Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MOTIVASI

OLEH:
THYTANIA J. F. WALANGARE

NIM 16 504 126

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN MATEMATIKA

2017
KATA PENGANTAR

Dengan penuh kerendahan hati penulis panjatkan Puji dan Syukur kepada
TUHAN YESUS KRISTUS karena hanya karena tuntunanNya sehingga makalah
yang saya buat, bisa selesai dengan baik. Tidak lupa juga saya mengucapkan banya
terima kasih kepada orang-orang yang sudah membantu saya dalam pembuatan
makalah ini.

Dan harapan saya, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah ini agar bisa menjadi lebih baik lagi. Oleh karena
itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sehingga makalah
ini bisa menjadi sempurna.

Tondano, Agustus 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Batasan Masalah ................................................................................. 2
D. Tujuan dan Manfaat............................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3

A. Pengertian Motivasi ........................................................................... 3


B. Teori Motivasi .................................................................................... 4
C. Konsep Motivasi ................................................................................ 8
D. Jenis-jenis Motivasi ........................................................................... 9
E. Motivasi Perilaku Manusia ............................................................... 11

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 17

A. Kesimpulan ...................................................................................... 17
B. Saran ................................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar


seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi
berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka
prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya diketahui, tetapi juga harus
diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar.

Dengan demikian jika sebuah motivasi (dalam hal ini ketidak berdayaan
dan tanpa harapan) dihilangkan, maka aliran energi dalam tubuh kita bisa mengalir
kembali. Dan pada makalah ini, saya akan mencoba membahas tentang motivasi
dan macam-macam teori motivasiPendidikan merupakan proses pembentukan
kemanusiaan. Pendidikan juga adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan,
dan kebiasaan sekelompok orang diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.

Seorang guru adalah figur inspirator dan motivator murid dalam mengukir
masa depannya. Peran guru sangat vital bagi pembentukan kepribadian, cita-cita,
dan visi misi menjadi impian hidup bagi anak didiknya di masa depan. Di balik
kesuksesan murid, selalu ada guru yang memberikan inspirasi dan motivasi besar
pada dirinya sebagai sumber stamina dan energi untuk selalu belajar dan bergerak
mengejar ketertinggalan, menggapai kemajuan, menorehkan prestasi spektakuler
dan prestisius dalam anggung sejarah kehidupan manusia. Salah satu tugas seorang
guru adalah untuk memotivator, tidak sedikit dari beberapa siswa ada yang
mempunyai masalah dalam belajar seperti misalnya malas belajar dan masalah
belajar yang lainnya.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian motivasi ?
2. Apa konsep motivasi ?
3. Apa jenis-jenis motivasi ?
C. BATASAN MASALAH
1. Hanya pengertian secara umum dan menurut para ahli
2. Konsep harus sesuai
3. Jenis motivasi intrinsik dan jenis motivasi ekstrinsik
D. TUJUAN DAN MANFAAT
 TUJUAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan pembuatan
makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian motivasi
2. Untuk mengetahui konsep motivasi
3. Untuk mengetahui jenis-jenis motivasi

 MANFAAT
1. Membangun kepercayaan diri secara utuh
2. Mencegah sikap putus asa dan bunuh diri
3. Mengubah stress, depresi dan trauma dalam seketika
4. Mengubah ketakutan menjadi kekuatan
5 . Menghilangkan kebiasaan buruk dan rasa takut

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak. Orang
yang tidak mau bertindak sering kali disebut tidak memiliki motivasi. Alasan atau
dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Sebenarnya pada
dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri, faktor luar hanyalah pemicu
munculnya motivasi tersebut. Motivasi dari luar adalah motivasi yang pemicunya
datang dari luar diri kita. Sementara meotivasi dari dalam ialah motivasinya muncul
dari inisiatif diri kita.

