Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Nurul Hasan selaku
guru agama, yang membimbing kami dalam pengerjaan makalah ini,
Dan tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada teman - teman yang
senantiassa membantu mencari informasi dalam pembuatan maklah
ini.Dalam makalah ini kami menjelaska tentang "Optimis, Ikhtiar,
Tawakal dalam Perspektif Islam dan Implementasi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengetahuan yang kami miliki.Oleh karena itu
kami mengharapkan saran, kritik, dan masukan yang membangun dari
segelah pihak.Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat
dibidang Pendidikan Agama Islam.
A. Latar Belakang
Semua manusia pasti ingin meraih kesuksesan. Untuk
mendapatkan kesuksesan itu sendiri tidaklah mudah. Karena, kita
harus mengalami kegagalan terlebih dahulu sebelum
mendapatkan kesuksesan yang diinginkan. Kegagalan disini
memiliki arti ujian dan cobaan dari Allah SWT. Dalam kegagalan
itu, biasanya banyak orang berputus asa, stress, atau bahkan
depresi. Sebagai seorang mukmin sudah sepatutnya kita memiliki
sikap optimis, ikhtiar, dan tawakal dalam perspektif islam dan
implementasinya. Artinya, kita harus tetap optimis pada usaha
kita, karena telah berdoa dan mengusahakan yang terbaik, lalu
hasilnya kita serahkan kepada Allah SWT. Karena apapun
keputusan Allah SWT, itulah yang terbaik untuk kita semua.
Ditambah lagi kepasrahan kita kepada Allah membuat hidup kita
jauh lebih tenang, sehingga mencegah kita mengalami hal -hal
negatif seperti stress dan depresi.
B. Kajian Teori
Pengertian Optimis Menurut Para Ahli
- Menurut Scheier dan Carver (2002)
Optimisme adalah mengharapkan hal-hal baik terjadi pada diri
kita, sedangkan pesimisme adalah mengharapkan hal-hal buruk
terjadi pada diri kita
- (Ghufron & Risnawita, 2010)
Berpendapat bahwa optimisme adalah menemukan inspirasi baru,
kekuatan yang dapat diterapkan dalam semua aspek kehidupan
sehingga mencapai keberhasilan.
- Seligman (1999)
Menyatakan bahwa optimisme adalah suatu pandangan sacara
menyeluruh, melihat hal yang baik, berpikir positif, dan mudah
memberikan makna bagi diri.
- Imam Al Ghazali
Optimis adalah kelapangan hati dalam menantikan hal yang
diharapkan pada masa yang akan datang dalam hal yang
mungkin terjadi.
- Imam Qusyairi
Optimis adalah terpikat hati kepada sesuatu yang
diharapkan yang akan terjadi pada masa yang akan dating.
Pengertian Optimisme
B. Imam Qusyairi
Optimis adalah terpikat hati kepada sesuatu yang diharapkan yang akan
terjadi pada masayang akan datang.
Optimis memang berawal dari rasa tawakal kita. Rasa optimis haruslah
mengalahkan pesimis yang bisa jadi menyelinap dalam hati. Untuk
itulah jika ingin hidup sukses, kita harus bisa membangun rasa optimis
dalam diri. Optimis yang dihasilkan dari rasa tawakal inilahyang
menjadikan Rasulullah SAW beserta sahabat mampu memenangkan
peperangan yangtercatat dalam sejarah dunia mulai dari perang Badar
hingga peperangan di masa kekhalifan Islam sampai berabad-abad
lamanya.
Ada beberapa hal yang dapat meningkatkan rasa optimisme dalam diri,
antara lain sebagai berikut:
Selain bertindak terhadap ekspektasi orang lain, kita juga bisa menaruh
harapan terhadap diri sendiri, misalnya menjadi lebih produktif, atau
meningkatkan skor akademis, dsb. Dengan begitu, optimisme dapat
terus terjaga dalam diri kita.
Daripada terus larut dan meratapi nasib, orang yang optimis memilih
untuk belajar dari setiap permasalahan. Mempelajari pengalaman di
masa lalu dapat mencegah kita terjebak dalam kesalahan yang sama.
Selain itu, orang yang optimis juga selalu berusaha melihat hal baik dari
setiap kesulitan yang ia alami. Hal ini dikarenakan sudut pandang yang
mereka miliki bahwa dibalik permasalahan akan selalu ada pelajaran
yang bisa dipetik.
