Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH MOTIVASI

Makalah  ini disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah Manajemen

KELOMPOK 9
Nama Anggota :
1. Marsha Caesarani (1810631030045)
2. Nur Rantika Octavia (1810631030062)
3. Ratna Yuliasari (1810631030043)

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2018
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan.........................................................................................................1
D. Manfaat.......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Motivasi...................................................................................2

1. Tujuan Motivasi...................................................................................4
2. Jenis-Jenis Motivasi.............................................................................7
3. Metode Motivasi..................................................................................8
4. Proses Motivasi....................................................................................9
5. Model-Model Motivasi.......................................................................11
6. Teori-teori Motivasi............................................................................12

B. Prinsip-Prinsip Dalam Motivasi Kerja.....................................................16


C. Presfektif Motivasi...................................................................................17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................20
B. Saran........................................................................................................20
C. Penutup.....................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

          Segala puji dan syukur penulis haturkan kepada sang Kholiq yang tak pernah letih
ataupun tidur dalam mengurus semua makhluk-Nya yang berada di langit maupun di bumi.
Dialah Allah SWT, tuhan semesta alam dengan kekuasaan yang meliputi langit beserta isinya
dan bumi beserta isinya pula. Dengan rahmat dan kasih sayang-Nya, maka penulis dapat
menyelesaikan makalah mengenai “Motivasi” dalam Manajemen yang tentunya masih jauh
dari kata sempurna ini.
            Shalawat serta salam penulis sanjungkan kepada makhluk paling mulia di muka bumi
ini. Makhluk yang diutus untuk menyempurnakan akhlak seluruh manusia di bumi. Dialah
baginda besar, rasul agung, Rasulullah SAW. Semoga syafaat beliau senantiasa tercurah
kepada para umatnya yang setia mengikuti jejaknya sampai akhir hayat nanti. Serta shalawat
untuk keluarga beliau dan sahabat-sahabat beliau.
            Penulis juga ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Manajemen yaitu Ibu
Nelly Martini SE., MM., yang telah sabar membimbing penulis dalam memperoleh materi
serta penulis juga harapkan agar kiranya ibu dosen dapat memberikan masukan-masukan bagi
kurangnya kelengkapan dalam makalah yang penulis buat ini.
            Penulis juga berharap bahwa apa yang sudah penulis tulis dapat bermanfaat bagi
teman-teman pembaca dalam memperoleh pengetahuan tentang Motivasi dalam Manajemen.
Dan jika ada masukan, sekiranya tak segan untuk menambahkan supaya penulis dapat
memperbaiki kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini.

Karawang, 12 september 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Motivasi adalah suatu dorongan terhadap diri kita agar kita melakukan sesuatu hal.
Dorongan yang kita dapat itu bisa bersumber dari mana saja, entah itu dari diri kita sendiri
ataupun dari orang lain. Dorongan yang kita sebut motivasi itu juga yang menjadi suatu
sumber tenaga dalam kita mengerjakan suatu hal agar kita mencapai suatu tujuan yang kita
inginkan. Dalam hal ini kegiatan yang kita lakukan dapat berbentuk negatif ataupun positif
meskipun motivasi kita semua awalnya “baik”.
Motivasi ada banyak jenisnya antara lain motivasi belajar, motivasi berprestasi,
motivasi agresi, motivasi berafiliasi, dll. Setiap lingkungan kerja kita selalu berhadapan
dengan kondisi mental yang lemah dan pada saat itu kita bisa mendapatkan masukan atau
saran yang dapat membangkitkan semangat kita kembali.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan motivasi ?
2. Apa tujuan dari motivasi ?
3. Bagaimana metode-metode motivasi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari motivasi
2. Untuk mengetahui tujuan dari motivasi
3. Untuk mengetahui cara metode motivasi
D. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk :
1. Menambah wawasan mengenai definisi tentang motivasi
2. Mengetahui tujuan dari motivasi didalam dunia kerja
3. Mengetahui metode–metode apa yang sering di gunakan dalam motivasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Motivasi
Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli

Sebelum menjelaskan motivasi, akan lebih baiknya menjelaskan “motiv” terlebih


dahulu, karena kata “motiv”  muncul terlebih dahulu sebelum kata “motivasi’. Kedua hal
tersebut merupakan daya upaya  yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motiv
dapat diartikan sebagai suatu kondisi internal (kesiapan, dan kesiagaan). Yang berawal dari
kata “motiv” itu, maka motivasi dapat diartikan  sebagai daya penggerak yang telah aktif
pada saat-saat tertentu terutama apabila  kebutuhan untuk mencapai tujuan  sangat dirasakan
mendesak. 
Sedangkan secara terminologi  banyak para ahli yang memberikan batasan
tentang pengertian motivasi diantaranya adalah:
 Menurut Sartain, Motivasi adalah suatu pertanyaan yang komplek dimana dalam suatu
organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau
perangsang.  
 Menurut Chifford T. Morgan, motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus
merupakan aspek-aspek dari pada motivasi. Ketiga hal tersebut adalah keadaan yang
mendorong  tingkah laku (Motiving states), yaitu tingkah laku yang didorong oleh
keadaan tersebut (Motiving Behavior), dan tujuan dari tingkah laku tersebut (Goal or
Endsof Such Behavior).
 Menurut Fredrick J. Mc Donal,  motivasi adalah perubahan energi pada diri dari
seseorang yang ditandai dengan perasaan  dan juga reaksi untuk mencapai sebuah
tujuan.
 Sujono Trimo, motivasi adalah suatu kekuatan  penggerak dalam perilaku  individu
baik yang akan menentukan arah maupun daya tahan (perintence)  setiap perilaku
manusia yang didalamnya terkandung pula unsur-unsur  emosional insane  yang
bersangkutan.

Dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu alasan atau dorongan yang bisa
berupa kata-kata, motivation training, keyakinan dari dalam diri sendiri, pengaturan mindset,
dan atau keadaan yang mendesak untuk dapat melakukan atau menghasilkan sesuatu, dan
untuk memperoleh semangat untuk tetap terus bekerja.

2
Dalam mewujudkan alasan untuk beraksi (motivasi), maka diperlukan stimulus
(pendorong). Stimulus (pendorong) itu sendiri ada 2 macam, yaitu:
 High Class yang berupa tarikan (pull).
 Low Class yang berupa dorongan (push).
Jika kedua-duanya digabungkan, maka akan diperoleh suatu energy yang besar dan
akan membangkitkan rasa semangat dalam diri seseorang. Sebagai contoh: sebuah mobil
yang mogok, jika didorong saja hanya akan bergerak lambat. Lain halnya jika ditambah
dengan tarikan. Mobil itu akan terasa lebih ringan dan bergeraknya akan lebih cepat.
Begitu juga dengan diri manusia, manusia akan memiliki semangat juang yang tinggi
jika mendapat dorongan dan kesadaran dari dalam dirinya sendiri. Tetapi semangat juang itu
akan bertambah tinggi jika mendapat tarikan dari luar, seperti dorongan semangat dari
keluarga, teman, atau yang lainnya.
            Ada beberapa level (tingkatan) dalam motivasi, yaitu:
1.   Level paling rendah, level Spirit. Yaitu menghadiri AMT (Achievement Motivation
Training). Kenapa level ini dikatakan paling rendah, karena pembakaran semangat dan
motivasi di level ini hanya akan mempengaruhi peserta saat duduk dan menyimak motivasi
yang diberikan oleh trainer (pemberi motivasi), setelah itu pengaruhnya tidak akan sekuat dan
berpengaruh saat disampaikan oleh trainer.
2.   Level Mindset. Pengaturan pada pikiran. Ini dilakukan oleh diri sendiri untuk
menciptakan semangat dan motivasi untuk diri sendiri. Level ini lebih tinggi daripada
sebelumnya, karena pada level ini kita sudah mampu mengatur apa-apa saja yang menjadi
bahan bakar semangat dan alasan untuk melakukan sesuatu.
3.   Level Skill dan Job. Kemampuan dan pekerjaan. Saat kita sudah mengetahui apa yang
mampu kita lakukan dan pengaplikasiannya dalam pekerjaan, maka kita akan secara otomatis
mendapat semangat dan alasan untuk menghasilkan yang terbaik dalam sasaran kita (job).
4.   Level yang tertinggi adalah Level Power (Energi). Kenapa disebut level tertinggi, karena
pada level ini, seseorang yang telah mengatur mindset-nya, mampu melaksanakan job
(pekerjaan) nya dengan baik, ia akan menjadi energy untuk yang lainnya. Artinya, disaat
energinya habis, ia tahu kapan dan bagaimana seharusnya ia mengisi ulang energinya.
Sedangkan disaat energinya sudah terisi penuh, ia mampu menyalurkan energy untuk orang
lain.

Motivasi dapat dipandang sebagai fungsi, berarti motivasi berfungsi sebagai daya
penggerak  dari dalam individu  untuk melakukan aktivitas tertentu  dalam mencapai
tujuan. Motivasi dipandang  dari segi proses, berarti motivasi dapat dirangsang oleh factor

3
luar, untuk menimbulkan motivasi dalam diri seseorang yang melalui proses
rangsangan belajar sehingga dapat  mencapai tujuan yang di kehendaki. Motivasi
dipandang dari segi tujuan, berarti  motivasi merupakan sasaran stimulus yang akan
dicapai. Jika seorang mempunyai keinginan untuk belajar suatu hal, maka dia akan
termotivasi untuk mencapainya.
Jadi Penggerakan (motivating) dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses
pemberian dorongan kerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau
bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisiensi dan ekonomis.
Motivating sangat penting bagi suatu organisasi, karena motivasi merupakan kegiatan untuk
mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara perilaku manusia.
Kemampuan manajer untuk memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan dan
berkomunikasi dengan para bawahannya akan menentukan efektifitas manajer yaitu manajer
harus dapat memotivasi bawahannya agar pelaksanaan kegiatan dan kepuasan kerja mereka
meningkat.

1. Tujuan Motivasi
Tujuan motivasi menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:146) adalah sebagai berikut:
 Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
 Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
 Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan.
 Meningkatkan kedisiplinan karyawan.
 Mengefektifkan pengadaan karyawan.
 Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
 Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
 Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
 Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.
Berikut adalah beberapa catatan untuk mendukung dan memotivasi karyawan agar
mereka dapat perform dengan pekerjaannya dan mencapai tujuan yang diinginkan:
 Usaha
 Bagaimana kita memotivasi orang agar lebih efektif dalam melakukan pekerjaan
 Ketekunan