Pada dasarnya motivasi itu hanya dua, yaitu untuk meraih kenikmatan atau
menghindari dari rasa sakit atau kesulitan. Uang bisa menjadi motivasi kenikmatan
maupun motivasi menghindari rasa sakit. Jika kita memikirkan uang supaya kita
tidak hidup sengsara, maka disini alasan seseorang mencari uang untuk
menghindari rasa sakit. Sebaliknya ada orangyang mengejar uang karena ingin
menikmati hidup, maka uang sebagai alasan seseorang untuk meraih kenikmatan.

Beberapa pengertian menurut para ahli adalah sebagai berikut :

1. Menurut Hamalik (1992:173), Pengertian Motivasi merupakan perubahan


energi dalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya
perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.

2. Menurut Sardiman (2006:73), Pengertian Motivasi merupakan perubahan


energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya felling dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

3. Menurut Mulyasa (2003:112), Pengertian Motivasi merupakan tenaga


pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah
suatu tujuan tertentu. Peserta didik akan bersungguh-sungguh karena
memiliki motivasi yang tinggi.

3
4. Menurut Victor H. Vroom, motivasi ialah sebuah akibat dari suatu hasil
yang ingin diraih atau dicapai oleh seseorang dan sebuah perkiraan bahwa
apa yang dilakukannya akan mengarah pada hasil yang diinginkannya.

5. Robbins dan Judge, motivasi ialah suatu proses yang menjelaskan


intensitas, arah dan ketekunan individu agar dapat mencapai tujuannya.

6. Mc. Donald, motivasi ialah sebuah perubahan energi yang ada dalam diri
seseorang yang ditandakan dengan adanya rasa (feeling) dan didahului
dengan respon adanya sebuah tujuan.

7. Azwar, motivasi merupakan sebuah rangsangan atau dorongan yang


dimiliki oleh seseorang atau sekelompok masyarakat yang ingin
bekerjasama secara maksimal dalam melakukan sesuatu yang sudah
direncanakan untuk mencapai sebuah tujuan yang sudah ditetapkan.

8. Malayu, menjelaskan bahwa motivasi diambil dari kata latin yaitu movere
yang artinya dorongan atau pemberian daya penggerak yang dapat
menciptakan suatu kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja
efektif, bekerjasama dan terintegrasi dengan segala upaya untuk mencapai
sebuah kepuasan.

9. Edwin B. Flippo, disebutkan bahwa motivasi merupakan suatu keahlian


dalam mengarahkan seorang pegawai & sebuah organisasi agar dapat
bekerja supaya berhasil, hingga para pegawai dan tujuan dari organisasi
tersebut tercapai.

10. American Encyclopedia, disebutkan bahwa motivasi sebagai sebuah


kecendrungan yang ada didalam diri seseorang yang membangkitkan
topangan & mengarahkan tindak-tanduknya.

B. Teori Motivasi
Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang dimaksudkan
untuk memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarnya manusia dan

4
manusia akan dapat menjadi seperti apa. Maman Ukas (2006:320) memaparkan
beberapa teori motivasi sebagai berikut:
1. Teori Hirearkhi Kebutuhan dari Abraham Maaslow
2. Teori Dua Faktor dari F. Herzberg
3. Teori X dan Teori Y dari Douglas Mc. Gregor
4. Teori Harapan dari Vroom
5. Teori N. Ach/Prestasi dari Mc. Clelland
Untuk lebih jelasnya akan dibahas beberapa teori motivasi, berikut adalah
uraiannya.
1. Teori Motivasi Abraham Maslow (1943-1970)
Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua
manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan
yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah.
Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow,
dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih
kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi.
Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum
kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.
 Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan yang harus dipuaskan untuk dapat tetap hidup, termasuk makanan,
perumahan, pakaian, udara untuk bernafas, dan sebagainya.
 Kebutuhan Rasa Aman
Ketika kebutuhan fisiologis seseorang telah dipuaskan, perhatian dapat
diarahkan kepada kebutuhan akan keselamatan. Keselamatan itu, termasuk
merasa aman dari setiap jenis ancaman fisik atau kehilangan, serta merasa
terjamin. Pada waktu seseorang telah mempunyai pendapatan cukup untuk
memenuhi semua kebutuhan kejiwaan seperti, membeli makanan dan
perumahan, perhatian diarahkan kepada menyediakan jaminan melalui
pengambilan polis asuransi, mendaftarkan diri masuk perserikatan pekerja, dan
sebagainya.
 Kebutuhan Sosial

