BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dopamin merupakan salah satu neurotransmitter monoamin yang mengatur
berbagai aktivitas otak. Dopamin memiliki dua mekanisme kerja yaitu tonik
berupa pelepasan dopamin untuk memenuhi kebutuhan dasar otak dan fasik
berupa pelepasan dopamin akibat rangsangan seperti makanan, obat-obatan dan
seks/ pornografi. (1,2,3,4)
Pornografi memiliki dampak negatif terhadap suatu individu sebagaimana
hal-hal adiktif lainnya menyebabkan perubahan anatomi, kimia dan patologik
otak. Pornografi menyebabkan penurunan produksi dopamin, kerusakan jalur
distribusi dopamin, penurunan jumlah reseptor dopamin D2 dan penurunan massa
dan volume otak terutama area penghasil dopamin berupa ventral tegmental area
(VTA), lobus prefrontal, nucleus accumbens (NAc) dan substansia nigra sehingga
mengganggu fungsi dopamin otak.(5,6,7,8,9,10,11)
Pornografi merupakan masalah global dan masalah nasional. Empat koma
lima juta atau 12% jumlah website di dunia maya merupakan situs yang memuat
pornografi. Dalam satu detik, 28.258 penduduk dunia mengakses situs yang
menyediakan pornografi sehingga pada satu bulan terdapat 72.000.000 penduduk
dunia mengakses situs porno.(12) Indonesia termasuk kedalam sepuluh besar negara
pengunjung situs porno setelah Pakistan, India, Mesir, Turki, Aljazair, dan
Maroko.(12)
Hasil survei BKKBN tahun 2004 menunjukkan bahwa remaja usia 15-19
tahun sekitar 60% telah melakukan hubungan seks pranikah dan mengakui
perbuatan tersebut akibat melihat pornografi. Survei tersebut mengemukakan
bahwa 93,7% melihat buku porno, 86,2% menonton film porno, 89,1% menonton
video porno dan 87,1% melihat situs porno. Sebuah penilitan di SMP negeri di
Pontianak mengemukakan bahwa 83,3% siswa terpapar pornografi dan 79,5%
siswa mengalami efek paparan pornografi terhadap siswa tersebut, dari siswa yang
terpapar pornografi 19,8% mengalami adiksi (ketagihan), dari siswa yang
mengalami adiksi 69,2% mengalami eskalasi (peningkatan kebutuhan akan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Neurotransmitter
Neurotransmitter merupakan senyawa endogen tubuh yang menghantarkan
sinyal dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya. Neurotransmitter dihasilkan di
sitoplasma sel saraf dan disimpan dalam bentuk vesikel di bagian akson terminal
saraf kemudian dilepaskan dari celah sinapsis menggunakan transporter dan
diterima oleh reseptor neurotransmitter tersebut di membran sinapsis dendritik
saraf lain. Neurotransmitter dibagi menjadi beberapa tipe yaitu monoamin
(dopamin, epinefrin, norepinefrin, histamin dan serotonin), asam amino (glutamat,
-aminobutyric acid, glisin, aspartat dan D-serin), peptid (somatostatin, kokain,
amphetamin, peptida opoid dan substansi P), dan lain-lainnya (asetilkolin,
adenosin, dan lain-lain).(14,15)
2.2 Neurotransmitter Monoamin
Neurotransmitter monoamin merupakan neurotransmitter yang mengandung
gugus amino yang terhubung dengan cincin aromatik dengan dua rantai karbon.
Neurotransmitter monoamin yaitu(16,17,18,19,20):
1. Dopamin
Dopamin
merupakan
neurotransmitter
yang
berhubungan
dengan
rangsangan dan ganjaran. Dopamin dibagi menjadi dua yaitu dopamin otak yang
berperan sebagai neurotransmitter dan dopamin tubuh yang berperan sebagai
hormon.
2. Serotonin
Serotonin merupakan neurotransmitter yang berperan dalam berbagai proses
psikologi otak berupa mood, rasa lapar, kesadaran, tidur, motorik, suhu tubuh,
persepsi, rasa sakit, sekresi hormon dan kebiasaan seks. Selain di otak, serotonin
juga ada di trombosit dan mukosa grastrointestinal.
3. Epinefrin
Epinefrin dibentuk dari tirosin dan dihasilkan juga di kelenjar adrenal.
Epinefrin berfungsi dalam mengatur tidur, perhatian dan pengembangan memori.
4. Norepinefrin
Norepinefrin disintesis di otak dari tirosin. Neurotransmitter norepinefrin
berfungsi dalam mengatur pola tidur, kewaspadaan dan pemusatan perhatian.
5. Histamin
Histamin merupakan salah satu neurotransmitter di otak terutama di sel mast
dan hipotalamus. Histamin juga membantu fungsi sensori, motorik, mood,
perhatian, proses belajar dan memori.
2.3 Dopamin dan Proses Pembentukannya
Neurotransmitter merupakan senyawa kimia endogen yang menghantarkan
sinyal rangsangan melewati sinapsis-sinapsis antara saraf. Saraf dopaminergik
yang menghasilkan dopamin yang berupa senyawa monoamin di otak berjumlah
400.000 saraf.(1) Dopamin dihasilkan dari prekursor L-DOPA sebagaimana
gambar 2.1 jelaskan.
a. Jalur nigrostriatal
4.
trauma.
5. Bagian dorsolateral prefrontal (dlPFC): Perhatian, kognitif, fungsi eksekutif dan
aksi.
2. Jalur mesolimbik
Jalur mesolimbik adalah jalur distribusi dopamin yang terbentang dari VTA
menuju nucleus accumbens (Nac). Jalur mesokortikal dan jalur mesolimbik
merupakan jalur distribusi dopamin paling besar yang dinamakan jalur
mesokortikolimbik yang berperan aktif dalam pengaturan pengambilan keputusan
dan motivasi.(26,34) Jalur mesolimbik dari VTA menuju NAc yang berada di ventral
striatum melalui jaras medial otak depan menghantarkan dopamin, aminobutiric acid (GABA) dan glutamat. Jalur ini juga memiliki fungsi
sebagaimana jalur nigrostriatal dengan pengaturan motorik yang lebih halus dan
10
11
12
memori akan tersimpan di STM kemudian melalui kegiatan yang berulang akan
tersimpan di LTM. Kegiatan berulang yang merupakan intisari dari fungsi STM
terhadap LTM sangat penting bagi sistem LTM untuk mendukung aktivitasnya.