(QS.Al Hujuraat:15)
Dasar dari sikap optimis umat Islam berakar dari keimanan yang ada di
dalam dada. Selama 13 tahun Nabi Muhammad SAW berdakwah di
Mekah, beliau memfokuskandakwahnya kepada keimanan atau tauhid.
Baru kemudian di Madinah mulai menyentuhsyariat-syariat dalam
Islam. Mengapa iman begitu penting? Karena imanlah
yangmengarahkan segala perilaku manusia. Ia adalah penuntun menuju
keikhlasan dan sikapihsan. Manusia yang beriman akan berbeda
dengan orang yang tidak beriman. Orang yang beriman, tidak akan ragu
untuk berjihad, melakukan kebaikan meskipun tidak dilihat
orangkarena dia yakin Allah melihatnya dan akan memberikan balasan
kepadanya. Ia yakin bahwaAllah sedang menguji kesabarannya untuk
menjadikannya lebih kuat.
Berfikir positif berarti berbaik sangka dan menjauhkan diri dari sikap
buruk sangka. Berbaik sangka disebut juga husnudhan, sedangkan
berburuk sangka dikenal dengan istilah suudzon. Sebaliknya, kita harus
menyikapi hal itu dengan pikiran positif. Kita akan menyadari bahwa
semua itu merupakan kehendak Allah SWT., yang muncul akibat cara
kita berkendara yang kurang hati-hati. Dengan demikian kita akan bisa
intropeksi diri sehingga kejadian itu tidak terulang lagi pada waktu yang
akan datang. Hal itulah yang disebut dengan huznudzon. Sikap yang
demikian untuk berfikir positif itu difirmankan Allah swt. Dalam Al -
Qur’an Surat Al - Hujarat Ayat 12 Berikut ini, Artinya :
" Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka
sesungguhnya sebagaia dari prasangka, itu adalah dosa dan janganlah
kamu mencari-cari kesalahan oranglain dan janganlah sebagian kamu
menggunjingkan sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara
kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah
kamu merasa jijik kepadanya "
Sikap percaya diri atau optimisme merupakan bagian dari akhlak yang
mulia. Percayadiri adalah keyakinan terhadap kemapuan dri sendir
dalam melakukan sesuatu yang teahdirncanaakan. Sikap itu juga akan
memberi dorongan untuk mengatasi setiap kesulitan.Kegagalan
merupakan keberhasilan yang tertunda. Hal itu telah difirmankan Allah
swt,dalam Al - Qur’an Surat Al - Insyirah Ayat 5 - 6, Artinya:
(Q.S. Al-Insyirah:5-6)
Sikap percaya diri dan optimis akan menghilangkan sikap putus asa.
Allah SWT.Melarang hamba yang beriman untuk berputus asa karena
putus asa adalah sifat orang - orangkafir. Contohnya, orang yang sakit
harus mempunyai perasaan optimis akan sembuh. Perasaan optimis
tersebut akan menimbulkan hidup yang akan memperlancar proses
penyembuhannya. Perintah untuk menjauhi sikap putus asa tersebut
difirmankan Allah swt. Dalam Al - Qur’an Surat Yusuf Ayat 87 berikut
ini, Artinya :
" Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesugguhny tiada
berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kamu yang kafir."
A. Pengertian Ikhtiar.
Secara bahasa, kata ikhtiar berasal dari bahasa arab yang berarti
memilih. Selanjutnya, ikhtiar diartikan berusaha, karena pada
hakikatnya orang yang berusaha adalah berarti memilih. Memilh
bekerja dari pada tidak bekerja, memilih sekolah dari pada tidak
sekolah dan secara istilah, ikhitar berarti melakukan suatu kegiatan
dengan maksud untuk memperoleh suatu hasil yang dikehendaki.
Secara istilah ikhtiar adalah usaha seorang hamba untuk memperoleh
apa yang di kehendakinya. orang yang berikhtiar berarti dia memilih
suatu pekerjaan kemudian dia melakukan pekerjaannya dengan
sungguh-sungguh agar dapat berhasildan sukses. Dalam kata lain Ikhtiar
adalah berusaha untuk mencapai apa yang diinginkan, tidak berdiam
diri dan berpangku tangan apa lagi lari dari kenyataan.
Hikmah Ikhtiyar
Manfaat Ikhtiar.
seorang muslim yang senantiasa berikhtiar akan memiliki dampak
positif, di antaranya sebagai berikut :
A. Pengertian Tawakal
Tawakal atau tawakkul berarti mewakilkan atau menyerahkan. Dalam
agama Islam , tawakal berarti berserah diri sepenuhnya kepada Allah
dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu pekerjaan, atau menanti
akibat dari suatu kondisi.