5
Ketika seseorang telah memuaskan kebutuhan fisiologis dan rasa aman,
kepentingan berikutnya adalah hubungan antarmanusia. Kebutuhan sosial yang
diperlukan pada tingkat ini, mungkin disadari melalui hubungan-hubungan
antarpribadi yang mendalam, tetapi juga yang dicerminkan dalam kebutuhan
untuk menjadi bagian berbagai kelompok sosial.
 Kebutuhan akan Penghargaan
Percaya diri dan harga diri maupun kebutuhan akan pengakuan orang lain.
Manusia sebagai makhluk sosial yang dalam kehidupannya selalu berinteraksi
dengan orang lain, ingin mendapatkan penerimaan dan penghargaan dari yang
lainnya.
 Kebutuhan Perwujudan Diri
Kebutuhan tersebut ditempatkan paling atas pada hierarki Maslow dan
berkaitan dengan keinginan pemenuhan diri. Ketika semua kebutuhan lain
sudah dipuaskan, seseorang ingin mencapai secara penuh potensinya. Tahap
terakhir itu mungkin tercapai hanya oleh beberapa orang.
Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut
akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan
menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi
untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah
dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh
subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari
makan, perlindungan, dan rasa aman.
2. Teori Motivasi Herzberg (1966)
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang
untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan.
Dua faktor itu disebutnya faktor higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator
(faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari
ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan,
kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik). Sedangkan faktor
motivator, memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang

6
termasuk didalamnya adalah penghargaan, pengakuan, kemajuan tingkat
kehidupan, dsb (faktor intrinsik).
3. Teori Motivasi Douglas Mc Gregor
Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (negative) dan teori Y
(positif), Menurut teori X, empat pengandaian yang dipegang manajer:
 karyawan secara interen tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja
 karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan
hukuman untuk mencapai tujuan.
 Karyawan akan menghindari tanggung jawab.
 Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua faktor yang
dikaitkan dengan kerja.
Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada empat
teori Y :
 karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat
dan bermain.
 Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka
komit pada sasaran.
 Rata rata orang akan menerima tanggung jawab.
 Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.
4. Teori Motivasi Vroom (1964)
Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan
mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat
melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat ia inginkan. Menurut
Vroom (1964), tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga
komponen, yaitu:
 Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas
 Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil
dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan
outcome tertentu).
 Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau
negatif. Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi

7
harapan. Motivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang
diharapkan.
5. Teori Achievement Mc Clelland (1961)
Yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal
penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
 Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
 Need for afilliation (kebutuhan akan hubungan sosial)
 Need for Power (kebutuhan akan dorongan untuk mengatur)
Dari uraian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa para ahli teori motivasi pada
umumnya mereka berusaha memikirkan bagaimana caranya agar manusia
bekerja, dapat didorong dan dipacu sehingga mereka berprestasi untuk
memenuhi kebutuhannya baik dalam keperluan organisasi maupun kepentingan
dirinya. Teori-teori tersebut juga dapat dijadikan sebagai acuan untuk
mempelajari bagaimana cara memotivasi siswa dalam belajar.