(57,58,59)
2.5.2 Kognitif
Fungsi kognitif merupakan salah satu fungsi dari lobus prefrontal, hal ini
ditunjukan
dengan
penemuan
bahwa
makhluk
yang
memiliki
tingkat
ditentukan
oleh kemampuan
13
sebaliknya,
ganjaran
juga
berperan
dalam
pengumpulan
dan
pembangkitan motivasi.(69,70)
2.5.4 Pengambilan keputusan
Sebagaimana yang telah kita ketahui, fungsi pengambilan keputusan berada
di lobus prefrontal yang berhubungan dengan aktivasi saraf dopaminergik melalui
jalur distribusi mesokortikal.(71) Studi terbaru yang menggunakan functional
magnetic resonance imaging (fMRI) menunjukkan bahwa disaat suatu individu
melakukan pengambilan keputusan terjadi perubahan blood-oxygenation-leveldepandent (BOLD) dalam proses aktivitas distribusi dopamin baik secara fasik
maupun secara tonik di sel-sel saraf dopaminergik limbik, stiatum, otak tengah
dan korteks.(72,73) Penelitian terkini mengemukakan bahwa aktivitas otak bagian
korteks dan subkorteks berkaitan dengan dopamin dan sereotonin penting dalam
tingkat kemampuan pengambilan keputusan yang krusial yang tidak dapat
dikendalikan.(74,75) Selain bagian korteks prefrontal, sistem distribusi dopamin di
mesolimbik dan striatum dapat berpengaruh dalam pengumpulan informasi dan
pembelajaran yang secara tidak langsung sangat penting dalam pengambilan
keputusan. Dopamin memiliki berbagai pengaruh tergantung tempat distribusi
dopamin tersebut. Pengaruh dopamin yang berada di striatum, korteks dan
mesolimbik ditambah dengan fungsi dopamin yang berada di NAc memiliki peran
penting dalam menyeleksi aksi yang tentunya berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan.(76) Dopamin sangat penting dalam kontrol aksi,(77) hal ini juga didukung
oleh aktivasi reseptor dopamin D1 di korteks singulata anterior dan NAc yang
memerantarai besarnya tingkat fungsi keputusan untuk mendapatkan stimulasi
yang lebih besar.(78) Selain itu, fungsi dopamin reseptor striatum berefek terhadap
fungsi PFC untuk aksi. Aktivasi dopamin reseptor D1 di presinaptik akan memicu
proses aktivasi dopamin dengan proses direct yang menyebabkan terjadinya suatu
aksi, sedangkan aktivasi dopamin reseptor D2 di postsinaptik akan menghambat
14
norepinefrin
dan
serotonin
sehingga
disfungsi
pada
sistem
normal
neurotransmitter
hanya
tersebut
mengalami
diturunkan.
penurunan
Hal
ini
mood
sedikit
setelah
menunjukkan
bahwa
15
dopamin memiliki peran yang sangat besar dalam memicu kebiasaan seksual, hal
ini dibuktikan dengan pemberian obat-obatan psikotropika yang bersifat agonis
dopamin memfasilitasi terjadinya peningkatan secara signifikan bangkitan seksual
disertai peningkatan kualitas ereksi dan orgasme. Pengobatan menggunakan
dopamin agonis selain meningkatkan bangkitan juga menigkatkan kendali seksual
dan kebiasaan seksual suatu individu.(86,87,88) Selain itu, pemberian agonis dopamin
juga berefek pada aspek motivasi kebisaan seksual, aspek ini dibagi menjadi dua
macam yaitu aspek kebutuhan akan kebiasaan seks yang berpusat di NAc dan
aspek konsumsi akan kebiasaan seksual yang berpusat di dorsal striatum jalur
distribusi dopamin nigrostriatal.(89) Hasil penelitian menyatakan kekurangan
dopamin dapat menurunkan secara drastis reaksi seksual. (90) Sehingga, dapat
disimpulkan bahwa aktivitas dopamin sangat berpengaruh terhadap motivasi
seksual, bangkitan seksual dan stimulasi seksual.(3)
2.5.8 Kebiasaan
Neurotransmitter dopamin disebut juga neurotransmitter lakukan dan
dapatkan dan berperan penting dalam proses adiksi dan kebiasaan yang
kompulsif. Dopamin bukanlah penyebab utama timbulnya suatu kebiasaan namun,
dopamin menyebabkan terjadinya adaptasi dari kebiasaan itu sendiri setelah
rangsangan yang berulang (behavioral flexibility). Dopamin dalam fungsinya
membentuk kebiasaan didukung oleh PFC dengan cara pengaktifan reseptor
dopamin di PFC. Reseptor dopamin D1 merupakan reseptor dopamin yang
berfungsi dalam pembelajaran utama sedangkan reseptor dopamin D2 memicu
terjadinya adaptasi kebiasaan itu sendiri sebagaimana melokalisasi suatu
kebiasaan di dalam otak. Kebiasaan kompulsif timbul saat saat kebiasaan yang
memicu rasa lapar akan rangsangan tidak terpenuhi.(91)
2.5.9 Motorik
Pelepasan neurotransmitter dopamin yang menstimulasi reseptor dopamin di
striatum baik jalur distribusi nigrostriatal maupun jalur distribusi mesolimbik
berperan penting dalam kinerja otot dan motorik secara sadar yang merupakan
implementasi dari fungsi korteks. Jalur distribusi dopamin nigrostriatal merupakan
tempat utama untuk mengatur fungsi motorik sedangkan jalur distribusi dopamin
mesolimbik juga mengatur fungsi motorik dalam lingkup yang lebih rendah. (34,42,92)
16
(24,96,97)
dopamin bagian proksimal, namun saat suatu rangsangan berulang secara terus
menerus dan memicu proses pembelajaran dopamin akan terktivasi di tempat yang
lebih distal dan akan terjadi peningkatan dari nilai prediksi rangsangan.(97)
2.6 Pengaruh Pornografi terhadap Penurunan Fungsi Dopamin Otak
Penurunan fungsi dopamin otak akibat pornografi meliputi fungsi dari VTA
dan area tujuan dopamin yang dihasilkannya, substansia nigra dan striatum
sehingga akan menurunkan fungsi dopamin otak secara perlahan meliputin
memori, kognitif, motivasi dan pembelajaran motorik, pengambilan keputusan,
kesadaran moral, mood, bangkitan seksual, kebiasaan, fungsi motorik dan persepsi
17
rangsangan
(85,86,92,98,99,100,101,9)
beberapa aspek yaitu penurunan fungsi pusat rangsang dopamin, fungsi saraf
dopaminergik otak dan struktur otak dan fungsinya.
2.6.1 Reward center dopamine function/ fungsi pusat rangsang dopamin
Pornografi mengakibatkan gangguan terhadap reward center dopamine/
pusat rangsang dopamin yang berada di mesolimbik berupa terganggunya
pathway/ jalur distribusi dopamin baik jalur dopamin di NAc, amigdala,
hipokampus maupun di VTA sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan
reseptor dopamin di berbagai tempat di otak. Penurunan jumlah reseptor dopamin
mengakibatkan penurunan fungsi pusat rangsang dopamin sehingga tubuh
memproduksi dopamin dalam jumlah yang melebihi semestinya, hal ini juga
menyebabkan ketidakseimbangan kadar dopamin di otak.(7,9,102) Selain terjadinya
kerusakan pada jalur distribusi dan reseptor, adiksi pornografi dalam waktu
singkat dapat memicu terbentuknya dopamin di ventral striatum namun pada
adiksi pornografi dalam waktu yang lama dapat menurunkan produksi dopamin di
striatum dan NAc.(6,103)
2.6.2 Fungsi saraf dopaminergik otak
Pornografi mengakibatkan gangguan regulasi dopamin. Gangguan secara
berulang pada sistem regulasi dopamin mengakibatkan terjadinya adaptasi yang
dilakukan oleh saraf-saraf otak secara keseluruhan jalur distribusi sehingga
mengakibatkan terjadinya adaptasi terhadap rangsangan, motivasi, kontrol
inhibisi, fungsi eksekutif dan memori.(6) selain itu, pornografi mengakibatkan
terganggunya sistem fungsi saraf berupa kerusakan pada dopamine transporter
yang berada di saraf presinaptik terminal yang berfungsi dalam membersihkan
dopamin dari sinapsis-sinapsis saraf otak dengan cara mengubah kembali
senyawa-senyawa dopamin kembali menjadi dopaminergik dan berfungsi dalam
membantu dopamin berdifusi dari sel saraf dopaminergik menuju selsaraf
dopaminergik lainnya.(11,104,105) Adiksi pornografi mengganggu struktur dendrit dan
dendritik saraf-saraf otak sehingga mengakibatkan kelainan rangsangan motivasi,
judgement dan kontrol inhibisi.(10)
2.6.3 Struktur otak dan fungsinya
18
perubahan
anatomi, kimia
psikotropika
merupakan
obat-obatan
yang
dapat
19
(107)
perubahan dari jalur distribusi dopamin berupa perubahan pada sistem saraf
penghantar dopamin terutama perubahan struktur di bagian dendrit dan dendritik
serta penurunan jumlah dopamine transporter yang berada di presinaptik saraf
penghantar dopamin ke lobus prefrontal. Dopamine transporter berfungsi untuk
20
21
22
berarti sketsa, tulisan, maupun gambar wanita sebagaimana pelacur paling rendah.
