Anda di halaman 1dari 15

MOTIVASI DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Manajemen Pendidikan

Dosen Pengampu:
Dr.Nofriyandi,M.Pd

Oleh:
Kelompok 7
Dhea Aprilia Caroline Siregar (226910839)
Nur Allysha Binti Amy (226910901)
Sindi Fatika Sari (226910859)

KELAS 1i
PROGRAM STUDI PINDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu guna memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Manajemen Pendidikan di SD dengan judul “Motivasi Dalam Lembaga
Pendidikan. ”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
banyak bantuan pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna di karenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki
oleh karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak, akhirnya kami berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi perkembangan pendidikan

Pekanbaru, 30 November 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2


BAB I ........................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 5
1.3 Tujuan ............................................................................................................................ 5
BAB II....................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Motivasi Dan Tujuan Motivasi ..................................................................... 6
2.2 Perspektif Kebutuhan Tentang Motivasi......................................................................... 7
2.3. Hubungan antara kepemimpinan dan motivasi dalam pendidikan............................... 10
BAB III ................................................................................................................................... 13
PENUTUP .............................................................................................................................. 13
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 13
3.2 Saran ............................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia adalah mahluk individu dan mahluk sosial. Dalam hubungannya
dengan manusia sebagai mahluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia
bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Secara kodrati
manusia akan selalu hidup bersama. Hidup bersama antar manusia akan berlangsung
dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi.
Motivasi menyangkut soal perilaku manusia dan merupakan elemen vital
didalam manajemen termasuk dalam lembaga pendidikan. Motivasi dapat diartikan
sebagai mengusahakan supaya seseorang dapat menyelesaikan pekerjaan dengan
semangat karena ia ingin melaksanakannya. Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW.
yang artinya: Bekerjalah sebagaimana seseorang yang menyangka tidak akan mati
selamanya. Dan berhati-hatilah sebagaimana orang yang akan mati esok."
(HR.Baihaqi).
Manusia memiliki motivasi yang berbeda. tergantung dari banyak faktor seperti
kepribadian, ambisi, pendidikan dan usia. Motivasi diri sendiri timbul dari keinginan
yang mendalam untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu apa pun halangan yang harus
diatasinya.
Motavasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia
tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak
suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang dari luar tetapi motivasi itu tumbuh
didalam diri seseorang.

4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka, rumusan masalahnya yaitu:
a) Apa itu motivasi dan tujuan dari motivasi?
b) Bagaimana perspektif kebutuhan tentang motivasi?
c) Apa hubungan kepemimpinan dan motivasi dalam pendidikan ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi penugasan mata
kuliah Manajemen Pendidikan yang diampu oleh Dr.Nofriyandi,M.Pd.Sementara
tujuan pembahasan materi ini adalah untuk mengetahui apa itu motivasi,bagaimana
perspektif kebutuhan tentang motivasi,apa hubungan kepemimpinan dan motivasi
dalam pendidikan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Motivasi Dan Tujuan Motivasi


Kata motivasi berasal dari kata Motive yang berarti dorongan atau bahasa
inggrisnya to move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri yang
mendorong untuk berbuat. Motif saling berkaitan dengan faktor internal maupun
eksternal. Hal-hal yang mempengaruhi motif disebut motivasi. Motivasi adalah
keadaan dalam pribadi seseorang yang nendorong keinginan individu untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi yang ada
pada seseorang akan mewujudkan perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai
sasaran tetapi keberadaannya dapat dirasakan melalui perilaku yang tampak
Mitchell (1992) mengartikan motivasi mewakili proses psikologikal,
diarahkan, dan terjadinya persistensi kegiatan yang diarahkan ke arah tujuan tertentu.
Sementara itu Owens (1991) menyatakan bahwa motivasi adalah dorongan baik yang
datang dari dalam diri seseorang maupun yang datang dari luar, sehingga membuat
seseorang melakukan sesuatu. Hersey dan Blanchard (1995) mengartikan motivasi
sebagai sesuatu yang mendorong dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas
tertentu. Luthans (1991) mengutarakan bahwa motivasi dapat berarti kebutuhan
(need), dorongan, (drive), dan tujuan (goals). Timpe (1999) menyatakan motivasi
adalah suatu proses yang dapat mengendalikan pilihan. Davis dan Newstrom (1996)
menjelaskan motivasi adalah sebagai kekuatan dorongan untuk melakukan suatu
tindakan.

