Anda di halaman 1dari 22

KONSEP, RISET, TEORI MOTIVASI

OLEH
IWAN MAULANA

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI S3 - ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan penyusunan tugas makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan Lanjut dengan materi Teori dan Riset Motivasi. Tugas
makalah ini bertujuan menambah wawasan, pengetahuan bagi pembuat makalah mengenai
berbagai konsep teori motivasi dan hasil riset tentang motivasi. Semoga dengan disusunnya
makalah ini dapat membawa manfaat bagi pembaca untuk dijadikan bahan referensi dalam
mempelajari topik dalam bahasan ini. Dengan segala keterbatsan, saya dapat menyelesaiakan
makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan Lanjut, tentunya banyak
kesalahan dan kurangnya sempurna dalam penulisan ini. Untuk itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi perbaikan makalah ini.

Surakarta, Maret 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................................i


Kata Pengantar................................................................................................................ii
Daftar Isi .......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................2
A. Konsep Motivasi.................................................................................................2
1. Pengertian Motivasi.......................................................................................2
2. Fungsi Motivasi.............................................................................................2
3. Macam-macam Motivasi...............................................................................3
4. Faktor yang mempengaruhi motivasi............................................................3
5. Proses Motivasi.............................................................................................5
6. Persfektif Motivasi........................................................................................5
7. Peranan Motivasi dalam Pendidikan.............................................................6
B. Teori Motivasi.....................................................................................................7
1. Teori Abraham Maslow................................................................................7
2. Teori Douglas Mc. Gregor............................................................................8
3. Teori Herzbeg................................................................................................9
4. Teori Mc Clelland.........................................................................................9
5. Teori ERG Alderfer.....................................................................................10
6. Teori Vroom................................................................................................10
C. Hasil Penelitian Tentang Motivasi....................................................................11
BAB III PENUTUP ....................................................................................................19
A. Kesimpulan......................................................................................................19
B. Saran.................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era revolusi 4.0 seperti
sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan
kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan
pembangunan. Salah satu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut
adalah pendidikan.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk nengembangkan potensi sumber daya
manusia melalui kegiatan pengajaran. Salah satu faktor dari dalam diri yang menentukan
berhasil tidaknya dalam proses belajar mengajar adalah motivasi. Dalam pendidikan,
motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar. Motivasi merupakan
faktor psikis yang bersifat non intelektual. Seseorang yang mempunyai intelegensi yang
cukup tinggi, bisa gagal karena kurang adanya motivasi dalam belajarnya. Motivasi
mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun
siswa.
Bagi guru mengetahui motivasi belajar darisiswa sangat diperlukan guna
memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat
menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan perbuatan
belajar agar menggapai sebuah prestasi Agar peranan motivasi lebih optimal, maka
prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya diketahui, tetapi juga harus
diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar. Dengan demikian jika sebuah motivasi
(dalam hal ini ketidak berdayaan dan tanpa harapan) dihilangkan, maka aliran energi
dalam tubuh kita bisa mengalir kembali. Dan pada makalah ini, kami akan mencoba
membahas tentang motivasi dan macam-macam teori motivasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep motivasi ?
2. Bagaimana menurut ahli tentang teori motivasi dan penerapan dalam pendidikan ?

C. Tujuan
1. Untuk memahami konsep motivasi

1
2. Untuk memahami teori motivasi dan penerapan dalam pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP MOTIVASI
1. PENGERTIAN MOTIVASI
Istilah motivasi berasal dari kata Latin “movere” yang berarti dorongan atau
menggerakkan. Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mengarahkan daya dan
potensi agar bekerja mencapai tujuan yang ditentukan (Hasibuan, 2006) Motivasi
menurut Maslow (1954) adalah keinginan untuk mencapai atau mempertahankan
berbagai kondisi di mana kepuasan dasar dapat terpenuhi. Maslow juga menyatakan
bahwa orang termotivasi karena kebutuhan yang tidak terpenuhi berdasarkan urutan
kadar kepentingannya dari urutan yang paling rendah hingga ke urutan yang lebih
tinggi.
Sedangkan Herzberg (1959) mengatakan bahwa motivasi adalah suatu hal yang
menghasilkan nilai positif dalam diri seseorang. Disisi lain J. W. Atkinson (Revelle &
Michaels, 1976) menyatakan bahwa Motivasi dijelaskan sebagai suatu keinginan
seseorang untuk berbuat menghasilkan satu hasil yang lebih. Zhao (2014) juga
berpendapat bahwa Motivasi mengacu pada kekuatan internal yang mengaktifkan dan
mengarahkan perilaku.
Dari beberapa pengertian motivasi diatas dapat disintesakan bahwa motivasi
adalah daya penggerak dari dalam maupun dari luar sesorang untuk melakukan sesuatu
yang berkaitan dengan upaya memenuhi kebutuhan baik itu bersifat dasar maupun yang
bersifat kompleks untuk mencapai tujuan yang positif.