4
Menurut pendapat Diwan bahwa manusia mempunyai kebutuhan yang mendorong
timbulnya perilaku. Motivasi, sebagaimana terlihat adalah berasal dari dalam diri individu
yang kernudian diaplikasikan dalam bentuk perilaku.
 Perilaku terjadi karena suatu determinan tertentu, baik biologis maupun psikologis
atau berasal dari Iingkungan. Determinan ini akan merangsang timbulnya suatu
keadaan psikologis tertentu dalam tubuh yang disebut kebutuhan, kebutuhan
menciptakan suatu keadaan tegang (tention) dan ini mendorong perilaku untuk
memenuhi kebutuhan tersebut (perilaku instrumental).
 Bila kebutuhan terpenuhi, ketegangan akan melemah sampai timbul ketegangan lagi
dengan munculnya kebutuhan baru. Inilah yang disebut motivasi. Tidak semua
perilaku mengikuti pola daur seperti itu. Bila determinan yang menimbulkan
kebutuhan itu tidak ada lagi, maka daur tidak terjadi.
Berdasarkan paparan di atas dapat diketahui bahwa pemberian motivasi tidak terlepas dari
kebutuhan individu itu sendiri dan berbagai faktor internal yang membuat seseorang puas.
Menurut Hasibuan pemberian motivasi pada pegawai bertujuan untuk :
a. mendorong gairah dan semangat kerja pegawai;
b. meningkatkan moral dan kepuasan kerja;
c. meningkatkan produktivitas kerja;
d. mempertahankan loyalitas dan kestabilan dan menurunkan tingkat absensi
karyawan; dan
e. meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan; dengan
demikian motivasi berfungsi untuk:
 meningkatkan hasil kerja;
 mempercepat proses penyelesaian pekerjaan; dan
 sebagai sarana pencapaian tujuan dan pengembangan prestasi. 
Sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan hidup bermasyarakat dan bisa
berintegrasi dengan masyarakatnya, hingga melahirkan proses sosial dan relasi sosial.
Sedangkan sebagai makhluk biologis manusia didorong oleh kebutuhan untuk
mempertahankan hidupnya seperti makan, minum, sandang dan papan disamping
membutuhkan status (kedudukan) sosial yang baik. Karena itu dalam tindakannya manusia
didorong oleh tuntutan tersebut. Sehubungan dengan tuntutan tersebut maka asas motivasi
(ekstrinsik) pada pegawai dengan mengacu kepada pendapat Hasibuan adalah: 

5
Menurut  Hasibuan “Asas-asas motivasi mencakup asas mengikut sertakan,
komunikasi, pengakuan, wewenang yang didelegasikan, adil, dan perhatian timbal balik”. 
Adapun asas-asas motivasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Asas Mengikutsertakan
Asas mengikutsertakan maksudnya mengajak bawahan untuk ikut berpatisipasi dan
memberikan kesempatan kepada mereka mengajukan ide-ide, rekomendasi dalam proses
dan memberikan pengambilan keputusan. Dengan cara ini, bawahan merasa ikut
bertanggung jawab atas tercapainya tujuan perusahaan sehingga moral dan gairah kerja
akan meningkat.
2. Asas Komunikasi
Asas komunikasi maksudnya menginformasikan secara jelas tentang tujuan yang ingin
dicapai, cara mengerjakannya, ada kendala yang dihadapi. Dengan asas komunikasi,
motivasi kerja bawahan akan meningkat. Sebab semakin banyak seseorang mengetahui
suatu soal,semakin besar pula minat dan perhatiannya terhadap hal tersebut. Dengan cara
ini, bawahan akan merasa dihargai dan akan lebih giat berkerja.
3. Asas Pengakuan
Asas pengakuan maksudnya memberikan penghargaan dan pengakuan yang tepat serta
wajar kepada bawahan atas prestasi kerja yang dicapainya. Bawahan akan berkerja keras
dan semakin rajin, jika mereka terus- menerus mendapatkan pengakuan dan kepuasan dari
usaha-usahanya. Dalam memberikan pengakuan/ pujian kepada bawahan hendaknya
dijelaskan bahwa dia patut menerima penghargaan itu, karna prestasi kerja atau jasa-jasa
yang diberikannya. Pengakuan pujian harus diberikan dengan dengan ikhlas dihadapan
umum supaya nilai pengakuan/ pujian itu semakin besar.
4. Asas Wewenang yang Didelegasikan
Asas Wewenang yang Didelegasikan adalah mendelegasikan sebagai wewenang serta
kebebasan karyawan untuk mengambil keputusan dan berkreativitas dan melaksanakan
tugas-tugas atasan atau manajer. Dengan tindakan ini manajer menyatakan secara jelas
bahwa bawahan itu cakap dan penting. 
5. Asas Perhatian Timbal Balik
Asas perhatian timbal balik adalah bawahan yang berhasil mencapai tujuan dengan baik,
atasan memberikan alat dan jenis motivasi untuk peningkatan prestasi dan kerjasama
saling menguntungkan. Dengan asas motivasi ini diharapkan prestasi kerja karyawan
akan meningkat. Dari berbagai asas-asas motivasi tersebut dapat disimpulkan bahwa asas
motivasi yang diterapkan harus dapat meningkatkan produktifitas kerja dan memberikan
6
kepuasan kepada karyawan. Produktitivitas kerja adalah perbandingan hasil (output)
dengan masukan (input). Dan produktivitas yang harus dihasilkan harus memiliki nilai
tambah.
 
Pada hakekatnya tujuan pemberian motivasi kepada para karyawan adalah untuk
mengubah perilaku karyawan agar sesuai dengan keinginan perusahaan; meningkatkan gairah
dan semangat kerja; meningkatkan disiplin kerja; meningkatkan prestasi kerja; mempertinggi
moral kerja karyawan; meningkatkan rasa tanggung jawab, meningkatkan produktivitas dan
efisiensi serta menumbuhkan loyalitas karyawan pada perusahaan.
Tujuan akhir motivasi adalah untuk merealisasikan citra pribadi (selfconcept) yaitu,
untuk hidup dalam cara yang sesuai dengan peranan yang diinginkan, untuk diperlakukan
dalam cara yang sesuai dengan kedudukan, dan untuk dihargai dalam cara yang
mencerminkan tingkat kemampuan. Dengan demikian, semua orang berada dalam upaya
untuk memburu apapun yang dipandang sebagai peran yang diinginkannya, dan mencoba
untuk merealisasi ide subyektif tentang diri sendiri menjadi kebenaran obyektif.

f. Jenis-Jenis Motivasi
 Motivasi Intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak
usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk
dibacanya.
Kemudian jika dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya kegiatan
belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan
yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri. Sebagai contoh konkrit, seorang
siswa itu melakukan belajar, karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau
keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang
lain-lain. “intrinsik motivations are inherent in the learning situations and meet pupil-needs
and purposes”.
Itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang
di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam
diri dan secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya. Seperti tadi dicontohkan bahwa

7
seorang belajar, memang benar-benar ingin mengetahui segala sesuatunya, bukan
karena ingin pujian atau ganjaran.

 Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya
perangsang dari luar. Sebagai contoh itu seseorang itu belajar,karena tahu besok paginya akan
ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya,atau
temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin
mendapatkan nilai yang baik,atau agar mendapat hadiah.
Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung
bergayut dengan esensi apa yang dilakukannyn itu. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat
juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan
aktivitas belajar.

Malayu S.P Hasibuan, mengatakan bahwa jenis-jenis motivasi adalah sebagai berikut:
 Motivasi Positif (Insentif Positif)
Motivasi Positif adalah Manajer memotivasi (merangsang) bawahan dengan
memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar.
 Motivasi Negatif (Insentif Negatif)
Motivasi Negatif adalah Manajer memotivasi bawahan dengan standar mereka akan
mendapatkan hukuman. Dengan motivasi negatif ini semangat bekerja bawahan
dalam waktu pendek akan meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi untuk
jangka panjang dapat berakibat kurang baik.

3. Metode Motivasi
Malayu S.P. Hasibuan , mengatakan bahwa ada dua metode motivasi adalah sebagai berikut:
 Motivasi Langsung (Direct Motivation)
Motivasi langsung adalah motivasi (materiil dan Non Materiil) yang diberikan secara
langsung kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta
kepuasannya, jadi sifatnya khusus, seperti pujian, penghargaan, tunjangan hari raya,
bonus dan bintang jasa.

8
 Motivasi Tidak Langsung (Indirect Motivation)
Motivasi Tidak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas
yang mendukung serta menunjang gairah kerja atau kelancaran tugas sehingga para
karyawan betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya. Misalnya ruangan kerja
yang nyaman, suasana pekerjaan yang serasi dan sejenisnya.

4. Proses Motivasi
Proses motivasi itu sendiri merupakan gabungan dari konsep kebutuhan,
dorongan, tujuan, dan ganjaran. Proses motivasi dimulai :
 Munculnya kebutuhan yang belum terpenuhi, yang menyebabkan adanya
ketidak-seimbangan dalam diri  seseorang dan berupaya untuk
menguranginya  dengan perilaku tertentu, 
 Seseorang kemudian mencari cara-cara untuk memuaskan keinginan itu,     
 Seseorang mengarahkan perilakunya kearah pencapaian tujuan atau pres-  
       tasi dengan cara-cara  yang telah dipilihnya  yang didukung  kemampuan,      
keterampilan maupun pengalamannnya,
 Penilaian prestasi dilakukan dirinya sendiri atau orang lain yang dalam hal   
 ini dapat saja orang lain atau atasan, atas keberhasilan dalam mencapai
tujuan, dan perilaku yang yang ditujukan untuk memuaskan kebutuhan itu,
      akan dinilai sendiri oleh individu bersangkutan, sedangkan perilaku yang
      ditujukannya untuk pemenuhan kebutuhan finansial atau jabatan, pada       
      umumnya dilakukan atasan atau pimpinan organisasi/perusahaan,
 Ganjaran (reward) ataupun hukuman (punishment) yang diterima atau dira-
sakan tergantung pada evaluasi atas prestasi yang dilakukan individu itu
sendiri,
 Pada akhirnya, individu tersebut, menilai sejauh mana perilaku dan ganjaran
telah memuaskan kebutuhannya.

Menurut Newstrom (2011:111)  yang bersumber pada penelitian McClelland


melihat bahwa dorongan motivasi memfokuskan pada achievement,
affilation,  dan power.  Berikut adalah penjelasan lebih lanjutnya.
1. Achievement Motivation (Motivasi berprestasi) adalah suatu dorongan yang dimiliki
banyak orang untuk mengejar dan mencapai tujuan menantang. Individu dengan

9
2. dorongan ini mengharapkan mencapai sasaran dan menaiki tangga keberhasilan.
Karakteristik pekerjaan yang berorientasi pada prestasi antara lain mereka bekerja lebih
keras bila mereka merasa akan mendapatkan penghargaan pribadi atas usahanya, apabila
resiko kegagalannya hanya sedang dan apabila mereka menerima umpan balik atas
kinerja masa lalunya.
3. Affiliation Motivation
Motivasi untuk berafiliasi merupakan suatu dorongan untuk berhubungan dengan
orang atas dasar sosial, bekerja dengan orang yang cocok dan berpengalaman dengan
perasaan sebagai komunitas.Orang dengan motif aliansi akan bekerja lebih baik apabila
mereka dilengkapi dengan sikap dan kerjasama yang menyenangkan.
4.  Power Motivation
Motivasi akan kekuasaan merupakan suatu dorongan untuk memengaruhi orang,
melakukan pengawasan, dan mengubah situasi. Orang yang termotivasi atas dasar
kekuasaan mengharapkan menciptakan dampak pada organisasi dan bersedia mengambil
resiko dengan melakukannya. Apabila kekuasaan telah diperoleh, mungkin akan
dipergunakan secara konstruktif dan destruktif. Orang yang termotivasi oleh kekuasaan
menjadi manajer cerdas apabila dorongannya ditunjukan pada kekuasaan institusional
daripada personal. Kekuasaan institusional adalah merupakan kebutuhan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain untuk kebaikan seluruh organisasi. Tetapi apabila
dorongan bekerja ditujukan pada kekuasaan personal, maka orang tersebut cenderung
kehilangan kepercayaan dan penghargaan pekerja dan rekan kerja dan menjadi pemimpin
organisasi yang tidak berhasil.

Jika siklus motivasi itu telah memuaskan kebutuhannya, maka suatu


keseimbangan dan kepuasan atas kebutuhan tersebut dirasakan. Selanjutnya, jika
masih ada kebutuhan yang belum terpenuhi maka akan terjadi lagi proses
pengulangan siklus motivasi dengan perilaku yang berbeda.  
 
