Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TAFSIR TARBAWI

ETOS KERJA YANG BERTANGGUNG JAWAB


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Tafsir Tarbawi

Dosen Pengampu : DR. K.H. Badruddin HSubkhy, M.HI.

Disusun Oleh :
Mariatul Bilqis (211105010312)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


UNIVERISTAS IBN KHALDUN BOGOR
Jl. KH.Sholeh Iskandar Raya Km.2,Kedung Badak Bogor
Tahun Ajaran 2021/2022
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah Senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunianya.sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini,memenuhi tugas kelompok makalah untuk mata kuliah “Tafsir
Tarbawi”
Salawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW. yang kita nantikan syafaatnya di hari akhir kelak.
Keberhasilan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, dan pada
kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih khususnya kepada :
1. Bapak dosen mata kuliah Tafsir Tarbawi yang telah memberikan segala
Arahan demi kesempurnaan makalah ini.
2. Segenap orang tua kami yang telah banyak mendukung dan mendoakan
kami.
3. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari Dengan segala keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan
kemampuan kami dalam penulisan makalah ini, maka penulis yakin bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk Saran Serta Masukan bahkan kritik yang
membangun, yang dapat penulis jadikan pedoman penulisan di waktu yang
akan datang.
Akhirnya hanya kepada Allah penulis senantiasa mohon curahan berkah dan
rahmat-Nya semoga makalah ini dapat memberikan manfaat perkembangan
bagi kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam masyarakat saat ini, pekerjaan merupakan kepentingan bagi setiap
individu. Bekerja adalah kunci utama untuk meningkatkan kepuasan pribadi
untuk memperbaiki sesuatu. Di setiap sisi kehidupan, kita telah melihat begitu
banyak individu yang bekerja. Misalnya, buruh perakitan, pedagang kaki lima,
pedagang saham yang berjaga-jaga, pengajar yang mendidik di sekolah, hingga
polisi yang mengatur lalu lintas dan berbagai pemanggilan.
Bekerja juga merupakan fitrah dan salah satu identitas manusia untuk
mencari rezeki. Kesadaran manusia untuk bekerja harus disertai tujuan supaya
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat kemudian akan melahirkan sesuatu yang
bermakna. Bekerja dengan tekun akan mendapatkan imbalan secara langsung,
seperti hidup yang berkecukupan.Dalam Islam, bekerja merupakan sesuatu yang
harus dilakukan manusia karena kerja bukan hanya sekedar untuk mendapatkan
penghasilan, tetapi bekerja yang sesungguhnya merupakan perintah agama agar
menjadi manusia yang bermanfaat.
Kerja menurut pandangan Islam adalah suatu kewajiban bagi setiap umat
manusia, baik dalam hal memenuhi kebutuhan keluarga serta kebutuhan
akhiratnya1. Al-Qur‟an menganjurkan manusia, terutama umat muslim agar
lebih giat bekerja keras dan berusaha semaksimal mungkin untuk dapat meraih
kesuksesan serta berhasil dalam menempuh kehidupan dunia dan akhirat.2
Setiap orang harus mempunyai etos kerja yang baik. Dengan adanya etos
kerja yang baik diharapkan mendapat hasil yang maksimal dan sesuai harapan.
Etos kerja terbentuk karena adanya kebiasaan dan pengaruh budaya.
Etos kerja juga dikenal dengan etika yaitu akhlak atau nilai-nilai yang
berkaitan dengan baik dan buruk (moral). Bekerja harus dilandasi dengan
semangat untuk mencapai tujuan dan mendapat nilai-nilai yang diinginkan.
Itulah yang dikenal dengan istilah “etos kerja”.3
Islam sangat menghargai adanya etos kerja dan memberikan pedoman
dalam bekerja dan memotivasi seluruh umat Islam agar mencari rezeki Allah
yang tersebar di muka bumi ini dengan cara yang benar dan di ridhai Allah.
Jadi, kita tidak diam dan bersikap pasif dalam menjalani kehidupan. Kita tidak

1
Saifullah, “Etos Kerja Dalam Perspektif Islam”, Jurnal Sosial Humaniorah, Vol.3 No.1, Juni 2010, 56.
2
Sulaeman Jajuli, Ekonomi dalam Al-Qur’an.(Yogyakarta:Deepublish,2018).205.
3
Thohir Luth. Antara Perut dan Etos Kerja.(Jakarta: Gema Insani, 2001). 81.
boleh menggantungkan diri kepada orang lain dan bermalas-malasan karena
umat Islam adalah umat yang beretika dan bermoral.4
Etos kerja yang bertanggung jawab dalam prospektif Al-Qur’an adalah bagian
terpenting dalam ajaran agama islam. Sebagaimana firman Allah dalam
beberapa surat Al-Qur’an antara lain :
a) Surat At-Taubah ayat 105 ( ‫ ٱْع َم ُلوا‬yang bermakna “Bekerjalah” )
b) Surat Al-Insyirah ayat 7 ( ‫ َفاْنَص ْب‬yang bermakna “bersungguh-sungguh”)
c) Surat Al-Mulk ayat 15 ( ‫ َفاْم ُش ْو ا ِفْي َم َناِكِبَها‬yang bermakna “berjalanlah
disegala penjuru” )
d) Surat Al-Qoshosh ayat 77 ( ‫ َو اْبَتِغ‬yang bermakna “dan carilah”)
1.2 Rumusan Masalah
Dari beberapa surat diatas dapat diambil kesimpulan tentang rumusan
masalahnya :
1. Apa yang dimaksud dengan Etos Kerja Yang Bertanggung Jawab ?
2. Bagaimana etos kerja yang bertanggung jawab dalam prospektif Al-
Qur’an ?
3. Bagaimana pendapat para ulama tentang etos kerja yang bertanggung
jawab dalam islam ?
1.3 Tujuan Masalah
Dari rumusan masalah diatasdapat diambil kesimpulan mengenai tujuan
pembuatan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan etos kerja yang
bertanggung jawab
2. Untuk mengetahui etos kerja dalam prospektif Al-Qur’an
3. Untuk mengetahui pendapat para ulama mengenai etos kerja yang
bertanggung jawab