(117)
elektronik baik audio maupun visual yang merupakan pembangkit hasrat seksual.
(118)
melanggar kesusilaan berupa gambar, sketsa, ilustrasi, foto, suara, tulisan, bunyi,
gambar bergerak animasi, kartun, gerak tubuh, percakapan, dan bentuk lainnya
baik dimuat di media maupun di khalayak umum.(4)
2.8.2 Pembagian pornografi
Secara umum pornografi dibagi menjadi empat macam berdasarkan konten
di dalamnya, yaitu(119):
a. Soft-core pornography
Pornografi yang memuat konten porno ringan seperti adegan telanjang pada
majalah playboy.
b. Hard-core pornography
Pornografi yang memuat konten porno keras tanpa adanya tindak kekerasan,
perbedaannya dengan soft-core yaitu hard-core menunjukkan adegan seks yang
berlebihan dan tidak biasa.
c. Violent pornography
Pornografi yang memuat konten porno disertai tindak kekerasan seperti
penyiksaan, perbudakan, dan lain-lain tanpa adanya tindakan penolakan.
d. Rape pornography
Pornografi yang memuat konten porno berupa adegan pemerkosaan dengan
paksaan ataupun kekerasan disertai adanya tindakan penolakan.
Sedangkan berdasarkan jenis tindakan seksual, tindakan seksual dibagi atas(119):
1. Sadisme: Memberi gambaran gairah seks yang menyenangkan dengan rasa
sakit sepertihalnya menyiksa, menindik tubuh, maupun memutilasi.
2. Pemerkosaan: Menggambarkan bahwa tindak pemerkosaan lebih memberi
kepuasan daripada seks tanpa paksaan.
3. Necrophilia: Tindakan seksual dengan mayat
4. Pedophila: Tindakan seksual orang dewasa terhadap anak-anak.
5. Tindakan seks pada wanita hamil
6. Tindakan seksual disertakan kotoran manusia
23
24
Penururnan fungsi
dopamin otak
Parkinson
Keterangan:
Yang diteliti
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat analitik
dengan pendekatan cross sectional. pengambilan data terhadap paparan (exposure)
dan efek paparan (outcome) dilakukan pada waktu yang bersamaan tanpa melihat
waktu lampau maupun waktu yang akan datang.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP X Kecamatan Andir Kabupaten
Bandung.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober tahun 2014 sampai dengan
Agustus tahun 2015. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 1.
3.3 Populasi dan teknik pengambilan sampel
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP X
Kecamatan Andir Kabupaten Bandung yang berjumlah 102 siswa. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified-random sampling. Jumlah
sampel dihitung dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:
n=
N
N ( d 2 ) +1
n=
102
102 ( 0.052 ) +1
n=81,27
n=81
26
27
Keterangan:
n
= Jumlah sampel
= Jumlah populasi
19
81
= 15,08
102
= 15 siswa
IXb.
19
81
= 15,08
102
= 15 siswa
IXc.
21
81
= 16,67
102
= 17 siswa
IXd.
23
81
= 18,26
102
= 18 siswa
IXe.
20
81
= 15,88
102
= 16 siswa
81 siswa
Dengan demikian jumlah sampel yang dipergunakan adalah 102 siswa yang
terdiri dari kelas IXa 15 siswa, IXb 15 siswa, IXc 17 siswa, IXd 18 siswa dan IXe
16 siswa.
3.3.1 Kriteria inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:
1. Siswa kelas IX SMP X.
2. Siswa yang bersedia menjadi sampel penelitian.
3. Siswa yang telah mendapatkan informed consent.
3.3.2 Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah:
1. Siswa yang tidak hadir ataupun sakit pada saat pengambilan data.
2. Siswa yang memiliki riwayat penggunaan obat-obatan psikotropika dan adiktif.
3. Siswa yang memiliki riwayat penyakit parkinson.
4. Siswa yang memiliki riwayat penyakit skizofrenia dan psikosis.
28
29
Variabel Independen
Variabel Dependen
Paparan Pornografi
Penurunan fungsi
dopamin otak
30
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini yaitu
kuisioner yang mengukur paparan pornografi dan Neurotransmitter Assessment
Form (NTAF) SECTION 2-D(121,122,123) yang dikembangkan oleh Dr. Datis
Kharrazian.
3.7 Uji Validitas dan Realibilitas Kuesioner
3.7.1 Validitas
Uji validitas dengan menggunakan rumus Pearson berupa korelasi product
moment pada 15 responden. Poin pernyataan dinyatakan memenuhi kriteria valid
jika mempunyai nilai r-hitung yang lebih besar dari r-standar pada tabel r product
moment, yaitu > 0,514. Hasil uji validitas dari 16 pertanyaan terdapat 11
pertanyaan dengan nilai r-hitung > 0,514 sehingga 11 pertanyaan tersebut
dinyatakan valid dan 5 pertanyaan dengan nilai r-hitung < 0,514 dikeluarkan dari
kuesioner. Hasil uji validitas kuesioner selangkapnya dapat dilihat pada lampiran.
3.7.2 Realibilitas
Uji reliabilitas kuesioner menggunakan uji Alpha-Cronbach. Kuesioner
dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien Alpha-Cronbach > 0,6. Hasil
pengujian realibilitas menggunakan uji Alpha- Cronbach pada kuesioner paparan
pornografi didapatkan nilai r-Alpha 0,747 dan brain function questionnaire
(section 2-D) didapatkan nilai r-Alpha 0,798 sehingga dapat disimpulkan bahwa
kuesioner tersebut reliabel. Hasil uji realibilitas kuesioner selangkapnya dapat
dilihat pada lampiran.
3.8 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan cara angket yang
dibagikan oleh enumerator yang sudah disamakan persepsi.
3.9 Prosedur Penelitian
data
31
ataupun informasi yang tidak lengkap, tidak jelas, tidak relevan maupun tidak
konsisten. Dalam penyuntingan data apabila didapati data belum lengkap
ataupun tidak konsisten jika bisa dilakukan pengambilan data ulang maka data
diambil ulang, apabila didapati tidak jelas atau tidak relevan maka pertanyaan
diperbaiki.