2. FUNGSI MOTIVASI
Motivasi mempunyai fungsi pada diri seseorang. Dengan adanya motivasi maka
seseorang dapat mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Sardiman (2012)
menyebutkan tiga fungsi motivasi dalam yaitu:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, yaitu motivasi sebagai motor penggerak dari
setiap kegiatan yang dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan

2
demikian motivasi dapat memberikan arah dari kegiatan yang harus dikerjakan
sesuai dengan rumusan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan, yaitu motivasi menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan guna mencapai tujuan dan menyingkirkan perbuatan yang tidak
bermanfaat.
Selanjutnya Hamzah (2014) menjelaskan bahwa fungsi motivasi adalah sebagai
berikut: 1) Mendorong manusia untuk melakukan aktivitas atas dasar pemenuhan
kebutuhan. 2) Menentukan sasaran tujuan yang hendak dicapai. 3) Menentukan
tindakan apa yang harus dilakukan.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, motivasi memiliki fungsi untuk
menggerakkan, mendorong, mengarahkan, dan menyeleksi aktivitas-aktivitas untuk
mencapai hasil yang maksimal.

3. MACAM-MACAM MOTIVASI
Menurut Sardiman A. M (2012) terdapat dua macam motivasi, yaitu:
a. Motivasi Intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsinya tanpa
harus diransang dari luar karena didalam seseorang individu sudah ada dorongan
untuk melaksanakan sesuatu. Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik
maka secara sadar akan melakukan kegiatan dalam belajar dan selalu ingin maju
sehingga tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Hal ini dilatarbelakangi
keinginan positif, bahwa yang akan dipelajari akan berguna di masa yang akan
datang.
b. Motivasi Ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena ada
perangsang dari luar. Motivasi dikatakan ekstrinsik bila peserta didik
menempatkan tujuan belajarnya diluar faktor-faktor situasi belajar. Berbagai
macam cara bisa dilakukan agar siswa termotivasi untuk belajar.

4. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI


Motivasi merupakan proses psikologi dalam diri seseorang dan sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut Slameto (2010: 26), motivasi belajar
dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:

3
a. Dorongan kognitif, yaitu kebutuhan untuk mengetahuhi, mengerti, dan
memecahkan masalah. Dorongan ini timbul di dalam proses interaksi antara
siswa dengan tugas/ masalah.
b. Harga diri, yaitu ada siswa tertentu yang tekun belajar dan melaksanakan
tugas-tugas bukan terutama untuk memperoleh pengetahuan atau kecakapan,
tetapi untuk memperoleh status dan harga diri.
c. Kebutuhan berafiliasi, yaitu kebutuhan untuk menguasai bahan pelajaran/
belajar dengan niat guna mendapatkan pembenaran dari orang lain/ teman-
teman. Kebutuhan ini sukar dipisahkan dengan harga diri.
Selain itu, Sumardi Suryabrata (2011), menyebutkan ada beberapa hal yang
mendorong motivasi, yaitu:
a. Adanya sifat ingin tahu untuk belajar dan menyelidiki dunia yang lebih luas.
b. Adanya sifat yang kreatif pada manusia dan berkeinginan untuk terus maju.
c. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan
teman-teman.
d. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang
baik melalui kooperasi maupun dengan kompetisi.
e. Adanya keinginan untuk mendapatkan kenyamanan bila menguasai pelajaran.
f. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir kegiatan.
Sejalan dengan pendapat di atas, Syamsu Yusuf (2009), menyebutkan faktor-
faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu:
a. Faktor internal
1) Faktor fisik meliputi nutrisi (gisi), kesehatan, dan fungsi-fungsi fisik
(terutama panca indera).
2) Faktor psikologis berhubungan dengan aspek-aspek yang mendorong atau
menghambat aktivitas.
b. Faktor Eksternal (yang berasal dari lingkungan)
1) Faktor non-sosial meliputi keadaan udara (cuaca panas atau dingin), waktu
(pagi, siang, malam), tempat (sepi, bising, atau kualitas sekolah tempat
belajar), sarana dan prasarana atau fasilitas belajar.
2) Faktor sosial adalah faktor manusia (guru, konselor, dan orang tua), baik

4
yang hadir secara langsung maupun tidak langsung (foto atau suara).