Semua itu sama saja dengan seorang yang sedang lapar perutnya,
seklipun ada berbagai makanan, tetapi ia berpikir bahwa jika Allah
menghendaki ia kenyang, tentulah kenyang. Jika pendapat ini dipegang
teguh pasti akan menyengsarakan diri sendiri. Menurut ajaran Islam,
tawakkal itu adalah tumpuan terakhir dalam suatu usaha atau
perjuangan. Jadi arti tawakkal yang sebenarnya - menurut ajaran Islam -
adalah menyerah diri kepada Allahsetelah berusaha keras dalam
berusaha dan bekerja sesuai dengan kemampuan dalammengikuti
sunnah Allah yang Dia tetapkan.
Ibnul Qayyim berkata, "Tawakkal adalah faktor paling utama yang bisa
mempertahankan seseorang ketika tidak memiliki kekuatan dari
serangan makhluk lainnya yang menindas serta memusuhinya.
Tawakkal adalah sarana yang paling ampuh untuk menghadapi kondisi
seperti itu, karena ia telah menjadikan Allah sebagai pelindungnya atau
yang memberinya kecukupan. Maka barang siapa yang menjadikan
Allah sebagai pelindungnya serta yang memberinya kecukupan, maka
musuhnya itu tak akan bisa mendatangkan bahaya padanya.
Bukti yang paling baik adalah kejadian nyata, Imam Al Bukhori telah
mencatat dalam kitab shohih beliau, dari sahabat Ibnu Abbas
rodhiyAllahuanhuma,bahwa ketika Nabi Ibrahim dilemparkan ke
tengah-tengah api yang membara beliau mengatakan,"Hasbun Allahu
wa ni'mal wakiil." ( Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah
adalah sebaik-baik pelindung). Kata ini pulalah yang diungkapkan oleh
Rosulullohshollallahu 'alaihi wa sallam ketika dikatakan kepada beliau,
Sesungguhnya orang-orang musyrik telah berencana untuk
memerangimu, maka waspadalah kamu terhadap mereka.
Dalam hadis yang mulia ini Rosululloh menjelaskan bahwa orang yang
bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, pastilah dia akan
diberi rizki. Bagaimana tidak, karena dia telah bertawakkal kepada Dzat
Yang Maha Hidup yang tidak pernah mati. Abu Hatim Ar Razy berkata,
"Hadist ini merupakan tonggak tawakkal. Tawakkal kepada Allah itulah
faktor terbesar dalam mencari riqzi. " Karena itu, barang siapa
bertawakkal kepada, niscaya Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan
mencukupinya. Allah berfirman yang artinya, "Dan barang siapa
bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)
nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang Dia kehendaki).
Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap
sesuatu. " (Ath-Thalaq: 3). Ar Rabi 'bin Khutsaim berkata mengenai ayat
tersebut, "Yaitu mencukupinya dari segala sesuatu yang membuat
sempit manusia."
Kalau kita mau merenungi maka dapat kita katakan bahwa pengaruh
tawakkal itu tampak dalam gerak dan usaha seseorang ketika bekerja
untuk mencapai tujuan-tujuannya. Imam Abul Qasim Al-Qusyairi
mengatakan, "Ketahuilah sesungguhnya tawakkal itu letaknya didalam
hati. Adapun gerak lahiriah maka hal itu tidak bertentangan dengan
tawakkal yang ada di dalam hati setelah seseorang meyakini bahwa
rizki itu datangnya dari Allah. Jika ada kesulitan, maka hal itu adalah
karena takdir-Nya. Dan jika ada fasilitas maka hal itu karena fasilitas
dariNya.
