Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Motivasi adalah suatu dorongan terhadap diri kita agar kita melakukan sesuatu hal.
Dorongan yang kita dapat itu bisa bersumber dari mana saja, entah itu dari diri kita sendiri atu
pun dari hal atau orang lain. Dorongan yang kita sebut motivasi itu juga yang menjadi suatu
sumber tenaga dalam kita mengerjakan suatu hal agar kita mencapai suatu tujuan yang kita
inginkan. Dalam hal ini kegiatan yang kita lakukan dapat berbentuk negatif ataupun positif
meskipun motivasi kita semua awalnya “baik”.

Setiap lingkungan kerja kita selalu berhadapan dengan kondisi mental yang lemah dan
pada saat itu kita bisa mendapatkan masukan atau saran yang dapat membangkitkan semangat
kita kembali. Dalam kehidupan ini kita selalu memotivasi diri kita untuk lebih dari orang lain,
tidak hanya di dunia kerja saja kita harus di motivasi agar menjadi lebih baik tetapi dalam
kehidupan sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan motivasi?


2. Apa saja tujuan dari motivasi?
3. Apa saja jenis-jenis motivasi?
4. Apa saja metode motivasi?
5. Bagaimana teori-teori motivasi?
6. Apa yang dimaksud dengan kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan?
7. Bagaimana teori-teori prestasi?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi motivasi.


2. Untuk mengetahui tujuan motivasi.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis motivasi.
4. Untuk mengetahui metode motivasi.
5. Untuk mengetahui teori-teori motivasi.
6. Untuk mengetahui mengenai kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan.
7. Untuk mengetahui teori-teori prestasi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata movereyang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi
(motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan
bawahan khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan
potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan
tujuan yang telah ditentukan.

Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:143). ”Motivasi adalah pemberian daya


penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama,
bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai
kepuasan”. Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2007:93).“Motivasi adalah kondisi yang
menggerakan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari motifnya”.

Pada dasarnya motivasi itu hanya dua, yaitu untuk meraih kenikmatan atau
menghindari dari rasa sakit atau kesulitan. Uang bisa menjadi motivasi kenikmatan maupun
motivasi menghindari rasa sakit. Jika kita memikirkan uang supaya kita tidak hidup sengsara,
maka disini alasan seseorang mencari uang untuk menghindari rasa sakit. Sebaliknya
ada orangyang mengejar uang karena ingin menikmati hidup, maka uang sebagai alasan
seseorang untuk meraih kenikmatan.

Dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu alasan atau dorongan yang bisa berupa
kata-kata, motivation training, keyakinan dari dalam diri sendiri, pengaturan mindset, dan atau
keadaan yang mendesak untuk dapat melakukan atau menghasilkan sesuatu, dan untuk
memperoleh semangat untuk tetap terus bekerja.

Dalam mewujudkan alasan untuk beraksi (motivasi), maka diperlukan stimulus


(pendorong). Stimulus (pendorong) itu sendiri ada dua macam, yaitu:

1. High Class yang berupa tarikan (pull).


2. Low Class yang berupa dorongan (push).
Jika kedua-duanya digabungkan, maka akan diperoleh suatu energy yang besar dan
akan membangkitkan rasa semangat dalam diri seseorang. Sebagai contoh: sebuah mobil yang
mogok, jika didorong saja hanya akan bergerak lambat. Lain halnya jika ditambah dengan
tarikan. Mobil itu akan terasa lebih ringan dan bergeraknya akan lebih cepat.

Begitu juga dengan diri manusia, manusia akan memiliki semangat juang yang tinggi
jika mendapat dorongan dan kesadaran dari dalam dirinya sendiri. Tetapi semangat juang itu
akan bertambah tinggi jika mendapat tarikan dari luar, seperti dorongan semangat dari
keluarga, teman, atau yang lainnya.

Ada beberapa level (tingkatan) dalam motivasi, yaitu:

1. Level paling rendah, level Spirit. Yaitu menghadiri AMT (Achievement Motivation
Training). Kenapa level ini dikatakan paling rendah, karena pembakaran semangat dan
motivasi di level ini hanya akan mempengaruhi peserta saat duduk dan menyimak
motivasi yang diberikan oleh trainer (pemberi motivasi), setelah itu pengaruhnya tidak
akan sekuat dan seberpengaruh saat disampaikan oleh trainer.
2. Level Mindset. Pengaturan pada pikiran. Ini dilakukan oleh diri sendiri untuk
menciptakan semangat dan motivasi untuk diri sendiri. Level ini lebih tinggi daripada
sebelumnya, karena pada level ini kita sudah mampu mengatur apa-apa saja yang
menjadi bahan bakar semangat dan alasan untuk melakukan sesuatu.
3. Level Skill dan Job. Kemampuan dan pekerjaan. Saat kita sudah mengetahui apa yang
mampu kita lakukan dan pengaplikasiannya dalam pekerjaan, maka kita akan secara
otomatis mendapat semangat dan alasan untuk menghasilkan yang terbaik dalam
sasaran kita (job).
4. Dan level yang tertinggi adalah LevelPower (Energi). Kenapa disebut level tertinggi,
karena pada level ini, seseorang yang telah mengatur mindset-nya, mampu
melaksanakan job (pekerjaan)nya dengan baik, ia akan menjadi energy untuk yang
lainnya. Artinya, disaat energinya habis, ia tahu kapan dan bagaimana seharusnya ia
mengisi ulang energinya. Sedangkan disaat energinya sudah terisi penuh, ia mampu
menyalurkan energy untuk orang lain.