5. PROSES MOTIVASI
Setiap manusia dengan berbagai kebutuhan tidak akan pernah puas dalam
memenuhi kebutuhannya. Oleh sebab itu proses motivasi akan terus berlangsung
selama manusia mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi. Pada dasarnya proses
terjadinya motivasi menunjukkan adanya dinamika yang terjadi disebabkan adanya
kebutuhan yang mendasar dan untuk memenuhinya terjadi dorongan untuk
berprilaku. Ranupandojo dan Husnan (2006: 198) mengatakan dalam proses motivasi
terdapat empat komponen terjadinya motivasi yang terlihat dalam gambar berikut
ini :

Gambar 2.1 Proses Motivasi

6. PERSFEKTIF MOTIVASI
Motivasi dapat dilihat dari berbagai perspektif. Tentunya setiap perspektif
mempunyai titik fokus sendiri. Demikian pula halnya dengan motivasi. Arends
(2004) yang mengemukakan empat perspektif yaitu :
a) Teori Penguatan (Behavioral)
Perspektif behavioral menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci
dalam menentukan motivasi murid. Insentif adalah peristiwa atau stimuli positif
atau negatif yang dapat memotivasi perilaku murid. Pendukung penggunaan
insentif menekankan bahwa insentif dapat menambah minat atau kesenangan
pada pelajaran, dan 15 mengarahkan perhatian pada perilaku yangtepat dan
menjauhkan mereka dari perilaku yang tidak tepat (Santrock, 2004).

5
b) Teori Kebutuhan (Humanistik)
Perspektif humanistis menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan
kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib dan kualitas possitif diri mereka
sendiri, seperti peka terhadap orang lain. Hal yang hampir senada juga
dikemukan oleh Henson (1999) pendekatan humanistis menekankan sisi
kemanusian dalam belajar dan kebutuhan guru untuk mempertimbangkan
pilihan-pilihan, kebutuhan dan pertumbuhan siswa. Salah satu teori yang paling
terkenal yang mencerminkan pendekatan humanistik terhadap motivasi adalah
teori kebutuhan Maslow
c) Teori Kognitive (Kognitif)
Menurut perspektif kognitif, pemikiran murid akan memandu motivasi mereka.
Menurut perspektif kognitif terdapat minat besar pada motivasi. Minat ini
berfokus pada ide-ide seperti motivasi internal murid untuk mencapai sesuatu,
atribusi mereka (persepsi tentang sebab-sebab kesuksesan dan kegagalan,
terutama persepsi bahwa usaha adalah faktor penting dalam prestasi), dan
keyakinan mereka bahwa mereka dapat mengontrol lingkungan mereka secara
efektif. Perspektif kognitif juga menekankan arti penting dari penentuan tujuan,
perencanaan dan monitoring kemajuan menuju satu tujuan. Perspektif kognitif
tentang motivasi sesuai dengan gagasan R.W White yang mengusulkan konsep
motivasi kompetensi, yakni ide bahwa orang termotivasi untuk menghadapi
lingkungan mereka secara efektif, menguasai dunia mereka, dan memproses
informasi secara efisien (Santrock, 2004).
d) Teori Pembelajaran Sosial. (Sosial)
Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan
orang lain secara aman. Ini membutuhkan pembentukan, pemeliharaan dan
pemulihan hubungan personal yang hangat dan akrab. Kebutuhan afiliasi murid
tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman,
kawan dekat, ketertarikan mereka dengan orang tua, dan keinginan untuk
menjalin hubungan positif dengan guru (Santrock, 2004).

7. PERAN MOTIVASI DALAM PENDIDIKAN

6
Pendidikan adalah usaha sadar untuk nengembangkan potensi sumber daya
manusia melalui kegiatan pembelajaran. Salah satu faktor dari dalam diri yang
menentukan berhasil tidaknya dalam proses belajar mengajar adalah motivasi. Dalam
pendidikan, motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar.
Pada proses pembelajaran motivasi penting dalam membentuk seberapa besar minat
belajar siswa. Motivasi juga mempengaruhi seberapa banyak siswa akan mempelajari
dari suatu kegiatan pembelajaran, atau seberapa banyak penerapan siswa dalm
menangkap informasi yang disajikan kepada mereka. Siswa yang terdorong untuk
belajar akan menggunakan kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi
tersebut sehingga siswa dapat menyerap dan menangkap lebih baik. Motivasi belajar
siswa merupakan factor utama dalam keberhasilan belajar siswa. 
Pentingnya peran motivasi dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh
pendidik, agar dapat melakuakan berbagai tindakan dan bantuan kepada siswa.
Motivasi dirumuskan sebagai dorongan bagi siswa baik dari dalam maupun dari luar
siswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi kebutuhan. Kebutuhan
tersebut sangat berhbungan dengan proses pembelajaran. Motivasi siswa dapat
digambarkan sebagai bahan bakar mesin penggerak, tanpa adanya bahan bakar maka
mesin tidak akan berfungsi bergerak dengan baik. Motivasi belajar yang baik akan
mendorong siswa aktif dan berprestasi didalam kelas. Hal ini didukung dengan
banyaknya penelitian tentang motivasi yang memiliki pengaruh terhadap pendidikan
(diuraikan diakhir makalah)