Menurut Malayu S.P. Hasibuan , mengatakan bahwa proses motivasi sebagai berikut:
 Tujuan
Dalam proses motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi. Baru
kemudian para karyawan dimotivasi kearah tujuan.

10
 Mengetahui kepentingan
Hal yang penting dalam proses motivasi adalah mengetahui keinginan karyawan dan
tidak hanya melihat dari sudut kepentingan pimpinan atau perusahaan saja.
 Komunikasi efektif
Dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dengan bawahan.
Bawahan harus mengetahui apa yang akan diperolehnya dan syarat apa saja yang harus
dipenuhinya supaya insentif tersebut diperolehnya.
 Integrasi tujuan
Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan organisasi dan tujuan kepentingan
karyawan. Tujuan organisasi adalah needscomplex yaitu untuk memperoleh laba serta
perluasan perusahaan. Sedangkan tujuan individu karyawan ialah pemenuhan kebutuhan
dan kepuasan. Jadi, tujuan organisasi dan tujuan karyawan harus disatukan dan untuk itu
penting adanya penyesuaian motivasi.
 Fasilitas
Manajer penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada organisasi dan individu
karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Seperti
memberikan bantuan kendaraan kepada salesman.
 Team Work
Manajer harus membentuk Team work yang terkoordinasi baik yang bisa mencapai
tujuan perusahaan.Team Work penting karena dalam suatu perusahaan biasanya terdapat
banyak bagian.

5. Model-Model Motivasi
 Model Tradisional
Mengemukakan bahwa untuk memotivasi bawahan agar gairah bekerjanya
meningkat dilakukan dengan sistem insentif, yaitu memberikan insentif materil
kepada karyawan yang berprestasi baik. Semakin berprestasi maka semakin banyak
balas jasa yang diterimanya. Jadi motivasi bawahan untuk mendapatkan insentif (uang
atau barang) saja. Model tradisional ini digunakan untuk memberikan dorongan
kepada karyawan agar melakukan tugas mereka dengan berhasil, para menajer
menggunakan sistem upah insentif, semakin banyak mereka menghasilkan atau
mencapai hasil kerja yang sempurna, semakin besar penghasilan mereka.

11
 Model Hubungan Manusiawi
Model hubungan Manusiawi yaitu para manajer dianjurkan untuk bisa
memotivasi para karyawan dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan dengan
membuat mereka merasa penting dan berguna, sehingga dapat meningkatkan
kepuasan kerjanya. Para karyawan diberi lebih banyak waktu kebebasan untuk
mengambil keputusan dalam menjalankan pekerjaannya.Mengemukakan bahwa untuk
memotivasi bawahan supaya gairah bekerjanya meningkat, dilakukan dengan
mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna dan
penting. Sebagai akibatnya karyawan mendapatkan beberapa kebebasan membuat
keputusan dan kreatifitas dalam melakukan pekerjaannya. Dengan memperhatikan
kebutuhan materil dan nonmateril karyawan, maka motivasi bekerjanya akan
meningkat pula.
 Model Sumber Daya Manusia
Model Sumber Daya Manusia yaitu karyawan mempunyai motivasi yang sangat
beraneka ragam, bukan hanya motivasi karena uang ataupun keinginan akan
kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan mempunyai arti dalam bekerja.
Tugas manajer dalam model ini, bukanlah menyuap para karyawan dengan upah atau
uang saja tetapi juga untuk mengembangkan rasa tanggung jawab bersama dalam
mencapai tujuan organisasi dan anggotanya, dimana setiap karyawan
menyumbangkan sesuai dengan kepentingan dan kemampuannya masing-masing.

6.  Teori-Teori Motivasi
Di bawah ini merupakan teori-teori motivasi menurut para ahli, yaitu sebagai
berikut:
a. Teori Motivasi menurut Maslow
Menurut Maslow (Robbins, 2006:214) manusia mempunyai sejumlah
kebutuhan yang diklasifikasikannya pada lima tingkatan atau lima hierarki (hierarchy
of needs) yaitu: Maslow adalah psikolog yang berpendapat bahwa pada diri tiap orang
terdapat hirarki dari lima kebutuhan (As’ad, 1998 : 49) :
1. Physiological Needs, yakni kebutuhan keberadaan serupa dengan kebutuhan fisik atau
kebutuhan untuk bisa mempertahankan hidup. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang
amat primer, karena kebutuhan ini telah ada dan terasa sejak manusia dilahirkan ke bumi
ini.

12
2. Safety & Security Needs, Kebutuhan ini bila dikaitkan dengan kerja, mencakup
keamanan dan perlindungan dari gangguan fisik dan emosi,
dan juga kepastian bahwa kebutuhan fisik akan terus terpenuhi karena perasaan aman ini
juga menyangkut terhadap masa depan karyawan.
3. Belongingness, Social, & Love Needs, Sejak permulaan zaman, kita sudah hidup
bersama dalam kelompok-kelompok suku dan keluarga. Kebutuhan ini mencakup kasih
sayang, menjadi bagian dari kelompoknya, diterima oleh teman-teman dan persahabatan.
4. Esteem Needs, Kebutuhan seseorang akan faktor internal seperti penghormatan diri,
pencapaian prestasi, dan faktor eksternal seperti status, pengakuan, dan perhatian. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara memberikan hadiah kepada orang tersebut. Dalam hal ini,
semakin tinggi kedudukan seseorang maka semakin banyak hal yang digunakan sebagai
simbol statusnya itu.
5. Self Actualization Needs. Merupakan kebutuhan untuk dapat mengembangkan potensi,
keterampilan dan kemampuan secara maksimal. Oleh sebab itu pada tingkatan ini orang
cenderung untuk selalu mengembangkan diri dan berbuat paling baik