2.2 Tujuan Motivasi

Tujuan motivasi menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:146) adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.


2. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
3. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan.
4. Meningkatkan kedisiplinan karyawan.
5. Mengefektifkan pengadaan karyawan.
6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
7. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan.
8. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

Berikut adalah beberapa catatan untuk mendukung dan memotivasi karyawan agar
mereka dapat perform dengan pekerjaannya dan mencapai tujuan yang diinginkan:

1. Usaha
2. Bagaimana kita memotivasi orang agar lebih efektif dalam melakukan pekerjaannya
3. Ketekunan

2.3 Jenis-Jenis Motivasi

1. Motivasi Intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak
usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk
dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya
kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai
tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri.

Sebagai contoh konkrit, seorang siswa itu melakukan belajar, karena betul-betul ingin
mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara
konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain. “intrinsik motivations are inherent in the
learning situations and meet pupil-needs and purposes”. Itulah sebabnya motivasi intrinsik
dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkait dengan
aktivitas belajarnya. Seperti tadi dicontohkan bahwa seorang belajar, memang benar-benar
ingin mengetahui segala sesuatunya, bukan karena ingin pujian atau ganjaran.
2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya
perangsang dari luar. Sebagai contoh itu seseorang itu belajar,karena tahu besok paginya akan
ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya,atau
temannya.

Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin
mendapatkan nilai yang baik,atau agar mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan
kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang
dilakukannyn itu. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk
motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari
luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

Malayu S.P Hasibuan (2005:150)mengatakan bahwa jenis-jenis motivasi adalah


sebagai berikut:

1. Motivasi Positif (Insentif Positif)

Motivasi Positif adalah Manajer memotivasi (merangsang) bawahan dengan memberikan


hadiah kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar.

2. Motivasi Negatif (Insentif Negatif)

Motivasi Negatif adalah Manajer memotivasi bawahan dengan standar mereka akan
mendapatkan hukuman. Dengan motivasi negatif ini semangat bekerja bawahan dalam waktu
pendek akan meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka panjang dapat
berakibat kurang baik.

Menurut Anonim (2010), motivasi dibedakan atas 3 macam berdasarkan sifatnya:

1. Motivasi takut atau fear motivation, yaitu individu melakukan suatu perbuatan
dikarenakan adanya rasa takut. Dalam hal ini seseorang melakukan sesuatu perbuatan
dikarenakan adanya rasa takut, misalnya takut karena ancaman dari luar, takut Aku
mendapatkan hukuman dan sebagainya.
2. Motivasi insentif atau incentive motivation, yaitu individu melakukan sesuatu
perbuatan untuk mendapatkan sesuatu insentif, bentuk insentif bermacam-macam
seperti mendapatkan honorarium, bonus, hadiah, penghargaan dan lain-lain
3. Motivasi sikap atau attitude motivation/self motivation sikap merupakan suatu
motivasi karena menunjukkan ketertarikan atau ketidaktertarikan seseorang terhadap
suatu objek, motivasi ini lebih bersifat intrinsic, muncul dari dalam individu, berbeda
dengan kedua motivasi sebelumnya yang lebih bersifat ekstrintik yang datang dari
luar diri individu.

Motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis

1. Motif atau kebutuhan organis meliputi kebutuhan untuk minum, makan,


bernapas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat.

2. Motif-motif darurat meliputi dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan


untuk membalas, untuk berusaha, dan untuk memburu
3. Motif-motif objektif menyangkutkebutuhan untuk melakkan eksplorasi,
melakukan manipulasi, untuk menaruh minat.

2.4 Metode Motivasi

Malayu S.P. Hasibuan (2005:149),mengatakan bahwa ada dua metode motivasi adalah
sebagai berikut:

a. Motivasi Langsung (Direct Motivation)

Motivasi langsung adalah motivasi (materiil dan Non Materiil) yang diberikan secara
langsung kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya,
jadi sifatnya khusus, seperti pujian, penghargaan, tunjangan hari raya, bonus dan bintang
jasa.

b. Motivasi Tidak Langsung (Indirect Motivation)

Motivasi Tidak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-
fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah kerja atau kelancaran tugas sehingga para
karyawan betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya. Misalnya ruangan kerja yang
nyaman, suasana pekerjaan yang serasi dan sejenisnya.