C. Konsep Motivasi
Perkara yang menggerak dan menentukan tingkah laku seseorang selalu
dikaitkan dengan konsep motivasi iaitu keinginan (drives), keperluan (needs),
insentif, rasa takut (fears), matlamat (goals), tekanan sosial (social
pressure),insentif, rasa takut (fears), matlamat (goals), tekanan sosial (social
pressure), kepercayan diri (self-confidence), minat (interests), rasa ingin tahu
(curiousity), kepercayaan (beliefs), nilai (values), pengharapan (expectations),
dan berbagai lagi.
Motivasi juga dirangsang oleh dua aspek iaitu motif dan insentif. Insentif ialah
galakan yang mendesak seorang individu supaya bertindak untuk mendapat
ganjaran. Manakala motif ialah unsur yang lebih penting daripada insentif untuk
merangsang murid dalam pembelajaran. Motif yang berasal daripada dalaman
seorang dapat menggerakkan individu untuk mencapai pembelajaran sempurna.
Konsep motivasi juga dapat dijelaskan berdasarkan ciri-ciri individu atau
sifat/perangai. Sebagai contohnya, ada pelajar yang bertindak melakukan sesuatu
disebabkan keinginan yang tinggi untuk berjaya tetapi ada pula yang bertindak

8
disebabkan takut untuk gagal, mungkin juga mereka bertindak kerana minat yang
sangat mendalam dalam perkara itu, dan mungkin pula semata-mata disebabkan
rasa bertanggung jawab kepada kedua ibubapa yang menaruh harapan begitu tinggi
terhadap mereka.

D. Jenis-jenis Motivasi
Terdapat dua jenis motivasi yaitu motivasi intrinsik (dalam) dan motivasi
ekstrinsik (luar).
1. Motivasi Intrinsik

Motivasi berpunca dari dalam ataupun dari luar diri seseorang. Dalam
pembelajaran, guru perlu tahu sama ada pelajarnya cenderung kearah motivasi yang
timbul dari dalam ataupun dari luar diri mereka. Ini perlu supaya guru dapat
bertindak dengan sewajarnya bagi memberikan rangsangan kepada pelajarnya
supaya berusaha. Motivasi yang berpunca dari dalam diri iaitu yang didorong oleh
faktor kepuasan dan ingin tahu disebut ‘motivasi intrinsik’.

Motivasi intrinsik (dalaman) melibatkan pelajar sebagai sebahagian daripada


proses pembelajaran. Ia melibatkan perasaan ingin tahu mengenai sesuatu perkara
dan melibatkan penggunaan praktikal perkara yang dipelajari. Dalam proses
pengajaran dan pembelajaran, motivasi intrinsik lebih terlibat dengan keperluan
penghargaan kendiri. Dorongan dalaman ialah kesediaan seseorang itu melakukan
sesuatu tugas kerana tugas itu sendiri yang menyebabkannya berasa seronok dan
puas hati.
Motivasi intrinsik diwujudkan secara semula jadi daripada rangsangan
dalaman. Ia terdiri daripada dorongan dan minat individu bagi melakukan sesuatu
aktiviti tanpa mengharap ataupun meminta ganjaran. Sebagaimana yang sudah
dibincangkan, Bruner (1966) mengaitkan motivasi intrinsik ini dengan naluri ingin
tahu dan dorongan mencapai kecekapan bagi murid yang baru masuk sekolah.
Bagaimanapun, bukan semua motivasi intrinsik diwujudkan secara semula jadi.
Terdapat juga motivasi intrinsik dibentuk daripada pembelajaran dan
pengalaman yang membawa kepuasan. Contohnya, tabiat membaca buku cerita dan