Ketika kaum Nabi Musa melihat bala tentara Firaun yang mengejar
mereka, mereka ketakutan dan menyatakan bahwa mereka tidak akan
mampu menghadapai tentara Firaun. Namun Musa menenangkan
mereka dan mengingatkan kaumnya bahwa Allah Swt bersama
mereka.Padahal, salah satu metode efektif yang dilakukan semua nabi
dalam menghadapi masalah adalah tawakal kepada zat tak terbatas
Allah Swt. Manusia yang bertawakal, dalam dirinya akan timbul energi
dan kekuatan serta akan menemukan kesabaran yang
berkesinambungan demi mencapai tujuan-tujuannya. Selain itu, ia akan
menemukan arti darisegala peristiwa yang ia alami dalam
kehidupannya. Pemahaman tersebut dapat membantunya dalam
menafsirkan fenomena kehidupannya, sehingga terlepas dari sesuatu
yang tidak berguna dan tak berarti. Manusia seperti ini tidak akan
pernah merasa putus asa dan akan terus berupaya demi mencapai
tujuannya, namun jika mereka tidak mendapatkan hasil yang
diinginkan, mereka menilai bahwa ada kebaikan di balik itu. Terkait hal
itu, Allah Swt dalamsurat al-Baqara ayat 216 berfirman,
".... Mungkin saja di dalam hal-hal yang tidak kalian sukai itu ada
kebaikan, dan sebaliknya, di dalam hal-hal yang kalian sukai justru ada
keburukan. Allah sungguh mengetahui muslahat yang kalian ketahui.
Maka, sambutlah apa yang diwajibkan kepada kalian. " Salah satu sisi
lain dari tawakal kepada Allah Swt adalah harapan manusia kepada
anugerah Allah tatkala mengalami kondisi yang sulit.
Nabi Muhammad saw. yakin, nama-nama yang baik atau kalimat yang
indah bisa dijadikan sarana untuk menumbuhkan semangat dan
optimisme. Bahwa nama-nama baik tersebut bisa menjadi pendorong
agar manusia berusaha lebih keras lagi. Sehingga apa yang diharapkan
dan dicita-citakannya bisa terwujud.
Hal seperti itu pernah dialami Nabi Muhammad saw. ketika peristiwa di
Hudaibiyah. Pada saat itu, baik pihak Nabi maupun pihak musyrik
Makkah saling mengirim utusan untuk berunding. Pihak musyrik
Makkah semula mengirim Budail bin Warqa al-Khuza’i, kemudian
Urwah bin Mas’ud, kemudian al-Hullais bin Alqamah, dan kemudian
Mukriz bin Hafsh. Semuanya tidak membuahkan hasil atau gagal.
Betul saja, setelah berunding panjang pihak Muslim dan pihak musyrik
–yang diketuai Suhail bin Amr- akhirnya setuju dengan dicetuskannya
Perjanjian Hudaibiyah (Shulhul Hudaibiyah). Sebuah perjanjian yang
dinilai menguntungkan pihak musyrik dan merugikan umat Islam.
Namun setelah mendengarkan penjelasan dari Nabi Muhammad saw.,
akhirnya sahabat yang keberatan dengan isi perjanjian itu mau
menerima perjanjian itu meski dengan berat hati.
Tapi, dari mana dia bisa menyimpulkan seperti itu? Dan bagaimana pula
ia bisa begitu meyakininya?
Bagi saya, bisa jadi apa yang dipikirkannya saat itu adalah sebentuk
pesimisme. Semacam mental-blocking yang cenderung membuat orang
berpikir negatif dan menghalangi diri sendiri untuk berusaha atau
berikhtiar secara maksimal. Pikiran seperti ini hampir ada dalam benak
setiap orang, dan acap kali menjadi penghalang utama keberhasilan.
Andai berpikir pesimis, Nabi Yakub akan meyakini putranya Yusuf sudah
meninggal, dan tidak akan berusaha mencarinya.
Andai juga berpikir pesimis, Bunda Hajar akan berpikir bahwa tidak
mungkin menemukan air di bumi yang tandus, lalu beliau tidak akan
berlari bolak-balik antara Safa dan Marwa, hingga akhirnya tidak
menemukan Zam-Zam. Dan andai juga berpikir pesimis, Nabi Zakaria
akan berpikir bahwa karena usia tuanya dan kemandulan istrinya ia
tidak akan memiliki anak, dan karenanya tidak akan berdoa dan
berusaha agar diberi keturunan.
Keagungan sikap optimisme adalah karena dengannya seorang hamba
terjaga imannya, bahwa Allah Maha segalanya. Sementara keburukan
pesimisme adalah karena dengannya seorang hamba lupa bahwa Allah
Maha Segalanya. Oleh karena itu, Nabi Ibrahim menegaskan bahwa
hanya orang-orang sesat yang punya sikap mental pesimistik dan putus
asa (Al-Hijr: 56). Nabi Ya’kub juga demikian, Ia mengingatkan anak-
anaknya bahwa pesimis dan putus asa ihanyalah sikap mental orang-
orang kafir (Yusuf: 87).