2.5 Teori-teori Motivasi

1. Teori Insentif: Yaitu teori yang mengatakan bahwa seseorang akan bergerak atau
mengambil tindakan karena ada insentif yang akan dia dapatkan. Misalnya, Anda mau
bekerja dari pada sampai sore karena Anda tahu bahwa Anda akan mendapatkan intensif
berupa gaji. Jika Anda tahu akan mendapatkan penghargaan, maka Anda pun akan
bekerja lebih giat lagi. Yang dimaksud insentif bisa tangible atau intangible. Seringkali
sebuah pengakuan dan penghargaan, menjadi sebuah motivasi yang besar.

2. Dorongan Bilogis: Dalam hal ini yang dimaksud bukan hanya masalah seksual saja.
Termasuk di dalamnya dorongan makan dan minum. Saat ada sebuah pemicu atau
rangsangan, tubuh kita akan bereaksi. Sebagai contoh, saat kita sedang haus, kita akan
lebih haus lagi saat melihat segelas sirup dingin kesukaan Anda. Perut kita akan menjadi
lapar saat mencipum bau masakan favorit Anda. Bisa dikatakan ini adalah dorongan
fitrah atau bawaan kita sejak lahir untuk mempertahankan hidup dan keberlangsungan
hidup.

3. Teori Hirarki Kebutuhan: Teori ini dikenalkan oleh Maslow sehingga kita mengenal
hirarki kebutuhan Maslow. Teori ini menyajikan alasan lebih lengkap dan bertingkat.
Mulai dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan kemanan, kebutuhan akan pengakuan
sosial, kebutuhan penghargaan, sampai kebutuhan akan aktualisasi diri.

4. Takut Kehilangan vs Kepuasan: Teori ini mengatakan bahwa apda dasarnya ada dua
faktor yang memotivasi manusia, yaitu takut kehilangan dan demi kempuasan
(terpenuhinya kebutuhan). Takut kehilangan adalah adalah ketakutan akan kehilangan
yang sudah dimiliki. Misalnya seseorang yang termotivasi berangkat kerja karena takut
kehilangan gaji. Ada juga orang yang giat bekerja demi menjawab sebuah tantangan, dan
ini termasuk faktor kepuasan. Konon, faktor takut kehilangan lebih kuat dibanding
meraih kepuasan, meskipun pada sebagian orang terjadi sebaliknya.

5. Kejelasan Tujuan: Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki
tujuan yang jelas dan pasti. Dari teori ini muncul bahwa seseorang akan memiliki
motivasi yang tinggi jika dia memiliki tujuan yang jelas. Sehingga muncullah apa yang
disebut dengan Goal Setting (penetapan tujuan)

2.6 Kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan

Ada beberapa pakar yang memberikan definisi mengenaI kepuasan/ketidakpuasan pelanggan:

1. Day (dalam Tse dan Wilton, 1988) menyatakan bahwa kepuasan/ketidakpuasan pelanggan
adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang
dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk
yang dirasakan setelah pemakaiannya.

2. Wilkie (1990) mendefinisikan sebagai suatu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap
pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa.

3. Engel, et al., (1996) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli
di mana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan
pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil (outcome) tidak memenuhi
harapan.

4. Kotler, et al., (1996) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan
seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan
harapannya.

Dari berbagai definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya pengertian
kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan.
Pengertian ini didasarkan pada disconfirmation paradigm dari Oliver (dalam Engel, et al., 1990;
Pawitra, 1993).

2.7 Teori Prestasi

a. Prestasi – Muhibbin Syah (2001:192), prestasi adalah hasil belajar meliputi segenap
ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.
b. Prestasi – Nana Syaodih Sukmadinata (2003:102): Prestasi adalah hasil belajar yang
merupakan penekanan dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki
seseorang, sedangkan indikasinya dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam
bentuk pengetahuan, ketrampilan berpikir, maupun ketrampilan motorik.
c. Prestasi – Weiner dalam Sri Esti Wuryani Djiwandono (2002:355), mengatakan bahwa
siswa-siswa yang termotivasi untuk berprestasi akan tetap melakukan tugas lebih lama
daripada siswa-siswa yang kurang berprestasi bahkan sesudah mereka mengalami
kegagalan dan menghubungkan kegagalannya itu dengan tidak atau kurang berusaha
dalam belajar, dengan kata lain siswa yang termotivasi untuk mencapai prestasi ingin
dan mengharapkan sukses, sedangkan siswa yang tidak termotivasi untuk berprestasi
cenderung mengalami kegagalan dalam belajar atau sulit mencapai prestasi yang baik.
d. Prestasi – Witherington (2003:155), prestasi adalah hasil yang dicapai individu melalui
usaha yang dialami secara langsung dan merupakan aktivitas kecakapan dalam situasi
tertentu.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.infodiknas.com/prestasi.html
2. http://infoseputarekonomi.blogspot.com/2016/08/konsep-kepuasan-dan-
ketidakpuasan.html?m=1
3. https://kamriantiramli-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/kamriantiramli.wordpress.com/2011/05/27/macam-
macam-
motivasi/amp/?amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQDoAEK#referrer=https%
3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%
2F%2Fkamriantiramli.wordpress.com%2F2011%2F05%2F27%2Fmacam-macam-
motivasi%2F
4. https://afdalarianto.blogspot.com/2016/04/makalah-motivasi.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai