Anda di halaman 1dari 41

Laporan Kasus

Bagian/ SMF Ilmu Kesehatan Mata


RSUD dr.Zainoel Abidin Banda Aaceh
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala

STRABISMUS
Muhamad Yoga Juandana
1507101030068
Pembimbing :
dr. Rahmi H. Adriman, M.Kes., Sp.M
PENDAHULUAN
2,5% (6 bulan- 6 tahun) meningkat seiring umur
2% (<3 tahun)
3% (remaja dan dewasa muda)
Laki-laki : perempuan 1:1
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
M. Rectus Medial
Persarafan: NC. III
Fungsi:

Adduksi murni
M. Rectus Inferior
Persarafan: NC. III
Fungsi:
Dalam posisi primer :
utama : depresi
sekunder : ekstorsi dan
adduksi
Posisi adduksi 67o :
Utama : ekstorsi
Sekunder : adduksi
Posisi abduksi 23o:
Fungsi : (murni) depresi
M. Rectus Lateral
Persarafan: NC. VI
Fungsi:

Abduksi
M. Rectus Superior
Persarafan : NC. III
Fungsi :

Dalam posisi primer :

Utama : elevasi
Sekunder : intorsi dan
adduksi
Posisi adduksi 67o :

Utama : intorsi (maksimal)


Sekunder : adduksi (minimal)

Posisi abduksi 23o

Fungsi : Elevasi
M. Rectus Oblik Superior
Persarafan : NC. IV
Fungsi :
Dalam posisi primer :
Utama : Intorsi
Sekunder : abduksi dan
depresi
Posisi adduksi 51o :
Utama : depresi (maksimal)
Sekunder : intorsi (sedikit)
Posisi abduksi 39o
Utama : intorsi
Sekunder : Abduksi
M. Rectus Oblik Inferior
Persarafan : NC. III
Fungsi :

Dalam posisi primer :

Utama : ekstorsi
Sekunder : abduksi dan elevasi

Posisi adduksi 51o :

Utama : elevasi (maksimal)


Sekunder : ekstorsi (sedikit)

Posisi abduksi 39o

Utama : ekstorsi
Sekunder : Abduksi
Pergerakan Mata
Monokuler
Binokuler
Ischemic Optic Neuropathy

Definisi
Strabismus berasal dari bahasa Yunani, Strabismos yang berarti
squint atau juling, atau ocular misalignment, yang disebabkan
oleh abnormalitas penglihatan binokuoler atau anomaly control
neuromuskuler pergerakan okuler. Strabismus adalah suatu
kelainan mata dimana visual axis dari kedua mata tidak
mengarah secara bersamaan pada titik fiksasi atau deviasi visual
aksis mata dari posisi normalnya.
Etiologi

Faktor Keturunan
Kelainan Anatomi
Kelainan pada struktur facial
Kelainan dari tulang-tulang orbita
Inervasi (transisi dan persepsi)
Klasifikasi

Menurut Manifestasinya
Heterotropia (strabismus manifes)
Heteroforia (Strabismus laten)
Menurut jenis deviasinya (Horizontal, vertikal, torsional, kombinasi)
Menurut kemampuan fiksasi (alternan, Monokuler)
Menurut usia (kongenital, didapat)
Menurut sudut deviasi (komitan, inkomitan)
Gejala Klinis

o Mata lelah
o Penglihatan kebur
o Penglihatan ganda
o Sakit kepala
o Mata Juling
o Mata tidak sejajar
o Pergerakan mata tidak terkoordinasi
Diagnosis

Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Penilaian Tajam Penglihatan
Penilaian Ocular Aligment
Pemeriksaan Refleks Cahaya Kornea
Pemeriksaan Dissimilar Image
Posisi Pandangan Mata
Penilaian Gerakan Mata
Konvergensi akomodatif/ratio akomodasi (AC/A)
Vergensi Fusional
Penilaian Tajam Penglihatan
Penilaian Ocular Aligment

Cover-uncover Test Prism And Cover test


Pemeriksaan Dissimiliar Image

Maddox test Double Maddox test


Pemeriksaan Dissimiliar Image

Red glass test


Penilaian Gerakan Mata

Pergerakkan bola mata Tes Konvergensi


Tes Fusional

Fusional convergence menghilangkan disparitas retinal


bitemporal dan mengontrol suatu eksophoria
Fusional divergence menghilangkan disparitas retina binasal
dan mengontrol suatu esophoria
Vertical fusional vergence mengontrol hiperphoria atau
hipophoria
Torsional fusional vergence mengontrol inklophoria atau
eksiklophoria.
Tatalaksana

Reseksi dan resesi


Bedah Penggeseran titik
perlekatan otot
Tindakan faden

Tatalaksana

Terapi oklusi
Terapi atropin
Non-Bedah Alat optik
Miotik
Toksin botulinum
Ortoptik
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama :H
Umur : 31 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Aceh
Alamat : Meulaboh
CM : 1-13-52-88
Tanggal Pemeriksaan : 17 Juli 2017
ANAMNESIS

Keluhan Utama

Mata kabur

Keluhan Tambahan

Mata tidak sejajar, perut tidak nyaman


Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan mata kabur yang dirasakan


memburuk sejak dua bulan terakhir, keluhan ini dirasakan pasien
tidak nyeri dan merabun secara perlahan seiring waktu.
Sebelumnya pasien juga mengeluhkan adanya bola mata kanan
yang tidak sejajar dengan bola mata kiri sejak pasien kecil
disertai dengan pandangan yang dirasakan ganda dan tidak
nyaman apabila pasien membaca, pasien juga mengeluhkan
mata kering yang dialamai dalam beberapa minggu ini. Keluhan
berupa mual/muntah dan sakit kepala tidak dikeluhkan. Pasien
juga mengeluhkan adanya perut yang tidak nyaman apabila
pasien telat makan.
Lanjutan anamnesis ...

