Disusun Oleh :
Leha : 22096011998
Ahmad Saiful: 22096011994
i
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih belum sempurna
dan banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat
penulis harapkan. Akhirnya, mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pembaca pada umumnya. Amin
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN.............................................................................4
A .LatakangBelakang...........................................................................4
B. Rumusan Masalah ...........................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
. A. Perilaku Manusia………………………….…………………………..6
B. Manusia dan Lingkungannya………… ………………………............10
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ………………………………………………..……….…..12
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………....……………...1
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Motivasi adalah perilaku yang ingin mencapai tujuan tertentu yang cenderung
untuk menetap. Motivasi juga merupakan kekuatan yang mendorong dan mengarahkan
keberhasilan prilaku yang tetap ke arah tujuan tertentu. Motivasi bisa berasal dari dalam
diri seseorang atau pun dari luar dirinya. Motivasi yang berasal dari dalam diri sesorang
disebut motivasi instrinsik, dan yang berasal dari luar adalah motivasi ekstrinsik.
Motivasi adalah sebuah kemampuan kita untuk memotivasi diri kita. tanpa
memerlukan bantuan orang lain. Memotivasi diri adalah proses. menghilangkan faktor
yang melemahkan dorongan kita. Rasa tidak berdaya dihilangkan menjadi pribadi yang
lebih percaya diri. Sementara harapan dimunculkan kembali dengan membangun
keyakinan bahwa apa yang diinginkan bisa kita capai.
Dengan demikian jika sebuah motivasi (dalam hal ini ketidak berdayaan dan
tanpa harapan) dihilangkan, maka aliran energi dalam tubuh kita bisa mengalir kembali.
Dan pada makalah ini, saya akan mencoba membahas tentang motivasi dan macam-
macam teori motivasi.
B. Rumusan Masalah
b. Konsep motivasi ?
c. Jenis motivasi?
4
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah "Psikologi
Belajar"
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi
Pendapat lain menurut Chung dan Megginson yang dikutip oleh Faustino Cardoso
Gomes (2002:177), menerangkan bahwa motivasi adalah: "Tingkat usaha yang dilakukan
oleh seseorang yang mengejar suatu tujuan dan berkaitan dengan kepuasan kerja dan
perfoman pekerjaan".
Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri
seseorang secara sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi
juga bisa dalam bentuk usaha usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok
orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang
dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Motivasi mempunyai
peranan starategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar
tanpa motivasi, tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan
6
motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya
diketahui, tetapi juga harus diterangkan dalam aktivitas sehari-hari.
1. Konsep Motivasi
Konsep motivasi yang dijelaskan oleh suwanto adalah sebagai berikut 1. Model
Tradisional Untuk memotivasi pegawai agar gairah kerja meningkat perlu. diterapkan
sistem insentif dalam bentuk uang atau barang kepada pegawai yang berprestasi.2. Model
Hubungan Manusia Untuk memotivasi pegawai agar gairah kerjanya meningkat adalah
dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna dan
penting.
Pegawai dimotivasi oleh banyak faktor, bukan hanya uang atau barang tetapi juga
kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti.
B. Jenis Motivasi
1. Motivasi Intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif
atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang
membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari
buku-buku untuk dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang
dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik
ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri.
7
Sebagai contoh konkrit, seorang siswa itu melakukan belajar, karena betul-betul
ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya
secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain- lain. "intrinsik motivations are inherent
in the learning situations and meet 9.
3. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya
perangsang dari luar. Sebagai contoh itu seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya
akan ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh
pacarnya, atau temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui
sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik, atau agar mendapat hadiah. Jadi kalau
dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung bergayut
dengan esensi apa yang dilakukannyn itu. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga
dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan
aktivitas belajar.
C. Teori-teori Motivasi
b) Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
c) Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima,
memiliki)
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk
berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu
disebutnya faktor higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik)
Bimbingan dan Konseling (BK) adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan
melalui wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada
individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi
yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu dapat
memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta
dapat merencanakan. masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.
9
Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik
secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal,
dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis
layanan dan kegiatan pendukung berdaarkan norma-norma yang berlaku (SK Mendikbud
No. 025/D/1995).
Para ahli mendefinisikan layanan bimbingan itu dengan cara yang bervariasi,
namun selalu menunjukkan kepada hakikat, tujuan, dan prosedur yang serupa, yang
secara ringkasnya dapat dikemukakan sebagai berikut:
10
3. Dengan layanan bimbingan, kita dapat menjalani proses pengenalan, pemahaman,
penerimaan, pengarahan, perwujudan, serta penyesuaian diri, baik terhadap dirinya
sendiri maupun terhadap lingkungannya.
11
siswa bukan hanya tugas guru BK. Layanan BK ditujukan pada 4 aspek perkembangan
siswa, yaitu:
2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta didik secara
optimal.
4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan
lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
13
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan untuk:
3. Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian
tujuan tersebut
Jenis-jenis layanan pada dasarnya merupakan operasionalisasi dari konsep bimbingan dan
konseling dalam rangka memenuhi berbagai asas, prinsip, fungsi dan tujuan bimbingan dan
konseling. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional saat ini terdapat tujuh jenis layanan.
Namun sangat mungkin ke depannya akan semakin berkembang, baik dalam jenis layanan
maupun kegiatan pendukung. Para ahli bimbingan di Indonesia saat ini sudah mulai meluncurkan
dua jenis layanan baru yaitu layanan konsultasi dan layanan mediasi. Namun, kedua jenis
layanan ini belum dijadikan sebagai kebijakan formal dalam sistem pendidikan di sekolah. Untuk
lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan ketujuh jenis layanan bimbingan dan konseling yang
saat ini diterapkan dalam pendidikan nasional.
1. Layanan Orientasi
14
Layanan orientasi merupakan layanan yang memungkinan peserta didik memahami
lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk
mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu,
sekurang-kurangnya diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu pada setiap awal semester. Tujuan
layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan baru secara tepat dan memadai, yang berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.
2. Layanan Informasi
Layanan informasi adalah layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan
memahami berbagai informasi (seperti informasi diri, sosial, belajar, pergaulan, karier,
pendidikan lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik agar dapat
mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial, belajar maupun
karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai. Layanan informasi pun
berfungsi untuk pencegahan dan pemahama
3. Layanan Pembelajaran
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejalan dengan visi tersebut, maka misi bimbingan dan konseling harus
membantu memudahkan siswa mengembangkan seluruh aspek kepribadiannya seoptimal
mungkin, sehingga terwujud siswa yang tangguh menghadapi masa kini dan masa
mendatang.
B. Saran
16
konseling meskipun bukan bertindak sebagai guru BK. Dan untuk guru BK harus sebisa
mungkin menjadi teman curhat dan tempat berkonsultasi peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
17