Pembimbing :
dr. Irwan, Sp.JP(K)-FIHA
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KARDIOLOGI & KEDOKTERAN VASKULER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RSUD ARIFIN ACHMAD
PEKANBARU
2019
PENDAHULUAN
Coronary heart disease (CHD) atau penyakit jantung
koroner adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan
pembuluh darah coroner yang salah satu manifestasinya adalah
sindrom koroner akut (SKA).
SKA
non ST-elevation
ST-elevation myocardial
unstable angina pectoris (UAP), myocardial infarction
infarction (STEMI)
(NSTEMI)
STEMI merupakan bagian dari SKA
yang umumnya terjadi jika aliran darah
koroner menurun secara mendadak
setelah oklusi dari trombus pada plak
aterosklerosis.
DEFINISI
STEMI
Sindroma klinis berupa adanya gejala iskemia miokard khas yang
dikaitkan dengan gambaran elektrokardiogram (EKG) berupa
elevasi segmen ST yang persisten dan diikuti pelepasan
biomarker nekrosis miokard.
trombus
mechanical vasoconstictive
vasoconstriksi
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
European Society of Cardiology/ACCF/AHA/World Heart Federation Task
Force for The Universal of Myocardial Infraction
STEMI
Evolusi STEMI
Lokasi Gelombang Q/elevasi ST
Infark (sadapan)
Anterior V3 dan V4
Lateral V5 dan V6
Anterior I, aVL, V2 – V6
Ekstensif
Antero Lateral I, aVL, V3, V4, V5, V6
Septal V1, V2
Terapi
Reperfusi Fibrinolisis
- Tissue plasminogen activator (tPA)
- Streptokinase
- Tenekteplase (TNK)
- Reteplase (rPA)
Alur Tatalaksana
Fibrinolisis
Dosis Awal Koterapi Indikasi Kontra
Streptokinase
Antitrombin
1,5 juta U dalam 100 ml Heparin i.v selama
Spesifik
Sebelum Sk atau
dekstrose 5% atau 24-48 jam anistreplase
larutan NaCl 0,9%
dalam waktu 30-60
menit
Identitas
Nama : Tn. BS
Umur : 54 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pegawai negeri
Status : Menikah
Masuk RS : 14 September 2019
Tanggal Pemeriksaan : 16 September 2019
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Nyeri dada yang memberat 2 hari SMRS
Leher
• JVP 5-2 cmH2O
• Tidak ada pembesaran KGB
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Toraks
FISIK
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung kanan 1 jari di SIK V linea
parasternalis dextra,
Batas jantung kiri linea axilaris anterior sinistra
Auskultasi : S1 (+), S2 (+), murmur (-), gallop (-)
Paru
Inspeksi : statis simetris, dinamis simetris
Palpasi : Vokal fremitus sama kanan dan kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Dinding perut tampak datar, simetris, venektasi (-), spider
naevi (-)
Auskultasi : Bising usus (+) 8 kali/menit
Perkusi : Timpani pada seluruh region abdomen, shiffting dullness (-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), distensi (-), hepar dan lien tidak teraba.
Pemeriksaan Extremitas
Akral teraba hangat, CRT <2 detik, pitting edema (-), clubbing finger (-).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium (14-09-2019)
Darah rutin
Kimia klinik (16-09-2019)
Hb : 16,3 g/dL (N)
Kolesterol total : 162 mg/dl
Leukosit : 15.440/µl (Mngkt)
Kolesterol HDL : 34 mg/dl
Trombosit : 358.000/µl (N)
Kolesterol LDL : 106 mg/dl
Eritrosit : 5,46 x 106/µl (N)
Trigliserida : 112 mg/dl
Ht : 45,9% (N)
Elektrolit
Kimia darah
Na+ : 130 mmol/L (N)
SGOT/AST : 14 U/L (N)
K+ : 5,1 mmol/L (N)
SGPT/ALT : 21 U/L (N)
Cl : 92 mmol/L (N)
GDS : 410 mg/dl (Mngkt)
Ureum : 33,8 mg/dl (N)
Enzim Jantung
Creatinin: 1,02 mg/dl (N)
Troponin I : 25.667,3 ng/L (Positif)
Pemeriksaan EKG (14-09-2019)
Interpretasi
Irama : Sinus bradikardi
HR :56 kali/menit
Axis : Normal axis
