Anda di halaman 1dari 25

BAB III

Penentuan Kegiatan Ekonomi: Pandangan Klasik Keynes dan Pendekatan


Masa Kini
Walaupun di dalam zamannya ahli-ahli ekonomi Klasik selalu juga dijumpai
pengangguran yang cukup serius di berbagai negara, keyakinan tersebut masih tetap belum
mengalami perubahan sehingga Jhon Maynard Keynes mengemukakan kritik-kritik terhadap
pandangan itu dalam bukunya: The General of Employment, Interest and Money. Di dalam
buku itu Keynes:
i. Mengemukakan kritik-kritik terhadap pandangan Klasik mengenai kemampuan
mekanisme pasar untuk selalu menciptakan penggunaan tenaga kerja penuh.
ii. Menciptakan suatu teori baru yang menjelaskan tentang faktor-faktor yang akan
menentukan tingkat kegiatan ekonomi dan tingkat penggunaan tenaga kerja.
Teorinya ini merupakan landasan utama dari analisis makroekonomi yang wujud
pada masa kini.
Disebabkan oleh perbedaan pendapat tersebut maka sebelum membincangkan teori
makroekonomi secara lebih mendalam, sebaiknyalah kalau terlebih dahulu diuraikan
perbedaan pandangan di antara ahli-ahli ekonomi Klasik dan Keynes mengenai penentuan
tingkat kegiatan ekonomi negara. Disamping itu bab ini bertujuan untuk menerangkan (i)
pandangan Keynes mengenai penentuan tingkat kegiatan ekonomi, dan (ii) perkembangan
serta bentuk analisis makroekonomi masa kini.

PANDANGAN AHLI EKONOMI KLASIK


Pandangan ini didasarkan kepada keyakinan bahwa di dalam perekonomian tidak akan
terdapat kekurangan permintaan. Apabila para produsen menaikkan produksi mereka atau
menciptakan jenis-jenis barang yang baru, maka dalam perekonomian akan selalu terdapat
permintaan terhadap barang-barang itu. Maka di dalam perekonomian pada umumnya tidak
pernah berlaku kekurangan permintaan. Dengan perkataan lain, penawaran yang bertambah
akan secara otomatis menciptakan pertambahan permintaan.
Keyakinan ahli-ahli ekonomi Klasik bahwa penawaran akan selalu menciptakan
permintaan dapat dengan jelas dilihat dari pandangan Jean Baptiste Say (1967-1832), seorang
ahli ekonomi Klasik bangsa Perancis. Ia mengatakan: “ Penawaran menciptakan sendiri
permintaan terhadapnya” atau “supply creates its own demand”. Menurut pendapatnya
dalam setiap perekonomian jarang sekali terjadi masalah kelebihan produksi. Masalah
kelebihan produksi, apabila hal itu terjadi, adalah masalah sementara. Mekanisme pasar akan
membuat penyesuaian-penyesuaian sehingga akhirnya jumlah produksi akan turun di sektor-
sektor yang mengalami kelebihan produksi dan akan naik di sektor-sektor di mana permintaan
terhadap produksi mereka sangat berlebihan

CORAK KEGIATAN EKONOMI SUBSISTEN


Untuk menghasilkan barang dan jasa sektor perusahaan harus menggunakan faktor-
faktor produksi. Seperti telah dimaklumi, seluruh sektor produksi tu berasal dari sektor rumah
tangga. Oleh sebab itu keseluruhan pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi—
yaitu gaji dan upah yang diterima tenaga kerja, bunga ke atas modal yang dipinjamkan, sewa
yang diperoleh dari tanah dan harta, dan keuntungan pengusa—merupakan pendapatan sektor
rumah tangga. Nilai seluruh produksi sektor perusahan adalah sama dengan jumlah seluruh
pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi. Dengan demikian nilai seluruh
pendapatan yang diterima sektor rumah tangga.

GAMBAR 3.1
Sirkulasi Aliran Pendapatan dalam Ekonomi Subsiten

rumah tanggga akan melakukan pembelian/perbelanjaan ke atas barang dan jasa yang
diproduksikan sektor perusahaan. Hal ini juga telah diterangkan sebelum ini. Di dalam
perekonomian subsisten tidak terdapatpenabungan. Ini berarti seluruh pendapatan sektor
rumah tangga akan dibelanjakan. Pendapatan yang mereka terima, yaitu seperti yang
ditunjukan oleh Aliran 1, akan digunakan untuk membeli barang dan jasa (lihat Aliran 2).
Oleh karena rumah tangga tidak menabung, nilai pengeluaran rumah tangga (Aliran 2) adalah
sama dengan nilai pendapatannya (Aliran1). Dan apabila sektor perusahaan menaikkan
produksinya maka pendapatan faktor-faktor produksi, dan seterusnya pendapatan sektor
rumah tangga, akan mengalami kenaikan yang sama besarnya dengan nilai produksi sektor
perusahaan. Karena sektor rumah tangga tidak melakukan penabungan, pengeluaran sektor
rumah tangga akan mengalamin kenaikan yang sama besarnya dengan kenaikan nilai
keseluruh produksi.

CORAK KEGIATAN PEREKONOMIAN MODERN


Tabungan ini akan dipinjamkan kepada para pengusaha dan mereka akan menggunakan
tabungan itu untuk investasi, yaitu melakukan pembelian barang-barang modal. Investasi
akan menambah jumlah barang-barang modal yang tersedia dan meninggikan kemampuan
perekonomian itu menghasilkan barang-barang kebutuhan masyarakat. Sebagai balas jasa
kepada kesediaan para penerima pendapatan untuk menabung sebagian dari pendapatan
mereka, pengusaha akan membayar bunga ke atas seluruh tabungan yang disediakan oleh
sektor rumah tangga. Dalam perekonomian seperti yang diasumsikan ini, sirkulasi aliran
pendapatan adalah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 3.2. Dalam gambar itu
ditunjukkan bahwa sebagian dari pengdapatan sektor rumah tangga ditabung di lembag-
lembaga keuangan (Aliran 3). Dan oleh lembaga-lembaga ini tabungan sektor rumah tangga
dipinjamkan kepada para penanam modal (Aliran 4). Para penanam modal (investor) akan
meminjam dan menggunakan tabungan tersebut untuk membeli barang-barang modal dari
sektor perusahaan dan pengeluaran ini ditunjukkan oleh Aliran 5.