B. TEORI MOTIVASI
Teori merupakan suatu pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan,
didukung oleh data dan argumentasi yang mampu menghasilkan fakta berdasarkan ilmu
pasti, logika, metodologi, argumentasi asas dan hukum umum, yang menjadi dasar ilmu
pengetahuan. Beberapa teori motivasi yang akan dibahas sebagai berikut :
1. Teori Abraham Maslow (1954)
Motivasi sangat berkaitan dengan anggapan bahwa apapun yang dilakukan
manusia adalah dengan tujuan untuk memenuhi segala kebutuhan, baik kebutuhan

7
secara fisik maupun psikis. Berkaitan erat dengan pandangan Abraham Maslow bahwa
kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum memuaskan kebutuhan yang
lebih tinggi. Kebutuhan tertinggi dan sulit dalam hierarki Maslow diberi perhatian
khusus yaitu aktualisasi diri.
a) Kebutuhan fisiologis, kebutuhan badanilah, meliputi sandang,dan pangan
b) Kebutuhan Keamanan, meliputi baik kebutuhan akan keamanan jiwa maupun
kebutuhan akan keamanan harta.
c) Kebutuhan Sosial, meliputi kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain,
kebutuhan akan perasaan dihormati, kebutuhan akan perasaan maju atau berprestasi
dan kebutuhan akan perasaan ikut serta (sense of praticipation).
d) Kebutuhan akan penghargaan berupa kebutuhan akan harga diri dan pandangan
baik dari orang lain terhadap kita.
e) Kebutuhan aktualisasi diri yaitu kebutuhan untuk mewujudkan diri yaitu kebutuhan
mengenai nilai dan kepuasan yang didapat dari pekerjaan.
Maslow berpendapat, bahwa tingkah laku atau tindakan masingmasing individu pada
suatu saat tertentu, biasanya ditentukan oleh kebutuhannya yang paling mendesak.

2. Teori Douglas Mc. Gregor (1988)


Profesor Douglas Mc. Gregor dari Massachussets Institude of Technology,
mengadakan suatu pembahasan mengenai faktor motivasi yang efektif. Ia menyatakan
bahwa ada dua pendekatan mungkin diterapkan. Masing-masing pendekatan ini
mendasarkan diri pada serangkaian asumsi mengenai sifat manusia yang dinamainya
Teori X dan Teori Y. Teori X mengasumsikan bahwa individu bersifat negative,
sedangkan teori Y mengasumsikan individu bersifat positif.
a) Asumsi Teori X mengenai manusia.
1) Pada umumnya manusia tidak senang bekerja.
2) Pada umumnya manusia tidak berambisi, tidak ingin tanggung jawab dan
lebih suka diarahkan.
3) Pada umumnya manusia harus diawasi dengan ketat dan sering harus
dipaksa untuk memperoleh tujuan-tujuan organisasi.
4) Motivasi hanya berlaku sampai tingkat lower order needs (physiological and

8
safety level).
b) Asumsi Teori Y mengenai manusia.
1) Bekerja adalah kodrat manusia, jika kondisi menyenangkan.
2) Pengawasan diri sendiri tidak terpisahkan untuk mencapai tujuan organisasi.
3) Manusia dapat mengawasi diri sendiri dan tidak memberi prestasi pada
pekerjaan yang diberi motivasi dengan baik (pada pekerjaan yang dimotiver
dengan baik).
4) Motivasi tidak hanya mengenai lower needs tetapi sampai higherorder-needs

3. Teori Herzberg
Menurut Herzberg (1966) ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk
berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu
disebutnya faktor higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik).
a) Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk
didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan
sebagainya (faktor ekstrinsik),
b) Faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang
termasuk didalamnya adalah prestasi (achievement), pengakuan, kemajuan tingkat
kehidupan, dan sebagainya (faktor intrinsik).
Frederick Herzberg (Hasibuan, 2006) mengemukakan teori motivasi berdasar teori dua
faktor yaitu faktor higiene dan motivator. Dia membagi kebutuhan Maslow menjadi dua
bagian yaitu kebutuhan tingkat rendah (fisik, rasa aman, dan sosial) dan kebutuhan
tingkat tinggi (penghargaan dan aktualisasi diri) serta mengemukakan bahwa cara
terbaik untuk memotivasi individu adalah dengan memenuhi kebutuhan tingkat
tingginya

4. Teori Mc Clelland
Teori yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961) bahwa ada tiga hal penting yang
menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
a) Kebutuhan akan prestasi (Need for achievement) Kebutuhan yang menggambarkan
akan aktualisasi seseorang guna memperoleh prestasi agar seseorang mempunyai

9
nilai dalam kehidupan
b) Kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya Maslow
(Need for afiliation) kebutuhan individu untuk berinteraksi dengan individu yang
lainya, bertukar informasi dan pengalaman serta memaksimalkan peran sosial yaitu
menjadi individu yang berguna bagi individu yang lain
c) Dorongan untuk mengatur (Need for Power) pada hakikatnya manusia
memerluakan pengakuan. Pengakuan itu bisa berupa memberikan arahan kepada
individu yang lain dari apa yang mereka pikirkan.

