumi
Bekerja, berlatih, belajar, dan lain-lain adalah beberapa bentuk dari ikhtiyar bumi.
Apabila kita meginginkan sebuah kesuksesan dalam mewujudkan impian, maka
tidaklah cukup jika hanya mengandalkan ikhtiyar bumi saja. Kita juga harus
menyertainya dengan ikhtiyar langit atau dengan ibadah kepada Dzat Maha Pencipta.
Setiap manusia mempunyai keinginan dan cita-cita baik jangka panjang maupun jangka
pendek, baik di dunia maupun di akhirat. Hal itu wajar karena Allah SWT menganugerahkan
kehendak kepada manusia. Dengan kehendaknya tersebut, manusia dapat mengelolah alam.
Jika kehendaknya tersebut mampu dikelola dengan baik, manusia akan mampu memajukan
peradaban. Manusia diberi potensi oleh Allah SWT untuk mengembangkan dirinya. Manusia
diberi potensi untuk berikhtiyar membentuk kehidupan yang lebih baik. Pada zaman purba,
manusia tidak dapat mengungguli burung yang dapat terbang. Manusia juga tidak dapat
berjalan di atas air. Namun, dengan daya dan kreatifitas akalnya, sekarang manusia mampu
terbang seperti burung dan menyelam di air seperti ikan. Bahkan manusia mampu
mengungguli burung dan ikan.

16
QS. Al-Kahfi: 23-24
Ikhtiyar juga tidak harus selalu berupa penemuan besar. Kita dapat berikhtiyar untuk
mencapai tujuan kita, baik dalam kehidupan individu maupun kelompok. Seorang siswa yang
ingin mendapatkan nilai yang baik tentu harus berikhtiya. Ikhtiyarnya adalah dengan tekun
belajar dan sungguh-sungguh. Nilai yang baik tidak akan didapat tanpa belajar yang sungguh-
sungguh. Jika sudah berikhtiyar dengan maksimal kita tinggal berdoa agar Allah SWT
melancarkan usaha kita. Apapun hasil yang diperoleh setelah berusaha dengan keras akan
bernilai positif. Ingatlah, Allah tidak akan membebani seorang hamba di luar kemampuannya.
Satu hal yang harus diingat adalah bahwa hasil dari ikhtiyar yang kita lakukan haruslah
senantiasa dikaitkan dengan kehendak Allah SWT. Ketika kita melakukan suatu usaha, tidak
seharusnya kita mengatakan “Aku pasti akan memperoleh ini” atau “Aku pasti akan
berhasil”.17

17
Taofik Yusmansyah, Akidah dan Akhlak, (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2006), hlm. 26.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari seluruh isi makalah ini antara lain:
1. Ikhtiar merupakan usaha semaksimal mungkin yang dilakukan untuk mencapai keinginan
atau cita-cita seseorang agar mendapat hasil yang terbaik. Ikhtiar yang baik yaitu usaha
yang didasari dengan ajaran agama Islam, yakni diawali dengan niat dan diiringi dengan
do’a. Jika ikhhtiar dilakukan sesuai dengan syari’at Islam, maka Usaha yang telah kita
lakukan dianggap sebagai bentuk ibada terhadap Allah SWT.
2. Adapun manfaat serta hikmah dari melakukan ikhtiar antara lain:
 Manfaat Ikhtiar
Adapun anfaat yang dapat diperoleh dari menerapkan sikap ikhtiar antara lain:
 Dapat merasakan kepuasan batin karena telah berusaha semaksimal mungkin dengan
kemampuan yang telah dimiliki
 Terhormat dalam pandangan Allah serta sesama manusia
 Dapat berperilaku hemat karena telah merasakan susah payahnya bekerja
 Dapat menghargai usaha sendiri dan juga usaha orang lain
 Tidak bergantung dengan orang lain
 Semakin dekat dengan Rabb nya, karena sadar bahwa tidak ada hal yang lebih besar
kecuali pertolongan Allah.
 Tidak mudah untuk berputus asa
 Hikmah Ikhtiar
Berikut adalah beberaapa hikmah ketika kita menerapkan sikap ikhtiar:
 Dapat membangun harapan baru, karena pada dasarnya setiap usaha akan menumbuhkan
ribuan harapan semakin banyak usaha, maka semaakin banyak harapan yang kita peroleh.
 Meninggikan derajat dihadapan Allah dan juga sesama manusia
 Dapat menghilangkan rasa malas, berkeluh kesa, ataupun murung ketika mendapatkan
masalah.
3. Banyal dalil yang membahas tentang ikhtiar yakni berdasarkan suumber Alquran dan
hadis. Salah satu dalil naqli yang membahas tentang ikhtiar adalah pada QS. Ar-Ra’d: 11
yang artinya: “Sesungguhnya allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai
mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. Pada ayat tersebut telah
dijelaskan bahwa jika kita tidak berusaha untuk mencapai apa yang kita inginkan maka
Allah juga tidak akan membantu kita untuk mencapai tujuan tersebut. Jadi, jika kita tidak
berusaha semaksimal mungkin atau semampu kita, maka kita juga tidak akan bisa
mencapai apa yang kita inginkan.
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempura. Maka dari itu, kritik dan
saran yang membangun sangat saya harapkan. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat
bagi kita semua
DAFTAR PUSTAKA

Juliandi, Azuar. “Parameter Prestasi Kerja dalam Perspektif Islam”, Jurnal Manajemen dan
Bisnis, Vol.14, No.1, 2014, hlm. 43
Kamaluddin‚ Muhim. Kebebasan dalam Pandangan Islam, InPAS: Institut Pemikiran dan
Peradaban Islam, Desember 2013
Madjid, Nurcholis. 2015. Asas Hidup Takwa. Jakarta: Noura Books
Mohd, Wan Nor Wan Daud. 2015. Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam Syed M. Naquib Al
Attas.
Nasution, Harun, dkk. 1992. Ensiklopedi Islam Indonesia. Jakarta: Djambatan
Pulungan, Husniah Ramadhani .“Memaknai Putus Asa Dalam Paradigme Henti”, Fitrah Jurnal
Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman: Vol, 3, No. 1, Juni 2017
Ropi, Ismatu, dkk. 2012. Pendidikan Agama Islam di SMP dan SMA. Jakarta: Kharisma Putra
Utama
Saffan, Edi. “Urgensi Do’a, Ikhtiar, dan Kesadaran Beragama dalam Kehidupan Manusia
(Suatu Tinjauan Psikologis)”, Fitra: Vol. 2, No. 1, Januari-Juni 2016
Solichin. 2010. HMI Candradimuka Mahasiswa. Jakarta: Sinergi Persadatama Foundation
Supriyanto. 2015. Tawakan Bukan Pasrah. Jakarta: Qultum Media
Wahyuddin dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo
Yudi, Asep dan Yana Suryana. 2013. Muslim Kaya, Pintu Surga Terbuka. Bandung: Ruang
Kata

Yusmansyah, Taofik. 2006. Akidah dan Akhlak. Bandung: Grafindo Media Pratama

Anda mungkin juga menyukai