6
Selain itu motivasi juga memiliki beberapa tujuan dalam dunia pendidikan yaitu:
1. untuk mendorong manusia berbuat sesuatu, jadi sebagai penggerak yang melepaskan
energy motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang
akan dikerjakan.
2. Untuk menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan hendak dicapai dengan
demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai
dengan rumusan tujuannya.
3. Untuk menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang bermanfaat bagi tujuan tersebut.
4. Untuk mendorong usaha untuk mencapai prestasi.

2.2 Perspektif Kebutuhan Tentang Motivasi


Perspektif kebutuhan terkait dengan pernyataan, “ faktor apa yang ada dalam
lembaga atau organisasi yang memotivasi orang-orang”. Sebagaimana seorang anak
barangkali berpendapat bahwa orang-orang akan termotivasi sekiranya diberikan
upah yang tinggi, sebagian yang lain mngkin tidak. Sebagian yang lain mungkin lebih
melihat dari pola komunikasi antara atasan dan bawahan, dan lain sebagainya.
Terdapat beberapa teori terkenal mencoba menjelaskan motivasi dari
perspektif kebutuhan yaitu:
1. Teori Hierarki kebutuhan (hieratchy of nees) dari Abraham maslow
Mengatakan bahwa orang-orang atau individu termotivasi untuk berprilaku
dalam pekerjaanya untuk memenuhi kebutuhannya terdiri dari lima tingkatan yaitu:
a. kebutuhan fisik (physical needs)
kebutuhan dari manusia yang paling dasar yang akan memotivasi mereka adalah
untuk bekerja kebutuhan fisik.

7
b. Kebutuhan keamanan (safety and security needs)
Kebutuhan akan keamanan ini bukan sekedar merasa aman dari segi fisik dan
mental,akan tetapi juga perasaan aman akan ketidakpastian dimasa yang akan datang.
c. Kebutuhan social (social/belongingness)
Kebutuhan selanjutnya yaitu untuk berinteraksi dan diterima oleh lingkungan
social.
d. Kebutuhan penghargaan ( esteem needs)
Kebutuhan penghargaaan adalah kebutuhan yang akan memotivasi orang-orang
agar melakukan sesuatu dengan bai setelah kebutuhan akan fisik, keamanan, dan
social terpenuhi.
e. Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs)
Kebutuhan ini menyangkut dengan menempatkan diri individu dalam lingkungan
dan untuk pengembangan diri.

2. Teori Motivasi HERZBERG (Teori dua faktor)


Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang
untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua
faktor itu disebutnya faktor higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor
intrinsik). Teori dua faktor pertama kali dikembangkan Herzberg dan asosiasinya,
dengan mewawancarai 200 insinyur dan akuntan Pittsburg dengan memperhatikan
tingkah laku mereka. Menurut teori ini terdapat dua jenis motif, yaitu:
(1) ekstrinsik, hygiene, lingkungan kerja atau faktor-faktor pemeliharaan; dan
(2) intrinsik, isi pekerjaan atau motivator.

8
serangkaian faktor intrinsik antara lain:
(a) prestasi (achievement),
(b) pengakuan (recognition),
(c) tanggung jawab (responsibility),
(d) kemajuan (advancement),
(e) kinerja itu sendiri (the work itself), dan
(f) kemungkinan berkembang (the possibility of growth).
Serangkaian kondisi ekstrinsik, keadaan suatu organisasi yang dapat menyebabkan
rasa tidak puas (dissatisfiers) menurut Herzberg, antara lain:
(a) gaji,
(b) keamanan dalam melaksanakan tugas,
(c)kondisi organisasi,
(d) status,
(e) prosedur organisasi,
(f) mutu supervisi teknis dari hubungan di antara kepala sekolah, teman
sejawat, dosen dengan siswa, dan masyarakat.

3. Teori Penetapan Tujuan (goal setting theory).


Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat
macam mekanisme motivasional yakni:
a) tujuan-tujuan mengarahkan perhatian
b) tujuan-tujuan mengatur upaya
c) tujuan-tujuan meningkatkan persistensi
d) tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan.