RPD RPK
DM Tidak ada

RPO
OHO
Pemeriksaan Fisik

Status Present

Status Present
Kesadaran : Compos mentis, GCS 15
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 85 x/menit
Frekuensi Nafas : 21 x/menit
Temperatur : Afebris
Pemeriksaan Fisik

Okular Dextra Okular Sinistra


VOD: 1/60 VOS: 5/50

Refleks cahaya kornea:


Medial limbus Tengah pupil
Konvergensi:

Negatif Positif
Pemeriksaan Fisik
OD Bagian Mata OS
Tenang Palpebra Superior Tenang

Tenang Palpebra Inferior Tenang

Tenang Conjungtiva Tarsal Superior Tenang

Tenang Conjungtiva Tarsal Inferior Tenang

Injeksi konjungtiva Conjungtiva Bulbi Tenang

Jernis Kornea Jernih


Cukup COA Cukup
RCL (+) Iris/Pupil RCL (+)
Jernih Lensa Jernis
Foto Pasien
Diagnosa
Eksotropia okuli dekstra (strabismus)

Tatalaksana

Cendo Lyteers ED 4x1 ODS


B-Complex 1x1 tab
Lansoprazole 1x1 tab
PROGNOSIS
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad fungsionam : Dubia ad malam
Quo ad Sanactionam : Dubia ad malam
ANALISA KASUS
Kasus Teori

1. Keluhan mata pasien kabur Pandangan yang mengabur terutama pada


terutama pada mata sebelah kanan sisi mata yang sakit menandakan bahwa
memburuk dalam dua bulan ini mata sebelah kanan telah mengalami
2. Adanya mata yang juling sejak kecil abliopia akibat pemakaian bola mata yang
disertai dengan pandangan ganda sehat secara terus menerus dan dalam
dan tidak nyaman saat membaca jangka waktu yang lama sehingga mata
3. Tidak ada riwayat keluarga yang sakit sangat jarang dipakai
Sesuai dengan kepustakaan dimana
strabismus memiliki manifestasi klinis berupa
mata lelah, penglihatan kabur, penglihatan
ganda, sakit kepala, mata Juling, mata
tidak sejajar, pergerakan mata tidak
terkoordinasi
Kejadian strabismus juga dapat terjadi
walaupun tanpa ada riwayat keluarga
Kasus Teori

Hasil pemeriksaan: Tanda-tanda dari penyakit strabismus berupa


Bola mata tidak simetris dengan
mata kanan mengarah ke arah lebih didapatkannya mata yang tidak sejajar pada
luar inspeksi, jatuhnya cahaya tidak tepat di tengah
Pergerakan bola mata kurang halus
Hasil uji refleks cahaya kornea pupil pada pemeriksaan hirschberg,
berupa tes Hirschberg, cahaya jatuh ketidakdapatan mengikuti pergerakan benda
tepat pada tengah pupil di bola
mata kiri dan cahaya jatuh di sisi mata kanan ke arah medial pada tes rotasi
dalam (sklera bagian medial) di okuler dan ketidakdapatan mempertahankan
bola mata kanan.
Tes konvergensi, bola mata kanan fiksasi pada uji konvergensi (kiri dominan),
tidak bisa mempertahankan deviasi yang jelas dan dan tidak hilang dengan
konvergensi
fiksasi biasa juga menandakan bahwa mata
pasien ini mengalami eksotropia dan bukan
merupakan eksoforia.
Kasus Teori

Pasien diberikan terapi: Cendo lyteers (emolien) dengan komposisi natriu,


Cendo Lyteers ED 4x1 gtt kalium dan benzalkonuim klorida pada pasien
B-Complex 1x1 tab ini diberikan untuk mengatasi keluhan mata
Lansoprazol 1x1 tab kering.
B-Complex (multivitamin) mengandung vitamin B1,
B2, B6, nikotinamid, D-panthenol, sebagai
suplemen makanan terutama ditujukan untuk
kesehatan saraf dan otot penggerak bola mata.
Lansoprazole merupakan obat golongan PPI
yang menghambat terbentuknya asam lambung,
diberikan pada pasien untuk keluhan pasien
berupa rasa tidak nyaman di ulu hati apabila
telat makan.
Terapi non bedah diberikan kepada pasien dengan
strabismus sebagai terapi awal sedangkan terapi
bedah diberikan apabila dengan terapi lain telah
gagal untuk memperbaiki. Pada pasien ini
strabismus telah berlangsung sangat lama sejak
pasien kecil sehingga penatalaksanaan pada pasien
ini hanya bersifat kosmetik saja
KESIMPULAN

Strabismus adalah suatu kelainan mata dimana visual axis


dari kedua mata tidak mengarah secara bersamaan pada titik
fiksasi atau deviasi visual aksis mata dari posisi normalnya yang
dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain: Genetik,
kelainan otot mata, kelainan struktur fascia, kelainan struktor
facial, kelainan tulang orbital ataupun kelainan inervasi.
Diagnosa strabismus dapat ditegakkan dengan anamnesis
dan pemeriksaan fisik yang cermat untuk menganalisa tipe dan
kemungkinan penyebab strabismus sehingga kelainan ini dapat
ditatalaksana baik dengan cara terapi nonbedah ataupun terapi
bedah yang sesuai.

Anda mungkin juga menyukai