2. Coding sheet (lembaran kode)
Lembaran kode adalah prosedur pengkodean berupa nomor responden dan
nomor pertanyaan yang bertujuan untuk merekam data penelitian secara
manual.
3. Data entry (pemasukan data)
Pemasukan data berupa memasukan hasil jawaban responden sesuai angket
yang dibagikan kedalam lembar kode yang bertujuan untuk merekam data dan
jawaban responden.
4. Tabulasi
Tabulasi adalah membuat tabel-tabel data yang sesuai dengan tujuan peneliti
atau yang diinginkan oleh peneliti.
3.9 Analisis Data Penelitian
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis univariat
dan bivariat. Analisis ini dilakukan dengan uji Spearman pada area Convident
Interval (CI) 95% dengan nilai = 0,05. Rumus Spearman:
2
6 d
r s =1
n(n 21)
Keterangan:
rs
d2
= 0,00 0,199
= 0,20 0,399
32
3. Korelasi sedang
4. Korelasi kuat
5. Korelasi sangat kuat
= 0,40 0,599
= 0,60 0,799
= 0,80 1,000
Nilai korelasi selain dilihat dari perbandingan nilai r s dapat dilihat dari nilai
p-value (sig.). Nilai sig. pada CI 95% mempunyai ketentuan yaitu bila sig. 0,05
= ada hubungan paparan pornografi dengan penurunan fungsi dopamin otak siswa
SMP kelas IX SMP X Kabupaten Bandung tahun 2015, bila sig. > 0,05 = tidak
ada hubungan paparan pornografi dengan penurunan fungsi dopamin otak siswa
SMP kelas IX SMP X Kabupaten Bandung tahun 2015.
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik
Penelitian ini dilakukan terhadap siswa SMP X kelas IX Kabupaten
Bandung Provinsi Jawa Barat pada 11 April 2015. Karakteristik responden
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Karakteristik Siswa Kelas IX SMP X Kabupaten Bandung Tahun
2015.
Usia
Frekuensi (n)
Persentase (%)
14-15
67
85,9
16-17
11
14,1
Total
78
100,0
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa responden adalah siswa
kelas IX SMP X Kabupaten Bandung, 85,9% berusia 14-15 tahun.
4.2 Paparan Pornografi
Hasil pengamatan terhadap paparan pornografi siswa kelas IX SMP X dapat
dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Paparan Pornografi pada Siswa Kelas IX
SMP X Kabupaten Bandung Tahun 2015.
Paparan Pornografi
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Tidak terpapar
8
10,3
Terpapar ringan
45
57,7
Terpapar sedang
25
32,0
Terpapar berat
0
0,0
Jumlah
78
100,0
Dari tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa siswa kelas IX SMP X
Kabupaten Bandung 57,7% terpapar pornografi ringan dan tidak ada yang
terpapar berat.
4.3 Penurunan Fungsi Dopamin Otak
Hasil pengukuran penurunan fungsi dopamin yang diukur dengan
menggunakan alat ukur angket berupa brain function questionnaire (NTAF) pada
siswa SMP kelas IX di SMP X Kabupaten Bandung dapat dilihat pada tabel 4.3.
34
0
40
37
1
78
0,0
51,3
47,4
1,3
100,0
Total
n
100
45
100
25
100
P
Value
Koefisien
Korelasi
0,006
0,306
Hasil dari tabel 4.4 dapat diambil kesimpulan bahwa pada siswa kelas IX
SMP X yang tidak terpapar pornografi 62.5% mengalami penurunan fungsi
dopamin otak ringan dan terpapar pornografi ringan 62.2% mengalami penurunan
fungsi dopamin ringan. Berdasarkan uji Spearman pada CI 95% dan 0,05
diperoleh nilai P Value 0,006 yang berarti nilai p 0,05 sehingga dapat ditarik
kesimpulan H0 ditolak dan menunjukan bahwa ada hubungan paparan pornografi
dengan penurunan fungsi dopamin otak siswa kelas IX SMP X Kabupaten
35
Bandung tahun 2015, dari tabel di atas juga diperoleh nilai koefisien korelasi
0.306 yang menunjukan bahwa korelasi antara paparan pornografi dengan
penurunan fungsi dopamin otak siswa kelas IX SMP X rendah.
4.5 Pembahasan
4.5.1 Paparan pornografi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa SMP kelas IX SMP X
Kabupaten Bandung tahun 2015 sebanyak 57,7% terpapar pornografi ringan dan
tidak ada yang terpapar berat, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Supriati yang mengemukakan bahwa 83,3% siswa SMP di salah satu SMP di
Pontianak
tahun
2008
terpapar
pornografi.
Pada
penelitian
ini
juga
36
37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini adalah:
1. Adanya hubungan tingkat paparan pornografi dengan penurunan fungsi
dopamin otak siswa SMP kelas IX SMP X Kabupaten Bandung tahun 2015.
2. Kekuatan hubungan paparan
pornografi dengan
penurunan fungsi
dopamin otak siswa SMP kelas IX SMP X Kabupaten Bandung tahun 2015
rendah.
5.2 Saran
Saran pada penelitian ini adalah:
1. Sebaiknya para orang tua dapat meningkatkan pengawasan terhadap anaknya
terutama hal-hal yang berkaitan dengan pornografi.
2. Hendaknya Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dan SMP X Kabupaten
Bandung dapat memberikan wawasan pada siswa tentang bahaya pornografi.
3. Hendaknya Komisi Perlindungan Anak Indonesia bekerja sama dengan
Departemen Komunikasi dan Informasi dapat mengambil suatu kebijakan agar
siswa tidak terpapar dengan pornografi.
4.
38
DAFTAR PUSTAKA
1. Schultz W. Multiple Dopamine Function at Different Time Course. Annu. Rev.
Neurosci. 2007; 30: p. 259-288.
2. Grace AA, Floresco SB, Goto Y, Lodge DJ. Regulation of Firing of Dopaminergic
Neurons and Control of Goal-Directed Behaviors. Trends in Neurosciences. 2007;
30: p. 220-227.
3. Paredes RG, Agmo A. Has Dopamine a Physiological Role in Control of Sexual
Behavior? A Critical Review of Evidence. Prog. Neurobiol. 2004; 73: p. 179-226.
4. Mattalatta A, inventor; Undang-Undang Pornografi. Indonesia patent UU 44. 2008
November 26.
5. Volkow ND, Fowler JS, Wang GJ, Baler R, Telang F. Imaging Dopamine's Role in
Drug Abuse and Adicction. Neuropharmacology. 2009;(56): p. 3-8.
6. Volkow ND, Wang GJ, Ma Y, Fowler JS, Zhu W, Maynard L, et al. Expectation
Enhances the Regional Brain Metabolic and the Reinforcing Effect of Stimulants in
Cocain Abusers. Journal of Neuroscience. 2003 Oktober; 23(36): p. 11461-11468.
7. Hilton DL, Clark W. NCBI. [Online].; 2011 [cited 2015 1 26. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3050060/.