9
bermain alat muzik adalah gerakan motivasi intrinsik yang dibentuk daripada
pembelajaran dan pengalamannya. Harter (1981) mengenal pasti lima dimensi
kecenderungan motivasi intrinsik dalam bidang pembelajaran. Dimensi-dimensi ini
adalah cabaran, insentif bekerja bagi memuaskan minat dan sifat ingin tahu,
percubaan penguasaan yang bebas, penilaian yang bebas berkenaan apa yang
hendak dilakukan di dalam kelas dan kriteria dalaman untuk kejayaan.
Menurut Deci (1975), motivasi intrinsik dapat diterangkan sebagai suatu
keadaan psikologi yang diakibatkan apabila individu menganggap diri mereka
berkebolehan dan dapat menentukan sesuatu dengan sendiri. Seseorang itu
mengalami motivasi intrinsik yang tinggi sekiranya dapat melakukan sesuatu yang
digemari seperti memandu kereta, melawat tempat-tempat yang disukai, memilih
tempat penginapan dan memilih makanan yang diidamkan. Sekiranya dia diberikan
hadiah seperti lawatan ke tempat-tempat yang ditentukan oleh badan penganjur,
tempat penginapan dan jenis makanan juga ditentukan oleh pihak itu, dia tidak
mendapat peluang hendak menentukan segala-galanya sendiri. Oleh itu, motivasi
intrinsiknya menjadi terlalu rendah.
2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi yang berpunca dari luar iaitu apabila kita buat sesuatu bagi
mendapatkan ganjaran adalah ‘motivasi ekstrinsik’. Ia melibatkan ganjaran yang
jelas dan nyata seperti memberi markah, gred, agregat, keistimewaan, penghargaan,
pujian, persaingan dan sebagainya yang diberi untuk sesuatu pencapaian prestasi
yang baik.

Motivasi luaran boleh menjadi kurang berkesan kerana matlamat


penggunaannya mungkin disalah tafsirkan oleh pelajar. Ini berlaku kerana
pemberian ganjaran ditakuti menjadi fokus dan objektif pembelajaran pelajar yang
sebenar. Bagaimanapun motivasi ektrinsik yang berbentuk sederhana seperti
memberi pujian dan penghargaan tetap berkesan kerana ianya boleh memberi
dorongan dan peneguhan positif yang memberangsangkan pelajar.

Tujuan motivasi ektrinsik ini ialah menggerakkan orang untuk melakukan


sesuatu tingkah laku yang akan membawa faedah kepadanya. Motivasi ekstrinsik

10
diwujudkan daripada rangsangan luaran dengan tujuan menggerakkan individu
supaya melakukan sesuatu aktiviti yang membawa faedah kepadanya. Motivasi
ekstrinsik ini dapat dirangsang dalam bentuk-bentuk seperti pujian, insentif, hadiah,
gred dan membentuk suasana dan iklim persekitaran yang kondusif bagi
mendorongkan pelajar belajar. Contohnya, pujian yang diberikan oleh guru kepada
seseorang pelajar kerana kerjanya yang baik akan menyebabkan daya usaha pelajar
itu meningkat. Peneguhan adalah suatu motivasi ekstrinsik yang boleh memberi
kesan kepada tingkahlaku seseorang pelajar.

E. Motivasi Perilaku Manusia

1. Pengertian

a. Meskipun para ahli mendefinisikannya dengan cara dan gaya yang berbeda,
namun esensinya menuju kepada maksud yang sama, ialah bahwa motivasi itu
merupakan:

(1) Suatu kekuatan atau tenaga atau daya atau

(2) Suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu
untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari.

b. Motivasi tersebut timbul dan tumbuh berkembang dengan jalan:

(1) Datang dari dalam diri indivedu itu sendiri(intrinsik); dan

(2) Datang dari lingkungan (ekstrinsik).

c. Atas dasar sumber dan proses perkembangannya, terjadi penggunaannya


berbagai macam istilah yang sering dipertukarkan. Untuk keperluan studi
psikologis telah diadakan penggolongannya, antara lain sebagai berikut ini.

1) Motif primer atau motif dasar menunjukkan kepada motif yang tidak dipelajari
yang untuk ini sering juga digunakan istilah dorongan. Golongan motif ini pun
dibedakan lagi ke dalam.

(a) dorongan fisiologis yang bersumber pada kebutuhan ornagis yang


mencakup antara lain lapar, haus, pernapasan, seks, kegiatan, dan istirahat.

