DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK V
ARFA (C0120323)
EKASARI (C0120324)
NURHALISAH ARISKAH (C0120355)
NURUL ROFIFAH NAJLA (C0120356)
MUHAIMIN (C0120325)
MUH. ASRUL (C0120405)
SATRIA PERDANASAKTI (C0120354)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah “Motivasi dan Kepuasan Kerja” sebagai
pengembangan mata kuliah perilaku organisasi yang telah diberikan kepada kami dari dosen
pengampu (Ahmad Karim SE,.MM).
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen yang telah memberikan
tugas tersebut karena dengan adanya tugas makalah ini, kami dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang ini. Melalui kesempatan yang sangat berharga ini kami juga
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu penyelesaian makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan imbalan yang
setimpal atas segala bantuan yang telah diberikan dan menjadi bahan acuan dalam
menyelesaikan problematika tentang Perilaku Organisasi kedepannya.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami mohon untuk saran dan
kritiknya.
KELOMPOK V
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................1
C. TUJUAN...............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
B. BENTUK-BENTUK MOTIVASI........................................................................................5
A. KESIMPULAN...................................................................................................................17
B. SARAN...............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Motivasi adalah perilaku yang ingin mencapai tujuan tertentu yang cenderung untuk
menetap. Motivasi juga merupakan kekuatan yang mendorong dan mengarahkan
keberhasilan perilaku yang tetap ke arah tujuan tertentu. Motivasi bisa berasal dari dalam
diri seseorang ataupun dari luar dirinya. Motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang
disebut motivasi instrinsik, dan yang berasal dari luar adalah motivasi ekstrinsik. Motivasi
adalah sebuah kemampuan kita untuk memotivasi diri kita tanpa memerlukan bantuan orang
lain. Memotivasi diri adalah proses menghilangkan faktor yang melemahkan dorongan kita.
Rasa tidak berdaya dihilangkan menjadi pribadi yang lebih percaya diri. Sementara harapan
dimunculkan kembali dengan membangun keyakinan bahwa apa yang diinginkan bisa kita
capai. Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak
ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan
belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar
tidak hanya diketahui, tetapi juga harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar.
Dengan demikian jika sebuah motivasi (dalam hal ini ketidak bersayaan dan tanpa
harapan) dihilangkan, maka aliran energy dalam tubuh kita bisa mengalir kembali. Dan pada
makalah ini, saya akan mencoba membahas tentang motivasi, teori motivasi, dan hubungan
motivasi dengan kepuasan kerja.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari motivasi dan kepuasan kerja ?
2. Identifikasikan bentuk-bentuk motivasi !
3. Apa saja teori-teori motivasi ?
4. Apa hubungan antara motivasi dan kepemimpinan ?
5. Apa hubungan antara motivasi dan produktivitas ?
6. Bagaimana solusi dalam mengatasi masalah di bidang motivasi ?
1
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian motivasi dan kepuasan kerja
2. Mampu menjelaskan bentuk-bentuk motivasi
3. Mengetahui teori-teori motivasi
4. Mampu menjelaskan hubungan antara motivasi dan kepemimpinan
5. Mampu menjelaskan hubungan motivasi dan produktivitas
6. Mampu menjelaskan solusi dalam mengatasi masalah di bidang motivasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
- Motivating adalah keseluruhan proses pemberian motivasi (dorongan) kepada para
pegawai agar mereka mau dan suka bekerja sehingga tujuan organisasi dapat tercapai
secara efektif dan efisien (Wursanto, 2003: 267).
- Motivasi adalah keseluruhan proses pemberian motivasi bekerja kepada bawahan
sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan
organisasi dengan efisien dan ekonomis (Siagian, 1994:128).
- Menurut George R. Terry, motivasi adalah keinginan yang terdapat pada seorang
individu yang merangsangnya melakukan tindakan.
