i
KATA PENGANTAR
Kelompok 4
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 latar belakang.....................................................................................................1
1.2 rumusan masalah................................................................................................2
1.3 tujuan..................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 pengertian optimis dan sabar..............................................................................3
2.2 ayat dan hadits tentang sikap optimis.................................................................4
2.3 ayat dan hadits tentang sikap sabar....................................................................5
2.4 Pemahaman Hadis Optimisme dan Makna Pengembangannya....................................8
2.5 Pemahaman Hadis sabar dan Makna Pengembangannya..............................................8
2.6 faedah bersikap optimis dan sabar.................................................................................9
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................10
3.1 kesimpulan.......................................................................................................10
3.2 saran.................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11
III
BAB 1
PENDAHULUAN
1
kalimat yang baik untuk diungkapkan. Hadis tersebut betapa dahsyatnya
perkataan yang penuh harapan dan motivasi dapat membangkitkan kepercayaan
diri dan selalu positive thinking. Lain halnya, dengan orang yang pesimis akan
mengeluarkan katakata yang tidak baik dan selalu mengeluh. Sikap optimis sangat
membantu dalam menghadapi kesulitan atau permasalahan, misalnya orang tidak
percaya diri dalam menggapai cita-cita, mencela dirinya sendiri atau menganggap
dirinya sial, menyalahkan orang lain, tidak menerima kegagalan, stres, sedih,
kecewa dan depresi. Akhirnya ia mengalami keputusasaan dalam hidupnya. Dari
permasalahan itu maka setiap manusia harus percaya diri dan optimis. Islam
adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia. Islam adalah agama yang
mengangkat derajat dan martabat manusia. Islam adalah agama yang sangat peduli
terhadap ilmu pengetahuan. Kunci dalam menyikapi segala problem yang
mendera setiap jiwa, hati dan pikiran. Harmonisasi hati dan pikiran merupakan
sumber kebahagiaan pikiran yang jernih bagaikan mata air yang mengalir deras
dan membawa manusia kepada derajat yang lebih mulia, jiwa yang optimis dan
harapan-harapan positif merupakan dua unsure yang mampu minciptakan
pemikiran yang harmonis.
1.3 Tujuan
2. Mengetahui pengertian optimis dan sabar.
3. Mengetahui ayat dan hadits tentang optimis dan sabar.
4. Mengetahui pemahaman da pengembangan ayat dan hadits tentang
otimis dan sabar.
5. Mengetahui faedah bersikap optimis dan sabar.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
2.2 Ayat dan Hadits Mengenai Optimisme
1) Allah Subhânahu Wa Ta’âla telah berfirman:
ََواَل تَ ِهنُوا َواَل تَحْ زَ نُوا َوَأنتُ ُم اَأْل ْعلَوْ نَ ِإن ُكنتُم ُّمْؤ ِمنِين
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati,
padahal kamulah orang-orang yang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu
orang-orang yang beriman.” (QS Âli ‘Imrân [3]: 139)
صْ اح ِر ْ يف َوفِي ُك ٍّل َخ ْي ٌر ِ ض ِع َّ ي َخ ْي ٌر َوَأ َح ُّب ِإلَى هَّللا ِ ِمنْ ا ْل ُمْؤ ِم ِن ال ُّ ا ْل ُمْؤ ِمنُ ا ْلقَ ِو
ُصابَكَ ش َْي ٌء فَاَل تَقُ ْل لَ ْو َأنِّي فَ َع ْلت َ ست َِعنْ بِاهَّلل ِ َواَل تَ ْع َج ْز َوِإنْ َأ ْ َعلَى َما يَ ْنفَ ُعكَ َوا
ش ْيطَا ِنَّ َح َع َم َل الxُ او َك َذا َولَ ِكنْ قُ ْل قَ َد ُر هَّللا ِ َو َما شَا َء فَ َع َل فَِإنَّ لَ ْو تَ ْفتَ َكانَ َك َذ
Mukmin (orang yang beriman) yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah
daripada orang mukmin yang lemah. Pada diri masing-masing memang terdapat
kebaikan. Capailah dengan sungguh-sungguh apa yang berguna bagimu,
mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu menjadi orang yang
lemah. Apabila kamu tertimpa suatu kemalangan, maka janganlah kamu
mengatakan; ‘Seandainya tadi saya berbuat begini dan begitu, niscaya tidak akan
menjadi begini dan begitu’. Tetapi katakanlah; ‘lni sudah takdir Allah dan apa
yang dikehendaki-Nya pasti akan dilaksanakan-Nya. Karena sesungguhnya
ungkapan kata ‘lau’ (seandainya) akan membukakan jalan bagi godaan
setan.” (Hadits Riwayat Muslim dari Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu, Shahîh
Muslim, juz VIII, hal. 56, hadits no. 6945).