BAB II
4
Rizqi A. Rosyadi, 7 Etos Langit Panduan Meramu Hidup Berkah Bahagia, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo,
2009), 38.
PEMBAHASAN
1. Pengertian Etos Kerja Yang Bertanggung Jawab
Etos kerja secara umum berasal dari bahasa Yunani (ethos) yang
memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas
sesuatu.5 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dijelaskan bahwa etos ialah
pandangan hidup tersendiri bagi sekelompok manusia.6 Dari kata “etos” juga
digunakan kata “etika” dan “etis” yang mengacu pada arti “akhlak” yang
bersifat “akhlaqi”, yaitu kualitas dasar seseorang atau suatu kelompok, ternasuk
suatu negara.7
Dari kata etos juga disebut dengan kata etika, etiket, yang hampir mendekati
pengertian akhlak (budi pekerti), sehingga dalam etos terdapat semangat yang
kuat untuk melakukan suatu pekerjaan dengan baik, lebih baik dan berusaha
untuk melakukakannya sebaik mungkin. Pada dasarnya etos adalah tentang
etika. Pelaksanaan etos bisa dilihat dari susunan dan norma masyarakat. 8
Sebagai salah satu ciri dari masyarakat sosial, etos menjadi dasar dari
landasan perilaku masyarakat dan lingkungan sekitarnya, yang tercermin dalam
kehidupan masyarakat. Karena etos merupakan landasan kehidupan
masyarakat,maka dalam situasi ini, etos juga terkait dengan aspek-aspek yang
dinilai dalam kehidupan yang dihargai oleh masyarakat.9
Secara umum, pengertian etos adalah karakteristik, sikap, kebiasaan, dan
kepercayaan yang spesifik untuk seseorang atau sekelompok orang. Toto
Tasmara mengartikan etos sebagai sesuatu yang diyakini. Dari kata ethos
muncullah istilah ethic, yaitu, pedoman, perilaku dan moral, yang berarti cara
bersopan santun.10
Etos bisa diartikan aturan umum, cara hidup, tata tertib seseorang, dan
serangkaian aturan perilaku yang bertujuan untuk mencapai kualitas hidup yang
sebaik mungkin. Etos dalam Kamus Besar bahasa Indonesia bererti pandangan
hidup yang khas dari suatu golongan sosial. Sedangkan kerja dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah kegiatan melakukan sesuatu.11

5
Mushlihin.2018.Etos kerja yang bertsnggung jawab.
6
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka Edisi ke III, 2002),
39.
7
Nurcholis Majid, Islam Doktrin dan Peradaban, (Jakarta: Yayasan Paramadina, 2000), 410.
8
Muhammad Irham, “Etos Kerja Dalam Perspektif Islam”, Jurnal Substansia, Vol. 14, No. 1, 2012, 12.
9
Taufik Abdullah, Etos Kerja dan Pengembangan Ekonomi, (Jakarta: LP3ES, 1982), 3.
10
Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995), 25.
11
Suharso dan Ana Retnoningish, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang: CV. Widya Karya, 2009), cet.ke
VIII, 242.
Kerja meruapakan suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang, baik individu maupun kelompok, yang bertujuan untuk
mengahasilkan suatu barang atau memberikan jasa.12
Sedangkan Bertanggung Jawab ialah ‘keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan
dan sebagainya). Demikian makna tanggung jawab dalam kamus Bahasa
Indonesia. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga
berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia
bertanggung jawab karena menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya. Ia
menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau
pengorbanannya. Apabila ditelaah lebih lanjut, tanggung jawab merupakan
kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi, sebagai akibat
perbuatan kita kepada orang lain, atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain
kepada kita.
Tanggung jawab bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan
manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila
ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksa tanggung
jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi yaitu
dari sisi yang berbuat dan dari sisi yang memiliki kepentingan dari pihak lain.
Dari sisi si pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu dengan
demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik. Dari
sisi pihak lain apabila si pembuat tidak mau bertanggung jawab, pihak lain yang
akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara
kemasyarakatan.13
Jadi antara Etos kerja dan Tanggung Jawab itu saling terhubung satu sama
lain yang dimana Ketika kita bekerja kita harus bertanngun jawab akan
Amanah,pekerjaan yang kita laksanakan sebagaimana setiap apa yang kita
lakukan kelak akan diminati pertnggung jawabanya oleh Allah SWT.