- Menurut Greenberg dan Baron (1993:114) adalah suatu proses yang mendorong,
mengarahkan dan memelihara perilaku manusia kearah pencapaian tujuan.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
motivasi adalah suatu proses seorang individu dalam berperilaku sedemikian rupa
sehingga mau bekerja atau bertindak demi tercapainya tujuan organisasi.
Kita tahu bahwa motivasi merupakan hasil interaksi antara individu dengan
situasi. Tentu saja, setiap individu memiliki dorongan motivasional dasar yang berbeda-
beda. Sekarang dapat kita definisikan Motivasi sebagai suatu proses yang menjelaskan
intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Sementara
motivasi umum berkaitan dengan usaha mencapai tujuan apa pun, kita akan
mempersempit focus tersebut menjadi tujuan-tujuan organisasional untuk mencerminkan
minat kita terhadap perilaku yang berhubungan dengan pekerjaan.
4
- Robbins ( 1996 )Kepuasan kerja merupakan sikap umum seorang karyawan terhadap
pekerjaannya.
- Porter ( 1995 )Kepuasan kerja adalah perbedaan antara seberapa banyak sesuatu
yangseharusnya diterima dengan seberapa banyak sesuatu yang sebenarnya diaterima.
- Mathis dan Jackson ( 2000 )Kepuasan kerja merupakan pernyataan emosional yang
positif yangmerupakan hasil evaluasi dari pengalaman kerja.
B. BENTUK-BENTUK MOTIVASI
Menurut Handari Nawawi dalam bukunya manajemen sumberdaya manusia
(2003 : 359) membedakan dua bentuk motivasi kerja, kedua bentuk tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Motivasi intrinsik
Motivasi ini adalah pendorong kerja yang bersumber dari dalam diri pekerja
sebagai individu, berupa kesadaran mengenai pentingnya atau manfaat akan pekerjaan
yang dilaksanakannya. Dengan kata lain motivasi ini bersumber dari pekerjaan yang
dikerjakan, baik karena mampu memenuhi kebutuhan atau menyenangkan, atau
memungkinkan mencapai suatu tujuan, maupun karena memberikan harapan tertentu
yang positif dimasa depan. Misalnya pekerja yang bekerja secara berdedikasi semata-
mata karena merasa memperoleh kesempatan untuk mengaktualisasikan atau
mewujudkan dirinya secara maksimal.
5
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ini adalah pendorong kerja yang bersumber dari luar diri pekerja sebagai
individu berupa suatu kondisi yang mengharuskannya melaksanakan pekerjaan secara
maksimal. Misalnya berdedikasi tinggi dalam bekerja karena upah/gaji yang tinggi,
jabatan/posisi yang terhormat atau memiliki kekuasaan yang besar, pujian, hukuman dan
lain-lain.
Di lingkungan suatu organisasi/perusahaan terlihat kecenderungan penggunaan
motivasi ekstrinsik lebih dominan daripada motivasi intrinsik. Kondisi itu terutama di
sebabkan tidak mudah untuk menumbuhkan kesadaran dari dalam diri pekerja, sementara
kondisi kerja disekitar lebih banyak mengiringinya daripada mendapatkan kepuasan kerja
yang hanya dapat dipenuhi dari luar dirinya.
Berikut ini berbagai teori motivasi menurut para pakarnya yaitu: Maslow (teori
hierarki kebutuhan), McClelland (teori motivasi prestasi), Mc Gregor (teori X dan Y),
teori motivasi Herzberg.
Maslow mendasarkan konsep hirarki kebutuhan pada dua prinsip, yang pertama
adalah bahwa kebutuhan manusia dapat disusun dalam suatu hirarki dari kebutuhan yang
terendah sampai yang tertinggi; kedua, suatu kebutuhan yang telah terpuaskan berhenti
menjadi motivator utama
dari perilaku.
Teori Maslow
dalam Reksohadiprojo
dan Handoko (1996),
membagi kebutuhan
manusia sebagai berikut:
1. Kebutuhan Fisiologis
6
Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar
yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan,
oksigen, tidur dan sebagainya.
