GAMBAR 3.1
Sirkulasi Aliran Pendapatan dalam Ekonomi Subsiten
rumah tanggga akan melakukan pembelian/perbelanjaan ke atas barang dan jasa yang
diproduksikan sektor perusahaan. Hal ini juga telah diterangkan sebelum ini. Di dalam
perekonomian subsisten tidak terdapatpenabungan. Ini berarti seluruh pendapatan sektor
rumah tangga akan dibelanjakan. Pendapatan yang mereka terima, yaitu seperti yang
ditunjukan oleh Aliran 1, akan digunakan untuk membeli barang dan jasa (lihat Aliran 2).
Oleh karena rumah tangga tidak menabung, nilai pengeluaran rumah tangga (Aliran 2) adalah
sama dengan nilai pendapatannya (Aliran1). Dan apabila sektor perusahaan menaikkan
produksinya maka pendapatan faktor-faktor produksi, dan seterusnya pendapatan sektor
rumah tangga, akan mengalami kenaikan yang sama besarnya dengan nilai produksi sektor
perusahaan. Karena sektor rumah tangga tidak melakukan penabungan, pengeluaran sektor
rumah tangga akan mengalamin kenaikan yang sama besarnya dengan kenaikan nilai
keseluruh produksi.
GAMBAR 3.2
Sirkulasi Aliran Pendapatan dalam Ekonomi Modern
Keyakinan itu didasarkan kepada pandangan yang ada hakikatnya mengatakan
bahwa semua tabunga sektor rumah tangga yang tercipta pada tingkat penggunaan tenaga
kerja penuh akan digunakan oleh para pengusaha untuk investasi. Menurut ahli-ahli
ekonomi Klasik, dalam perekonomian suku bunga selalu mengalami erubahan. Dan
perubahan itu akan menyebabkan seluruh tabungan yang diciptakan sektor rumah
tangga pada waktu perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh
akan selalu sama besarnya dengan jumlah investasi yang dilakukan oleh para
pengusaha. Oleh karenanya jumlah seluruh pengeluaran dalam perekonomian (pengeluaran
agregat), yang meliputi konsumi oleh rumah tangga dan investasi oleh para pengusaha, akan
selalu sama dengan nilai seluruh produksi yang diciptakan oleh sektor perusahaan pada
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh.
GAMBAR 3.3
Suku Bunga,Tabungan dan Investasi
pula dalam tabungan rumah tangga dan permintaan dana untuk investasi perusahaa.
Perubahan-perubahan dalam suku bunga akan terus menerus berlangsung sebelum kesamaan
di antara jumlah tabungan dengan jumlah permintaan dana investasi tercapai. Bagaimana
penyesuaian-penyesuaian itu berlaku dapat diterangkan dengan menggunakan Gambar 3.3.
GAMBAR 3.4
Akibat Kenaikan Investasi terahadap Keseimbangan Pendapatan Nasional
Misalkan para pengusaha ingin melakukan lebih banyak investasi yang menyebabkan
kurva investasi berubah mnejadi I1. Perubahan ini mengakibatkan keseimbangan baru di
pasaran modal, yaitu investasi bertambah menjadi I1, dan menyebabkan pertambahan
tabungan menjadi S1. Perubahan itu diwujudkan oleh kenaikan suku bunga menjadi r 1. Pada
keseimbangan ini perbelanjaan agregat adalah C1 + I1 dan perbelanjaan agregat ini sama
besarnya dengan YF.
Berdasarkan pandangan seperti yang diterangkan dengan menggunakan Gambar 3.4,
ahli-ahli ekonomi Klasik berpendapat dalam perekonomian akan selalu tercapai tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh oleh karena pengeluaran agregat dapat mencapai tingkat
penawaran agregat pada penggunaan tenaga kerja penuh. Keadaan itu akan wujud karena
kebocoran (aliran ke luar) yang berlaku dari aliran pengeluaran sektor rumah tangga—yaitu
tabungan—akan diimbangi oleh suntikan (aliran masuk) yang sama besarnya ke dalam
aliran pengeluaran tersebut, yaitu investasi yang dilakukan oleh para pengusaha. Keadaan
yang diterangkan di astas berarti dalam perekonomian tidak akan terdapat kekurangan
permintaan, dan ini akan mendorong para pengusaha untuk menggunakan semua faktor-faktor
produksi yang tersedia dalam perekonomian. Tujuannya adalah agar semua permintaan yang
terdapat dalam perekonomian dapat dipenuhi.