2. Etos Kerja Yang Bertanggung Jawab Dalam prospektif Al-Qur’an


Al-Qur‟an telah memberikan petunjuk dan ajarannya mengenai seluruh
aspek kehidupan, bukan hanya sebuah pernyataan biasa yang tidak dapat
memberikan perubahan. Tetapi, setiap ayat yang ada di dalam Al-Qur‟an
12
Yusuf Qardhawi, Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995), 51.
13
Ma’mun.2020.Makna Tanggung Jawab Dalam Islam.,
harus dikorelasikan ke kehidupan yang nyata. Merealisasikan Al-Qur‟an
merupakan suatu upaya yang dapat dilakukan secara terus-menerus dalam
kehidupan seorang muslim.14
Etos kerja dalam Islam, berarti menggunakan dasar pemikirian Islam,
bahwa Islam sebagai suatu sistem keimanan yang memiliki pandangan
positif tertentu terhadap permasalahan etos kerja. Etos kerja yang kuat
membutuhkan kesadaran pada diri seseorang akan keterkaitan antara
pekerjaan dan pandangan hidup yang lebih baik, dan pandangan hidup itulah
yang membuatnya sadar akan makna dan tujuan hidup.
Dengan kata lain, jika pekerjaan itu tidak berarti pada diri seseorang dan
tidak secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan tujuan hidup
yang lebih tinggi, mungkin akan sulit bagi seseorang untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan.15
Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas sebelumnya bahwa etos kerja
yang bertanggung jawab dalam Al-Qur’an begitu banyak disini pemakalah
akan membahas beberapa ayat yang berkaitan dengn etos kerja yang
bertanggung jawab beserta dari beberapa tafsir antara lain :
a) Surat At-Taubah ayat 15
‫َو ُقِل اْع َم ُلْو ا َفَسَيَر ى ُهّٰللا َع َم َلُك ْم َو َر ُسْو ُلٗه َو اْلُم ْؤ ِم ُنْو َۗن َو َس ُتَر ُّد ْو َن ِاٰل ى ٰع ِلِم اْلَغْيِب َو الَّش َهاَد ِة‬
‫َفُيَنِّبُئُك ْم ِبَم ا ُكْنُتْم َتْع َم ُلْو َۚن‬

Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat


pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu
akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” 16
 Tafsiran surat at-taubah ayat 105
Dalam Tafsir Ringkas Kemenag RI Dan katakanlah, kepada mereka yang
bertobat, “Bekerjalah kamu, de-ngan berbagai pekerjaan yang mendatangkan
manfaat, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, yakni memberi penghargaan
atas pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin juga akan
menyaksikan dan menilai pekerjaanmu, dan kamu akan dikembalikan, yakni
meninggal dunia dan pada hari kebangkitan semua makhluk akan kembali
kepada Allah Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya

14
Tasmara, Etos Kerja..., 22.
15
Irham, “Etos Kerja Dalam..., 15.
16
Al-Qur’an Online…
kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan di dunia, baik yang kamu
tampakkan atau yang kamu sembunyikan.”17
Sedangkan Tafsir Min Fathik Qadir kalimat tersebut ditunjukan untuk
orang-orang yang bertaubat dan selain mereka yakni bersegeralah mengerjakan
amalan-amalan kebaikan dan ikhlaslah dalam mengerjakan semata-mata karena
Allah dan bertanggung jawab akan perbuatannya.18
Tafsir ibnu katsir mujahid mengatakan bahwa hal ini merupakan ancaman
dari Allah terhadap orang-orang menentang perintah-perintah-Nya, bahwa amal
perbuatan mereka kelak akan ditampilkan di hadapan Allah Swt dan Rasulnya
serta orang-orang mukmin.19
Tafsir Al-Azhar,Hamka mengungkapkan arti kata amal yakni
pekerjaan,usaha, perbuatan dan keaktifan hidup semuanya harus di pertanngung
jawabkan.20
Tafsir Jalalain (Dan katakanlah) kepada mereka atau kepada manusia
secara umum ("Bekerjalah kalian) sesuka hati kalian (maka Allah dan Rasul-
Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaan kalian itu dan kalian
akan dikembalikan) melalui dibangkitkan dari kubur (kepada Yang Mengetahui
alam gaib dan alam nyata) yakni Allah (lalu diberikan-Nya kepada kalian apa
yang telah kalian kerjakan.") lalu Dia akan membalasnya kepada kalian. 21
Dalam Tafsir Al-Mizan karya Muhammad Husein AL-Thabathaba’I
menyatakan bahwa ayat atas bermakna: “Wahai Muhammad, katakanlah atau
lakukanlah apa yang kamu kehendaki—baik atau buruk—, karena Allah akan
menyaksikan amal kamu dan disaksikan pula oleh Rasul dan kaum mukmin
yang menjadi syuhada’ (saksi-saksi amal).22
Dengan kata lain, amal apapun yang kamu kerjakan, baik atau buruk,
maka hakikatnya (bukan lahirnya yang nyata di dunia ini) disaksikan oleh Allah
yang Maha mengetahui yang ghaib dan yang nyata, yaitu menjadi saksi amal
manusia, lalu kamu semua dikembalikan kepada Allah pada hari kemudian, dan
ketika itu kamu mengetahui hakikat amal kamu.
Kata amal mencakup segala aktivitas manusia yang bertujuan untuk
menghasilkan barang atau jasa. Inilah yang disebut kerja dalam makna luas.
Kerja itu sendiri bisa yang baik dan bisa yang buruk. Semuanya itu tidak
17
Tafsir Online Kemeneg,,..
18
Tafsir Online Min Fathik Qadir.
19
Tafsir Online Ibnu Katsir
20
Hamka.1983.Tafsir Al-Azhar Juz I.Jakarta: Pustaka.Panjimas.
21
Tafsir Online Jalalain.
22
Muhammad Husein Al-Thabathaba’i. Al-Mizan Fi Tafsir Al-Qur’an.
tersembunyi bagi Allah dan juga bagi manusia pada umumnya. Orang yang
bekerja dengan baik, profesional dan sempurna, maka ia akan memperoleh tidak
hanya keuntungan material tetapi juga keuntungan spiritual. Bahkan ia
memperoleh “nama” yang mengharumkan di tengah-tengah orang-orang yang
menyaksikan pekerjaannya.
Di samping itu, makna lain yang dapat dikembangkan adalah kerja itu
sesungguhnya upaya kemanusiaan kita untuk menunjukkan kualitas kita
dihadapan Allah Swt. Orang yang bekerja pada bidang agama, harus menyadari
bahwa ia sedang membangun image dan track record-nya dihadapan Allah dan
juga di muka manusia. Oleh sebab itu, menjadi keniscayaan baginya untuk
menunjukkan kerja yang baik dan menghindari diri dari hal-hal yang merusak
namanya.
Pekerjaan yang dilakukan dengan baik, akan menghasilkan kebaikan itu
sendiri. Sebaliknya, pekerjaan yang buruk atau sesuatu yang dilakukan dengan
cara yang buruk, akan berdampak buruk.23
Dalam beberapa tafsir diatas bahwa setiap umat islam diperintahkan
untuk bekerja keras tidak bermalas-malas dalam mencari rizki serta Allah
melihat apa yang kita kerjakan dan kelak akan mendapatkan balasanya.
b). Surat Al-Insyirah ayat 7
‫َفِإَذ ا َفَر ْغ َت َفٱنَص ْب‬
”Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain”.
 Tafsir Surat Al-Insyirah ayat 7
Tafsir Zubdatut Min Fathil Qadir menafsirkan bahwa bahwa jika kita
telah selesai melakukan shalat, dakwah, atau perang maka bersungguh-
sungguhlah dalam berdoa dan mintalah dari Alah kebutuhanmu atau berdirilah
untuk ibadah yang lain.24
Tafsir Al-Maraghi menafsirkan bahwasanya, jika kamu telah selesai
melakukan suatu pekerjaan, maka bersungguh-sungguhlah kamu untuk
melakukan pekerjaan lainnya, dalam ayat ini memerintahkan untuk melakukan

23
Afiruddin Muhammad.2021.Hakikat Kerja Dalam Pandangan Islam.No 132.
24
:
Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah.
https://tafsirweb.com/12839-surat-al-insyirah-ayat-7.html https://tafsirweb.com/12839-surat-al-insyirah-ayat-
7.html.
pekerjaan secara bertanggung jawab dan bersungguh sungguh baik itu dalam
bekerja dan beribadah kepada Allah .25
Tafsir Jalalain menafsirkan bahwsannnya jika kita telah selesai dalam
urusanya pekerjaan dunia maka berdirilah untuk menjalankan shalat dengan
sungguh-sunguh kepada Allah.26
Tafsir Al-Wajiz menafsirkan bahwa Maka ketika kalian lengang wahai
Rasulallah setelah melaksanakan dan menyampaikan risalah itu kepada
manusia, maka beristirahatlah dengan berdoa dan ibadah, dan tetaplah
melakukan keduanya.27
Tafsir Al-Azhar Hamka mengemukakan bahwa apabila telah selesai dari
satu pekerjaan atau suatu rencana menjadi kenyataan agar bersiap memulai
pekerjaan baru. Dengan tidak lupa bahwa segala pekerjaan tidak terlepas dari
kesulitan, namun dari kesulitan itu ada kemudahan yang mengikuti. Ayat ini
juga menanamkan pedoman hidup untuk selalu bertawakal pada Allah di setiap
pekerjaan yang dilakukan. Tidak menyerah menghadapi kesulitan, bergantung
dan berharap pada Allah karena Allah tidak akan mengecewakan orang-orang
yang bertawakkal pada-Nya28
c). Surat Al-Mulk ayat 15
‫ُهَو اَّلِذ ْي َج َعَل َلُك ُم اَاْلْر َض َذ ُلْو اًل َفاْم ُش ْو ا ِفْي َم َناِكِبَها َو ُك ُلْو ا ِم ْن ِّر ْز ِقٖۗه َو ِاَلْيِه الُّنُش ْو ُر‬
“Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka
jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan
hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.”
 Tafsiran surat Al-Mulk ayat 15
Dalam tafsir Buya Hamka, bumi dijadikan rendah di bawah kaki manusia
agar manusia dapat menggali isinya yang mana telah Allah sediakan segala
kelengkapan hidup disana. Adanya kemajuan teknologi di zaman sekarang ini
manusia dapat membuka banyak rahasia yang tersembunyi di muka bumi ini.
Manusia diperintahkan untuk berusaha dengan segala upaya, dengan akal,
pikiran, dan kecerdasan. Tidak diperintahkan untuk pasrah menunggu rezeki
tanpa ada usaha karena rezeki didapat sesuai kadar usaha dan perjuangan. Dan
ayat ini diakhiri dengan peringatan tentang tujuan di akhir hidup yakni kembali
kepada Allah. Di sanalah tempat manusia mempertanggungjawabkan semua

25
Tafsir Online Al-Maraghi.
26
Aplikasi Tafsir Onlne Jalalain
27
Syaikh Prof.DR. Wahbah Az-Zuhaili.Pakar Fiqih dan Tafsir Suriah. https://tafsirweb.com/12839-surat-al-
insyirah-ayat-7.html.
28
Ibid.Juz 30,hlm.199-200.
usaha dan perjuangan selama di dunia karena tidak ada yang kekal abadi di
dunia ini.29
Tafsir Min Fathil Qadir Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi
kamu) Yakni mudah untuk kalian tinggali, dan tidak menjadikannya terjal
sehingga menyusahkan kalian untuk tinggal dan berjalan di atasnya.(maka
berjalanlah di segala penjurunya) Yakni di jalan-jalan dan penjurunya.dan
makanlah sebahagian dari rezeki-Nya) Dari rezeki yang diberikan Allah bagi
kalian di bumi. Allah mengaruniakan manusia dengan menempatkan mereka di
bumi dan memberi mereka kemampuan untuk mendapatkan rezeki di bumi,
namun yang harus mereka ketahui bahwa hanya kepada-Nya mereka akan
kembali, oleh karena itu (Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah)
dibangkitkan) Yakni kepada-Nya kalian dibangkitkan dari kubur.30
Tafsir Jalalain (Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kalian)
mudah untuk dipakai berjalan di atas permukaannya (maka berjalanlah di segala
penjurunya) pada semua arahnya (dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya) yang
sengaja diciptakan buat kalian. (Dan hanya kepada-Nyalah kalian dibangkitkan)
dari kubur untuk mendapatkan pembalasan.31
Dalam Tafsir Ibnu Katsir menafsirkan Sesungguhnya orang-orang yang
takut kepada Tuhannya yang tidak tampak oleh mereka, mereka akan
memperoleh ampunan dan pahala yang besar. Dan rahasiakanlah perkataanmu
atau lahirkanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati. Apakah
Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan
rahasiakan); dan Dia Mahahalus lagi Maha Mengetahui? Dialah Yang
menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya
dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya.32
Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. Allah
subhanahu wa ta’ala menceritakan perihal orang yang takut kepada kedudukan
Tuhannya terhadap apa yang ada antara dia dan Tuhannya; bilamana ia dalam
kesendiriannya tanpa pengetahuan orang lain, maka ia mencegah dirinya dari
perbuatan-perbuatan maksiat, dan sebaliknya mengerjakan amal-amal ketaatan,
meskipun tiada orang lain yang melihatnya. Karena ia menyadari bahwa Allah
melihatnya dan bahwa Allah akan memberinya ampunan dan pahala yang besar.
Yakni Allah akan menghapuskan dosa-dosanya dan membalasnya dengan
pahala yang berlimpah.
Di dalam sebuah hadits yang terdapat di dalam kitab Shahihain telah
disebutkan: Ada tujuh macam orang yang mendapat naungan Allah subhanahu
wa ta’ala di bawah naungan 'Arasy-Nya di hari tiada naungan kecuali hanya
29
Ibid.,hlm21-22
30
https://tafsirweb.com/11043-surat-al-mulk-ayat-15.html
31
Tafsir online Jalalain.
32
Tafsir Ibnu Katsir.23-24.
naungan-Nya. yang antara lain dari mereka ialah: seorang lelaki yang diajak
(melakukan zina) oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan dan
kecantikan, lalu ia menjawab, "Sesungguhnya aku takut kepada Allah. Dan
seorang lelaki yang mengeluarkan suatu sedekah dengan sembunyi-sembunyi
hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dibelanjakan oleh tangan
kanannya.
Tafsir Kementerian agamaislam RI Setelah ditegaskan bahwa Allah
adalah Mahahalus dan Maha luas pengetahuan-Nya, kini diuraikan kembali
tentang Kuasa-Nya. Dialah Allah yang menjadikan bumi untuk kamu yang
mudah dijelajahi untuk melakukan aneka aktifitas yang bermanfaat, maka
jelajahilah di segala penjurunya, berkelanalah ke seluruh pelosoknya, dan
makanlah sebagian dari rezeki-Nya yang disediakan untuk kamu, serta
bersyukurlah dengan segala karunia-Nya itu. Dan karena pada akhirnya, hanya
kepada-Nyalah kamu kembali setelah dibangkitkan. Bukti kekuasaan dan
keluasan ilmu-Nya sudah dipaparkan, kalau manusia tetap durhaka maka Allah
menegaskan dalam ayat ini: Sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia Allah
yang di langit tidak akan membuat kamu ditelan bumi ketika tiba-tiba ia
terguncang'. Mestinya kamu tidak merasa aman dengan tetap durhaka. Karena
orang sebelum kamu seperti Karun karena kedurhakaannya dia ditelan bumi.
Atau sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia Allah yang di langit yang
mengendalikan sepenuhya semua makhluk, tidak akan mengirimkan badai yang
berbatu kepadamu yang dapat membinasakan kamu' Namun kalau kamu tetap
durhaka, kelak kamu akan mengetahui bagaimana akibat mendustakan
peringatan.33
Tafsir Al Muyassar Hanya Allah semata yang menjadikan bumi mudah
dijelajahi dan terbentang untuk kalian, yang kalian bisa tinggal di atasnya.
Berjalanlah di penjuru-penjuru dan ujung-ujungnya. Makanlah rizki Allah yang
Dia keluarkan untuk kalian dari bumi. Hanya kepada Allah semata kebangkitan
dari alam kubur untuk perhitungan amal dan pembalasan. Dalam ayat ini
terkandung dorongan mencari rizki dan bekerja. Dan di dalam ayat ini juga
terkandung petunjuk bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang haq, tidak
ada sekutu bagi-Nya, juga menunjukkan kuasaNya, mengingatkan nikmat-
nikmatNya, dan memperingatkan dari kecenderungan kepada dunia.34
Dalam ayat diatas tersebut Allah memerintahkan kita untuk berusaha
dengan segala upaya, dengan akal, pikiran, dan kecerdasan. Tidak diperintahkan
untuk pasrah menunggu rezeki tanpa ada usaha karena rezeki didapat sesuai
kadar usaha dan perjuangan. Dan ayat ini diakhiri dengan peringatan tentang
tujuan di akhir hidup yakni kembali kepada Allah SWT.

