“Motivation”
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami ucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Motivation”
guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Manajemen.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada Ir. Ir. Modjiono, MM,selaku dosen
pembmbing mata kuliah Pengantar Ilmu Manajemen yang telah memberikan tugas ini dan
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB 1: PENDAHULUAN
BAB 3 : PENUTUP
1. Kesimpulan …………………………………………………………….…….. 16
2. Saran …………………………………………………………………….…….16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum definisi atau pengertian motivasi dapat diartikan sebagai suatu
tujuan atau pendorong, dengan tujuan sebenarnya tersebut yang menjadi daya
penggerak utama bagi seseorang dalam berupaya dalam mendapatkan atau mencapai
apa yang diinginkannya baik itu secara positif ataupun negatif. Adapun istilah dalam
pengertian Motivasi berasal dari perkataan Bahasa Inggris yakni motivation.Namun
perkataan asalnya adalah motive yang juga telah digunakan dalam Bahasa Melayu
yakni kata motif yang berarti tujuan atau segala upaya untuk mendorong seseorang
dalam melakukan sesuatu.
“(1) mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari
setiap kegiatan yang akan dikerjakan; (2) menentukan arah perbuatan, yakni kearah
tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
3
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya; (3) menyeleksi
perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang
serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat lagi bagi tujuan tersebut.”
4
(merangsang) bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi
baik. Dengan motivasi positif ini semangat kerja bawahan akan meningka dan
bawahan menjadi lebih produktif karena manusia pada umumnya senang menerima
yang baik-baik saja. Contohnya adalah pemberian gaji, tunjangan, fasilitas, karier,
jaminan hari tua, jaminan kesehatan, jaminan keselamatan, dan sebagainya.
5
b) Kebutuhan Rasa Aman (Safety Needs)
Contoh : mental, psikologikal, dan intelektual.
c) Kebutuhan akan Kasih Sayang (Love Needs)
Conroh : cinta kasih antar sesama
d) Kebutuhan akan Harga Diri ( Esteem Needs)
Contoh : status dalam kehidupan bermasyarakat
e) Aktualisasi diri ( Self Actualization )
Contoh: tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan
potensiyang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan
nyata.
Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG”. Akronim “ERG” dalam teori
Alderfer merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah, yaitu:
6
4. Teori Motivasi Herzberg (Teori Dua Faktor)
Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang
mendorong berprestasi dan sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dari seseorang,
sedangkan yang dimaksud dengan faktor hyginie atau pemeliharaan adalah faktor-
faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut
menentukan perilaku seserorang dalam kehidupan seseorang.
(2)Karyawan tidak menyukai kerja, jadi mereka harus diawasi atau diancam
denganhukuman untuk mencapai tujuan
7
(1)Karyawan akan memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat
dan bermain
(1)Ekspektasi
(2)Instrumentalis
Yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu
tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu)
(3)Valensi
Yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan positif, netral, atau negatif
8
7.Teori Penetapan Tujuan (Goal Setting Theory )
9
2.6 Model Motivasi
a. Model Tradisional
Model hubungan tradisional yaitu para manajer dianjurkan untuk bisa memotivasi
para karyawan dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan dengan membuat
mereka merasa penting dan berguna, sehingga dapat meningkatkan kepuasan
kerjanya. Para karyawan diberi lebih banyak waktu kebebasan untuk mengambil
keputusan dalam menjalankan pekerjaannya.
Model Sumber Daya Manusia yaitu karyawan mempunyai motivasi yang sangat
beraneka ragam, bukan hanya motivasi karena uang ataupn keinginan akan
kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan mempunyai arti dalam
bekerja. Tugas manajer dalam model ini, bukanlah menyuap para karyawan
dengan upah atau uang saja tetapi juga untuk mengembangkan rasa tanggung
jawab bersama dalam mencapai tujuan organisasi dan anggotanya, dimana setiap
karyawan menyumbangkan sesuai dengan kepentingan dan kemampuannya
masing-masing.
10
betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya. Misalnya kursi yang empuk,
mesin-mesin yang baik, ruangan kerja yang nyaman, suasana lingkungan
pekerjaan yang baik, dan penempatan karyawan yang tepat. Motivasi tidak
langsung, sangat besar pengaruhnya untuk merangsang semangat bekerja
karyawan, sehingga produktivitas kerja meningkat.
a)Prinsip partisipasi
Dalam upaya motivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan ikut berpartisipasi
dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pimpinan.
b)Prinsip komunikasi
Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan upaya
pencapaian tugas dengan informasi yang jelas sehingga pegawai akan lebih mudah
untuk dimotivasi kerjanya.