11
Untuk menjamin kelangsungan hidup organis diperlukan pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan tersebut sehinggga dicapai keadaan fisik yang
seimbang.

(b) dorongan umum dan motif darurat, termasuk di dalamnya dorongan


takut, kasih sayang, kegiatan, kekaguman dan ingin tahu; dalam
hubungannya dengan rangsangan dari luar, termasuk termasuk dorongan
untuk untuk melarikan diri, menyerang, berusaha dan mengejar dalam
rangka mempertahankan dan menyelamatkan dirinya.

Motif-motif yang termasuk ke dalam kategori primer tersebut pada umumnya


terjadi secara natural instinktif.

(2) Motif sekunder menunjukan kepada motif yang berkembang dalam diri individu
karena pengalaman, dan dipelajari. Kedalam golongan ini termasuk, antara lain:

(a) Takut yang dipelajari.

(b) Motif-motif sosial (ingin diterima, dihargai, merasa aman, dan


sebagainya);

(c) Motif-motif objektif dan interest

(d) Maksud dan aspirasi; dan

(e) Motif berprestasi.

2. Dinamika Proses Perilaku Manusia

a. Dipandang dari segi motifnya setiap gerak perilaku manusia itu selalu
mengandung tiga aspek, yang kedudukannya bertahap dan berurutan, yaitu:

(1) motivating states (timbulnya kekuatan dan terjadinya kesiapsediaan sebagai


akibat terasanya kebutuhan jaringan atau sekresi, hormonal dalam diri organisme
atau karena terangsang oleh stimulasi tertentu);

(2) motivated behavior (bergeraknya organisme ke arah tujuan tertentu sesuai


dengan sifat kebutuhan yang hendak dipenuhi dan dipuaskannya, misalnya lapar

12
cari makanan dan memakannya). Dengan demikian, setiap perilaku paada
hakekatnya bersifat instrumental (sadar atau tidak sadar);

(3) satisfied condition (dengan berhasilnya dicapai di tujuan yang dapat memenuhi
kebutuhan yang terasa, maka kesemimbangan dalam diri organisme pulih kembali
ialah terpeliharanya, homeostatis, kondisi demikian dihayati sebagai rasa nikmat
dan puas atau lega). Namun, didalam kenyataannya, tidak selamanya kondisi pada
tahap ketiga itu demikian, bahkan mungkin sebaliknya. Ialah terjadinya ketegangan
yang memuncak kalau insentifnya tidak tercapai, sehingga individu merasa kecewa.

b. Karena terjadinya metabolisme dan penggunaan atau pelepasan kalori,


perangsangan kembali, dan sebagainya, kepuasan itu hanya bersifat temporel
(sementara). Oleh karena itu, geraknya atau dinamika proses perilaku itu
sebenarnya akan berlangsung secara siklus.

3. Beberapa Cara Pengukuran dan Usaha Peningkatan Kekuatan Motivasi


Kerja Dan Belajar

a. Meskipun motivasi itu merupakan suatu kekuatan, namun tidaklah merupakan


suatu substansi yang dapat kita amati. Yang dapat kita lakukan ialah
mengidentifikasi beberapa indikatornya dalama term-term tertentu, antara lain:

(1) durasinya kegiatan (berapa lama kemampuan penggunaan waktunya


untuk melakukan kegiatan.

(2) frekuansinya kegiatan (berapa sering kegiatan dilakukan dalam periode


waktu tertentu);

(3) persistensinya (ketetapan dan kelekatannya) pada tujuan kegiatan.

(4) ketabahan, keuletan, dan kemampuannya dalam menghadapi rintangan


dan kesulitan untuk mencapai tujuan.

(5) devosi (pengabdian) dan pengorbanan (uang, tenaga, pikiran, bahakan


jiwanya atau nyawanya) untuk mencapai tujuan.