5. Teori ERG Alderfer


Alderfer sepakat dengan Maslow bahwa kebutuhan individu diatur dalam suatu hierarki.
Akan tetapi, hierarki kebutuhan yang dia ajukan hanya melibatkan tiga rangkaian
kebutuhan (Alderfer, Clayton P;1972):
a) Eksistensi (existence). Kebutuhan yang dipuaskan oleh faktor-faktor seperti
makanan, udara, imbalan, dan kondisi kerja.
b) Hubungan (relatedness). Kebutuhan yang dipuaskan oleh hubungan sosial dan
interpersonal yang berarti.
c) Pertumbuhan (growth). Kebutuhan yang terpuaskan jika individu membuat
kontribusi yang produktif atau kreatif
Pandangan ini didasarkan pada sifat pragmatisme manusia, yang mana dikarenakan
dasar akan keterbatasannya maka seseorang bisa menyesuaikan dirinya pada kondisi
yang objektif. Dengan kata lain memusatkan fokus dan perhatiannya pada hal-hal yang
mungkin bisa dicapainya.

6. Teori Harapan Vroom


Teori dari Vroom (1964) menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu
yang ia yakini tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat
ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga
komponen, yaitu:
a) Harapan (expectancy) adalah suatu kesempatan yang diberikan terjadi karena
perilaku.

10
b) Nilai (valence) adalah akibat dari perilaku tertentu yang mempunyai nilai atau
martabat tertentu (daya atau nilai memotivasi) bagi setiap individu tertentu.
c) Pertautan (instrumentality) adalah persepsi dari individu bahwa hasil dari tingkat
pertama akan dihubungkan dengan hasil tingkat kedua.
Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapan. Motivasi
rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan.
C. HASIL PENELITIAN TENTANG MOTIVASI
1. Pengaruh Dukungan Sosial Orangtua, Kematangan Emosi, Dan Adversity
Quotient Terhadap Motivasi Belajar Pada Siswa Dengan Status Sosial Ekonomi
Rendah Di Sman 1 Porong

Jurnal : Jurnal Psikologi Pendidikan Dan Perkembangan


http://url.unair.ac.id/5e974d38
Peneliti : Dinda Asa Paramitha & Nono Hery Yoenanto
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh
dukungan sosial orangtua, kematangan emosi, dan Adversity Quotient
terhadap motivasi belajar siswa dengan status sosial ekonomi rendah di
SMAN 1 Porong
Tempat : SMAN 1 Porong
Sampel : 158 siswa di pilih melalui Purposive sampling
Hasil : Berdasarkan hasil uji F diperoleh signifikansi 0.000(<0,05) dengan
F=64.068, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara dukungan
sosial orangtua, kematangan emosi, dan Adversity Quotient terhadap
motivasi belajar siswa dengan status sosial ekonomi rendah di SMAN
1 Porong. Hasil uji determinasi diperoleh nilai adjusted R square
sebesar 0,547 artinya variabel dukungan social orang tua, kematangan
emosi, dan Adversity Quotient secara simultan memberikan
sumbangan sebesar
54,7% terhadap motivasi belajar

Simpulan bahwa terdapat pengaruh dukungan sosial orangtua,


kematangan emosi, dan Adversity Quotient terhadap motivasi belajar
siswa dengan status sosial ekonomi rendah di SMAN 1 Porong

2. Motivation and Grit Affects Undergraduate Students’ English Language


Performance
(Pengaruh Motivasi Dan Grit Terhadap Kemampuan Bahasa Inggris Mahasiswa
Sarjana)

Jurnal : European Journal of Educational Research


https://www.eu-jer.com/
Peneliti : Yun Tao Wu, Lydia Yoke Yean Foong, Noryati Alias
Tujuan : Mengeksplorasi persepsi mahasiswa jurusan non-Bahasa Inggris
11
tentang Motivasi dan Grit dan hubungannya
antara dua faktor ini dan kinerja bahasa Inggris siswa
Tempat : university in China
Sampel : 624 siswa jurusan non-Inggris
Hasil : Temuan penelitian mengungkapkan bahwa motivasi dan Grit semuanya
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan bahasa
Inggris dari siswa jurusan yang tidak berbahasa Inggris di universitas
negeri Cina. Grit diperiksa untuk menjadi variable terbaik dalam
hubungan antara motivasi, grit, dan kinerja bahasa Inggris. Penelitian
ini telah mengembangkan model untuk menguji secara komprehensif
hubungan antara motivasi, grit, dan kinerja bahasa Inggris. Dalam
model ini, motivasi dikategorikan menjadi motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik. Grit berkontribusi pada ketekunan usaha dan
konsistensi minat. .