ْيف َوفِي ُك ٍّل َخ ْي ٌر احْ ِرص mِ ْال ُمْؤ ِم ُن ْالقَ ِويُّ خَ ْي ٌر َوَأ َحبُّ ِإلَى هَّللا ِ ِمنَ ْال ُمْؤ ِم ِن الض َِّع
mيmِّْو َأ نm mَْل لm mُقmَ تmَالmَ فmْى ٌءm m َشmك mَ ْن َأm ِإmْز َوm m ِجm ْعmَال ت
َ mَبmاmص mَ mوmَ mِ هَّللmاmِْن بm mعmِ mَتm ْسmاm َوmكmَ m ُعmَفmْنmََعلَى َما ي
m َلm َمm َعm ُحmَتmْفmَْو تm mَ لmنmَّ ِإmَ فm َلm َعmَ فm َءmاm َشmاm َمm َوmِ هَّللاm ُرm َدmَْل قm mُ قm ْنm ِكmَلm َوm. mاm َذm َكmوmَ mاm َذm َكmنmَ mاm َكmت mُ mْلm َعmَف
m ِنmاmَطmْ يm َّشmلmا
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin
yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah dalam
hal-hal yang membawa manfaat bagimu. Mohonlah pertolongan kepada Allah
4
dan janganlah kamu menjadi lemah. Jika kamu tertimpa suatu musibah, maka
jangan kau katakan: ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.’Akan
tetapi katakanlah: ‘Ini sudah menjadi takdir Allah. Setiap apa yang telah Dia
kehendaki pastilah terjadi.’ Karena sesungguhnya perkataan ‘seandainya’ dapat
membuka pintu setan.”
xِ بْنُ َع ْب ِد هَّللاxِ ُعبَ ْي ُد هَّللاxي قَاَأَل ْخبَ َرنِي xِّ ب عَنْ ال ُّز ْه ِر ُ xَح َّدثَنَا َأبُو ا ْليَ َما ِن َأ ْخبَ َرنَا
ٌ ش َع ْي
xَل اَل ِطيَ َرةxُ سل َّ َم يَقُو َ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َ xِ ل هَّللاxَ سو ُ س ِم ْعتُ َر َ َأنَّ َأبَا هُ َر ْي َرةَقَا َلxَْب ِن ُع ْتبَة
س َمعُ َها َأ َح ُد ُك ْم
ْ َ يxُصالِ َحةَّ ل قَا َل ا ْل َكلِ َمةُالxُ َو َخ ْي ُرهَا ا ْلفَْأ ُل قَالُوا َو َما ا ْلفَْأ
“Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada
kami Syu'aib dari Az Zuhri dia berkata; telah mengabarkan kepadaku
'Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah bahwa Abu Hurairah berkata; saya
mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada
thiyarah (menganggap sial pada sesuatu sehingga tidak jadi beramal) dan yang
baik adalah Alfa`lu." Para sahabat bertanya; "wahai Rasulullah apakah Al fa`lu
itu?" beliau menjawab: "Yaitu kalimat baik yang di dengar oleh salah satu dari
kalian." (HR. Bukhari. No. 5313).