13
(6) tingkatan aspirasinya (maksud, rencana, cita-cita, sasaran atau target,
dan idolanya) yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakuka;n;

(7) tingkatan kualifikasi prestasi dan produk atau output yang dicapai dari
kegiatannya (berapa banyak, memadai atau tidak, memuaskan atau tidak);

(8) arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan (positif atau negatif).

Sudah barang tentu harus diingat bahwa faktor-faktor yang terlibat dalam proses
kegiatan ini bukanlah hanya motivasi semata-mata, tercakup unsur lain dalam
indikator-indikatornya tersebut di atas.

b. Dengan memperhatikan indikator-indikator tersebut diatas, berbagai teknik


pendekatan dan pengukuran tertentu dapat dipergunakan, antara lain;

(1) tes tindakan observasi untuk memperoleh informasi dan data tentang
persistensi, keuletan, ketabahan, dan kemampuan menghadapi masalah,
durasi dan frekuensinya; dalam hal ini berbagai eksperimen dapat
dilakukan;

(2) kuesioner dan inventori terhadap subjeknya untuk mendapat informasi


tentang devosi dan pengorbanannya, aspirasinya

(3) mengarang bebas untuk mengetahui cita-cita dan aspirasinya;

(4) tes prestassi dan skala sikap untuk mengetahui kualifikasi dan arah
sikapnya.

Namun, sudah barang tentu menarik kesimpulan dan tafsirannya harus sangat hati-
hati mengingat kemungkinan faktor-faktor lain dalam proses kegiatan yang
bersangkutan. Teknik analisis statistik yang tepa untuk itu di antaranya dengan
multiple regression analisis (analisis regresi berganda).

c. Dari berbagai hasil studi laboratories dan eksperimental telah dikembangkan


berbagai saran upaya untuk menigkatkan motivasi kerja dan termasuk perbuatan
belajar sebagai berikut.

14
(1) Hindarkanlah sugesti dan kondisi yang negatif (kurang menunjang dan
menggairahkan).

(2) Ciptakan situasi kompetisi yang sehat, baik antar individu dalam
kelompok/kelasnya maupun self competition.

(3) Adakan pacemaking ( atas dasar prinsip goalgradient: makin jelas dan
dekat pada tujuan/sasaran, makin kuat motif berusaha).

(4) Informasikan hasil kegiatan dan berikan kesempatan kepada individu


atau kelompok bersangkutan untuk mendiskudikannya.

(5) Dalam hal tertentu, ganjaran dan hadiah (reward and bonus atau insentif
dapat juga diberikan dalam bentuk penghargaan dengan pujia, piagam,
fasilitas, kesempatan, promosi, dan sebagainya). Bila di pandang mungkin
dapat juga di gunakan hukuman pedagogis.

4. Proses Membuat Pilihan dan Keputusan, Konflik dan Frekuensi, serta


Bentuk-bentuk Perilaku Penyesuaiannya.

a. Dalam rangkaian proses pemenuhan felt-needs-nya individu pada umumnya


dihadapkan kepada sejumlah alternatif, baik dalam aspek maupun dalam tahapan:

(1) instrumental behaviornya (kemungkinan-kemungkinan tindakan yang


dapat ditempuh); dan

(2) goal dan intecentivenya (kemungkinan-kemungkinan sasaran, atau


tujuan yang hendak dicapai).

b. Reaksi individu yang bersangkutan terhadap frustasi itu bermacam-macan bentuk


perilakunya, bergantung pada kemampuan berfungsi akal sehatnya.

c. Kalau akal sehatnya berani menghadapi kenyataan, pada akhirnya ( mungkin


dengan bantuan pihak dan cara tertentu; konselor, psikolog, orangtua, teman dekat,
pendeta, isthikara/meditasi, dan sebagainya) ia dapat juga mengambil keputusan
atau tindakan penyesuaian yang sehat secara rasional sehingga tujuannya tercapai.