8. Franklin JL, Acton PD, Maldjian JA, Gray JD, Croft JR, Dackis CA, et al.
Decreased Gray Matter Concentration in the Insular, Orbitofrontal, Cingulate, and
Temporal Cortices of Cocaine Patients. Biol Psychiatry. 2002; 51: p. 134-142.
9. Koob GF. The Neurobiology of Addiction: A Neuroadaptational View Relevant for
Diagnosis. Addiction. 2006;(101): p. 23-30.
10. Robinson TE, Kolb B. Structural plasticity associated with exposure to drugs of
abuse. Neuropharmacology. 2004; I(47): p. 33-46.
11. Ciliax BJ, Drash GW, Staley JK, Haber S, Mobley CJ, Miller GW, et al.
Immunocytochemical Localization of the Dopamine Transporter in Human Brain.
Journal Company Neurology. 1999; 409(1): p. 38-56.
12. BIN. Badan Intelijen Negara. [Online].; 2014 [cited 2014 Juli 3. Available from:
http://www.bin.go.id/awas/detil/151/4/18/10/2012/mewaspadai-terpaan-pornografidi-internet.
13. Supriati E, Fikawati S. Efek Paparan Pornografi pada Remaja SMP Negeri Kota
Pontianak Tahun 2008. Sosial Humaniora. 2009 Juli; 13(1): p. 48-56.
14. Synder SH, Innis RB. Peptide Neurotransmitter. Annu. Rev. Biochemical. 1979; 48:
p. 755-782.
15. sapolsky RM. Biology and Human Behavior: The Neurological Origins of
Individuality. 2nd ed. Virginia: The Teaching Company; 2005; 13-15.
16. Beaulieu JM, Gainetdinov RR. The Physiology, Signaling, and Pharmacology of
Dopamine Receptors. Pharmacol Rev. 2011 Maret; 63(1): p. 182-217.
17. Mohammad-Zadeh LF, Moses L, Gwaltney-Brant SM. Serotonin: A Review. J. Vet.
Pharmacol. Ther. 2008 Juni; 31(3): p. 187-199.
39
40
41
42
70. Gallistel CR, Stellar JR, Bubis E. Parametric Analysis of Brain Stimulation Reward
in the Rat: I. The Transient Process and the Memory-Containing Process. J. Comp.
Phsiol. Psychol. 1974; 87: p. 848-859.
71. Bechara A, Tranel D, Damasio H, Damasio AR. Failure to Respond Autonomically
to Anticipated Future Outcome Following Damage to Prefrontal Cortex. Cereb
Cortex. 1996; 6: p. 215-225.
72. D'Ardenne K, McClure SM, Nystrom LE, Cohen JD. BOLD Responses Reflecting
Dopaminergic Signals in the Human Ventral Tegmental Area. Science. 2008; 219: p.
1264-1267.
73. O'Doherty JP, Hampton A, Kim H. Model-Based FMRI and Its Application to
Reward Learning and Decision Making. Ann N Y Acad Sci. 2007; 1104: p. 35-53.
74. Smith DV, Hayden BY, Truong TK, Song AW, Platt ML, Huettel SA. Distinct Value
Signals in Anterior and Posterior Ventromedial Prefrontal Cortex. Journal
Neuroscience. 2010; 30: p. 2490-2495.
75. Hare TA, Camerer CF, Knoepfle DT, Rangel A. Value Computations in Ventral
Medial Prefrontal Cortex During Charitable Decision Making Incorporate Input
from Regions Involved in Social Cognition. J. Neurosci. 2010; 30: p. 583-590.
76. Evverit B, Robbins T. Neural Systems of Reinforcement for Drug Addiction: from
Action to Habits to Compulsion. Nat. Neurosci. 2005; 8: p. 1481-1489.
77. Frank MJ, O'Reilly RC. A Mechanistic Account of Striatal Dopamine Function in
Human Cognition: Psychopharmacological Studies with Cabergoline and
Haloperidol. Behav. Neurosci. 2006; 120: p. 497-517.
78. Schweimer J, Hauber W. Dopamine D1 Receptors in the Anterior Cingulate Cortex
Regulate Effort-Based Decision Making. Learn Mem. 2006; 13: p. 777-782.
79. Frank MJ, Hutchison K. Genetic Contributions to Avoidance-Based Decision:
Striatal D2 Receptor Polymorphisms. Neuroscience. 2009; 164: p. 131-140.
80. Haidt J. The Emotional Dog and Its Rational Tail: A Social Intuitionist Approach to
Moral Judgement. Psychol. Rev. 2001; 108: p. 814-834.
81. Blair RJR. A Cognitive Developmental Approach to Morality: Investigating the
Psychopath. Cognition. 1995; 57: p. 1-29.
82. Greene JD, Sommerville RB, Nystrom LE, Darley JM, Cohen JD. An fMRI
Investigation of Emotional Engagement in Moral Judgement. Science. 2001; 293: p.
2105-2108.
83. Ongur D, Prince JL. The Organization of Networks Within the Orbital and Medial
Prefrontal Cortex of Rats, Monkeys and Humans. Cereb Cortex. 2000; 10: p. 206219.
84. Anderson SW, Bechara A, Damasio H, Tranel D, Damasio AR. Impairment of
Social and Moral Behavior Related to Early Damage in Human Prefrontal Cortex.
Nature Neuroscience. 1999; 2: p. 1032-1037.
85. Ruhe HG, Mason NS, Schene AH. Mood is Indirectly Related to Serotonin,
Norepinephrine and Dopamine Levels in Human: Meta-Analysis of Monoamine
Depletion Studies. Molecular Psychiatry. 2007; 12: p. 331-359.
86. Kruger THC, Hartmann U, Schedlowski M. Prolactinergic and Dopaminergic
43
44
102. Nestler EJ. Is There a Common Molecular Pathway for Addiction? Nat. Neurosci.
2005;(8): p. 1445-1449.
103. Volkow ND, Fowler JS, Wang GJ, Swanson JM, Telang F. Dopamine in Drug
Abuse and Addiction: Result of Imaging Studies and Treatment Implication. Arch
Neurol. 2007; 64(11): p. 1575-1579.
104. Zhuang X, Oosting RS, Jones SR, Gainetdinov RR, Miller GW, Caron MG, et al.
Hyperactivity and Impaired Response Habituation in Hyperdopaminergic Mice.
Proc National Academy Science USA. 2001 Februari; 98(4): p. 1982-1987.
105. Rodriguiz RM, Chu R, Caron MG, Westler WC. Aberrant Responses in Social
Interaction of Dopamine Transporter Knockout Mice. Behav Brain Res. 2004;(148):
p. 185-198.
106. Anonim. New Health Guide. [Online].; 2014 [cited 2015 Maret 11. Available from:
http://www.newhealthguide.org/Agonist-Vs-Antagonist.html.
107. Di Chiara G. Nucleus Accumbens Shell and Core Dopamine: Differential Role in
Behavior and Addiction. Behavioural Brain Research. 2002 137; 1-2: p. 75-114.
108. Kumala P, Komala S, Santoso AH, Sulaiman JR, Reinita Y. Kamus Saku
Kedokteran Dorland Nuswantari D, editor. Jakarta: EGC; 1998; 830.
109. Marsden CD. The Misterious Motor Function of the Basal Ganglia: The Robert
Wartenberg Lecture. Neurology. 1982; 23: p. 514-539.