3. Motivations, barriers, and professional engagement: a multisite qualitative study


of internal medicine faculty’s experiences learning and teaching point-of-care
ultrasound
(Motivasi, hambatan, dan keterlibatan profesional: studi kualitatif multisitus
tentang pengalaman internal fakultas kedokteran mempelajari dan mengajar
ultrasound di tempat perawatan)

Jurnal : BMC Medical Education


https://doi.org/10.1186/s12909-022-03225-w
Peneliti : Christopher J. Smith, Keith Barron, Ronald J. Shope, Elizabeth Beam
and Kevin Piro
Tujuan : Mengeksplorasi pengalaman pendidik dokter saat mereka
mengintegrasikan POCUS ke dalam praktik klinis dan pengajaran
mereka untuk membantu menginformasikan desain kurikulum.
Tempat : Fakultas Kedokteran
Sampel : 18 Pengajar penyakit dalam di 3 pusat kesehatan
Hasil : Partisipan merasa POCUS dapat meningkatkan keterampilan mengajar,
pengambilan keputusan klinis, dan keterlibatan mereka dengan pasien.
Orang yang diwawancarai melaporkan pembelajaran dan pengajaran
POCUS membantu memerangi kelelahan dan meningkatkan rasa
keterlibatan profesional mereka.

4. The relative contributions of insight and neurocognition to intrinsic motivation in


schizophrenia
(Kontribusi relatif dari wawasan dan neurokognisi terhadap motivasi intrinsik
dalam skizofrenia)

Jurnal : Schizophrenia
https://doi.org/10.1038/s41537-022-00217-z

12
Peneliti : Claudio Brasso, Silvio Bellino, Paola Bozzatello, Simona Cardillo,
Cristiana Montemagni and Paola Rocca
Tujuan : fokus pada kontribusi berbagai aspek wawasan dan neurokognisi untuk
motivasi intrinsik
Tempat : Penelitian telah dilakukan dari Januari 2017 dan Desember 2020 di
Struttura Complessa Psichiatria universitaria,
Dipartimento di Neuroscienze e Salute Mentale,
Azienda Ospedaliera Universitaria “Città della Salute e della Scienza di
Torino”, Turin, Italia.
Sampel : 176 pasien rawat jalan yang didiagnosis dengan SZ. Kriteria inklusi
adalah: usia antara 18 dan 65 tahun,
Hasil : Temuan ini menekankan pada interaksi kompleks antara wawasan,
neurokognisi, dan motivasi intrinsik menunjukkan bahwa intervensi
yang menargetkan wawasan dan neurokognisi mungkin dapat
meningkatkan defisit motivasi pada skizofrenia stabil.

5. Motivasi Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Berpengaruh: Sebuah Kajian Pada


Interaksi Pembelajaran Mahasiswa

Jurnal : Premiere Education : Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran


http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/PE/article/view/39/37
Peneliti : Irmalia Susi Anggraini
Tujuan : Penelitian ini mengkaji faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
bagaimana meningkatkan motivasi bagi mahasiswa
Tempat : Program Studi Ekonomi, Universitas Negeri Malang
Sampel : Penelitian ini menganalisis data dan informasi yang dikumpulkan dari
sampel sebanyak 129 mahasiswa, yang terdiri atas 67 mahasiswa
Akuntansi dan 62 mahasiswa Manajemen yang berasal dari angkatan
tahun 2002, 2003, dan 2004.
Hasil : Faktor-faktor intrinsik yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa
ialah: (1) minat terhadap bidang ilmu yang dipelajarinya; dan (2)
orientasinya dalam mengikuti pendidikan tinggi. Sementara untuk
faktor-faktor ekstrinsiknya ialah: (1) kualitas dosen yang mengajar; (2)
bobot materi kuliah yang diajarkan; (3) metode perkuliahan yang
digunakan dosen; (4) kondisi dan suasana ruang kuliah; dan (5)
fasilitas perpustakaan yang dapat dimanfaatkan oleh mahasisw

6. Motivasi belajar sebagai determinan hasil belajar siswa


(Learning motivation as determinant student learning outcomes)

Jurnal : Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran


http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper
doi: 10.17509/jpm.v4i1.14958
Peneliti : Rike Andriani, Rasto

13
Tujuan : Menganalisis pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa
Tempat : Sekolah Menengah Kejuruan swasta di Kota Bandung
Sampel : 106 siswa
Hasil : Hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi belajar memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa. Oleh
karena itu, hasil belajar siswa dapat ditingkatkan melalui peningkatan
motivasi belajar siswa