GAMBAR 3.2
Sirkulasi Aliran Pendapatan dalam Ekonomi Modern
Keyakinan itu didasarkan kepada pandangan yang ada hakikatnya mengatakan
bahwa semua tabunga sektor rumah tangga yang tercipta pada tingkat penggunaan tenaga
kerja penuh akan digunakan oleh para pengusaha untuk investasi. Menurut ahli-ahli
ekonomi Klasik, dalam perekonomian suku bunga selalu mengalami erubahan. Dan
perubahan itu akan menyebabkan seluruh tabungan yang diciptakan sektor rumah
tangga pada waktu perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh
akan selalu sama besarnya dengan jumlah investasi yang dilakukan oleh para
pengusaha. Oleh karenanya jumlah seluruh pengeluaran dalam perekonomian (pengeluaran
agregat), yang meliputi konsumi oleh rumah tangga dan investasi oleh para pengusaha, akan
selalu sama dengan nilai seluruh produksi yang diciptakan oleh sektor perusahaan pada
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh.

PENENTUAN SUKU BUNGA


Menurut pendapat mereka keadaan seperti itu akan terjadi karena suku bunga menentukan
besarnya tabungan maupun investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian. Setiap
perubahan dalam suku bunga akan menyebabkan perubahan

GAMBAR 3.3
Suku Bunga,Tabungan dan Investasi
pula dalam tabungan rumah tangga dan permintaan dana untuk investasi perusahaa.
Perubahan-perubahan dalam suku bunga akan terus menerus berlangsung sebelum kesamaan
di antara jumlah tabungan dengan jumlah permintaan dana investasi tercapai. Bagaimana
penyesuaian-penyesuaian itu berlaku dapat diterangkan dengan menggunakan Gambar 3.3.

Faktor yang Menentukan Suku Bunga


Sumbu datar dalam Gambar 3.3 menunjukkan julah permintaan dana untuk investasi dan
tabungan, dan sumbu tegak menunjukkan suku bunga. Kurva I menunjukkan permintaan para
pengusaha terhadap tabungan rumah tangga (atau keinginan pengusaha untuk melakukan
investasi) pada berbagai suku bunga. Kurva SF adalah kurva yang menunjukkan penawaran
tabungan oleh seluruh rumah tangga pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Kurva itu
menggambarkan bahwa rumah tangga akan menawarkan lebih banyak tabungan apabila suku
bunga bertambah tinggi dan sebaliknya akan menurunkan jumlah tabungan mereka apabila
suku bunga makin rendah.
Dalam Gambar 3.3 dapat dilihat bahwa keseimbangan di antara keinginan rumah
tangga dalam menawarkan tabungan mereka dan keinginan para pengusaha untuk melakukan
investasi dicapai pada titik E. Pada tingkat keseimbangan ini jumlah seluruh tabungan yang
akan dilakukan oleh rumah tanggga adalam sama dengan jumlah seluruh investasi yang akan
dilakukan pengusaha-pengusaha yaitu sebesar I0 = S0. Pada tingkat keseimbangan ini suku
bunga adalah r0). Menurut ahli-ahli ekonomi Klasik, keadaan keseimbangan di antara
tabungan dan investasi yang seperti ini adalah keadaan yang selalu terjadi dalam
perekonomian. Oleh sebab jumlah tabungan rumah tangga pada waktu perekonomian
mencapai penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama dengan jumlah seluruh
investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha, maka dalam perekonomian
pengeluaran agregat pada penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu dapat mencapai
tingkat yang sama dengan penawaran agregat pada penggunaan tenaga kerja penuh.

Penyesuaian dalam Pasar Modal


Kelebihan tabungan ini akan menurunkan suku bunga.penurunan ini akan mengurangi
tabungan yang akan dilakukan oleh rumah rangga, tetapi sebaliknya akan menambah
keinginan untuk melakukan investasi oleh para pengsuaha.
Fleksibilitas Suku Bunga dan Kegiatan Ekonomi
Dalam Gambar 3.4 dimisalkan perekonomian melakukan kegiatan memproduksi sehingga
mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Sebagai akibatnya aliran pendapatan ke
sektor rumah tangga (YF) adalah pendapatan pada penggunaan tenaga kerja penuh. Keadaan di
pasaran modal pada mulanya adalah bersifat: keinginan untuk melakukan investasi dan
meminjam modal digambarkan oleh kurva I0 dan penawaran tabungan adalah SF. Maka modal
akan seimbang apabil investasi = I0 sama dengan suku bunga = r0. Tabungan yang dilakukan
oleh rumah tangga adalah S0 = I0, dan pengeluaran rumah tangga adalah C 0. Pada
keseimbangan ini pengeluaran agregat adalah: C0 + I0 dan nilainya sama dengan YF (oleh
karena YF = C0 + I0 sedangkan S0 = I0, maka YF = C0 + S0 = C0 + I0).

GAMBAR 3.4
Akibat Kenaikan Investasi terahadap Keseimbangan Pendapatan Nasional
Misalkan para pengusaha ingin melakukan lebih banyak investasi yang menyebabkan
kurva investasi berubah mnejadi I1. Perubahan ini mengakibatkan keseimbangan baru di
pasaran modal, yaitu investasi bertambah menjadi I1, dan menyebabkan pertambahan
tabungan menjadi S1. Perubahan itu diwujudkan oleh kenaikan suku bunga menjadi r 1. Pada
keseimbangan ini perbelanjaan agregat adalah C1 + I1 dan perbelanjaan agregat ini sama
besarnya dengan YF.
Berdasarkan pandangan seperti yang diterangkan dengan menggunakan Gambar 3.4,
ahli-ahli ekonomi Klasik berpendapat dalam perekonomian akan selalu tercapai tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh oleh karena pengeluaran agregat dapat mencapai tingkat
penawaran agregat pada penggunaan tenaga kerja penuh. Keadaan itu akan wujud karena
kebocoran (aliran ke luar) yang berlaku dari aliran pengeluaran sektor rumah tangga—yaitu
tabungan—akan diimbangi oleh suntikan (aliran masuk) yang sama besarnya ke dalam
aliran pengeluaran tersebut, yaitu investasi yang dilakukan oleh para pengusaha. Keadaan
yang diterangkan di astas berarti dalam perekonomian tidak akan terdapat kekurangan
permintaan, dan ini akan mendorong para pengusaha untuk menggunakan semua faktor-faktor
produksi yang tersedia dalam perekonomian. Tujuannya adalah agar semua permintaan yang
terdapat dalam perekonomian dapat dipenuhi.
FLEKSIBILITAS UPAH DAN KEGIATAN EKONOMI
pada umumnya perekonomian akan mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh
didasarakan pula kepada satu keyakinan lain, yaitu: apabila terjadi pengangguran,
mekanisme pasar akan menciptakan penyesuaian- penyesuaian di dalam pasar tenaga
kerja sehingga akhirnya pengangguran dapat dihapuskan. Oleh karenanya pengangguran
bukanlah suatu keadaan yang selalu terjadi dalam perekonomian.
Apabila dalam perekonomian terdapat pengangguran, para penganggur akan
bersedia bekerja pada tingkat upah yang lebih rendah dari yang berlaku di pasar. di dalam
analisis mereka ahli-ahli ekonomi Klasik berkeyakinan:
i. Para pengusaha akan selalu mencari keuntungan yang maksimum
ii. Keuntungan maksimum akan dicapai pada keadaan di mana upah adalah sama
dengan produksi fisik marjinal.
Berdasarkan kepada keseimbangan ini tingkat upah adalah W 0 dan jumlah tenaga
kerja yang dibunakan dalam perekonomian adalah N0. Seterusnya misalkan dalam
perekonomian terjadi perubahan ke atas penawaran tenaga kerjaja. Perubahan ini digambarkan
oleh perpindahan kurva penawaran SLmenjadi S*L. sebagai akibat perubahan ini, pada tingkat
upah sebesar W0 jumlah tenaga kerja yang ditawarkan adalah N2, sedangkan seluruh
pengusaha dalam perekonomian hanya ingin menggunakan N0 tenaga kerja. Dengan demikian
terjadi pengangguran tenaga kerja sebanyak N0N2. Kelebihan tenaga kerja ini akan
menyebabkan kemerosotan upah sehingga tingkat di mana penawaran tenaga kerja yang baru
sama dengan permintaan tenaga kerja. Keadaan itu didapai di E1, dan dengan demikian upah
adalah W1 dan jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam perekonomian adalah N1. Keadaan
permintaan dan penggunaan tenaga kerja dalam satu perusahaan ditunjukkan dalam grafik (a).
permintaan tenaga buruh oleh sesuatu perusahaan digambarkan oleh kurva mpp = dp. Apabila
tingkat upah adalah W0 perusahaan tersebut akan menggunakan L0 tenaga kerja untuk
memaksimumkan keuntungannya. Apabila upah merosot W1 perusahaan akan menggunakan
L1 tenaga kerja untuk menambah dan memaksimumkan keuntungannya.

GAMBAR 3.5
Upah dan Kesempatan Kerja
PENENTUAN TINGKAT KEGIATAN PEREKONOMIAN
Kemampuan sektor perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa sangat
tergantung kepada jumlah dan kualitas faktor-faktor produksi yang tersedia dalam
perekonomian tersebut. Dengan demikian tingkat kegiatan ekonomi negara akan ditentukan
oleh:
i. Jumlah barang modal yang tersedia dan digunakan dalam perekonomian (K)
ii. Jumlah dan kualitas tenaga kerja yang tersedia dalam perekonomian (L)
iii. Jumlah dan jenis kekayaan alam yang digunakan (R)
iv. Tingkat teknologi yang digunakan (T)
Dengan demikian, tingkat kegiatan ekonomi atau pendapatan nasional dapat ditentukan
menggunakan persamaan:
Y = f (K, L, R, T)

KELEMAHAN PANDANGAN KLASIK


Dalam teori Keynes ditunjukkan bahwa tingkat kegiatan perekonomian tidak selalu mencapai
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Menurut Keynes yang sebaliknyalah yang selalu
berlaku, yaitu: perekonomian selalu menghadapai masalah pengangguran dan penggunaan
tenaga penuh jarang berlaku. Kenyataan di berbagai negara menyokong pandangan Keynes
tersebut.
ahli-ahli ekonomi Klasik yang berpendapat bahwa perekonomian selalu mencapai
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Pada akhir tahun 1920an, pada waktu perekonomian
dunia mengalami kemunduran yang sangat serius, orang telah semakin meragukan kebenaran
pendapat ahli-ahli ekonomi Klasik bahwa di dalam perekonomian tidak terdapat kekurangan
permintaan.
KRTITIK KEYNES TERHADAP PANDANGAN KLASIK
Keynes berpendapat; penggunaan tenaga kerja penuh adalah keadaan yang jarang
terjadi, dan hal itu disebabkan karena kekurangan permintaan agregat yang wujud
dalam perekonomian. Perbedaan pendapat yang sangat bertentangan di antara Keynes
dengan ahli-ahli ekonomi Klasik ini bersumber dari perbedaan pendapat mereka dalam dua
persoalan berikut:
i. Faktor-faktor yang menentukan tingkat tabungan, tingkat investasi dan suku bunga
dalam perekonomian.
ii. Sifat-sifat perkaitan di antara tingkat upah dengan penggunaan tenaga kerja oleh
para pengusaha.
Uraian dalam bagian ini akan menerangkan empat isu berikut:
i. Pandangan Keynes mengenai tingkat tabungan dan investasi.
ii. Perbandingan pandangan Klasik dan Keynes mengenai faktor utama yang
menentukan tabungan.
iii. Pandangan Keynes mengenai penentu-penentu suku bunga
iv. Pandangan Keynes mengenai penentuan tingkat upah.
PENENTU TABUNGAN DAN INVESTASI: PANDANGAN KEYNES
Keynes tidak sependapat dengan pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik yang menyatakan
bahwa tingkat tabungan maupun tingkat investasi sepenuhnya ditentukan oleh suku bunga,
dan perubahan-perubahan dalam suku bunga akan menyebabkan tabungan yang tercipta
pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama dengan investasi yang
dilakukan oleh para pengusaha.

Penentu Tabungan
Menurut Keynes, besarnya tabungan yang dilakukan oleh rumah tangga bukan
tergantung kepada tinggi rendahnya suku bunga. Ia terutama tergantung kpada besar
kecilnya tingkat pendapatan rumah tangga itu. Apabila jumlah pendapatan rumah tangga
itu tidak mengalami kenaikan atau penurunan, perubahan yang cukup besar dalam suku bunga
tidak akan menimbulkan pengaruh yang berarti ke atas jumlah tabungan yang akan dilakukan
oleh rumah tangga itu. Ini berarti, menurut pendapat Keynes, jumlah pendapatan yang
diterima rumah tangga—dan bukan suku bunga—yang menjadi penentu utama dari
jumlah tabungan yang akan dilakukan oleh rumah tangga.
Penentu Investasi

Masalah Kekurangan Pengeluaran Agregat


Menurut pendapat Keynes, pada umumnya investasi yang dilakukan oleh para pengusaha
adalah lebih kecil dari jumlah tabungan yang dilakukan rumah tangga pada waktu dicapai
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Oleh karenanya perbelanjaan agregat dalam
perekonomian adalah lebih rendah dari produksi barang-barang dan jasa-jasa pada tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh. Kekurrangan dalam pengeluaran (perbelanjaan) agregat ini
akan menimbulkan pengangguran dalam perekonomian.

PERBEDAAN PANDANGAN MENGENAI PENENTU TABUNGAN


Perbedaan pendapat Klasik dan Keynes mengenai penentuan tingkat tabungan dalam
masyarakat dapat dengan lebih jelas dilihat dengan Gambar 3.6

Pandangan Klasik
Gambar 3.3 telah menerangkan bahwa fleksibilitas suku bunga akan selalu menyebabkan
kesamaan di antara jumlah investasi dan jumlah tabungan pada ketika tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh dicapai.

Pandangan Keynes
Bentuk kurva S tersebut menggambarkan sifat tabungan masyarakat yang berikut:
i. Apabila tingkat pendapatan nasional rendah, tabungan masyarakat negatif. Keadaan
ini berarti masyarakat menggunakan tabungan di masa lalu untuk membiayai
hidupnya. Baru setelah pendapatan nasional melebihi Y0 masyarakat menabung
sebagian pendapatannya.
ii. Semakin tinggi pendapatan nasional, semakin banyak tabungan masyarakat.
Apabila pendapatan nasional adalah Y1 tabungan adalah S1 dan apabila pendapatan
nasional YF jumlah tabungan adalah SF

GAMBAR 3.6
Pandangan Klasik dak Keynes Mengenai Penentu Tabungan

Implikasi dari Perbedaan Pendapat


misalkan perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh pada pendapatan
nasional sebesar YF, maka menurut Keynes tabungan adalah SF. Ini berarti pada tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh jumlah tabungan adalah tetap sebanyak SF. Jumlah ini tidak
mengalami perubahan walaupun terjadi kenaikkan ataupun penurunan yang besar dalam suku
bunga. Keyakinan ini berbeda dengan pandangan Klasik yang berpendapat S F dapat berubah
nilainya. Pada suku bunga rendah nilai S F rendah dan semakin tinggi suku bunga maka S F
semakin tinggi. Menurut Keynes keadaan itu sukar dicapai. Menurut Keynes S F seringkali
lebih besar dari investasi perusahaan yang sebenarnya, maka perekonomian tidak mencapai
pengunaan tenaga kerja penuh, oleh karena pengeluaran agregat (C + I) adalah kurang dari
pendapatan nasional (C + S).
PENENTUAN TINGKAT KEGIATAN PEREKONOMIAN
Keynes juga mengkritik pandangan Klasik mengenai penentuan suku bunga. Dalam teori
keuangan modern yang dikembangkan oleh Keynes, suku bunga ditentukan oleh permintaan
dan penawaran uang. Bank sentral dan sistem perbankan adalah institusi yang akan
menentukan besarnya penawaran uang pada suatuwaktu tertentu. Sedangkan permintaan uang
ditentukan oleh keinginan masyarakat untuk memegang uang. Bagaimana kedua faktor
tersebut (penawaran dan permintaan uang) akan menentukan suku bunga, diterangkan dengan
menggunakan Gambar 3.7.
GAMBAR 3.7
Pandangan Keynes Mengenai Penentuan Suku Bunga

Gambar 3.7. menunjukkan kurva penawaran uang MS0 dan MS1 dan kurva
permintaan uang MD. Sumbu tegak menunjukkan suku bunga dan sumbu datar menunjukkan
jumlah uang dalam perekonomian. (penawaran uang) dan permintaan uang oleh masyarakat.
Kurva penawaran uang berbentuk tegak lurus karena penawaran uang tidak ditentukan oleh
suku bunga. Bank sentral akan menyediakan uang sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat
dan oleh sebab itu besarnya tidak tergantung kepada suku bunga. Sebaliknya suku bunga
sangat mempengaruhi permintaan uang. Kalau suku bunga dan tingkat pengembalian modal
rendah, masyarakat lebih suka memegang uang dari menginvestasikannya. Oleh sebab itu
semakin rendah suku bunga, semakin besar jumlah uang yang diminta (dipegang atau
disimpan) masyarakat. Berdasarkan sifat ini kurva permintaan (pemegangan) uang MD
menurun dari kiri atas ke kanan bawah.
Menurut Keynes keseimbangan di antara permintaan dan penawaran uang, yaitu MD
=MS, akan menentukan suku bunga. Dengan demikian, apabila pada mulanya dimisalkan
penawaran uang adalah MS0 maka keseimbangan MD=MS0 akan dicapai pada titik E dan suku
bunga adalah r. kenaikan penawaran uang dari MS 0 menjadi MS1 akan memindahkan
keseimbangan permintaan dan penawaran uang ke E1 dan menyebabkan suku bunga turun ke
r1.

TINGKAT UPAH DAN KEGIATAN EKONOMI


Seperti telah diterangkan di dalam analisis Klasik bahwa tingkat upah dapat
mengalami perubahan-perubahan dan ini merupakan faktor lain yang akan menjamin
tercapainya tingkat penggunaan tenaga penuh. Keynes juga mengkritik pendapat ini dan
selanjutnya menunjukkan bahwa, dari sudut kenyataan yang terdapat dalam masyarakat dan
dari sudut teori, pendapat itu

PENENTUAN KEGIATAN EKONOMI: PANDANGAN KEYNES


Bagian ini akan menerangkan pokok pandangan Keynes mengenai penentuan tingkat
kegiatan sesuatu perekonomian. Hal-hal yang akan diterangkan dalam bagian ini adalah:
i. Peranan perbelanjaan agregat dalam menentukan kegiatan ekonomi
ii. Komponen utama dari perbelanjaan agregat
iii. Contoh angka dan gambaran secara grafik mengenai penentuan kegiatan sesuatu
perekonomian.

PERANAN PERMINTAAN AGREGAT DALAM KEGIATAN EKONOMI


Analisis Keynes merupakan suatu analisis jangka pendek. Ini berarti analisisnya
memisalkan bahwa jumlah maupun kemampuan dari faktor-faktor produksi tidak mengalami
pertambahan. Oleh sebab itu apabila kegiatan ekonomi bertambah tinggi dan lebih banyak
faktor-faktor produksi digunakan, penganggukarn tenaga kerja dan faktor-faktor produksi
digunakan, demikian tingkat penggunaan tenaga kerja dalam perekonomian tergantung kepada
sampai dimana besarnya permintaan efekif, makin kecil jurang di antara tingkat kegiatan
ekonomi yang tercapai dengan tingkat kegiatan ekonomi pada tingkat penggunaan tenaga
kerja penuh. Sebagai akibatnya tingkat pengangguran menjadi semakin rendah.

PENENTU-PENENTU PERBELANJAAN AGREGAT


Dalam analisisnya Keynes membagikan permintaan agregat kepada dua jenis
pengeluaran: pengeluaran konsumsi oleh rumah tangga dan penanaman modal oleh
para pengusaha. Dalam analisis makroekonomi yang wujud sekarang pengeluaran agregat
dalam perekonomian meliputi pula pengeluaran pemerintah dan ekspor. Dengan demikian
pengeluaran agregat dapat dibedakan kepada empat komponen: konsumsi rumah tangga,
investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah, dan ekspor
Konsumsi Rumah Tangga
Oleh Keynes perbandingan di antara pengeluaran konsumsi pada suatu tingkat pendapatan
tertentu dengan pendapatan itu sendiri dinamakan kecondongan mengkonsumsi. Apabila
kecondongan mengkonsumsi adalah tinggi, bagian dari pendapatan yang digunakan untuk
mengkonsumsi adalah tinggi. Dengan sendirinya sebaliknya pula, apabila kecondongan
mengkonsumsi adalah rendah, maka makin sedikit pendapatan masyarakat yang akan
digunakan untuk mengkonsumsi.
Gambar 3.6 (b) menunjukkan tabungan pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh
adalah sebesar SF. Menurut Keynes, untuk mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh
perlulah investasi perusahaan mencapai tingkat I = SF. Keadaan seperti itu jarang terjadi dam
oleh karenanya pengangguran berlaku.
Investasi (Penanaman Modal)
Penanaman modal oleh para pengusaha terutama ditentukan oleh dua faktor: efisiensi
marijinal modal dan suku bunga. Efisiensi marijinal modal menggambarkan tingkat
pengembalian modal yang akan diperoleh dari kegiatan-kegiatan investi yang dilakukan dalam
perekonomian. Keynes mempunyai pendapat yang sangat berbeda dengan ahli-ahli ekonomi
Klasik mengenai faktor-faktor yang menentukan suku bunga.
Pengeluaran Pemerintah
Pemerintah bukan saja berfungsi untuk mengatur kegiatan perekonomian tetapi juga dapat
mempengaruhi tingkat pengeluaran agregat dalam perekonomian. Di satu pihak kegiatan
pemerintah melalui pungutan pajak akan mengurangi perbelanjaan agregat
Ekspor ke Pasaran Dunia
Ahli ekonomi telah menunjukkan berbagai kebaikan dari hubungan ekonomi dengan
luar negeri, terutama kegiatan mengekspor dan mengimpor. Ahli ekonomi Klasik telah lama
menunjukkan bahwa ekspor dapat memperluas pasar (contoh: sumbangan ekspor karet dan
minyak mentah kepada ekonomi Indonesia) dan memungkinkan Negara yang mengeskpor
memperoleh dana untuk mengimpor barang lain, termasuk barang modal yang akan
mengembangkan perekonomian terebut lebih lanjut.