x َمxَلxس
َ x َوx ِهx ْيxَلxهللا َع xُ xىxَلxص َ x َيxِبxَنxلx اxىxَلxِ اx ٌلxجxُ x َرx َءxاxجxَ x:x َلxاxَ قxُهx ْنxهللا َع xُ xىxَ xض
xِ x َرxس ٍ xَنxَ اxنxْ x َعxوxَ
xَ xَ فxُالة
x َعx َمx َلxص xَ xص
َ xلx اxت ِ x َرxض xَ xحxَ x َوxي xَ xَلx َعxُهx ْمxِقxَاxَفxاx ًدxحxَ xت xَ xَهللا ا
xُ x ْبxص xِ x َلxوxْ xس ُ xرxَ xاxَ يx:x َلxاxَق
xىxِنxِهللا ا xِ x َلxوxْ xسُ x َرxاxَ يx َلxاxَ قxُالة
xَ xص
xَ xلx اxىxض xَ xَ قxاx َمxَلxَ فx ْمxَلxسَ x َوx ِهx ْيxَلxهللا َعxُ x َلxص َ هللا xِ x ِلxوxْ xس ُ xرxَ
x,x ْمx َعxَ نx:x َلxاxَ قx؟xَالةxَ xصَ xلxاxاxَنx َعx َمxت َ xحxَ x ْلx َهx:x َلxاxَهللا ق
xَ xرxْ xض xِ xب ِ xاxَتx ِكxىxِ فx ْمxِقxَاxَفxاx ًدxحxَ xت xُ x ْبxصxَ xَا
xهxيxلx عxقxفxتx مx.xكxَ xَلxرxَ xِفx ُغx ْدxَ قx:x َلxاxَق
Dan dari Anas RA berkata: Seorang datang kepada Nabi SAW dan berkata,
"Saya terkena hukuman Hadd, maka laksanakanlah atas diriku." Ketika itu
bertepatan dengan waktu salat, maka ia salat bersama Rasulullah.
Dan sesudah selesai salat, ia berkata: "Ya Rasulullah, saya telah terkena Hadd,
maka laksanakan atas diriku." Rasulullah SAW bertanya: "Apakah engkau telah
salat bersama kami?" Jawabnya: "Ya."
Beliau bersabda: “Telah diampuni bagimu.” (HR Bukhari dan Muslim)
Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar
dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.
5
2) Sabar dalam melaksanakan taat kepada Allah
“Yusuf berkata: ‘Wahai Rabbku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi
ajakan mereka kepadaku. Dan jika Engkau tidak hindarkan aku dari tipu daya
mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan
tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh’.” (QS. Yusuf: 33).
َّصابَ ۗ َك اِن
َ َاصبِ ْر ع َٰلى َمٓا ا ِ ص ٰلوةَ َوْأ ُم ْر بِا ْل َم ْع ُر ْو
ْ ف َوا ْنهَ َع ِن ا ْل ُم ْن َك ِر َو َّ ٰيبُنَ َّي اَقِ ِم ال
ٰذلِ َك ِمنْ ع َْز ِم ااْل ُ ُم ْو ِر
“Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah terhadap apa
6
yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal- hal yang
diwajibkan (oleh Allah).” (QS. Luqman [31]:17)
ْ َف
َٱصبِ ْر لِ ُح ْك ِم َربِّك
ستَ ْع ِج ْل لَ ُه ْم
ْ َس ِل َوال ت ُّ َصبَ َر ُأولُو ا ْل َع ْز ِم ِمن
ُ الر ْ َف
َ اصبِ ْر َك َما
“Maka bersabarlah engkau (Muhammad) sebagaimana kesabaran para rasul yang
memiliki keteguhan hati, dan janganlah engkau meminta agar (adzab) disegerakan
untuk mereka.” (QS. Al-Ahqaf: 35)
َصابِ ُر ْوا َو َرابِطُ ْو ۗا َواتَّقُوا هّٰللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِ ُح ْون ْ ٰيٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُوا
َ اصبِ ُر ْوا َو
“Hai orang-orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu
dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah,
supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imran [3]:200)
ِ ۗ س َوالثَّ َم ٰر
ت ِ ُص ِّمنَ ااْل َ ْم َوا ِل َوااْل َ ْنف ِ ف َوا ْل ُج ْو
ٍ ع َونَ ْق ِ َولَنَ ْبلُ َونَّ ُك ْم بِش َْي ٍء ِّمنَ ا ْل َخ ْو
ّ ٰ ش ِر ال
َصبِ ِريْن ِّ ََوب
“Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar.