FLEKSIBILITAS UPAH DAN KEGIATAN EKONOMI
pada umumnya perekonomian akan mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh
didasarakan pula kepada satu keyakinan lain, yaitu: apabila terjadi pengangguran,
mekanisme pasar akan menciptakan penyesuaian- penyesuaian di dalam pasar tenaga
kerja sehingga akhirnya pengangguran dapat dihapuskan. Oleh karenanya pengangguran
bukanlah suatu keadaan yang selalu terjadi dalam perekonomian.
Apabila dalam perekonomian terdapat pengangguran, para penganggur akan
bersedia bekerja pada tingkat upah yang lebih rendah dari yang berlaku di pasar. di dalam
analisis mereka ahli-ahli ekonomi Klasik berkeyakinan:
i. Para pengusaha akan selalu mencari keuntungan yang maksimum
ii. Keuntungan maksimum akan dicapai pada keadaan di mana upah adalah sama
dengan produksi fisik marjinal.
Berdasarkan kepada keseimbangan ini tingkat upah adalah W 0 dan jumlah tenaga
kerja yang dibunakan dalam perekonomian adalah N0. Seterusnya misalkan dalam
perekonomian terjadi perubahan ke atas penawaran tenaga kerjaja. Perubahan ini digambarkan
oleh perpindahan kurva penawaran SLmenjadi S*L. sebagai akibat perubahan ini, pada tingkat
upah sebesar W0 jumlah tenaga kerja yang ditawarkan adalah N2, sedangkan seluruh
pengusaha dalam perekonomian hanya ingin menggunakan N0 tenaga kerja. Dengan demikian
terjadi pengangguran tenaga kerja sebanyak N0N2. Kelebihan tenaga kerja ini akan
menyebabkan kemerosotan upah sehingga tingkat di mana penawaran tenaga kerja yang baru
sama dengan permintaan tenaga kerja. Keadaan itu didapai di E1, dan dengan demikian upah
adalah W1 dan jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam perekonomian adalah N1. Keadaan
permintaan dan penggunaan tenaga kerja dalam satu perusahaan ditunjukkan dalam grafik (a).
permintaan tenaga buruh oleh sesuatu perusahaan digambarkan oleh kurva mpp = dp. Apabila
tingkat upah adalah W0 perusahaan tersebut akan menggunakan L0 tenaga kerja untuk
memaksimumkan keuntungannya. Apabila upah merosot W1 perusahaan akan menggunakan
L1 tenaga kerja untuk menambah dan memaksimumkan keuntungannya.
GAMBAR 3.5
Upah dan Kesempatan Kerja
PENENTUAN TINGKAT KEGIATAN PEREKONOMIAN
Kemampuan sektor perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa sangat
tergantung kepada jumlah dan kualitas faktor-faktor produksi yang tersedia dalam
perekonomian tersebut. Dengan demikian tingkat kegiatan ekonomi negara akan ditentukan
oleh:
i. Jumlah barang modal yang tersedia dan digunakan dalam perekonomian (K)
ii. Jumlah dan kualitas tenaga kerja yang tersedia dalam perekonomian (L)
iii. Jumlah dan jenis kekayaan alam yang digunakan (R)
iv. Tingkat teknologi yang digunakan (T)
Dengan demikian, tingkat kegiatan ekonomi atau pendapatan nasional dapat ditentukan
menggunakan persamaan:
Y = f (K, L, R, T)
Penentu Tabungan
Menurut Keynes, besarnya tabungan yang dilakukan oleh rumah tangga bukan
tergantung kepada tinggi rendahnya suku bunga. Ia terutama tergantung kpada besar
kecilnya tingkat pendapatan rumah tangga itu. Apabila jumlah pendapatan rumah tangga
itu tidak mengalami kenaikan atau penurunan, perubahan yang cukup besar dalam suku bunga
tidak akan menimbulkan pengaruh yang berarti ke atas jumlah tabungan yang akan dilakukan
oleh rumah tangga itu. Ini berarti, menurut pendapat Keynes, jumlah pendapatan yang
diterima rumah tangga—dan bukan suku bunga—yang menjadi penentu utama dari
jumlah tabungan yang akan dilakukan oleh rumah tangga.