b. Teori Motivasi Menurut Douglas McGregor


Teori ini lebih dikenal dengan teori X dan Y dari McGregor dimana pada teori
tersebut manusia dibedakan kedalam dua kategori yaitu manusia X dan manusia Y
berdasarkan asumsi-asumsi tertentu diantaranya:
Menurut Teori X, empat asumsi yang dipegang para manajer adalah sebagai berikut:
1) karyawan secara inheren tidak menyukai kerja dan bila dimungkinkan akan mencoba
menghindarinya
2) karena karyawan tidak menyukai kerja, mereka harus dipaksa, diawasi, atau diancam
dengan hukuman untuk mencapai sasaran
3) karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari pengarahan formal
4) kebanyakan karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain yang terkait
dengan kerja dan akan menunjukan ambisi yang rendah
Kontras dengan pandangan negatif mengenai kodrat manusia ini, McGregor mencatat empat
asumsi positif yang disebutnya sebagai teori Y:
1. Karyawan dapat memandang kerja sebagai kegiatan alami yang sama dengan istirahat
atau bermain
2. Orang-orang akan melakukan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka memiliki
komitmen pada sasaran
3. Rata-rata orang dapat belajar untuk menerima bahkan mengusahakan tanggung jawab

13
4. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif menyebar luas ke semua orang dan
tidak hanya milik mereka yang berada dalam posisi manajemen.
Motivasi yang diterapkan kepada pegawai yang tergolong dalam kategori manusia
Y ini adalah motivasi positif yaitu dengan memberi pujian, penghargaan, dan tindakan
lain yang bersifat positif.

c. Teori Motivasi Menurut Frederick Herzberg


Teori ini sering disebut juga sebagai Teori Motivasi dan Higiene (Motivation
Hygiene Theory). Penelitian yang dilakukan dalam pengembangan teori ini dikaitkan
dengan pandangan para pegawai tentang pekerjaannya. Hasil temuannya menunjukan
bahwa jika para pegawai berpandangan positif terhadap pekerjaannya, dalam diri
mereka tidak ada kepuasan, bukan ketidakpuasan seperti umumnya dikemukakan oleh
para pakar motivasi lainnya. Penekanan pada teori ini adalah jika tingkat kepuasan
para pegawai tinggi aspek motivasilah yang penting. Tetapi jika tidak ada kepuasan,
aspek higiene lah yang menonjol. Menurut teori ini faktor-faktor yang mendorong
aspek motivasi adalah :
1. Prestasi (achievement)
2. Pengakuan (recognition)
3. Pekerjaan itu sendiri (the work in self)
4. Tanggung jawab (responsibility)
5. Kemajuan (advancement)
Sedangkan pada faktor-faktor higiene meliputi :
1. Kebijakan dan administrasi perusahaan 6. Kehidupan pribadi
2. Supervisi 7. Hubungan dengan para bawahan
3. Hubungan dengan para supervisor 8. Status dan kepastian
4. Kondisi kerja
5. Gaji

d. Teori “ERG”
Menurut Clayton Alderfer (Robbins, 2006:221) mengetengahkan teori yang
mengatakan bahwa “manusia mempunyai tiga kelompok kebutuhan ‘inti’ (core needs) yang
disebutnya eksistensi, hubungan, dan pertumbuhan (existence, relatedness, and growth –
ERG).

14
Sepintas Teori Alderfer ini mirip dengan teori Maslow, hanya bedanya pada teori
Alderfer ketiga kelompok kebutuhan tersebut dapat timbul secara simultan dan pemuasannya
tidak dapat dilakukan sepotong-sepotong, akan tetapi ketiga-tiganya sekaligus, meskipun
mungkin dengan intensitas yang berbeda-beda. Dengan kata lain Alderfer menolak
pendekatan hierarki yang dikemukakan Maslow.
Pada prinsipnya setuju dengan teori Maslow, tetapi hanya dengan 3 peringkat kebutuhan
yaitu :
 Eksistensi (Existence) : Kebutuhan yang dipenuhi oleh faktor-faktor seperti
makanan, udara, air, upah (gaji).
 Keterkaitan (Relatedness) : Kebutuhan yang dipenuhi oleh hubungan antar
personal.
 Pertumbuhan (Growth) : Kebutuhan yang dipenuhi dengan perbuatan kreatif.
Menurut prinsip ini suatu kebutuhan tingkat yang lebih rendah yang sudah
terpuaskan dapat terpenuhi kembali dan mempengaruhi perilaku apabila
kebutuhan tingkatan yang lebih tinggi tidak dapat terpuaskan.

e. Teori Motivasi Menurut David McClelland


Salah satu teori yang populer dikalangan praktisi manajemen ialah teori yang
oleh David McClelland seorang ahli psikolog dari Universitas Harvard. Teori tersebut
dikenal dengan Teori Kebutuhan yang isinya menggolongkan kebutuhan kedalam tiga
jenis yaitu prestasi, kekuasaan dan kelompok pertemanan.
Teori ini dikemukakan oleh David C. McCelland, sebutan untuk McCelland
bervariasi, ada yang menyebutnya Teori Kebutuhan McCelland (Robbins, 1996:205)
atau teori kebutuhan yang diperoleh (Schermerhorn, 1998:32), atau teori motivasi
berprestasi McCelland (Reksohadiprojo dan Handoko, 1996:267). Menurut McCelland
dalam diri individu terdapat tiga kebutuhan pokok yang mendorong tingkah lakunya.
Adapun ketiga kebutuhan yang dimaksud (As’ad, 1998 :52) adalah :
 Kebutuhan akan pencapaian prestasi (nAch) Merupakan dorongan untuk unggul,
untuk berprestasi dan untuk berusaha keras supaya berhasil. Hal ini tercermin pada
keinginan. seseorang dalam mengambil tugas yang dia dapat bertanggung jawab secara
pribadi atas perbuatan-perbuatannya, dia menentukan tujuan yang wajar dengan
mempertimbangkan resiko-resikonya, ingin mendapatkan umpan balik atas
perbuatannya, dan dia berusaha melakukan segala sesuatu secara kreatif dan inovatif.