PENENTUAN KEGIATAN PEREKONOMIAN NEGARA


Untuk lebih memahami pandangan Keynes mengenai penentuan kegiatan ekonomi sesuatu
negara, dalam bagian ini akan diterangkan suatu contoh hipotesis mengenai penentuan tingkat
kegiatan sesuatu perekonomian. Dengan menggunakan suatu contoh angka, terlebih dahulu
akan digambarkan hubungan di antara tingkat produksi sector perusahaan dengan tingkat
pengeluaran agregat yang akan dilakukan pada setiap tingkat produksi. Berdasarkan contoh
ini secara grafik akan diterangkan bagaimana tingkat kkegiatan perekonomian negara
ditentukan.
Contoh Angka
Dalam Tabel 3.1 ditunjukkan (i) keinginan sektor perusahaan dalam memproduksikan barang
dan jasa, dan (ii) jumlah pengeluaran agregat—yang meliputi konsumsi rumah tangga,
investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor—yang akan dilakukan dalam perekonomian.
Kolom pertama menggambarkan beberapa alternatif dari tingkat produksi yang ingin
didapai sektor perusahaan. Nilai pengeluaran agregat yang akan tercapai pada berbagai tingkat
produksi nasional ditunjukkan dalam kolom kedua. Data tersebut menunjukkan keseluruhan

TABEL 3.1
Pengeluaran Agregat dan Penentuan Tingkat Kegiatan Ekonomi Negara
Pendapatan nasional Pengeluaran agregat
Kegiatan ekonomi
(triliun rupiah)
100 127
200 250 EKSPANSI
300 325
400 400 SEIMBANG
500 475
600 550 KONTRAKSI

pengeluaran yang akan dilakukan dalam perekonomian. Angka-angka tersebut menunjukkan


bahwa makin tinggi pendapatan nasional, makin banyak pengeluaran agregat yang akan
dilakukan. Hal ini terutama disebabkan oleh sifat konsumsi rumah tangga, yaitu semakin
tinggi pendapatan nasional, semakin banyak konsumsi rumah tangga. Sebagai akibatnya,
semakin tinggi pendapatan nasional semaik meningkat jumlah pengeluaran agregat.

Gambaran Secara Grafik


Berdasarakan kepada angka-angka dalam Tabel 3.1, dalam Gambar 3.8 ditunjukkan
pengeluaran agregat pada berbagai tingkat pendapatan nasional. Pengeluaran agregat tersebut
digambarkan oleh kurva AE. Di sebelah kiri titik E kurva AE berada di atas garis Y = AE

GAMBAR 3.8
Keseimbangan Kegaiatan Perekonomian

Keadaan tersebut menggambarkan bahwa pengeluaran agregat melebihi pendapatan nasional.


Sebagai contoh apabila pendapatan nasional 200 triliun rupiah akan terdapat kelebihan
pengeluaran agregat sebanyak AB atau Rp 50 triliun (lihat Tabel 3.1). Pengeluaran agregat
yang melebihi pendapatan nasional akan menimbulkan ekspansi dalam kegiatan keseluruhan
perekonomian. Ekspansi akan menaikkan pendapatan nasional dan kesempatan kerja.
Di sebelah kanan titik E kurva AE berada di bawah garis Y = AE; berarti pengeluaran
agregat kurang dari pendapatan nasional. Sebagai contoh, pada pendapatan nasional sebanyak
600 triliun rupiah, kekurangan pengeluaran agregat adalah sebanyak CD atau Rp 50 triliun
(lihat tabel 3.1). Keadaan ini berarti stok barang dalam perusahaan terlalu tinggi dan
sebagai akibatnya kontraksi dalam kegiatan eonomi akan berlaku. Pendapatan nasional
menurun dan pengangguran bertambah. Perekonomian negara mencapai keseimbangan
apabila pengeluaran agregat sama dengan pendapatan nasional dan keadaan ini didapai di titik
E, yaitu pada pendapatan nasional sebanyak 400 triliun rupiah. Keseimbangan ini menentukan
tingkat pendapatan nasional yang akan dihasilkan sektor perusahaandan tingkat kesempatan
kerja yang akan dicapai.

PENDEKATAN TERKINI DALAM PENENTUAN


KEGIATAN EKONOMI
Untuk memahami bagaimana keadaan-keadaan perekonomian di negara maju
mempengaruhi perkembangan analisis maksroekonomi, uraian dalam bagaian ini akan
membahas empat hal berikut:
i. Perkembangan ekonomi negara maju semenjak akhir Perang Dunia Kedua
ii. Perkembangan analisis makroekonomi
iii. Pendekatan baru dalam menunjukkan penentuan kegiatan perekonomian
iv. Analisis makroekonomi dalam jangka panjang

PERKEMBANGAN EKONOMI DI NEGARA MAJU


Semenjak permulaan tahun 1960-an masalah utama yang dihadapi perekonomian
negara-negara maju sudah sangat berubah coraknya, yaitu: dari berbentuk mengatasi masalah
pengangguran yang serius kepada: (i) mempertahankan tingkat kesempatan kerja penuh
dan menghindari masalah inflasi, dan (ii) menciptakan pertumbuhan ekonomi yang
lebih pesat dalam jangka penjang. Persoalan yang dinyatakan dalam (i) dan (ii) tidak
banyak diperhatikan dalam analisis Keynesian.