110. Bomberg-Martin ES, Matsumonto M, Hikosaka O. Dopamine in Motivational
Control: Rewarding, Aversive and Alerting. Neuroscience. 2010 Desember; 68(5):
p. 815-834.
111. Tande D, Hoglinger G, Debeir T, Freundlieb N, Hirsch EC, Francois C. New
Striatal Dopamine Neurons in MPTP-Treated Macaques Results from a Phenotypic
Shift and not Neurogenesis. Brain. 2006; 129: p. 1194-1200.
112. Gao WJ. Dopaminergic and Glutamatergic Dysfunctions in the Neuropathology of
Schizophrenia. Departement of Neurobiology and Anatomy. ;: p. 1-24.
113. Lieberman JA, Kane JM, Johns CA. Clozapine: Guidelines for Clinical
Management. J. Clin. Psychiatry. 1989; 50(9): p. 329-338.
114. Knable MB, Weinberger DR, Carter CJ. Dopamine, the Prefrontal Cortex and
Schizophrenia. Journal Psychopharmacology. 1997; 11(2): p. 123-131.
115. Weinberger DR. Implication of Normal Brain Development for the Pathogenesis of
Schizophrenia. Arch. Gen. Psychiatry. 1987; 44(7): p. 660-669.
116. Davis KL, Kahn RS, Ko G, Davidson M. Dopamine in Schizophrenia: aReview and
Reconceptualization. Am. J. Psychiatry. 1991 November; 148(11): p. 1474-1486.
117. Dworkin A. Pornography Hart M, James D, Walkowitz RL, editors. New York:
Columbia University Press; 1996.
118. Armando A. Mengupas Batas Pornografi Jakarta: Kementrian Pemberdayaan
Wanita; 2004.
119. Suliana F. Cyber Porn: Bisnis atau Kriminal Jakarta: Gramedia; 2010; 5-7.
120. Peter J, Valkenburg PM. Adolescents' Exposure to Sexually Explicit Material on the
45
46
Lampiran 1
Kegiatan
Studi
Kepustakaan
Penyusunan
Proposal
Seminar Proposal
Uji Validitas dan
Realibilitas
Pengambilan Data
Pengolahan Data
Penyusunan
Laporan Akhir
Sidang Hasil
Revisi Akhir
10
11
12
Bulan
2
3
4
47
Lampiran 2
LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI SUBJEK PENELITIAN
Andir, ... ............ 2015
Kepada Yth.: Siswa kelas IX SMP X Kabupaten Bandung
Di Tempat.
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: 082168529853/085776114201
Hormat saya
Peneliti
48
Lampiran 3
LEMBARAN KESEDIAAN MENJADI SUBJEK PENELITIAN
Judul Penelitian : Hubungan Paparan Pornografi dengan Penurunan Fungsi
Dopamin Otak Siswa Kelas IX SMP X Kabupaten Bandung
Tahun 2015.
Nama Peserta
Nama Peneliti
Peneliti
M. Yoga Juandana
(.................................................)
49
Lampiran 4
LEMBAR KUISIONER
HUBUNGAN PAPARAN PORNOGRAFIDENGAN PENURUNAN
FUNGSI DOPAMIN OTAK SISWA SMP
KELAS IX SMP X KABUPATEN BANDUNG
TAHUN 2015
A. Karakteristik Responden
Nama Lengkap
Alamat
Penggunaan NAPZA
(obat-obatan terlarang)
B. PAPARAN PORNOGRAFI
1. Seberapa seringkah anda melihat pornografi dalam seminggu.?
a. Setiap hari
(5)
(4)
c. 1 kali seminggu
(3)
(2)
(1)
f. Tidak pernah
(0)
Bila Tidak pernah petanyaan bagian B tidak dilanjutkan, langsung ke bagian C.!
2. Sejak kapankah anda melihat pornografi.?
a. 3 bulan atau lebih
(2)
(1)
3. Jenis pornografi manakah yang anda lihat.? (boleh diisi lebih dari satu)
a. Gambar porno
(1)
(1)
(1)
(1)
50
51
Lampiran 5
Validitas dan Realibilitas Kuesioner
A. PAPARAN PORNOGRAFI
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
Pertanyaan_1
2.87
.981
.607
.641
Pertanyaan_2
3.00
1.429
.579
.680
Pertanyaan_3
3.07
1.210
.575
.661
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
.747
N of Items
3
52
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
Pertanyaan_1
12.87
28.695
.464
.788
Pertanyaan_2
13.80
25.743
.656
.767
Pertanyaan_3
13.13
25.267
.625
.767
Pertanyaan_4
13.20
26.314
.458
.782
Pertanyaan_5
13.13
24.695
.620
.766
Pertanyaan_6
13.53
26.124
.559
.774
Pertanyaan_7
13.13
25.981
.620
.770
Pertanyaan_8
11.93
32.210
-.218
.834
Pertanyaan_9
12.40
25.686
.643
.767
Pertanyaan_10
12.33
22.381
.536
.781
Pertanyaan_11
13.40
31.829
-.175
.830
Pertanyaan_12
12.53
26.552
.601
.773
Pertanyaan_13
13.40
26.829
.476
.781
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
.798
N of Items
13
53
Lampiran 6
Hasil Anasis Spearman
Correlations
Dopamin
Spearman's rho
Dopamin
Correlation Coefficient
1.000
.306
.006
78
78
Correlation Coefficient
.306
1.000
Sig. (2-tailed)
.006
78
78
Sig. (2-tailed)
N
Porno
Porno
54
Lampiran 7
MASTER DATA
1. Karakteristik responden uji validitas dan realibilitas
Lahir
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
Nama Lengkap
RE
HH
WG
IN
NH
DA
RS
JJ
GS
DWS
CYH
RAP
K
TS
Tempa
t
Bandun
g
Bandun
g
Bandun
g
Bandun
g
Bandun
g
Bandun
g
Bandun
g
Bandun
g
Bandun
g
Bandun
g
Bandun
g
Bandun
g
Bandun
g
Bandun
g
Tanggal
28 Agustus
2000
Alamat
Kp. Sadah