15
 Kebutuhan akan kekuasaan (nPow) Adanya keinginan untuk mempengaruhi orang
lain, dimana dia berusaha menolong orang lain walaupun pertolongan itu tidak
diminta, dia sangat aktif menentukan arah kegiatan organisasi dimana dia berada. Dia
berusaha menguasai orang lain dengan mengatur perilakunya, dan membuat orang lain
terkesan kepadanya, serta selalu menjaga kedudukan dan reputasinya
 Kebutuhan akan afiliasi (nAff) Kebutuhan ini tercermin pada keinginan untuk
bersahabat, dimana dia lebih mementingkan aspek pribadi pekerjaannya, dia lebih
senang bekerjasama, senang bergaul, berusaha mendapat persetujuan dari orang lain.

B. Prinsip-prinsip Dalam Motivasi


Anwar P. Mangkunegara (2007:100), mengatakan bahwa terdapat beberapa prinsip
dalam memotivasi kerja karyawan adalah sebagai berikut:
1. Prinsip Partisipasi
Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan ikut
berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin.
2. Prinsip Komunikasi.
Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha
pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai akan lebih mudah
dimotivasi kerjanya.
3. Prinsip Pengakui Andil Bawahan.
Pemimpin mengakui bahwa bawahan (pegawai) mempunyai andil dalam usaha
pencapaian tujuan. Dengan pengakuan tersebut, pegawai akan lebih mudah
dimotivasi kerjanya.
4. Prinsip Pendelegasian Wewenang
Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai bawahan
untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang
dilakukannya, akan membuat pegawai yang bersangkutan menjadi termotivasi
untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpin.
5. Prinsip Memberi Perhatian
Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan pegawai bawahan,
akan memotivasi pegawai bekerja apa yang diharapkan oleh pemimpin.

16
C. Prespektif Motivasi
1. Perspektif Behavioral
Perspektif behavioral Adalah proses dimana motivasi terbentuk dari penekanan
terhadap imbalan atau pun hukuman eksternal yang akan memunculkan
semangat,arah, dan kegigihan pada perilakunya. menekankan imbalan dan
hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi
murid. Insentif adalah peristiwa atau stimuli positif atau negatif yang dapat
memotivasi perilaku murid. Pendukung penggunaan insentif menekankan bahwa
insentif dapat menambah minat atau kesenangan pada pelajaran, dan mengarahkan
perhatian pada perilaku yang tepat dan menjauhkan mereka dari perilaku yang
tidak tepat.
2. Perspektif Humanistis
Perspektif Humanitis adalah melihat motivasi sebagai proses pemenuhan
kebutuhan berdasarkan hirarki kebutuhan untuk menuju aktualisasi diri, dimana
setiap tingkatan kebutuhan mempunyai motivasi tersendiri yang akan mendukung
tercapainya tingkat kebutuhan yang selanjutnya. menekankan pada kapasitas
murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib
mereka. Perspektif ini berkaitan erat dengan pandangan Abraham Maslow bahwa
kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum memuaskan kebutuhan
yang lebih tinggi.
3. Perspektif Kognitif
Perspektif Kognitif adalah motivasi yang terbentuk dalam diri orang tersebut yang
akan memunculkan inisiatif internal sehingga dapat menentukan tujuan,
perencanaan,dan monitoring untuk memperoleh hasil yang diinginkan dan juga
dapat memunculkan motivasi kompetensi. Perspektif kognitif merekomendasikan
agar murid diberi lebih banyak kesempatan dan tanggung-jawab untuk mengontrol
prestasi mereka sendiri
4. Perspektif Sosial
Perspektif social adalah motivasi atau proses yang didasarkan pada motif untuk
berhubungan atau afiliasi dengan cara berinteraksi dengan orang lain,yang akan
membutuhkan pemeliharaan dan pemulihan hubungan personal yang hangat dan
akrab. motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman, yaitu kebutuhan
sosial, teman, dicintai dan mencintai serta diterima dalam pergaulan kelompok
karyawan dan lingkungannya. Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi
17
mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman, kawan dekat,keterikatan
mereka dengan orangtua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan
guru.
 Cara Memotivasi Karyawan
Menurut Stauss dan Sayles (1996:39) “salah satu problema pokok dalam setiap
oganisasi adalah bagaimana memotivasi karyawan untuk berkerja”.
Mereka mengeluarkan 5 cara alternatif untuk memotivasi karyawan yaitu :
1. Ancaman tradisional
Bentuk motivasi tradisional dengan menekankan kekuasaan dan ganjaran
ekonomis. Kasarnya , cara ini memaksa karyawan untuk berkerja dengan
mengancam akan memecat atau memotong upah bila tidak melakukannya.
2. Hubungan manusiawi
Yaitu cara untuk memotivasi karyawan terutama dengan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan keamanan sosial mereka.
3. Tawar menawar implisit
Manajemen mendorong para karyawan untuk memberikan hasil yang layak
sebagai imbalannya.
4. Persaingan
Yaitu bentuk motivasi lain adalah persaingan untuk menaikkan gaji dan
promosi yang menyertai perkerjaan yang sangat baik.
5. Memotivasi yang terintegrasi
Dengan memberikan kesempatan pada pemenuhan kepuasan melalui
perkerjaan itu sendiri, dan dengan demikian menginternalisasikan motivasi
sehingga orang akan senang melakukan perkerjaan yang baik.