11
Semua prinsip dalam motivasi pegawai diatas sangat penting artinya untuk
memberikan dorongan dan kepercayaan pegawai kepada pimpinan dan manajemen.
Dengan adanya kepercayaan dan loyalitas pegawai kepada pimpinan dan manajemen,
diharapkan kinerja pegawai akan mengalami peningkatan.
a. Pemaksaan
b. Pengawasan ketat
c. Ancaman hukuman
a.Tanggungjawab
b. Pemberdayaan
b. Perjanjian tidak tertulis antar pekerja dan pimpinan mengenai hal-hal yang
harus dikerjakan oleh pekerja
4. Kompetisi meliputi :
12
a. Self-Motivation
b. Kesadaran
1. Perspektif Behavioral :
Ini menekankan pada slimuli eksternal dimana stimuli ini disebut dengan
insensif, insentif adalah peristiwa atau stimuli baik positif maupun negatif yang
dapat memotivasi prilaku. Insentif ini bisa berbentuk pemberian imbalan (reward)
dan hukuman (punishment). Tujuan adanya insentif ini adalah untuk menambah
minat pada semangat anak untuk mencapai tujuannya, mengarahkan perhatian
pada prilaku yang tepat dan menjauhkan dari prilaku yang tidak tepat.
Contoh : Zane mendapatkan nilai baik di sekolah, dalam upaya sebagai ganjaran,
gurupun melakukan insentif dikelas antara lain mengumumkan namanya sebagai
siswi dengan nilai terbaik dan zanepun merasa termotivasi dengan hal itu.
13
3. Perspektif Humanistik
Contoh : Seorang siswa yang kebutuhan akan kognitifnya sudah terpenuhi tentu
nantinya akan membutuhkan harga diri dan pengakuan dari orang lain. Menurut
maslow akan sangat jarang orang yang memikirkan kebutuhannya akan harga diri
bila kebutuhan fisiologisnya tidak terpenuhi.
4. Perspektif Kognitif
Contoh : Seorang anak yang memilikipandanga yang luas akan sebuah kesuksesan
dari pandangan tersebut sianak akhirnya ia memiliki dorongan yang kuat atau
motivasi untuk mencapai kesuksesan yang ia idamkan.
5. Perspektif Sosial
14
Contoh : Seorang anak memilih berteman dengan orang yang lebih baik dari dia
sehingga dia pun memiliki motivasi agar sama atau setara baiknya dengan
temannya tersebut.
15
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Motivasi merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau
menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya
sehingga ia dapat mencapai tujuannya. Dalam suatu penerapan perilaku organisasi,
pembahasan tentang motivasi dalam organisasi memang sangat penting dalam kajian
perilaku organisasi. Karena setiap personil atau pegawai pasti memerlukan suatu
motivasi baik dari dalam diri maupun dari orang lain, untuk itu apabila seseorang sudah
terdorong atau termotivasi maka kinerja seseorang itu akan meningkat sehingga akan
mempercepat proses penyelesaian tugasnya dalam bekerja.
3.2 Saran
Sebagai manusia kita sangat memerlukan orang lain, maka dari itu perlunya membuat
suatu organisasi. Keuntungan yang didapat dalam membuat organisasi atau masuk dalam
organisasi itu sangat banyak. Sikap dan mental kepemimpinan akan tumbuh dengan
sendirinya jika kita menjadi anggota suatu organisasi. Mengikuti organisasi secara aktiv
walaupun hanya berperan kecil didalamnya, karena jika tugas kecil bisa dikerjakan
dengan baik maka tugas penting nantinya pasti anda bisa kerjakan juga.belajarlah dari
masalah yang kecil dahulu maka akan membuat mental anda semakin kokoh untuk
modal hidup anda kemasa yang akan datang.
16
DAFTAR PUSTAKA
Henri, Purba Jon. 2016.Analisis Motivasi dan Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan pada
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(P4TK) Medan, Jurnal Ilmiah Methonomi Vol. 2 No. 1, Diakses pada tanggal 11
November 2020.
17