24 Mei 1998
10 Oktober
1999
Kp. Cisema
17 Juli 2000
4 Desember
1999
Kp. Cimanis
25 Juli 1999
11 September
2000
Kp. Kiarapayung
7 Juni 1999
23 September
1998
Kp. Cimanis
5 Agustus 2000
Kp. Sirnajaya
5 Juliu 2000
7 November
2000
23 Agustus
1999
6 September
2000
Kp. Janggol
Kp. Cimanis
Kp. Cimanis
Kp. Bangsoreang
Kp. Mekarsari
Kp. Sadah
Kp. Cijengkol
Kp. Kiarapayung
Penggunaan
Napza
Penyakit dan
Pengobatan
Kejiwaan
Penyakit
Parkinson
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
TIdak
Tidak
Tidak
TIdak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
TIdak
TIdak
TIdak
55
1
5
Bandun
g
6 Oktober 1998
Kp. Kiarapayung
Tidak
Tidak
TIdak
56
Nama
RE
HH
WG
IN
NH
DA
RS
JJ
GS
DWS
CYH
RAP
K
TS
D
Pornografi
1
2
3
1
1
1
2
2
1
3
2
3
1
1
1
1
2
2
1
1
1
2
1
2
1
1
1
2
2
2
1
2
1
2
1
1
1
1
1
3
2
1
1
1
1
2
2
2
Total
3
5
8
3
5
3
5
3
6
4
4
3
6
3
6
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
2
2
1
1
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
2
0
3
2
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
2
2
2
4
2
0
0
1
1
0
0
0
1
0
2
2
2
1
1
5
2
0
1
0
1
0
0
0
2
2
1
1
2
2
0
Fungsi Dopamin
9
6
7
8
2
1
2
2
2
0
1
1
1
0
1
2
2
0
1
2
2
0
1
2
1
0
0
3
1
0
1
3
1
0
1
3
2
0
0
2
2
1
1
2
0
1
0
1
2
0
1
3
3
2
2
2
2
1
2
1
2
2
0
3
Total
10
3
0
2
2
3
0
0
0
3
3
0
3
3
2
2
11
1
1
1
0
0
2
1
2
0
0
0
0
1
1
0
12
2
1
1
2
1
1
2
1
1
2
1
2
2
3
1
13
2
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
2
1
22
8
11
12
12
10
9
10
13
16
8
17
26
22
15
57
Nama Lengkap
Lahir
Tempat
Alamat
Tanggal
Penggunaan Napza
Penyakit Parkinson
AR
Bandung
01 Agustus 1999
Tidak
Tidak
Tidak
RF
Bandung
08 Maret 2000
Kp. Parunghalang RT 12 RW 01
Tidak
Tidak
Tidak
AM
Bandung
17 Juli 1999
Kp. Parunghalang
Tidak
Tidak
Tidak
HS
Bandung
27 Februari 2000
Tidak
Tidak
Tidak
GK
Bandung
11 Juni 2000
Kp. Parunghalang
Tidak
Tidak
Tidak
ISS
Bandung
11 April 1998
Kp. Parunghalang
Tidak
Tidak
Tidak
DHF
Bandung
04 Juni 1999
Kp. Bahuan
Tidak
Tidak
Tidak
TAS
Bandung
03 September 1998
Kp. Parunghalang
Tidak
Tidak
Tidak
IS
Bandung
20 Nopember 1999
Tidak
Tidak
Tidak
10
SP
Bandung
02 September 2000
Tidak
Tidak
Tidak
11
DYD
Bandung
18 Desember 1998
Kp. Parunghalang
Tidak
TIdak
Tidak
12
TSD
Bandung
19 Oktober 1999
Kp. Ciputat
Tidak
TIdak
Tidak
13
AW
Cilacap
22 Januari 1999
Kp. Parunghalang
Tidak
Tidak
Tidak
14
RS
Bandung
23 Nopember 2000
TIdak
TIdak
TIdak
15
FMR
Bandung
06 Januari 2000
Kp. Parunghalang
Tidak
Tidak
TIdak
16
AJ
Cianjur
05 September 1998
Kp. Parunghalang
Tidak
Tidak
Tidak
17
AH
Bandung
23 Agustus 1999
Kp. Parunghalang
Tidak
Tidak
Tidak
18
IN
Bandung
13 April 1999
Kp. Cibadak
Tidak
Tidak
TIdak
19
LA
Bandung
10 Februari 2000
Kp. Bahuan
Tidak
Tidak
Tidak
20
DJ
Bandung
07 Oktober 2000
Tidak
Tidak
Tidak
21
ET
Bandung
15 September 1999
Tidak
TIdak
Tidak
22
Bandung
21 September 1999
Tidak
Tidak
Tidak
23
AS
Bandung
03 Juni 2000
Kp. Parunghalang
Tidak
TIdak
Tidak
24
NA
Bandung
19 April 2000
Kp. Cibadak
Tidak
TIdak
TIdak
25
RR
Bandung
29 Maret 2000
Tidak
Tidak
Tidak
26
Bandung
11 Januari 2000
Kp. Dayeuhkolot
Tidak
TIdak
Tidak
58
27
AG
Bandung
22 September 1999
Tidak
Tidak
Tidak
28
GS
Bandung
18 Maret 2000
Tidak
Tidak
Tidak
29
ANS
Bandung
08 Januari 2000
Kp. Parunghalang
Tidak
Tidak
Tidak
30
BR
Bandung
29 Juni 1999
Kp. Parunghalang
Tidak
Tidak
Tidak
31
AS
Bandung
01 April 2000
Kp. Parunghalang
Tidak
Tidak
Tidak
32
AF
Bandung
31 Mei 2000
Kp. Parunghalang
Tidak
TIdak
Tidak
33
IS
Bandung
27 Mei 2000
Kp. Bahuan
Tidak
Tidak
Tidak
34
GACP
Bandung
08 Mei 2000
Tidak
Tidak
Tidak
35
FF
Bandung
09 Juli 2000
Kp. Bahuan
Tidak
Tidak
Tidak
36
IM
Bandung
19 Juli 1999
Kp. Bahuan
Tidak
Tidak
Tidak
37
RK
Bandung
08 Mei 2000
Kp. Cibadak
Tidak
Tidak
Tidak
38
GS
Bandung
12 Desember 1998
Tidak
Tidak
Tidak
39
AS
Bandung
30 Nopember 1999
Kp. Bahuan
Tidak
Tidak
Tidak
40
RS
Bandung
06 Juli 2000
Kp. Bahuan
Tidak
Tidak
TIdak
41
AJ
Bandung
08 April 2000
Kp. Ciodeng I
Tidak
Tidak
Tidak
42
TH
Bandung
05 Agustus 1998
Kp. Bahuan
Tidak
Tidak
Tidak
43
YP
Bandung
17 Desember 1999
Bojong Asih II
Tidak
Tidak
Tidak
44
GRJ
Bandung
24 September 1999
Kp. Parunghalang
Tidak
Tidak
Tidak
45
NP
Bandung
12 Februari 2000
Kp. Bojongkoneng
Tidak
Tidak
Tidak
46
DK
Bandung
03 Mei 1999
Kp. Parunghalang
Tidak
Tidak
Tidak
47
TH
Bandung
14 Februari 2000
Tidak
Tidak
Tidak
48
SH
Bandung
07 Juli 2000
Kp. Babakan
Tidak
Tidak
Tidak
49
DK
Bandung
17 Februari 1999
Kp. Parunghalang
Tidak
Tidak
Tidak
50
Bandung
30 Desember 1999
Kp. Bojongkoneng
Tidak
Tidak
Tidak
51
MS
Bandung