9
Dari beberapa teori tentang motivasi dapat disimpulkan bahwa motivasi
sangat berpengaruh pada diri seseorang, selain dari diri sendiri motivasi juga bisa
didapat dari lingkungan,pergaulan dan sebaginya. Dengan adanya motivasi seseorang
akan berkembang menjadi lebih baik lagi untuk dirinya dan bahkan lingkungannya.
Dalam dunia pendidikan motivasi sangat penting baik pada para guru, peserta
didik, lembaga lembaga disekolah dan juga pada pendidikan. Dengan adanya
motivasi guru akan berkerja semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik
kepada peresta didiknya, begitu pula dengan peserta didik dengan adanya motivasi
yang kuat peserta didik akan sentiasa belajar dengan sungguh sungguh, tak kalah
penting dalam lembaga pendidikan juga motivasi berperan penting untuk memajukan
program yang ada di dalam lembaga pendidikan itu sendiri

2.3. Hubungan antara kepemimpinan dan motivasi dalam pendidikan


Kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan seseorang
yang menduduki jabatan pimpinan satuan kerja untuk mempengaruhi orang lain,
terutama bawahannya, terutama untuk berpikir dan bertindak sedemikian rupa
sehingga melalui perilaku yang positif ia akan memberikan sumbangan yang nyata
dalam pencapaian tujuan organisasi (Siagian, 2002:62). Kepemimpinan memiliki
peranan penting dakam sebuah organisasi. Kepemimpinan sering kali disebut sebagai
cara untuk menggapai tujuan-tujuan tertentu melalui seseorang, seseorang disini
dapat berupa kelompok atau individu. Pemimpin sangat bertanggung jawab terhadap
kinerja sekolah. Banyak stake holder melihat bahwa peningkatan dan perubahan
permintaan terhadap sekolah menyebabkan meningkatnya peranan kepemimpinan
pendidikan. Kepercayaan diri, toleransi terhadap tekanan, kedewasaan emosi,
integritas dan ekstrovert adalah ciri-ciri kepribadian yang berhubungan dengan
efektivitas pemimpin.
Motivasi adalah suatu hal yang mendasar dalam sebuah kepemimpinan. Karna
dalam kepemimpinan tentu kita memberikan motivasi kepada anggota tim, pekerja
lain, maupun bawahan. Oleh karna itu, dalam kepemimpinan diperlukan individu
yang dapat memberikan motivasi terhadap anggota tim, bawahan atau pekerja lain.
10
Seorang pemimpin memberikan motivasi dengan cara kepemimpinannya masing-
masing yang mana yang bertujuan untuk mencapau tujuan individu dan juga
kelompok.
Ciri-ciri motivasi yang kritikal bagi pemimpin adalah sebagai berikut.
1. Tugas dan kebutuhan interpersonal
Tugas dan kebutuhan interpersonal merupakan dua disposisi yang
memotivasi pemimpin yang efektif. Pemimpin yang efektif dicirikan oleh
dorongannya untuk melaksanakan tugas dan perhatiannya kepada orang-orang.
2. Kebutuhan kekuasaan
Kebutuhan kekuasaan menunjuk kepada motif individu untuk mencari posisi
wewenang dan untuk memberikan pengaruh kepada orang lain.
3.Orientasi pencapaian
Orientasi pencapaian meliputi kebutuhan untuk mencapai, keinginan untuk
menang, dorongan untuk berhasil, keinginan untuk bertanggung jawab, dan perhatian
terhadap tujuan tugas.
4. Ekspektasi yang tinggi untuk keberhasilan
Ekspektasi yang tinggi untuk keberhasilan pemimpin menunjuk kepada
keyakinan bahwa mereka dapat melakukan pekerjaan dan akan menerima hasil yang
bernilai dari usaha-usaha yang dilakukannya.
5. Efikasi diri
Efikasi diri adalah keyakinan dari kemampuan seseorang untuk
mengorganisasi dan melaksanakan serangkaian tindakan berhubungan dengan
performa pemimpin dan kepemimpinan transformasi. Selain itu, ciri-ciri fisik dari
tingkat energi dan aktivitas membuat individu menunjukkan kompetensi melalui
keterlibatan aktif dengan orang lain.