3. Kebutuhan Sosial
Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka
akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana
interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan
kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi
bersama dan sebagainya.
4. Kebutuhan Penghargaan
Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi.
Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya
dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi
yang dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderungan
potensinya yang meningkat karena orang mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang
yang didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang
menantang kemampuan dan keahliannya.
Walaupun pendapat – pendapat Maslow menarik secara intuitif dan sudah berhasil
diterapkan dalam berbagai situasi, namun ada beberapa kritik serius yang dialamatkan
pada karyanya. Penelitian Maslow tentang orang – orang yang dapat mengaktualisasikan
diri, tidak dilakukan secara ilmiah. Kriteria untuk mengindentifikasi orang yang mampu
mengaktualisasikan diri hanyalah pendapat Maslow sendiri. Seperti Rogers, Maslow
dituduh memiliki optimisme keliru perihal sifat dasar manusia dan mengabaikan sisi –
sisi negatif dalam pengalaman manusias.
1. Kebutuhan individu tidak selalu mengikuti tatanan yang berjenjang. Sebagai contoh
seseorang dengan arahan kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan telah
melakukan suatu upaya walaupun belum memenuhi untuk mencintai dan di cintai,
atau kebutuhan-kebutuhan untuk menyatu dalam kelompok.
2. Kebutuhan – kebutuhan yang berbeda muncul ke dapan, manakala musim kerja
meningkat.
Dalam tata kehidupan ini sering orang memperoleh setiap kebutuhannya bukan
secara bertahap seperti yang dikemukakan oleh Maslow, karena kadang kala itu bisa
diperoleh dengan melompat. Serta pada saat seseorang masuk dan berada di suatu
8
organisasi itu bukan dilakukan atas dasar sikap aktualisasi diri, namun lebih karena
keinginan untuk memiliki rasa aman. Ada sebagian sarjana yang mengkritik teori Maslow
tersebut dengan menegaskan bahwa berbagai kebutuhan manusia itu sebenarnya bukan
berjenjang atau hierarki, tetapi merupakan rangkaian (Siagian: 1989). Ini secara lebih
tegas dikemukakan oleh Faustion C, G. bahwa, “orang yang sudah menikmati keamanan
fisik yang paling mantap sekalipun, tetap perlu makan, pakaian, perumahan, tetap perlu
diakui keberadaanya, tetap ingin berkembang dan diakui”
Karena itu teori Maslow tidak harus dilihat bahwa pemenuhan kebutuhan tersebut
bersifat bertahap namun semua itu jika seseorang sudah berada pada tahap sosial needs
maka artinya kebutuhan physiological needs dan safety andsecurity needs sudah tepenuhi
dan begitu pula sebaliknya bahwa memungkinkan physiological needs bergabung dengan
esteem needs dan seterusnya, dan semua itu sesuai dengan kondisi di mana orang tersebut
berada serta beraktivitas.
Menurut Herzberg ada dua kelompok faktor yang mempengaruhi motivasi kerja
seseorang dalam organisasi, yaitu faktor penyebab kepuasan kerja (job satisfiers) dan
faktor penyebab ketidakpuasan kerja (job dissatisfiers). Satisfiers disebut dengan istilah
motivators dan dissatisfiers disebut dengan istilah hygiene factors.
9
4. Hubungan antar pribadi (interpesonal relations)
5. Gaji (salary)
1. Prestasi (achievement)
2. Pengakuan (recognition)
4. Kemajuan (advancement)
Kontribusi teori Herzberg pada motivasi adalah dia menyatakan bahwa faktor
higienis secara mutlak penting untuk mempertahankan sumberdaya organisasi dan hanya
pekerjaan menantang yang dapat memberikan peluang bagi prestasi, pengakuan,
tanggung jawab, promosi, dan pertumbuhan akan motivasi karyawan.
