Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Intermediet II yang diampu oleh
Dr. Dailibas.,SE.,MM.,Mak.,PIA.,CfrA.,Ak.,CA
Disusun oleh:
Marsha Caesarani
(1810631030045)
Kelas: 4-A
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah Swt. yang masih memberikan nafas kehidupan,
sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini yang berjudul “Alokasi Pajak
Penghasilan Intraperiode dan Antar Periode”. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan
Menengah II. Makalah ini membahas tentang bagaimana cara penyajian laporan keuangan yang
baik dan benar dan mencegah terjadinya kesalahan pada laporan baik disengaja atau tidak.
Akhirnya saya sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan penulis
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri saya sendiri dan khususnya pembaca pada
umumnya. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini.
Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat saya
harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan
pada waktu mendatang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah....................................................................................... 1
1.3 Tujuan............................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 2
2.1 Alokasi Pajak Penghasilan Intraperiode......................................................... 2
2.2 Alokasi Pajak Penghasilan Antarperiode....................................................... 3
2.3 Perhitungan Beban Pajak Penghasilan dan Hutang Pajak Penghasilan......... 5
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Alokasi pajak intraperiode atau Intraperiod Allocation merupakan proses alokasi pajak
penghasilan dalam suatu periode akuntansi karena adanya perbedaan tariff pajak yang
dikenakan terhadap tiap – tiap komponen laba atau pendapatan (Misal : tariff pajak yang
untuk laba sebelum pos luar biasa berbeda dengan tariff pajak untuk laba atau rugi luar biasa).
Karena Undang – undang Perpajakan di Indonesia tidak mengenal diskriminasi tariff yang
diberlakukan terhadap tiap – tiap komponen laba atau pendapatan, maka masalah Intraperiod
Allocation praktis hampir tidak pernah dijumpai.
Untuk mengilustrasikan konsep alokasi pajak intraperiode, asumsikan ahwa suatu
perusahaan mendapat keuntungan sebesar $70.000 atas pelunasan hutang jangka panjang
secara lebih dini, yang harus dilaporkan sebagai pos luar biasa sesuai dengan primsip
akuntansi yang lazim. Keuntungan tersebut akan dilaporkan sebagai laba untuk tujuan pajak
penghasilan. Primsip alokasi pajak intraperiode mensyaratkan bahwa keuntungan dan jumlah
pajak penghasilan yang berkaitan dengan keuntungan dari pelunasan hutang tersebut
dilaporkan bersama – sama dalam perhitungan rugi-laba.
Jika tarif pajak adalah 40%, pengungkapannya dapat disajikan sebagai berikut :
Keuntungan luar biasa dari pelunasan hutang secara dini $70.000
Dikurangi pajak penghasilan atas keuntungan tersebut $28.000
$42.000
Dalam kasus tersebut, pajak penghasilan atas operasi rutin tidak akan mencakup pajak
atas keuntungan luar biasa.
Seperti halnya kerugian dari operasi yang idhentikan, maka pengurangan pajak
penghasilan yang timbul akibat kerugian tersebut akan diperhitungkan untuk mengurangi
kerugian yang dilaporkan. Jadi, jika tariff pajaknya adalah 40% dan kerugian atas penjualan
suatu divisi yang dihentikan adalah $ 40.000 maka pos khusus tersebut dapat diungkapkan
sebagai berikut :
Kerugian karena operasi yang dihentikan
Penghematan pajak 40% x $ 40.000 = $ 16.000
Setelah dikurangi ( $ 40.000 - $ 16.000) = $ 24.000
Pada periode sebelumnya dilaporkan sebagai penyesuain langsung pada Laba yang
ditahan, pengaruh pajak bersangkutan harus diungkapkan dalam daftar laba yang ditahan.
Contoh :
Perusahaan pada tahuan 1988 menemukan bahwa penyusutan untuk tahun 1986 telah
ditetapkan terlalu tinggi sebesar $ 30.000, laba yang ditahan per 1 Januari 1988 yang telah
dilaporkan sebelumnya $ 210.000, kenaikan pajak penghasilan adalah 40% atau $ 12.000
Laba yang ditahan, 1 Jamuari 1988 yang telah dilaporkan sebelumnya $ 210.000
Ditambah penyesuaian periode sebelumnya atas penetapan biaya penyusutan yang
terlalu tinggi pada tahun 1986 (setelah dikurangi $ 12,000) $
18.000
Laba ditahan yang di sesuaikan, 1 Januari 1988 $ 228.000
Alokasi pajak antar periode atau interperiod tax allocation merupakan alokasi pajak
penghasilan antar periode thaun buku yang satu dengan periode – periode tahun buku berikut
atau sesudahnya. Alokasi pajak penghasilan antar periode tahun buku ini diperlukan karena
adanya perbedaan jumlah laba kena pajak dengan laba akuntansi. Metode alokasi pajak
digunakan untuk mempertanggungjawabnkan pengaruh pajak dan bagaimana pengaruh –
pengaruh tersebut harus disajikan dalam laporan keuangan.