Cara meningkatkan motivasi menurut Terry ada dua belas petunjuk untuk mencapai motivasi
yang efektif, antara lain :
1. Usahakan agar orang-orang merasa dirinya penting
2. Usahakan untuk mengetahui perbedaan-perbedaan individual
3. Usahakanlah agar saudara menjadi “pendengar yang baik”
4. Hindarkanlah timbulnya perdebatan-perdebatan
5. Hormatilah perasaan orang lain
6. Gunakanlah pertanyaanpertanyaan atau percakapan-percakapan untuk  mengajak orang-
orang berkerja sama
18
7. Janganlah berusaha untuk mendominisir
8. Ingatlah bahwa kebanyakan orang adalah tamak
9. Pratekkanlah manajemen partisipatif
10. Berikanlah perintah-perintah jelas dan lengkap
11. Gunakanlah intruksi- intruksi
12. Selenggarakanlah pengawasan (supervisi) yang efektif.
Menurut Djanaid (1994:176) yang menghambat motivasi dalam suatu organisasi terdiri dari :
a.     Pemimpin yang sering mengekang
b.    Pemimpin yang banyak menuntut
c.     Pemimpin terlalu keras
d.    Pemimpin cenderung menolak
e.     Pimpinan tak konsisten
f.     Pimpinan memanjakan bawahan
g.    Pimpinan masa bodoh
h.    Frustasi

  Dari beberapa hal yang menghambat motivasi diatas, penyebab utama yang
menghambat motivasi adalah berasal dari pimpinan atau manajer. Manajer yang tidak
bermotivasikan kemajuan dan kesuksesan akan menemui kesulitan untuk memberikan
motivasi  kepada orang lain. Motivasi diri sendiri timbul dari keinginan yang mendalam
untuk mencapai tujuan- tujuan tertentu, apapun halangan yang harus dihadapinya.
Motivasi seseorang merupakan bagian penting dalam kehidupannya. Orang
yang kurang memiliki motivasi akan bertindak atau berperilaku tidak sepenuh hati
bahkan mungkin tidak mau melakukan sesuatu pekerjaan apapun. Banyak faktor yang
menyebabkan surutnya motivasi seseorang. Motivasi memegang peran penting dalam
melakukan pekerjaan karyawan. Bila motivasi kerja karyawan menurun, maka
tindakan orang tersebut dapat menjurus kearah sikap masa bodoh, apatisme, sinisme,
atau pun pesimisme, sehingga suasana kerja menjadi tidak nyaman karena karyawan-
karyawan yang tidak termotivasi kerja biasanya menggerutu, senantiasa menyebarkan
ketidakpuasan-ketidakpuasan kepada rekan kerja lainnya, menyampaikan hujatan-
hujatan dan bersungut-sungut dalam bekerja

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

            Motivasi bukan hanya dapat diberikan untuk menyemangati diri sendiri atau orang di
sekitar kita, tetapi juga dapat diberikan kepada para karyawan untuk mengembangkan rasa
semangat dalam berproduktivitas. Dengan adanya motivasi baik itu berupa uang sebagai gaji
ataupun penghargaan berupa penganggapan terhadap apa yang terlah dicapai oleh seorang
karyawan dalam pekerjaannya.

            Dengan adanya motivasi yang diberikan menajer kepada bawahannya, itu akan
mendorong bawahan untuk menghasilkan yang terbaik dalam pekerjaannya. Sebaliknya, jika
seorang manajer tidak member penghargaan apapun kepada bawahannya sedangkan
bawahannya tersebut sudah melaksanakan tugasnya dengan baik, maka semangat kerja
bawahannya tersebut sedikit demi sedikit akan menurun dan akan berakibat juga pada proses
produktivitas.

B. Saran

Setelah penyusun membuat makalah ini, penyusun menjadi tahu pentingnya motivasi
dalam keberhasilan pendidikan seseorang, karena dapat meningkatkan semangat seseorang
untuk meraih tujuan dan cita – citanya. Oleh karena itu penyusun menyarankan agar setiap
orang, khususnya mahasiswa memilki motivasi dalam belajar agar dapat menyelesaikan study
tepat pada waktunya dan mendapatkan Indeks Prestasi yang memuaskan (Cumlaude).

C.  Penutup

Demikian makalah ini kami susun dengan masih banyak kekurangan di berbagai aspek
dan isi. Penulis ucapkan beribu maaf dan mohon masukannya dari para teman-teman
pembaca. Dan tak lupa penulis ucapkan banyak terima kasih.

20
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Pengertian Motivasi Berdasarkan 4 Perspektif.


http://12057ly.blogspot.co.id/2013/02/pengertian-motivasi-berdasarkan-4.html.
Diakses 08 November 2015)
http://www.definisi-pengertian.com/2015/04/tujuan-kegunaan-dan-fungsi-
pemberian.html
Modul : Pengantar Manajemen. Samarinda : Politeknik Negeri Samarinda
Niaga, Arifin. 2014. Motivasi Kerja dan Tujuan Motivasi.
(http://akhmuhammadarifin.blogspot.com/2014/01/motivasi-kerja-dan-tujuan-
motivasi.html. Diakses 02 Oktober 2015)
Pujianto, Erik. 2014, Motivasi Manajemen.
(http://belajarbarengerik.blogspot.co.id/2013/01/motivasi-manajemen.html.
Diakses 02 Oktober 2015)
https://plus.google.com/105990437882552621342/posts/AYuP4GwU6oG
https://naskahtua.blogspot.com/2015/09/motivasi-dalam-perilaku-
organisasi.html
https://muhammadsainudinnoor.blogspot.com/2015/11/makalah-penganta-
manajemen-motivasi.html
https://makalahtugasmu.blogspot.com/2015/09/makalah-motivasi-dalam-
manajemen.html
http://al-ami.blogspot.com/2013/05/makalah-tentang-motivasi-dalam-
manajemen.html
https://afdalarianto.blogspot.com/2016/04/makalah-motivasi.html

Anda mungkin juga menyukai