7. Pengaruh Motivasi Belajar Dan Aktivitas Belajar Terhadap Hasil Belajar


Akuntansi

Jurnal : Jurnal Pendidikan Ekonomi


https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPE/article/view/3046/2521
Peneliti : Desy Ayu Nurmala, Lulup Endah Tripalupi , Naswan Suharsono
Tujuan : Mengetahui (1) pengaruh motivasi belajar terhadap aktivitas belajar,
(2) pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar, (3) pengaruh
aktivitas belajar terhadap hasil belajar, (4) pengaruh motivasi belajar
terhadap hasil belajar melalui aktivitas belajar Akuntansi
Tempat : Siswa kelas X Akuntansi
Sampel : 116 orang siswa
Hasil : Hasil penelitian menunjukan, (1) motivasi belajar berpengaruh
terhadap aktivitas belajar siswa, (2) motivasi belajar berpengaruh
terhadap hasil belajar, (3) aktivitas belajar berpengaruh terhadap hasil
belajar, (4) Motivasi belajar berpengaruh terhadap hasil belajar secara
tidak langsung melalui aktivitas belajar akuntansi.

8. Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Minat Belajar Siswa Kelas Iv Sdn
Poris Gaga 05 Kota Tangerang

Jurnal : JPSD Journal (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar)


http://journal.uad.ac.id/index.php/JPSD/article/view/9594/4654
Peneliti : Amni Fauziah, Asih Rosnaningsih, Samsul Azhar
Tujuan : Mengetahui apakah terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan
minat belajar siswa kelas IV SDN Poris gaga 05 Kota Tangerang.
Tempat : SD Kelas IV
Sampel : 54 siswa kelas IV yang terdiri dari kelas IVA dan IVB.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan
antara motivasi belajar dengan minat belajar siswa kelas IV SDN Poris
gaga 05 Kota Tangerang dengan nilai r hitung 0,889 lebih besar dari r
tbel 0,264 atau 0,89 > 0,264 dengan tingkat hubungan sangat kuat. 2)
Terdapat hubungan yang positif antaar motivasi belajar dengan minat
belajar siswa kelas IV SDN Poris gaga 05 Kota Tangerang dengan
koefisien determinasi yaitu 0,889 x 0,889 x 100 = 0,791%.

14
9. Motivasi Belajar Pada Anak Jalanan yang Memutuskan untuk Tetap Bersekolah

Jurnal : Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi


http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/psikoneo/article/view/4345/pdf
Peneliti : Syamsul Dari
Tujuan : Mengetahui motivasi belajar pada anak jalanan yang memutuskan
untuk tetap bersekolah bertujuan untuk mengetahui gambaran
mengenai motivasi belajar pada anak jalanan dan faktor-faktor apa saja
yang mendukung motivasi belajar pada anak jalanan tersebut sehingga
mereka memutuskan untuk tetap bersekolah disamping kegiatan
mereka mencari nafkah sebagai penjual koran
Tempat : Samarinda
Sampel : 4 Subjek (AA, MH, MWA, JKSS)
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek MH memiliki motivasi
belajar yang baik, terbukti dengan pemenuhan aspek-aspek motivasi
belajar yang dilakukan oleh subjek. Subjek AA memiliki motivasi
belajar yang cukup tinggi, hal ini terlihat dari peringkat yang diraihnya
dan aspek-aspek motivasi belajar yang telah dipenuhi. Subjek MWA
juga termasuk siswa yang memiliki motivasi belajar yang baik. Subjek
Memutuskan untuk tetap bersekolah tidak terlepas dari dorongan faktor
internal dan faktor eksternal. Subjek JKSS adalah siswa yang memiliki
motivasi belajar yang baik. Terbukti dengan ketekunan subjek dalam
belajar dan meraih peringkat tiga dikelasnya. Subjek memutuskan
untuk tetap bersekolah karena ingin mewujudkan citacitanya menjadi
seorang polisi.

10. Perbedaan Motivasi Belajar Matematika Siswa Setelah Menggunakan Strategi


Pembelajaran Quick On The Draw

Jurnal : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika


jurnal.umj.ac.id/index.php/fbc
Peneliti : Luthfi Huriyanti dan Hastri Rosiyanti
Tujuan : Mengetahui perbedaan motivasi belajar matematika siswa sebelum dan
sesudah diterapkannya strategi pembelajaran quick on the draw