Gel P : 0,08 s
Interval PR : 0,16 s
Komp QRS: 0,08 s
Segmen ST :
ST elevasi lead II, III, aVF
ST depresi di lead I, aVL, VI, V2,V3
Gel T :
Hiperakut di lead II,III, aVL, aVF, V2,V6
Interpretasi:
Identitas sesuai
Proyeksi AP
Marker R
Kekerasan foto cukup
Soft tissue sulit dinilai
Tulang klavikula, skapula dan
costae dan vertebrae intak
Diafragma kanan licin, sudut
kosto frenikus kanan lancip
Diafragma kiri licin, sudut kosto
frenikus kiri lancip
Trakea midline
Paru kanan dan kiri tak tampak
kelainan
CTR >50%
Kesan : kardiomegali
DAFTAR MASALAH
IGD
Oksigen 3 liter per menit via nassal kanul
Isosorbid dinitrat tab 5 mg (1x1 tablet tiap 5 menit jika
nyeri tidak berkurang)
Aspirin tab 80 mg (1x2 tablet)
Clopidogrel tab 75 mg (1x4 tablet)
PENATALAKSANAAN
Ruangan
ISDN 3 x 5 mg (isosorbit dinitrat-Nitrat)
Lovenox 2 x 0,6 ml (heparin-fibrinolitik)
Aspilet 1 x 80 mg (antiplatelet)
Clopidogrel 1 x 75 mg (antiplatelet)
Alprazolam 1 x 0,25 mg (Benzodiazepine)
Candesartan 1 x 8 mg (ARB)
Bisoprolol 1 x 2,5 mg (β blocker)
Lansoprazole 2 x 1 mg (proton pump inhibitor)
Novarapid 3 ml x 10 unit injeksi (insulin)
PEMBAHASAN
Berdasarkan anamnesis terhadap pasien didapatkan keluhan yang dialami pasien yaitu
keluhan nyeri dada kiri. Nyeri muncul secara tiba-tiba saat pasien sedang tidur dimalam hari
sekitar jam 1. Nyeri dirasakan seperti rasa panas terbakar didada yang berlangsung >30
menit, nyeri menjalar ke lengan atas kiri, leher dan punggung. Nyeri tidak berkurang dan tidak
hilang dengan beristirahat. Ketika nyeri pasien mengeluhkan sesak nafas, lemas, jantung
berdebar-debar dan berkeringat dingin. Pasien juga merasakan mual dan muntah. Karena
keluhan yang tidak kunjung mberkurang dan menghilang dengan beristirahat, pasien lalu
dibawa ke RSUD Awal Bros Panam dan diberi obat namun keluhan tidak menghilang
sepenuhnya kemudian pasien dirujuk ke RSUD AA dan dirawat di CVCU. Pasien memiliki
riwayat hipertensi dan diabetes mellitus tidak terkontrol dan pasien merokok sejak 25 tahun
lalu hingga saat ini, suka makan makanan berlemak dan bersantan. Hal ini merupakan faktor
resiko yang dapat menyebabkan terbentuknya plak di arteri koroner. Pembentukan plak ini
menyebabkan sirkulasi darah di jantung mengalami gangguan dan jika dibiarkan dapat terjadi
ruptur plak. Terjadinya ruptur menyebabkan aktivasi adhesi dan agregasi platelet sehingga
menyebabkan terbentuknya trombus yang tiba-tiba dapat terjadi oklusi total atau parsial dari
arteri koroner yang sebelumnya mempunyai penyempitan yang minimal. Hal ini dapat
mengakibatkan terjadinya infark pada miokard.
Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan enzim jantung yakni
troponin I, dan peningkatan kadar gula darah sewaktu. Dari gambaran EKG ditemukan
adanya ST elevasi pada lead II, III dan aVF yang menandakan adanya infark di
bagian inferior. Pada hasil foto thoraks didapatkan kesan kardiomegali.
Penatalaksanaan pada pasien saat datang ke IGD adalah pasien diposisikan semi
fowler dan diberikan Oksigen 3 liter/menit nasal kanul. Pasang IVFD Ringer laktat 12
tpm, berikan ISDN 5 mg, , aspilet 80 mg, dan clopidogrel 75 mg. Pemberian obat
vasodilator pada pasien ini berupa pemberian ISDN yaitu untuk mengurangi preload
jantung dengan meningkatkan kapasitas vena sehingga dapat menurunkan
kebutuhan oksigen miokard dan meningkatkan suplai oksigen miokard dengan
cara dilatasi pembuluh koroner yang terkena infark atau pembuluh kolateral.
Aspilet dan clopidogrel merupakan antitrombotik yang bekerja menghambat
pembentukan trombus.
KESIMPULAN