10
mendapatkan umpan balik atas perbuatan-perbuatannya dan dia berusaha melakukan
segala sesuatu secara kreatif dan inovatif.
Teori motivasi yang menggabungkan teori internal dan teori eksternal yang
dikembangkan oleh Mc. Gregor. Ia telah merumuskan dua perbedaan dasar mengenai
perilaku manusia. Kedua teori tersebut disebut teori X dan Y. Teori tradisional mengenai
kehidupan organisasi banyak diarahkan dan dikendalikan atas dasar teori X.
a) Rata-rata pekerja itu malas, tidak suka bekerja dan kalau bisa akan menghidarinya.
b) Karena pada dasarnya tidak suka bekerja maka harus dipaksa dan dikendalikan,
diperlakukan dengan hukuman dan diarahkan untuk pencapaian tujuan organisasi.
Teori ini masih banyak digunakan oleh organisasi karena para manajer bahwa
anggapn-anggapan itu benar dan banyak sifat-sifat yang diamati perilaku manusia, sesuai
11
dengan anggapan tersebut teori ini tidak dapat menjawab seluruh pertanyaan yang terjadi
pada orgaisasi. Oleh karena itu, Mc. Gregor menjawab dengan teori yang berdasarkan
pada kenyataannya.
a) Usaha fisik dan mental yang dilakukan oleh manusia sama halnya bermain atau
istirahat.
b) Rata-rata manusia bersedia belajar dalam kondisi yang layak, tidak hanya menerima
tetapi mencari tanggung jawab.
c) Ada kemampuan yang besar dalam kecedikan, kualitas dan daya imajinasi untuk
memecahkan masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh
pegawai.
13
11. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.
Seorang pimpinan dalam memotivasi harus menyadari, bahwa orang akan mau
bekerja keras dengan harapan bahwa ia akan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan-
keinginan dari hasil pekerjaannya. Menurut Paterson dan Plowman dalam Hasibuan,
keinginan-keinginan itu antara lain :
a) The desire to live, artinya keinginan untuk hidup merupakan keinginan utama dari
setiap orang. Manusia bekerja untuk dapat makan dan makan untuk dapat
melanjutkan hidupnya.
b) The desire for posession, artinya keinginan untuk memiliki sesuatu merupakan
keinginan manusia yang kedua dan ini salah satu sebab mengapa manusia mau
bekerja.
c) The desire for power, artinya keinginan akan kekuasaan merupakan keinginan
selangkah di atas keinginan untuk memiliki, mendorong manusia untuk bekerja.
d) Desire for recognition, artinya keinginan akan pengakuan merupakan jenis terakhir
dari kebutuhan dan juga mendorong manusia untuk bekerja.
14
E. MOTIVASI DAN PRODUKTIVITAS
Salah satu faktor penting yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan
adalah motivasi. Motivasi kerja adalah sesuatu yang dapat menimbulkan semangat dan
dorongan untuk bekerja. Motivasi dapat bersumber dari internal maupun eksternal.
Sementara itu produktivitas dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara output
dengan input. Produktivitas kerja dipengaruhi oleh motivasi, oleh sebab itu individu yang
memiliki motivasi tinggi cenderung lebih produktif daripada individu yang memiliki
motivasi yang rendah.
Motivasi dan produktivitas adalah suatu bagian yang saling terkait satu sama
lainnya. Peningkatan motivasi kerja akan mempengaruhi produktivitas dan begitu pula
sebaliknya.