PERKEMBANGAN ANALISIS MAKROEKONOMI


Pemikiran-pemikiran baru dalam isu-isu yang diperdebatkan oleh golongan Klasik dan
Keynesian mulai ditanggapi oleh ahli-ahli sesudahnya. Dalam garis besarnya perkembangan
analisis makroekonomi yang dikemukakan sesudah masa golongan Keynesian dapat
dibedakan kepada empat pemikiran: Monetaris, Klasik Baru (atau golongan Ekspektasi
Rasional), Segi Penawaran, dan Keynesian Baru.
Golongan Monetaris
Golongan ini dipelopori oleh Milton Friedman, yang lama mengembangkan karirnya di
Universitas Chicago. Pada dasarnya Friedman mengkritik pandangan Keynes dalam hal-hal
berikut:
i. Friedman yakin sistem pasar bebas cukup efesien dalam mengatur kegiatan
ekonomi dan mampu menyebabkan perekonomian selalu beroperasi pada
kesempatan kerja penuh. Oleh karena itu Friedman tidak menyokong campur
tangan pemerintah yang berlebihan dalam kegiatan ekonomi
ii. Friedman menunjukkan peranan penawaran uang dalam menentukan tingkat
kegiatan ekonomi. Perubahan-perubahan penawaran uang sangat penting artinya
dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi dan tingkat harga. Friedman mengkritik
pendangan Keynes yang sangat menekankan kepada peranan pengeluaran agregat
dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi.
iii. Mengenai bentuk pemerintah—apabila diperlukan, Friedman lebih menyukai
kebijakan pemerintah yang berbentuk kebijakan moneter. Menurut Friedman
kebijakan fiskal—yang ditekankan golongan Keynesian, tidak terlalu besar
efeknya dalam mempengaruhi kegiatan perekonomian.
Golongan Ekspektasi Rasional (Klasik Baru)
Pandangan golongan Ekspektasi Raional didasarkan kepada dua pemisalan penting. Yang
pertama, teori ini menganggap bahwa semua pelaku kegiatan ekonomi bertindak secara
rasional, mengetahui seluk beluk kegiatan ekonomi dan mempunyai informasi yang lengkap
mengenai peristiwa-peristiwa dalam perekonomian.
Pemisalaannya yang kedua adalah: sesuai dengan pendapat ahli-ahli ekonomi Klasik
(dan merupakan salah satu alasan yang menyebabkan teori ini dinamakan New Classical
Economics), teori ekspektasi rasional berpandapat bahwa semua jenis pasar beroperasi
secara efisein dan dapat dengan cepat membuat penyeseuaian-penyesuaian ka atas
perubahan yang berlaku.
Ekonomi Segi Penawaran
Untuk mencapai tujuan ini, kebijakan sekonomi Segi Penawaran berusahan mewujudkan
keadaan berikut:
i. Para pekerja akan bekerja lebih giat dan lebih efisien.
ii. Efisiensi kegiatan usaha dapat ditingkatkan dan biaya produksi dikurangi
iii. Mengembangkan peranan pihak swasta dan mendorong lebih banyak persaingan.
Tujuan-tujuan di atasi dicapai dengan cara (i) mengurangi pengeluaran pemerintah; (ii)
menurunkan tingkat pajak yang dipungut terutama pajak dari golongan masyarakat yang
berpendapatan tinggi; (iii) penswastaan perusahaan-perusahaan pemerintah yang tidak penting
peranannya kepada masyarakat; dan (iv) mendorong persaingan yang lebih sempurna di
pasaran barang dan pasaran faktor.
Golongan Keynesian Baru
Pada dasarnya mereka belum dapat menerima kritik golongan Ekspektasi Rasional
yang berkeyakinan sistem pasaran adalah sempurna dan dapat dengan sendirinya membuat
penyesuaian sehingga perekonomian cenderung akan mencapai kesempatan kerja penuh.
Mereka menunjukkan kelemahan mekanisme dalam pasaran barang dan pasaran faktor yang
mengakibatkan penyimpangan yang berkepanjangan dari kesempatan kerja penuh mungkin
berlaku.

TINGKAT HARGA DAN KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL


Analisis keseimbangan Keynesian yang menunjukkan peranan pengeluaran agregat dalam
menentukan tingkat pendapatan nasional mempunyai dua kelemahan penting berikut:
i. Analisis tersebut tidak memperhatikan efek perubahan tingkat harga terhadap
keseimbangan pendapatan nasional.
ii. Dalam menentukan keseimbangan, analisis Keynesian tidak memperhatikan
penawaran agregat—yaitu sikap para pengusaha dalam perekonomian dalam
menghasilkan barang dan menjualnya ke pasar.
Dalam analisis itu digunakan kurva permintaan agregat (agregate demand) atau kurva AD,
dan kurva penawaran agregat (aggregate supply) atau kurva AS.
Ciri Kurva AD
Kurva AD menerangkan hubungan di antara tingkat harga umum dalam perekonomian dan
perbelanjaan yanga akan dilakukan dalam perekonomian. Nilai perbelanjaan tersebut
ditentukan oleh dua faktor berikut:
i. Nilai pengeluaran agregat (AE). Seperti telah diterangkan pengeluaran agregat
ditentukan oleh empat komponen perbelanjaan:konsumsi rumah tangga,
pengeluaran pemerintah, investasi, dan ekspor neto. Pengeluaran tersebut sangat
erat kaitannya dengan pendapatan nasional, yaitu semakin tinggi pendapatan
nasional, semakin tinggi pula pengeluaran agregat, seterusnya kurva permintaan
agregat (AD) menerangkan bagaimana pengeluaran agregat tersebut dipengaruhi
oleh perubahan harga.
ii. Permintaan dan penawaran uang. Permintaan dan penawaran uang akan
menentukan suku bunga. Seterusnya suku bunga akan menentukan tingkat
investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian. Sedangkan, investasi
merupakan satu komponen dari pengeluaran agregat. Dengan demikian perubahan
permintaan dan penawaran uang akan mempengaruhi pengeluaran agregat melalui
rangkaian peristiwa berikut: perubahan MD dan MSmenimbulkan perubahan
suku bungamenimbulkan perubahan investasimenimbulkan perubahan
pengeluaran agregat
Apabila tingkat harga meningkat (misalnya dari P0 menjadi P1) pendapatan nasional riil yang
diminta menurun (Y0 ke Y1). Sifat tersebut disebabkan oleh faktor berikut:
i. Apabila tingkat harga meningkat pendapatan riil masyarakat akan mengalami
kemerosotan. Sebagai akibatnya kemampuan masyarakat untuk membeli barang
berkurang. Perubahan ini mengurangi permintaan agregat.
ii. Apabila harga naik (berate inflasi berlaku), duku bunga cenderung akan
mengalami kenaikan. Di samping itu permintaan agregat akan berkurang sebagai
akibat kenaikan harga. Kedua faktor ini meneyebabkan investasi akan merosot.
Seterusnya kemorosotan ini akan menyebabkan permintaan agregat menjadi
semakin besar pengurangannya jika dibandingkan dengan pengurangan yang
dinyatakan dalam (i)
GAMBAR 3.9
Kurva permintaan agregat AD

iii. Apabila harga naik, ekspor akan berkurang (oleh karena harga barang ekspor
menjadi lebih mahal) dan impor akan meningkat (oleh karena harga impor
menjadi lebih murah). Perubahan ini akan mengurangi perbelanjaan ke atas
produksi nasional