Penentu Investasi
Pandangan Klasik
Gambar 3.3 telah menerangkan bahwa fleksibilitas suku bunga akan selalu menyebabkan
kesamaan di antara jumlah investasi dan jumlah tabungan pada ketika tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh dicapai.
Pandangan Keynes
Bentuk kurva S tersebut menggambarkan sifat tabungan masyarakat yang berikut:
i. Apabila tingkat pendapatan nasional rendah, tabungan masyarakat negatif. Keadaan
ini berarti masyarakat menggunakan tabungan di masa lalu untuk membiayai
hidupnya. Baru setelah pendapatan nasional melebihi Y0 masyarakat menabung
sebagian pendapatannya.
ii. Semakin tinggi pendapatan nasional, semakin banyak tabungan masyarakat.
Apabila pendapatan nasional adalah Y1 tabungan adalah S1 dan apabila pendapatan
nasional YF jumlah tabungan adalah SF
GAMBAR 3.6
Pandangan Klasik dak Keynes Mengenai Penentu Tabungan
Gambar 3.7. menunjukkan kurva penawaran uang MS0 dan MS1 dan kurva
permintaan uang MD. Sumbu tegak menunjukkan suku bunga dan sumbu datar menunjukkan
jumlah uang dalam perekonomian. (penawaran uang) dan permintaan uang oleh masyarakat.
Kurva penawaran uang berbentuk tegak lurus karena penawaran uang tidak ditentukan oleh
suku bunga. Bank sentral akan menyediakan uang sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat
dan oleh sebab itu besarnya tidak tergantung kepada suku bunga. Sebaliknya suku bunga
sangat mempengaruhi permintaan uang. Kalau suku bunga dan tingkat pengembalian modal
rendah, masyarakat lebih suka memegang uang dari menginvestasikannya. Oleh sebab itu
semakin rendah suku bunga, semakin besar jumlah uang yang diminta (dipegang atau
disimpan) masyarakat. Berdasarkan sifat ini kurva permintaan (pemegangan) uang MD
menurun dari kiri atas ke kanan bawah.
Menurut Keynes keseimbangan di antara permintaan dan penawaran uang, yaitu MD
=MS, akan menentukan suku bunga. Dengan demikian, apabila pada mulanya dimisalkan
penawaran uang adalah MS0 maka keseimbangan MD=MS0 akan dicapai pada titik E dan suku
bunga adalah r. kenaikan penawaran uang dari MS 0 menjadi MS1 akan memindahkan
keseimbangan permintaan dan penawaran uang ke E1 dan menyebabkan suku bunga turun ke
r1.
TABEL 3.1
Pengeluaran Agregat dan Penentuan Tingkat Kegiatan Ekonomi Negara
Pendapatan nasional Pengeluaran agregat
Kegiatan ekonomi
(triliun rupiah)
100 127
200 250 EKSPANSI
300 325
400 400 SEIMBANG
500 475
600 550 KONTRAKSI
GAMBAR 3.8
Keseimbangan Kegaiatan Perekonomian
iii. Apabila harga naik, ekspor akan berkurang (oleh karena harga barang ekspor
menjadi lebih mahal) dan impor akan meningkat (oleh karena harga impor
menjadi lebih murah). Perubahan ini akan mengurangi perbelanjaan ke atas
produksi nasional
Ciri Kurva AS
Kurva penawaran agregat AS perlu dibedakan kepada dua bentuk: kurva SRAS (atau
AS saja) dan kurva LRAS (atau kurva pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh).
Yang dimaksudkan dengan kurva SRAS—atau shor-run aggregate supply adalah kurva
penawaran barang dalam perekonomian apabila tingkat harga saja yang berubah , sedangkan
harga faktor-faktor produksi—termasuk upah tenaga kerja, tidak mengalami perubahan.