15
Tempat : MTs Negeri 1 Kota Bekasi
Sampel : Siswa kelas VII-3 sebanyak 43 siswa
Hasil : Hasil uji validitas dan reliabilitas menghasilkan 26 soal yang valid dan
reliabel. Hasil angket motivasi belajar matematika yang berupa data
ordinal terlebih dahulu ditransformasikan menjadi data interval
menggunakan MSI (Methode of Successive Interval). Uji hipotesis
dihitung dari skor pretest dan posttest angket motivasi belajar
matematika dengan menggunakan uji-t sampel tak bebas dan dihasilkan
t0 = 2,398 dan ttabel= 2,021 yang berarti terdapat perbedaan motivasi
belajar matematika siswa sebelum dan sesudah diterapkannya strategi
pembelajaran quick on the draw.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Motivasi merupakan daya penggerak dari dalam maupun dari luar sesorang untuk
melakukan sesuatu yang berkaitan dengan upaya memenuhi kebutuhan baik itu bersifat
dasar maupun yang bersifat kompleks untuk mencapai tujuan yang positif. Motivasi
memiliki fungsi untuk; 1) Mendorong manusia untuk berbuat; 2) Menentukan arah
perbuatan; 3) Menyeleksi perbuatan.
Motivasi dalam diri manusia ada dua macam yaitu, Motivasi Instrinsik dan
Ekstrinsik. Kedua motivasi itu dapat di pengaruhi oleh faktor-faktor seperti ; 1) Dorongan
kognitif; 2) Harga diri dan 3) Kebutuhan berafiliasi. Selain itu juga adanya rasa ingin
tahu ,sifat kreatif, ingin mendapatkan simpati, ingin memperbaiki kegagalan, ingin
mendapatkan kenyamanan dan adanya ganjaran atau hukuman menjadi faktor lain yang
mempengaruhi. Proses motivasi dari dalam diri manusia berawal dari ada nya kebutuhan
kemudian munculnya dorongan dan kemudian disertai dengan tindakan sehingga
manusia mendapatkan kebutuhannya dan meraih kepuasan.
Motivasi dapat dipandang dalam berbagai persfektif yaitu: 1) Perspektif
behavioral yang menekankan pada imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam
menentukan motivasi murid; 2) Perspektif humanistis yang menekankan pada kapasitas
murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib dan kualitas
possitif diri mereka sendiri, seperti peka terhadap orang lain; 3) Perspektif kognitif,
pemikiran murid akan memandu motivasi mereka. Menurut perspektif kognitif terdapat
minat besar pada motivasi. 4) Persfektif Sosial yang menekankan pada Kebutuhan afiliasi

16
atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman.
Motivasi memiliki peran penting dalam dunia pendidikan, pendidikan merupakan
usaha sadar untuk nengembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan
pembelajaran. Dalam peembelajaran, motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di
dalam diri yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar. Pada proses pembelajaran motivasi penting dalam membentuk seberapa
besar minat belajar siswa. Motivasi juga mempengaruhi seberapa banyak siswa akan
mempelajari dari suatu kegiatan pembelajaran.
Terdapat beberapa teori yang berhubungan dengan motivasi yaitu; 1) Teori
Hirarki kebutuhan dari Abraham Maslow; 2) Teori X & Y dari Douglas Mc. Gregor; 3)
Teori Herzbeg; 4) Teori Achievement dari Mc Clelland; 5) Teori ERG dari Alderfer; dan
6) Teori Harapan dari Voom.

B. SARAN
Demikianlah yang dapat penulis uraikan mengenai konsep teori motivasi yang
menjadi bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena
terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh
hubungannya dengan makalah ini. Penulis banyak berharap kepada para pembaca
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

17
DAFTAR PUSTAKA

Abraham. H. Maslow. 1954. Motivation and personality

A.M., Sardiman. 2012. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Arends, Richard I. (2004). Learning to Teach. (Sixth Edition). Boston: Mc Graw Hill Companies

Alderfer, Clayton P.1972. Conflit Resolution Among Behavioral Scientists. Professional


Psychology 3 (1), 41.

Hasibuan, Malayu S.P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi Cetakan Ke-8.
PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Hamzah B. Uno. (2014). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Herzberg, Frederick, et.al. 1959. The Motivation to Work. USA: John Wiley & Sons, Inc

Heidjachman Ranupandojo, dan Suad Husnan. 2006. Meningkatkan Produktivitas Perusahaan.


Penerbit Bualan Bintang. Semarang.

Henson, K.T., & Eller, B.F., (1999). Educational psychology for effective teaching. California:
Wadsworth Publishing Company

McGregor, Douglas. 1988. Aspek Manusia Dalam Dunia Usaha. Jakarta: Erlangga

McClelland, D. C. (1961). The Achieving Society, Prin-ceton, NJ: Van Nostrand

Revelle, W., & Michaels, E. J. (1976). The theory of achievement motivation revisited:
The implications of inertial tendencies. Psychological Review, 83(5), 394–404.

Suryabrata, Sumadi, 2011. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

18
Santrock JW. 2017. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group
Vroom, V.H. (1964). Work and motivation. Wiley.

Yusuf, Syamsu. 2009. Program Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Bandung: Rizqi Press.
Zhang, H., Y. Lu, S. Gupta dan L. Zhao. 2014. What Motivates Customers to Participate in
Commerce? The Impact of Technological Environments and Virtual Customer Experience.
Information & Management 51: 1017-1030

19

Anda mungkin juga menyukai