Ciri Kurva AS
Kurva penawaran agregat AS perlu dibedakan kepada dua bentuk: kurva SRAS (atau
AS saja) dan kurva LRAS (atau kurva pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh).
Yang dimaksudkan dengan kurva SRAS—atau shor-run aggregate supply adalah kurva
penawaran barang dalam perekonomian apabila tingkat harga saja yang berubah , sedangkan
harga faktor-faktor produksi—termasuk upah tenaga kerja, tidak mengalami perubahan.
Dalam jangka pendek penawaran agregat dapat melebihi pendapatan Negara riil pada
kesempatan kerja penuh (YF). Keadaan ini digambarkan oleh bagian BC dari kurva SRAS.
Kurva LRAS adalah kurva penawaran agregat dalam jangka panjang, yaitu pada
periode di mana harga barang maupun harga faktor-faktor produksi mengalami perubahan.
Kurva LRAS tegak lurus pada pendapatan nasional yang akan diwujudkan pada tingkat
kesempatan kerja penuh. Keadaan kurva LRAS yang sedemikian menggambarkan keyakinan
GAMBAR 3.10
Kurva penawaran agregat AD

berikut: dalam periode di mana harga barang dan harga faktor produksi telah sepenuhnya
mengalami perubahan, kegiatan ekonomi cenderung akan mencapai kesempatan kerja penuh.

Tingkat Harga dan Keseimbangan Pendapatan Nasional


Apabila harga faktor-faktor produksi tidak mengalami perubahan, penawaran
agregat dalam perekonomian ditunjukkan oleh kurva SRAS. Dalam jangka pendek tingkat
kegiatan ekonomi yang dicapai tergantung kepada permintaan agregat (AD) yang terwujud
dalam perekonomian. Seperti telah diterangkan, dua faktor akan menentukan kedudukan
kurva AD: (i) magnitud dari komponen pengeluaran agregat (AE), dan (ii) permintaan dan
penawaran uang (MD dan MS)). Misalkan kedua faktor ini akan menyebabkan permintaan
agregat dalam perekonomian adalah AD0. Dalam keadaan permintaan agregat yang seperti ini,
keseimbangan pendapatan nasional akan tercapai pada E0—yang menggambarkan pendapatan
nasional riil yang diwujudkan adalah Y0 dan tingkat harga yang berlaku adalah P0.

GAMBAR 3.11
Analisis AD-AS dan Penentuan Tingkat Keseimbangan Pendapatan Nasional
Akan dicapai di E2—yang menggambarkan tingkat harga mengalami enaikan lebih lanjut (dari
P1 ke P2) dan pendapatan nasional riil mencapai Y1.
Uraian di atas menunjukkan dalam jangka pendek—yaitu dalam periode di mana
tingkat harga saja yang dapat berubah, tingkat kegiatan ekonomi ditentukan oleh besarnya
permintaan agregat. Semakin besar permintaan agregat, semakin tinggi pendapatan nasional
riil yang diwujudkan dan tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai.

PERTUMBUHAN EKONOMI
Dalam uraian mengenai teori Klasik telah ditunjukkan bahwa menurut pendapat
mereka tingkat kegiatan ekonomi (yang selalu mencapai tingkat kesempatan kerja penuh) dan
pendapatan nasional ditentukan oleh faktor-faktor produksi yang tersedia. Dalam persamaan
Y = f (K, L, R, T)
Seperti telah diterangkan K adalah jumlah barang modal, L adalah jumlah tenaga kerja, Rp
adalah kekayaan alam, dan T adalah tingkat teknologi .
Dalam grafik (a) kurva Y0 = f(N) dan Y1 = f(N) adalah kurva fungsi produksi yang
memisalkan hanya jumlah tenaga kerja yang mengalami perubahan, sedangkan faktor
produksi lain dianggap tetap. Perubahan Y0 = f(N) menjadi Y1 = f(N) menggambarkan efek
perkembangan teknologi dan peningkatan keterampilan dan pengetahuan tenaga kerja ke atas
fungsi produksi. Kedua fungsi produksi merupakan garis yang semakin landau karena
dimisalkan hubungan di antara tingkat produksi (atau pendapatan nasional) dan jumlah tenaga
kerja yang digunakan dipengaruhi oleh hukum hasil lebih yang semakin berkurang. Pada
mulanya dimisalkan fungsi produksi adalah Y0 = f(N) dan jumlah tenaga kerja dalam
perekonomian nasional riil mencapai Y0. Oleh karena semua tenaga kerja digunakan,
pendapatan nasional riil ini dicapai pada kesamptan kerja penuh, dan keseimbangan
perekonomian ditunjukkan pada titik E0—yaitu pada keadaan dimana (i) AD0 berpotongan
GAMBAR 3.12
Perkembangan Teknologi dan Pertumbuhan Ekonomi

dengan SRAS0 dan (ii) pendapatan nasional riil adalah Y0. Keseimbangan ini ditunjukkan
dalam grafik (b)
Sebagai akibat dari perkembangan teknologi, fungsi produksi akan berubah menjadi
Y1 = f(N). Dengan demikian apabila tenaga kerja tetap sebanyak N0 maka pendapatan nasional
riil akam mencapai Y1. Apabila tingkat kesempatan kerja penuh tetap tercapai, keseimbangan
dalam perekonomian akan berubah dari E0 menjadi E1 dan pendapatan nasional riil berubah
menjadi Y0 ke Y1. Gambaran ini menunjukkan, walaupun jumlah tenaga kerja tetap sebesar N 0
tetapi kemajuan teknologi telah meningkatkan pendapatan nasional menjadi Y1. Perubahan ini
menggambarkan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan kemakmuran masyarakat telah berlaku.

Anda mungkin juga menyukai