Wallahu A’lam.
3. Kisah Perjuangan Siti Hajar, Ibu Nabi Ismail
ْ ت لَ َكان
«َت َز ْم َز ُم َع ْينًا َم ِع ْينًا ِ »ر ِح َم هللاُ ُأ َّم ِإ ْس َم
ْ َاعي َْل لَوْ اَل َأنَّهَا َع ِجل َ
‘Semoga Allah merahmati Ibu Nabi Ismail (Siti Hajar), karena kalua dia
tidak segera membendung air zam zam, tentulah air itu akan menjadi
air yang mengalir’. Doa ini juga banyak terdokumemtasi dalam kitab
hadis, salah satunya di Shahih Al-Bukhari, hadis nomor 3112 riwayat Ibn
Abbas.
Kisah Tawakal Rasulullah
Dalam dua kisah di atas terdapat dua kondisi yang bertolak belakang.
Namun sikap yang paling tepat dalam dua kondisi tersebut adalah sikap
Rasulullah Saw, meski tidak mengurangi apa yang telah ditampakkan
oleh Abu Bakar r.a.
DAFTAR PUSTAKA
Tinjauan teori: Pendidikan Agama Islam SMP-MTs Kelas 9
Kurikulum 2013 Revisi 2018
https://hot.liputan6.com/read/4879751/pengertian-tawakal-
dalam-agama-islam-beserta-keutamaan-dan-jenis-jenisnya.
https://news.detik.com/berita/d-5722042/apa-arti-tawakal-ini-
penjelasan-lengkapnya-dalam-islam.
https://id.wikipedia.org/wiki/Tawakal.
https://mediaindonesia.com/humaniora/504168/penjelasan-
dan-arti-tawakal-dalam-agama-islam-dan-contoh.
https://www.bola.com/ragam/read/4971750/pengertian-
tawakal-keutamaan-jenis-dan-contohnya.
https://www.tribunnews.com/pendidikan/2021/10/07/apa-itu-
tawakal-berikut-pengertian-macam-contoh-dan-penerapannya.
https://cariustadz.id/artikel/detail/kisah-tawakal-rasulullah-
dan-pelarajan-yang-bisa-diambil.
https://www.republika.co.id/berita/qm5itx320/tawakal-nabi-
musa-as-saat-sakit-yang-ditegur-allah-swt.
https://catatankajian.net/tema/tematik/kisah-menakjubkan-
tentang-tawakal/. https://alif.id/read/mtf/tawakal-dan-ikhtiar-
kisah-seorang-sufi-ingin-berhenti-bekerja-b227355p/.
https://www.inilah.com/ini-empat-ciri-ciri-orang-yang-
bertawakal.
https://mediaindonesia.com/humaniora/504172/penjelasan-
dan-arti-ikhtiar-dalam-agama-islam-dan-contoh.
https://katadata.co.id/agung/berita/624a676a6a5ca/ikhtiar-
adalah-perilaku-sungguh-sungguh-ini-penjelasannya.
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5755872/arti-ikhtiar-
pentingnya-bagi-kehidupan-manusia-dan-contohnya.
https://www.republika.co.id/berita/qgnkc7320/ikhtiar-langit-
nabi-zakariya-agar-dikaruniai-anak-segera.
https://zakat.or.id/kisah-nabi-ibrahim-as/.
https://plus.kapanlagi.com/arti-ikhtiar-menurut-agama-islam-
amalkan-dan-pahami-contohnya-di-kehidupan-sehari-hari-
49cfa6.html. https://roboguru.ruangguru.com/forum/ciri-ciri-
ikhtiar_FRM-SZ3EWGNC.
https://katadata.co.id/safrezi/berita/61dffb0e607b2/optimis-
adalah-cara-pandang-positif-berikut-definisi-dan-manfaatnya.
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-optimis/.
https://kumparan.com/ikhwan-abdul-asyier/sikap-optimis-
dalam-pandangan-islam-1xSSziOsXJj.
https://www.republika.co.id/berita/r06xpg320/rasulullah-saw-
tak-pernah-mengeluh-5-teladan-optimisme.https://
id.scribd.com/document/425069445/optimis-tawakal-ikhtiar
https://www.ayanews.net/2015/10/kisah-dua-ekor-katak.html.
Buku Pendidikan Agama islam dan Budi pekerti 3 untuk Kelas IX
SMP tiga serangkai:Kandungan surah An-najm ayat 39-42 dan
Hadis tentang ikhtiar