15
Tindakan seperti itu yang disebut adjusment (penyesuaian penyelesaian).
Adjusment ini mungkin dilakukan secara;

(1) aktif (ia mengubah lingkungan, mungkin mencari dan mengubah


alternatifnya yang di kehendaki); atau

(2) pasif (ia mengubah dirinya, mungkin mengadakan midifikasi


aspirasinya sehingga ia dapat menetapkan tujuannya secara realistik dan
bertindak secara realistik pula).

d. Namun, jika akal sehatnya itu tidak mampu berfungsi sebagaimana mestinya,
perilaku yang bersangkutan dikendalikan oleh hasrat emosionalnya. Oleh karena
itu, reaksinya pun akan berifat emosional pula. Dengan demikian, meskipun ia
berusaha mencapai penyelesaian dan pencapaian tujuannya, kemungkinan besar
akan selalu kandas bahkan mungkin mendapatkan hasil dan mengalami situasi yang
lebih buruk dari apa yang diharapkan. Penyesuaian yang salah atau keliru seperti
yang disebut maladjusment.

16
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Motivasi dapat didefinisikan sebagai proses psikologi yang menghasilkan


suatu intensitas, arah dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai suatu
tujuan.

Jadi motivasi adalah adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk
bertindak. Orang yang tidak mau bertindak sering kali disebut tidak memiliki
motivasi. Alasan atau dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam diri.
Sebenarnya pada dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri, faktor luar
hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut. Motivasi dari luar adalah motivasi
yang pemicunya datang dari luar diri kita. Sementara meotivasi dari dalam ialah
motivasinya muncul dari inisiatif diri kita.

Pada dasarnya motivasi itu hanya dua, yaitu untuk meraih kenikmatan atau
menghindari dari rasa sakit atau kesulitan. Uang bisa menjadi motivasi kenikmatan
maupun motivasi menghindari rasa sakit. Jika kita memikirkan uang supaya kita
tidak hidup sengsara, maka disini alasan seseorang mencari uang untuk
menghindari rasa sakit. Sebaliknya ada orang yang mengejar uang karena ingin
menikmati hidup, maka uang sebagai alasan seseorang untuk meraih kenikmatan.

B. SARAN

Setelah penyusun membuat makalah ini, penyusun menjadi tahu pentingnya


motivasi dalam keberhasilan pendidikan seseorang, karena dapat meningkatkan
semangat seseorang untuk meraih tujuan dan cita – citanya. Oleh karena itu
penyusun menyarankan agar setiap orang, khususnya mahasiswa memilki motivasi
dalam belajar agar dapat menyelesaikan study tepat pada waktunya dan
mendapatkan Indeks Prestasi yang memuaskan (Cumlaude). Sekian

17
DAFTAR PUSTAKA

https://drmasda.wordpress.com/category/psikologi-motivasi/

https://ningsihwidiya42.wordpress.com/2013/09/26/teori-motivasi-konsep-
motivasi-dan-jenis-motivasi/

http://nopdrr.mahasiswa.unimus.ac.id/2015/12/01/psikologi-motivasi/

http://nopdrr.mahasiswa.unimus.ac.id/2015/12/01/psikologi-teori-teori-motivasi/

http://12104mafp.blogspot.co.id/2013/06/motivasi-dalam-psikologi_4138.html

Hadis, Abdul. (2008). Psikologi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Morese, W.C and Wingo, G.W.,op.cit

Nana, S.S dan Surya, M.(1974)

Sardiman A.M. (2008). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2003). Landasan Proses Pendidikan. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Suryabrata, Sumadi. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada.

Ukas, Maman. (2006). Manajemen (Konsep, Prinsip dan Aplikasi). Bandung:


Agnini.

Uno, Hamzah B. (2009). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi


Aksara.

Woodworth, R.S and Marquis, D.G., op.cit

Witherington, H .C (1952)

18

Anda mungkin juga menyukai