ۗ
َص ْيبَةٌ قَالُ ْٓوا اِنَّا هّٰلِل ِ َواِنَّٓا اِلَ ْي ِه ٰر ِج ُع ْو ۗن َ َاَلَّ ِذيْنَ اِ َذٓا ا
ِ صابَ ْت ُه ْم ُّم
“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna
lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. (QS. Al-Baqarah [2]:155-156)
7
َق ِم َّما يَ ْم ُكرُون
ٍ ض ْي ُ َك ِإاَّل بِاهَّلل ِ ۚ َواَل تَحْ زَ ْن َعلَ ْي ِه ْم َواَل ت
َ ك فِي َ ص ْب ُر
َ َواصْ بِرْ َو َما
“Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan
pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka
dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.” (QS.
An-Nahl [16]:126-127
8
suatu hal, tapi sabar adalah bahan bakar untuk melakukan suatu tindakan. Tindakan
apapun jika dengan bahan bakar sabar akan berkualitas dan bermakna. Sabar tidak ada
batasnya tapi manusialah yang membatasi untuk bersabar karena pahalapun tidak ada
batasnya untuk manusia.
9
BAB 3
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan tentang sabar dalam perspektif hadis
sebagaimana telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa kesabaran bukan
berarti lemah, dan pasrah atau menerima apa adanya, tetapi ia merupakan
perjuangan yang menggambarkan kekuatan jiwa pelakunya (mengendalikan)
keinginan hawa nafsu sehingga urgensi kesabaran bagi setiap muslim terletak
pada situasi dan kondisi apapun yang dihadapi dengan kata lain, kesabaran
dibutuhkan ketika menghadapi kesulitan atau malapetaka, tetapi kesabaran pula
yang dibutuhkan ketika menghadapi kesuskesan dan kebahagiaan. Kata sabar
memiliki aspek yang erat dengan iman, takwa, dan amal shaleh dalam hal ini
justru iman dan sabar mengandung nilai optimisme di dalam menghadapi
kesulitan dan problematika kehidupan adalah mereka yang bertakwa dan orang
yang termasuk dalam kategori takwa adalah mereka yang aktif dalam melakukan
amal shaleh.
Landasan dan bentuk optimisme ini menggambarkan karakter orang-
orang yang beriman, menjadi bukti keimanan umat muslim melalui keteguhan,
keyakinan, perprasangka baik, syukur dan sabar. Optimisme dalam bentuk
ucapan ini sangat penting, karena akan menimbulkan berpikir positif dan
perbuatan positif. Optimisme dalam bentuk ucapan merupakan simbol dari
optimisme dalam bentuk perbuatan, optimisme dalam bentuk ucapan sangat
dianjurkan apalagi dalam bentuk perbuatan, Allah melarang kita untuk berputus
asa, karena sikap pesimis adalah akhlak tercela. Kata-kata penuh harapan tidak
hanya mempengaruhi pemikiran orang lain melainkan diri sendiri. Ucapan yang
buruk akan berdampak pada kesehatan tubuh, sebaliknya dengan ucapan yang
baik diiringi dengan positive thingking serta perbuatan yang positif akan luar
biasa manfaatnya yakni mendapatkan kekebalan tubuh, hati menjadi tenang dan
ikhlas dalam menerima kenyataan hidup. Ucapan yang baik akan
membangkitkan gairah hidup yang dikenal dengan kata-kata motivasi ini sejalan
dengan kata-kata motivator yang selalu mengucapkan kata-kata baik dan bijak.
10
DAFTAR PUSTAKA
11