11
Oleh sebab itu hubungan antara kepemimpinan dan motivasi dalam lembaga
pendidikan sangatlah penting. Memberikan semangat dalam bekerja dapat dilakukan
dengan memotivasi bawahannya untuk senantiasa produktif agar dapat mencapai
tujuan yang diinginkan. Selain itu terdapat beberapa tujuan pemimpin memberkan
motivasi yaitu:
1. Meningkatkan produktivitas karyawan
2. Meningkatkan ide kreatifitas dan partsipasi karyawan dalam bekerja
3. Memberikan hubungan komunikasi dan suasana kerja yang baik
4. Meningikatkan loyalitas dan kepuasan karyawan
5. Meningkatkan kedisiplinan dan raa tanggung jawab karyawan
6. Menambah tingkat kesejahteraan karyawan

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang nendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.
Motivasi yang ada pada seseorang akan mewujudkan perilaku yang diarahkan pada
tujuan mencapai sasaran tetapi keberadaannya dapat dirasakan melalui perilaku yang
tampak. Tujuan dari motivasi adalah untuk mendorong seseorang melakukan sesuatu
hingga mencapai tujuannya, untuk menentukan arah atau menjadi arah untuk
mencapai tujuan tertentu.
motivasi sangat berpengaruh pada diri seseorang, selain dari diri sendiri
motivasi juga bisa didapat dari lingkungan,pergaulan dan sebaginya. Dengan adanya
motivasi seseorang akan berkembang menjadi lebih baik lagi untuk dirinya dan
bahkan lingkungannya. Dalam dunia pendidikan motivasi sangat penting baik pada
para guru, peserta didik, lembaga lembaga disekolah dan juga pada pendidikan.
Dengan adanya motivasi guru akan berkerja semaksimal mungkin untuk memberikan
yang terbaik kepada peresta didiknya, begitu pula dengan peserta didik dengan
adanya motivasi yang kuat peserta didik akan sentiasa belajar dengan sungguh
sungguh, tak kalah penting dalam lembaga pendidikan juga motivasi berperan
penting untuk memajukan program yang ada di dalam lembaga pendidikan itu
sendiri.
Kepemimpinan sering kali disebut sebagai cara untuk menggapai tujuan-
tujuan tertentu melalui seseorang, seseorang disini dapat berupa kelompok atau
individu. Pemimpin sangat bertanggung jawab terhadap kinerja sekolah. Banyak
stake holder melihat bahwa peningkatan dan perubahan permintaan terhadap sekolah
menyebabkan meningkatnya peranan kepemimpinan pendidikan. Motivasi adalah
suatu hal yang mendasar dalam sebuah kepemimpinan. Karna dalam kepemimpinan
tentu kita memberikan motivasi kepada anggota tim, pekerja lain, maupun bawahan.

13
Oleh karna itu, dalam kepemimpinan diperlukan individu yang dapat memberikan
motivasi terhadap anggota tim, bawahan atau pekerja lain.

3.2 Saran
Berdasarkan pada kesimpulan diatas penulis mengemukakan beberapa saran yaitu:
1. Untuk Kepala Sekolah meliputi:
a. Hendaknya lebih meningkatkan tugasnya dalam pembinaan dan peningkatan
kualitas guru, dengan turut memperhatikan kepentingan guru dalam meningkatkan
keprofesionalannya terutama dalam hal pengajaran seperti pemberian penghargaan
bagi guru yang berprestasi dan mengadakan kegiatan yang tepat sehingga hal ini
dapat menjadi sarana penunjang peningkatan keprofesionalan guru melaksanakan
tugas dengan baik sesuai dengan perkembangan IPTEK.
b. Dalam melaksanakan tugas hendaknya lebih menyadari bahwa kepala sekolah
sebagai pembimbing, pengawas dan pengayoman bagi bawahannya.
2. Untuk guru meliputi:
a. Hendaknya lebih meningkatkan dan mengembangkan kemampuannya, hal ini
dimaksudkan agar terjadi kesesuaian antara guru dan siswa di dalam melaksanakan
pembelajaran sehingga dapat menunjang keberhasilan pengajaran.
b. Hendaknya menyampaikan ide kreatif tentang langkah-langkah yang efektif untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dan kualitas mengajar guru

14
DAFTAR PUSTAKA

Sewang,Anwar.2015.Manajemen Pendidikan.Malang;Wineka Media


Marini,Arita.2016.Manajemen Pendidikan Teori dan Aplikasi.Yogyakarta;Ombak
Suhelayanti,dkk.2020.Manajemen Pendidikan;Yayasan Kita Menulis

15

Anda mungkin juga menyukai