Dalam jangka pendek penawaran agregat dapat melebihi pendapatan Negara riil pada
kesempatan kerja penuh (YF). Keadaan ini digambarkan oleh bagian BC dari kurva SRAS.
Kurva LRAS adalah kurva penawaran agregat dalam jangka panjang, yaitu pada
periode di mana harga barang maupun harga faktor-faktor produksi mengalami perubahan.
Kurva LRAS tegak lurus pada pendapatan nasional yang akan diwujudkan pada tingkat
kesempatan kerja penuh. Keadaan kurva LRAS yang sedemikian menggambarkan keyakinan
GAMBAR 3.10
Kurva penawaran agregat AD
berikut: dalam periode di mana harga barang dan harga faktor produksi telah sepenuhnya
mengalami perubahan, kegiatan ekonomi cenderung akan mencapai kesempatan kerja penuh.
GAMBAR 3.11
Analisis AD-AS dan Penentuan Tingkat Keseimbangan Pendapatan Nasional
Akan dicapai di E2—yang menggambarkan tingkat harga mengalami enaikan lebih lanjut (dari
P1 ke P2) dan pendapatan nasional riil mencapai Y1.
Uraian di atas menunjukkan dalam jangka pendek—yaitu dalam periode di mana
tingkat harga saja yang dapat berubah, tingkat kegiatan ekonomi ditentukan oleh besarnya
permintaan agregat. Semakin besar permintaan agregat, semakin tinggi pendapatan nasional
riil yang diwujudkan dan tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai.
PERTUMBUHAN EKONOMI
Dalam uraian mengenai teori Klasik telah ditunjukkan bahwa menurut pendapat
mereka tingkat kegiatan ekonomi (yang selalu mencapai tingkat kesempatan kerja penuh) dan
pendapatan nasional ditentukan oleh faktor-faktor produksi yang tersedia. Dalam persamaan
Y = f (K, L, R, T)
Seperti telah diterangkan K adalah jumlah barang modal, L adalah jumlah tenaga kerja, Rp
adalah kekayaan alam, dan T adalah tingkat teknologi .
Dalam grafik (a) kurva Y0 = f(N) dan Y1 = f(N) adalah kurva fungsi produksi yang
memisalkan hanya jumlah tenaga kerja yang mengalami perubahan, sedangkan faktor
produksi lain dianggap tetap. Perubahan Y0 = f(N) menjadi Y1 = f(N) menggambarkan efek
perkembangan teknologi dan peningkatan keterampilan dan pengetahuan tenaga kerja ke atas
fungsi produksi. Kedua fungsi produksi merupakan garis yang semakin landau karena
dimisalkan hubungan di antara tingkat produksi (atau pendapatan nasional) dan jumlah tenaga
kerja yang digunakan dipengaruhi oleh hukum hasil lebih yang semakin berkurang. Pada
mulanya dimisalkan fungsi produksi adalah Y0 = f(N) dan jumlah tenaga kerja dalam
perekonomian nasional riil mencapai Y0. Oleh karena semua tenaga kerja digunakan,
pendapatan nasional riil ini dicapai pada kesamptan kerja penuh, dan keseimbangan
perekonomian ditunjukkan pada titik E0—yaitu pada keadaan dimana (i) AD0 berpotongan
GAMBAR 3.12
Perkembangan Teknologi dan Pertumbuhan Ekonomi
dengan SRAS0 dan (ii) pendapatan nasional riil adalah Y0. Keseimbangan ini ditunjukkan
dalam grafik (b)
Sebagai akibat dari perkembangan teknologi, fungsi produksi akan berubah menjadi
Y1 = f(N). Dengan demikian apabila tenaga kerja tetap sebanyak N0 maka pendapatan nasional
riil akam mencapai Y1. Apabila tingkat kesempatan kerja penuh tetap tercapai, keseimbangan
dalam perekonomian akan berubah dari E0 menjadi E1 dan pendapatan nasional riil berubah
menjadi Y0 ke Y1. Gambaran ini menunjukkan, walaupun jumlah tenaga kerja tetap sebesar N 0
tetapi kemajuan teknologi telah meningkatkan pendapatan nasional menjadi Y1. Perubahan ini
menggambarkan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan kemakmuran masyarakat telah berlaku.