15
F. SOLUSI DALAM MENGATASI MASALAH DI BIDANG MOTIVASI
Secara umum ada beberapa solusi yang dapat diterapkan untukmengatasi beberapa
masalah di bidang motivasi, diantaranya yaitu:
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Motivasi adalah keadaan dimana usaha dan kemauan keras seseorang diarahkan
kepada pencapaian hasil-hasil atau tujuan tertentu. Kepuasan kerja merupakan suatu
tanggapan emosional seseorang terhadap situasi dan kondisi kerja. Menurut Handari
Nawawi dalam bukunya manajemen sumberdaya manusia (2003 : 359) membedakan dua
bentuk motivasi kerja, kedua bentuk tersebut adalah bentuk intrinsik (pendorong kerja yang
bersumber dari dalam diri pekerja sebagai individu) dan bentuk ekstrinsik (pendorong kerja
yang bersumber dari luar diri pekerja sebagai individu). Teori motivasi menurut Maslow
terdiri atas kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan
penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Sedangkan Mc. Gregor merumuskan dua
perbedaan dasar mengenai perilaku manusia. Kedua teori tersebut disebut teori X dan Y.
Dan terdapat 2 faktor dari F. Herzberg yang mempengaruhi seseorang dalam organisasi
yaitu motivasi. Disebut bahwa motivasi yang sesungguhnya sebagai faktor kepuasan kerja
adalah prestasi, promosi, penghargaan dan tanggung jawab.
Menurur Mc. Clelland, motivasi prestasi seseorang dianggap mempunyai apabila dia
mempunyai keinginan berprestasi lebih baik daripada yang lain pada banyak situasi ang
menguatkan pada tiga kebutuhan yaiut : kebutuhan prestasi, kebutuhan afiliasi, dan
kebutuhan kekuasaan. Teori keadilan menurut Stacey Adam menganggap bahwa individu
membandingkan masukan dengan keluaran pekerjaan mereka dengan masukan atau keluaran
orang lain dan kemudian berespon untuk menghapuskan setiap ketidakadilan. Teori harapan
menurut Vroom lebih menekankan pada faktor hasil timbang kebutuhan dan mengemukakan
bahwa orang-orang akan termotivasi untuk melakukan hal-hal tertentu guna mencapai tujuan
apabila mereka yakin bahwa tindakan mereka mengarah pada pencapaian tersebut.
Faktor penting yang mempengaruhi prestasi kerja adalah motivasi kerja. Semakin
besar motivasi kerja karyawan semakin tinggi prestasi kerjanya, selain dientukan oleh
motivasi kerja, prestasi kerja karyawan semakin tinggi prestasi kerjanya. Dengan demikian
17
dapat dikatakan bahwa motivasi kerja adalah faktor yang sangat penting dalam peningkatan
prestasi kerja.
B. SARAN
Motivasi dan kepuasan kerja merupakan dua hal yang saling berkaitan dan
berpengaruh dalam sebuah organisasi. Dengan menyeimbangkan keduanya maka akan
didapatkan keadaan yang ideal dan memberikan nilai positif baik bagi organisasi maupun
bagi pegawai.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/249777516/Motivasi-Dan-Kepuasan-Kerja
http://tugaskuliahanakmenej.blogspot.com/2011/09/motivasi-perilaku-organisasi.html
https://www.academia.edu/6300182/KLP_4_MOTIVASI_DAN_KEPUASAN_KERJA
https://ilmumanajemendanakuntansi.blogspot.com/2013/02/pengertian-motivasi-dan-bentuk-
motivasi.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Hierarki_kebutuhan_Maslow
https://www.academia.edu/17353282/
Kritik_dan_Kelemahan_Teori_Abraham_Maslow_Motivasi_
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/12/teori-motivasi.html?m=1
http://skripsi-manajemen.blogspot.com/2011/02/teori-motivasi-maslow-mcclelland.html
http://syamsudinserero.blogspot.com/2015/03/motivasi-dankepemimpinan.html?m=1http://
syamsudinserero.blogspot.com/2015/03/motivasi-dan-kepemimpinan.html?m=1
https://pdfcoffee.com/makalah-motivasi-kerja-pdf-free.html
https://www.academia.edu/9194265/MOTIVASI_DAN_KEPEMIMPINAN
https://www.academia.edu/12237693/Makalah_Manajemen_Motivasi
19