03 Juli 2000
Kp. Bojongkoneng
Tidak
Tidak
Tidak
52
YA
Bandung
19 September 1999
Kp. Bojongkoneng
Tidak
Tidak
Tidak
53
YM
Bandung
26 Oktober 1999
Kp. Ciputat
Tidak
Tidak
Tidak
54
RAF
Bandung
03 September 1999
Kp. Kerenceng
Tidak
Tidak
Tidak
55
MIPS
Bandung
24 April 1999
Kp. Bojongkoneng
Tidak
Tidak
Tidak
56
Bandung
10 Maret 1999
Kp. Bojongkoneng
Tidak
Tidak
Tidak
59
57
MR
Bandung
17 April 2000
Kp. Bojongkoneng
Tidak
Tidak
Tidak
58
RR
Bandung
10 Desember 1999
Tidak
Tidak
Tidak
59
RR
Bandung
20 Desember 1999
Tidak
Tidak
Tidak
60
AS
Bandung
27 Januari 2000
Tidak
Tidak
Tidak
61
MZ
Bandung
03 Desember 1999
Kp. Bojongkoneng
Tidak
Tidak
Tidak
62
RAP
Bandung
08 Mei 2000
Tidak
Tidak
Tidak
63
EP
Bandung
11 Nopember 1999
Kp. Bojongkoneng
Tidak
Tidak
Tidak
64
HM
Bandung
16 Juni 2000
Kp. Jatimekar
Tidak
Tidak
Tidak
65
DA
Bandung
24 Maret 2000
Kp. Tambakan
Tidak
Tidak
Tidak
66
Bandung
23 Juli 1999
Kp. Parunghalang
Tidak
Tidak
Tidak
67
MS
Cirebon
25 April 2000
Kp. Cilebak
Tidak
Tidak
Tidak
68
Bandung
06 Juli 1998
Kp. Parunghalang
Tidak
Tidak
Tidak
69
AG
Bandung
04 Desember 1999
Kp. Parunghalang
Tidak
Tidak
Tidak
70
YM
Bandung
27 April 2000
Kp. Parunghalang
Tidak
Tidak
Tidak
71
RS
Garut
24 Desember 1999
Kp. Cilebak
Tidak
Tidak
Tidak
72
UMR
Bandung
30 Desember 2000
Kp. Nusa
Tidak
Tidak
Tidak
73
MF
Bandung
28 Desember 1999
Kp. Bahuan
Tidak
Tidak
Tidak
74
FA
Bandung
08 Februari 2000
Kp. Cibadak
Tidak
Tidak
Tidak
75
WS
Bandung
18 Desember 1999
Kp. Jatimekar
Tidak
Tidak
Tidak
76
MKA
Bandung
28 September 1999
Kp. Bahuan
Tidak
Tidak
Tidak
77
GNG
Garut
28 September 2000
Tidak
Tidak
Tidak
78
AS
Komplek BMI E1 / 66
Komp. Bojong Malaka Indah Blok
E1/55
Tidak
Tidak
Tidak
Bandung
13 Juni 2000
60
Nama
AR
RF
AM
HS
GK
ISS
DHF
TAS
IS
SP
DYD
TSD
AW
RS
FMR
AJ
AH
IN
LA
DJ
ET
C
AS
NA
RR
J
1
3
0
4
3
3
1
3
2
2
2
3
1
0
3
1
1
1
3
1
0
1
1
1
1
1
2
Pornografi
2
1
2
1
2
2
1
2
2
1
1
1
1
1
1
2
1
1
2
2
2
1
1
1
3
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
Total
5
0
8
5
6
4
5
5
6
4
5
3
0
5
3
3
5
5
3
0
4
4
4
3
3
4
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
2
0
1
0
0
0
1
1
1
2
2
2
1
0
1
0
1
2
0
1
1
0
1
0
0
0
2
1
0
1
1
1
1
1
0
1
3
1
2
2
1
1
1
2
3
2
0
2
2
1
2
1
2
1
2
1
0
0
3
0
2
2
2
Fungsi Dopamin
4
5
2
1
2
2
3
3
0
1
2
0
2
0
2
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
2
2
1
0
0
0
0
0
0
1
0
2
0
1
1
1
1
2
2
6
1
1
2
1
0
1
3
1
1
1
0
1
1
2
1
1
1
2
1
2
1
3
2
2
3
1
7
1
2
2
0
2
0
2
2
2
1
2
2
1
1
0
2
2
3
1
1
2
0
0
1
2
1
8
2
0
2
0
0
0
2
3
1
1
1
1
0
2
1
2
1
0
1
0
1
1
2
1
3
1
Total
10
11
16
3
6
4
12
12
9
4
7
6
5
9
4
8
10
13
4
5
5
9
7
10
13
11
61
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
AG
GS
ANS
BR
AS
AF
IS
GACP
FF
IM
RK
GS
AS
RS
AJ
TH
YP
GRJ
NP
DK
TH
SH
DK
R
MS
YA
YM
RAF
MIPS
1
1
1
1
1
1
1
1
4
3
2
2
1
4
3
2
1
0
1
0
2
2
1
1
1
2
2
0
1
1
1
2
2
2
1
1
2
1
1
2
2
2
1
1
2
2
1
1
2
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
4
4
4
4
3
4
6
6
5
5
4
6
5
5
4
0
3
0
4
5
3
3
4
5
4
0
3
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
2
0
1
0
0
0
2
0
3
1
0
0
1
3
0
1
2
0
0
0
0
0
1
1
2
2
3
2
2
1
2
1
2
2
3
1
0
2
0
3
1
3
1
0
0
1
2
0
1
2
1
1
2
1
1
0
0
1
1
2
2
0
2
2
1
0
1
2
2
0
1
2
1
0
1
0
0
1
2
2
2
1
0
1
2
2
0
0
0
1
2
1
3
1
0
1
1
0
1
0
2
0
3
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
2
1
2
1
1
2
1
1
3
3
1
2
0
2
0
3
2
1
0
3
2
1
1
3
1
2
2
1
1
3
1
2
0
0
1
3
2
3
1
2
1
1
1
1
0
1
1
3
2
2
0
2
2
2
2
3
1
2
2
1
0
2
1
1
2
3
2
3
1
2
1
2
1
0
2
0
2
1
1
1
2
1
1
3
2
6
9
13
8
7
7
6
9
11
12
16
12
4
13
7
10
4
8
14
3
9
10
8
2
8
11
8
12
11
62
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
R
MR
RR
RR
AS
MZ
RAP
EP
HM
DA
D
MS
A
AG
YM
RS
UMR
MF
FA
WS
MKA
GNG
AS
1
3
2
1
1
2
0
0
1
3
1
1
1
1
1
1
1
3
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
2
1
1
1
2
1
2
2
1
2
1
1
1
2
2
1
1
2
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
5
4
4
3
6
0
0
3
6
3
3
3
4
3
4
4
5
4
5
3
3
4
0
0
0
2
0
0
0
0
0
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
2
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
1
0
3
0
2
1
2
1
1
0
2
1
3
3
0
1
1
1
0
0
0
1
1
2
1
1
1
1
0
2
0
1
0
2
1
3
3
1
2
3
1
1
3
0
0
0
1
1
2
1
0
1
3
0
0
0
0
1
0
3
0
1
1
1
0
2
1
0
0
0
0
0
0
0
3
1
1
2
0
2
1
2
1
1
3
2
2
2
2
2
3
1
1
1
1
1
1
3
1
0
1
1
1
2
2
2
0
2
3
3
3
0
1
2
2
2
1
3
2
2
1
0
0
0
0
1
2
1
0
1
3
3
1
1
1
2
0
1
0
1
1
0
1
3
1
2
5
2
11
8
13
13
3
12
17
9
7
9
7
7
5
7
5
11
5
7
12
10
63
Lampiran 8
64
Lampiran 9
65
Lampiran 10
66
67
Lampiran 11
68
Lampiran 12
69
Lampiran 13
70
Lampiran 14
71
Lampiran 15
DOKUMENTASI
72
73
74
75
76
77