33
https://tafsirweb.com/11043-surat-al-mulk-ayat-15.html

34
Tafsir Kementrian Agama Arab Saudi.hlm, 13-14.
d). Surat Al-Qasas ayat 77
‫ٰاْل‬ ‫ٰا‬
‫َو اْبَتِغ ِفْيَم ٓا ٰت ىَك ُهّٰللا الَّد اَر ا ِخ َر َة َو اَل َتْنَس َنِص ْيَبَك ِم َن الُّد ْنَيا َو َاْح ِس ْن َك َم ٓا َاْح َس َن ُهّٰللا ِاَلْيَك َو اَل َتْبِغ‬
‫اْلَفَس اَد ِفى اَاْلْر ِضۗ ِاَّن َهّٰللا اَل ُيِح ُّب اْلُم ْفِس ِد ْيَن‬
“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan
berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah
tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan”
 Tafsir Surat Al-Qasas ayat 77
Mujahid mengatakan bahwa yang dimaksud ialah bersikap jahat dan
sewenang-wenang, sebagaimana sikap orang-orang yang tidak bersyukur
kepada Allah atas apa yang telah Dia berikan kepadanya. Firman Allah Swt.:
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi Maksudnya, gunakanlah harta yang berlimpah dan nikmat yang
bergelimang sebagai karunia Allah kepadamu ini untuk bekal ketaatan kepada
Tuhanmu dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan mengerjakan berbagai
amal pendekatan diri kepada-Nya, yang dengannya kamu akan memperoleh
pahala di dunia dan akhirat.35
Dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi.Yakni yang dihalalkan oleh Allah berupa makanan, minuman, pakaian,
rumah dan perkawinan. Karena sesungguhnya engkau mempunyai kewajiban
terhadap Tuhanmu, dan engkau mempunyai kewajiban terhadap dirimu sendiri,
dan engkau mempunyai kewajiban terhadap keluargamu, dan engkau
mempunyai kewajiban terhadap orang-orang yang bertamu kepadamu, maka
tunaikanlah kewajiban itu kepada haknya masing-masing. dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu Artinya,
berbuat baiklah kepada sesama makhluk Allah sebagaimana Allah telah berbuat
baik kepadamu.
Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bum Yaitu janganlah
cita-cita yang sedang kamu jalani itu untuk membuat kerusakan di muka bumi
dan berbuat jahat terhadap makhluk Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan.
Tafsir Jalalain (Dan carilah) upayakanlah (pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepada kalian) berupa harta benda (kebahagiaan negeri

35
Tafsir Ibnu Katsir.,hal 123-124.
akhirat) seumpamanya kamu menafkahkannya di jalan ketaatan kepada Allah
(dan janganlah kamu melupakan) jangan kamu lupa (bagianmu dari kenikmatan
duniawi) yakni hendaknya kamu beramal dengannya untuk mencapai pahala di
akhirat (dan berbuat baiklah) kepada orang-orang dengan bersedekah kepada
mereka (sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat) mengadakan (kerusakan di muka bumi) dengan mengerjakan
perbuatan-perbuatan maksiat. (Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang berbuat kerusakan) maksudnya Allah pasti akan menghukum
mereka.36
Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI Nasihat di atas tidak berarti
seseorang hanya boleh beribadah murni (mah'ah) dan melarang memperhatikan
dunia. Berusahalah sekuat tenaga dan pikiran untuk memperoleh harta, dan
carilah pahala negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu di dunia, berupa kekayaan dan karunia lainnya, dengan
menginfakkan dan menggunakannya di jalan Allah. Akan tetapi pada saat yang
sama janganlah kamu lupakan bagianmu dari kenikmatan di dunia dengan tanpa
berlebihan. Dan berbuatbaiklah kepada semua orang dengan bersedekah
sebagaimana atau disebabkan karena Allah telah berbuat baik kepadamu dengan
mengaruniakan nikmat-Nya, dan janganlah kamu berbuat kerusakan dalam
bentuk apa pun di bagian mana pun di bumi ini, dengan melampaui batas-batas
yang telah ditetapkan oleh Allah. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang
berbuat kerusakan dan akan memberikan balasan atas kejahatan tersebut. Karun
tidak menanggapi nasihat kaumnya, lupa diri dan tetap melupakan karunia
Allah kepadanya. Dengan penuh kesombongan dia berkata, 'sesungguhnya aku
diberi harta yang banyak ini, semata-mata karena ilmu dan kemampuan yang
ada padaku. Tidak ada jasa siapa pun atas perolehanku itu. Semua karena
kepandaianku dalam mengumpulkan harta. ' demikian jawab karun. Tidakkah
dia tahu dan sadar, bahwa Allah telah membinasakan umat-umat yang tidak
jauh dari masa sebelumnya, yakni sebelum karun, yang lebih kuat fisik dan
kemampuan serta pembantu-pembantu mereka daripadanya, dan lebih banyak
mengumpulkan harta daripada karun' sungguh kedurhakaan karun telah
demikian jelas, dan oleh karenanya, orang-orang yang berdosa seperti karun itu
tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka, karena Allah telah mengetahui
hal itu. Mereka akan masuk neraka, dan hanya akan ditanya-Nya dengan
pertanyaan yang menghinakan.37
Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan
tafsir negeri Suriah . Carilah dalam sesuatu yang diberikan Allah kepadamu itu
36
Tafsir.Online Jalalain.
37
https://tafsirweb.com/7127-surat-al-qashash-ayat-77.html
pahala akhirat dengan menginfakkannya untuk mencari ridhaNya dan
menaatiNya, bukan untuk berlaku angkuh dan sewenang-wenang. Janganlah
lupa untuk berinfak dalam hal yang dihalalkan Allah kepadamu dan berbuat
baiklah kepada hamba-hambaNya dengan bersedekah sebagaimana Allah
berbuat baik kepadamu dan memberimu nikmat berupa harta dan
penghormatan. Jangan kamu gunakan harta benda untuk bermaksiat kepada
Allah, sesungguhnya Dia tidak meridhai orang-orang yang merusak dengan
berbuat maksiat di dunia dan akan membalas mereka atas perbuatan mereka. 38
Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia Dan carilah
pahala negeri akhirat pada apa yang Allah berikan kepadamu berupa harta
benda, dengan mengamalkan ketaatan kepada Allah melalui harta itu di dunia
ini. Dan janganlah kamu lupakan bagianmu dari dunia dengan jalan bersenang-
senang di dunia ini dengan hal-hal yang halal, tanpa berlebihan. Dan berbuat
baiklah kepada orang-orang dengan memberikan sedekah, sebagaimana Allah
telah berbuat baik kepadamu dengan (memberikan) harta yang banyak. Dan
janganlah kamu mencari apa yang diharamkan oleh Allah berupa tindakan
berbuat kerusakan di muka bumi dan penganiayaan terhadap kaummu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan dan
Dia akan membalas mereka atas amal perbuatan buruk mereka.” 39
Hamka menafsirkan ayat ini dan tidak melupakan kebahagiaanmu di
dunia, yaitu harus ingat bahwasannya manusia di dunia ini hidup untuk mencari
bekal di akhirat nantinya, maka harta benda yang diperoleh manusia di dunia
tidak akan dibawa mati lagi. Selagi manusia hidup di dunia maka harta benda
itu harus digunakan dengan sebaik-baiknya, tidak boleh disia-siakan. Berbuat
baiklah, nafkahkanlah rezekimu yang dianugerahkan Allah di jalan kebajikan.
Selanjutnya, dilarang akan membuat kerusakan di dunia ini, seperti merugikan
orang lain, memutuskan tali silaturahmi, berbuat aniaya, menyakiti hati sesama
manusia, dan lain sebagainya. Bahwasannya Allah tidak menyukai orang-orang
yang membuat kerusakan di muka bumi Tuhan pasti akan membalasnya cepat
atau lambat, dan manusia tidak mempunyai kekuatan dan daya upaya untuk
mengelaknya.40

3. Pendapat para ulama tentang etos kerja yang bertanggung jawab


dalam islam

38
https://tafsirweb.com/7127-surat-al-qashash-ayat-77.html
39
Tafsir Kementrian Agama Arab Saudi.
40
Op.cit.,Hamka.hlm 128.
Menurut Nurcholish Madjid, etos kerja dalam Islam adalah hasil suatu
kepercayaan seorang Muslim, bahwa kerja mempunyai kaitan dengan tujuan
hidupnya, yaitu memperoleh perkenan Allah Swt. Berkaitan dengan ini, penting
untuk ditegaskan bahwa pada dasarnya, Islam adalah agama amal atau kerja. 41
Menurut Izzuddin Al-Khatib At-Tamimi memberikan batasan tentang etika
kerja dalam Islam adalah bekerja dengan jujur dan tanggung jawab, dapat
dipercaya, selalu menepati janji, toleransi terhadap sesama, selalu menjaga
mulut dari rasa iri dengki terhadap orang lain dan menghindari dari suka
menfitnah. Dengan demikian maka jelaslah bahwa etika kerja menurut Islam
adalah bekerja yang selalu memperhatikan lingkungan, tidak menghalalkan
segala cara, sedangkan di dalam perolehan hasil usaha perlu memperhatikan
unsur-unsur yang ada dalam sistem ekonomi Islam.42
Menurut Dr. Musa Asy’ari, etos kerja yang Islami sejatinya rajutan nilai-
nilai kekhalifahan dan kehambaan yang membentuk kepribadian muslim.Nilai-
nilai kekhalifahan bermuatan kreatif, produktif, inovatif, berdasarkan
pengetahuan konseptual, sedangkan nilai-nilai kehambaan bermuatan moral,
bertanggung jawab, taat dan patuh pada hukum agama dan masyarakat.43
Ahmad Janan Asifudin mengutip Dalam Hand Book of Psycologi Term,
bahwa etos diartikan sebagai pandangan khas suatu kelompok sosial, sistem
nilai yang yang melatarbelakangi adat istiadat dan tata cara suatu komunitas.
(Ahmad Janan, 2004:2) Sedangkan, Etos menurut Taufiq Abdullah, adalah
aspek evaluatif yang bersifat penilaian diri terhadap kerja yang bersumber pada
identitas diri yang bersifat sakral yakni realitas spiritual keagamaan yang
diyakininya. (Abdullah, 1982:55)
Toto Tasmara, dalam bukunya Etos Kerja Pribadi Muslim, menyatakan
bahwa “bekerja” bagi seorang Muslim adalah suatu upaya yang sungguh-
sungguh, dengan mengerahkan seluruh asset, fikir dan zikirnya untuk
mengaktualisasikan atau menampakkan arti dirinya sebagai hamba Allah yang
harus menundukkan dunia dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari
masyarakat yang terbaik (khaira ummah), atau dengan kata lain dapat dikatakan
bahwa dengan bekerja manusia itu memanusiakan dirinya.44

41
Kirom,Cihwanul.2018.Etos Kerja Dalam Islam., hlm.59-60.
42
Izzuddin,Al-Khatib At-Tamimi.Nilai Kerja dalam Islam.
43
Musa, Asy’ari,Islam.Etos Kerja dan Pemberdayaan Ekonomi Umat.
44
Kirom,Cihwanul.2018.Etos Kerja Dalam Islam., hlm 70-71.
BAB II
PENUTUP
1.3 Kesimpulan
1. Etos kerja yang bertanggung jawab ialah bekerja yangselalu
memperhatikan lingkungan tidak menghalalkan segala cara dalam
mendapatkan sesuatu sedangkan dalam perolehan hasil usaha selalu
memperhatikan unsur-unsur yang berada dalam ekonomi islam.
2. Dalam ayat tentang etos kerja yang bertanggung jawab diatas kita tidak
boleh bermalas-malasan dalam mencari rezeki dan membuang-buang
waktu serta hasil dari pekerjaan yang kita kerjakan ini untuk dikeluarkan
zakat dan sedekahnya dan tidak lupa untuk selalu mengingat Allah agar
dapat mengendalikan diri dari perbuatan yang tidak di ridhai oleh Allah.
3. Para Ulama dalam islampun menyatakan bahwa etos kerja yang
bertanggung jawab itu diperlukan dalam bekerja dan etos kerja juga
sangat penting dalam kehidupan kita.

REFERENSI

Hamka.1983.Tafsir Al-Azhar Juz I. Jakarta : Pustaka Panjimas.


Tasmara,Toto.2002.Membudayakan Etos Kerja Islam.Jakarta: Gema Insani.
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementrian
Agama RI, kerja dan ketanagakerjaan (Tafsir Al-Qur’an Tematik),
(Jakarta:Aku Bisa,2012),H al 126).
Abu Hamid,.Etos Kerja dan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan.
(Jakarta; t.tp, 1991).
Mustofa,Al Maraghi, Ahmad.Tafsir Maraghi.Semarang:Toba Putra,1987.
Izzuddin Al-Khatib At-Tamimi, “Nilai Kerja dalam Islam”, (Jakarta: CV.
Pustaka Mantiq, 1992), h. 79
Mushlihin, S.Pd.I,M.Pd.I. Pengertian Etos Kerja.
Teuku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, op. cit., Jilid. 3, h. 661-662
Musa Asy‟ari, Islam, Etos Kerja dan Pemberdayaan Ekonomi Umat. Jakarta:
Penerbit
Syaikh Dr.Muhammad,Sulaiman Al Asyqar.Muddaris Tafsir Universitas Islam
Madinah.Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir.
Ma’mun,Sukron.2020.Makna Tanggung Jawab dalam Islam.Journal
Akademis.Binus Jakarta.
Ibnu Katsir.Tafsir Online.
Jalalain.Tafsir Online.
Tafsir Kementrian Agama RI.Tafsirweb.com/sart.
Syaikh Prof.Dr.Wahbah Az-Zuhaili. Tafsir Al-Wajiz negeri suriah.
Tafsir Kementrian Agama Saudia Arabia. Tafsir Al-Muyassar.Hal 190-192.
Romadho, Arif Firdausi Nur. 2019.Etos Kerja Dalam Al-Qur’an.Sekolah Tinggi
Ilmu Al-Qur’an Isy Karima.Jawa Tengah.Hal 5-6.

Anda mungkin juga menyukai