Perbedaan yang timbul antara laba perpajakan dan laba pembukuan atau akuntansi dapat
bersifat permanen atau sementara. Perbedaaan permanen dapat timbul dari : (1) pos – pos
yang dimasukan dalam perhitungan laba kena pajak, tetapi tidak pernah diakui untuk tujuan
akuntansi, tetapi tidak pernah dimasukan dalam perhitungan laba kena pajak. Perbedaan
temporer atau sementara timbul akibat pos – pos pendapatan dan beban diakui untuk tujuan
akuntansi dalam periode sebelum atau sesudah pos – pos tersebut dimasukkan dalam
perhitungan laba kena pajak (perbedaan pengakuan periode). Berikut perbedaan diantara
keduanya.
1. Perbedaan Permanen
Permanen didefinisikan sebagai : perbedaan antara laba kena pajak dan laba
akuntansi sebelum pajak yang timbuk akibar transaksi yang menurut Undang –
undang dan peraturan perpajakan yang berlaku tidak akan di-offset oleh perbedaan
yang berkaitan dengannya atau “terhapus dengan sendirinya” pada periode lain.
Sebagian besar perbedaan permanen diklasifikasikan sebagai pendapatan yang
bebas pajak atau beban yang tidak dapat dikurangkan (dikreditkan) dalam
menghitung laba kena pajak.
Contoh pendapatan yang tidak kena pajak ; pendapatan bunga atas obligasi
pemerintah; hasil asuransi jiwa atas para pejabat perusahaan; 80% dari dividen yang
diterima dari perusahaan lain (100% dari perusahaan anak yang dimiliki secara
keseluruhan).
Contoh beban yang tidak dapat dikurangkan; denda dan beban yang timbul
akibat perlanggaran hukum; premi asuransi jiwa yang dibayarkan atas para jabatan
atau pegawai perusahaan jika perusahaan merupakan penerima santunanya
(beneficiary); bunga atas hutang yang terjadi untuk pembelian sekuritas pemerintah
yang bebas pajak; dan amortisasi goodwill.
2. Perbedaan Temporer
Perbedaan antara laba akuntansi sebelum pajak dengan laba kena pajak adalah
bersifat temporer. Perbedaan temporer meliputi ; (1) perbedaan karena waktu dan (2)
perbedaan lain yang mungkin timbul karena pengurangan dasar pengenaan pajak
penghasilan.
Perbedaan karena waktu dapat dikelompokkan ke dalam kategori – kategori berikut
contoh – contoh pos yang berkaitan dengan setiap kategori juga dicantumkan :
a. Laba financial sebelum pajak lebih besar dari pada laba kena
pajak
- Pendapatan atau keuntungan tertentu telah diakui dalam laporan keuangan
pendapatan periode berjalan tetapi pengenaan pajaknya baru dilakukan pada
periode berikutnya,
- Beban atau kerugian tertentu dapat dikurangkan untuk perhitungan pajak
dalam periode berjalan tetapi baru akan dikurangkan dalam periode
mendatang untuk pelaporan keuangan.
b. Laba financial sebelum pajak lebih kecil daripada laba kena
pajak
- Pendapatan atau keuntungan dikenakan pajak dalam periode berjalan
tetapi ditangguh dan baru akan diakui pada periode mendatang untuk
perlaporan keuanagan.
- Beban atau kerugian tertentu dikurangkan untuk perpajakan pada periode
mendatang tetapi dikurnagkan pada periode berjalan untuk pelaporan
keuangan.
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah dijelaskan, maka diharapkan makalah ini dapat
dimanfaatkan pembaca dalam memahami tentang “Alokasi Pajak Penghasilan
Intraperiode dan Antar Periode”. Selain itu penulis juga menyarankan untuk menerapkan
apa yang baik dari makalah ini dan juga mengingatkan penulis apa yang dianggap pembaca
kurang baik dari makalah ini. Makalah ini masih banyak memiliki kekurangan, untuk itu
penulis menyarankan agar makalah ini bisa disempurnakan baik dari cara penulisan maupun
pada struktur pembahasan.
DAFTAR PUSTAKA