DISEASE
Pembimbing : dr.Munthadar, Sp.B., Sp.BA
PENDAHULUAN
Insidensi penyakit Hirschsprung adalah sekitar
1:5000 kelahiran di seluruh dunia.
Kegagalan
perkembangan
Tidak terdapatnya Terbentuknya
pleksus
sel ganglion panjang terminal
submukosa
parasimpatis dari aganglionik usus
Meissner dan
pleksus Auerbach besar yang
pleksus mienteric
di colon bervariasi
Auerbach di usus
besar
Embriologi
Normal sel-sel neuroenterik bermigrasi dr krista neural ke
sal. GI bag. atas kemudian ke arah distal
1. Sel-sel pertama sampai ke esofagus gestasi minggu k-6
Segmen
aganglionik
Peristaltik propulsif Ganglion
tidak ada, sfingter parasimpatik
ani internus gagal intramural tidak
mengendur pada ada
distensi rectum
Defekasi
terganggu Colon tidak
mengembang
Distensi
obstruksi konstipasi
abdomen
Panjang daerah aganglionik :
Ultrashort : 1/3 bawah rektum
Short : sampai rektosigmoid
Long : mencapai colon descenden
Sub total : sampai colon transversum
Total : seluruh kolon
Universal : seluruh kolon + hampir seluruh usus halus
MANIFESTASI KLINIS
MUNTAH HIJAU
DISTENSI ABDOMEN
DIAGNOSA
GAMBARAN KLINIS
COLOK DUBUR
PEM.PENUNJANG :
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Radiologik
Manometri anus
Histokimia : aktivitas kolinesterase meningkat
Biopsi hisap rektum:
PEMBEDAHAN
RECTOSIGMOIDESTOMY
CARA SWENSON
DEFINITIF
ANASTOMOSE
COLOANAL CARA
DUHAMEL DAN SOAVE
COLOSTOMY
DEFINITIF
(A) Soave (B) Swenson (C) Duhamel. keterangan: (+) adalah usus normal, ( - ) adalah usus aganglionik.
LAPORAN
KASUS
LAPORAN KASUS
Nama Pasien : Muhammad Rizki
No.Rekam Medik : 1-12-51-87
Tanggal Lahir : 24-11-2011 (5 tahun 4 bulan)
Alamat : Lamtui, Aceh Jaya
Pendidikan : TK Lamtui, Aceh Jaya
Tanggal Masuk : 07 April 2017
Tanggal Pemeriksaan : 17-21 April 2017
ANAMNESIS
Pasien tidak bisa BAB sejak lahir dan orangtua pasien mengaku
pasien memiliki lubang anus yg kecil sejak lahir.
RIWAYAT KEHAMILAN
Ibu Pasien ANC teratur pada bidan di Puskesmas kurang
lebih sebanyak 3 kali selama kehamilan. Selama kehamilan ibu
pasien tidak sanggup makan dan minum sedikit. Ibu hanya
mengkonsumsi daun kayu selama kehamilan dan tidak pernah
makan nasi. Ibu tidak memiliki riwayat hipertensi dan kelainan
metabolik lainnya.
RIWAYAT IMUNISASI
RIWAYAT MAKANAN
ABORATORIUM
Darah Rutin Hemoglobin
Hematokrit
11,7
35
10.712,9(g/dl)
37-47 (%)
Eritrosit 4,6 4,4-5,8 (106/mm3)
Leukosit 7,9 6,0-17,5 (103/mm3)
Trombosit 284 150-450 (103 U/L)
MCV 75 80-100 Fl
MCH 25 27-31 pg
MCHC 34 32-36 %
RDW 14,4 11,5-14,5 %
Hitung Jenis Eosinofil 0-6 (%)
10
Basofil 1 0-2
Netrofil Batang 0 2-6
Netrofil Segmen 42 50-70
Limfosit 40 20-40
Monosit 7 2-8
Elektrolit Na 135-145
141
K 3,3 3,5-4,5
Cl 110 90-110
Kimia Klinik Ureum 13-43
13
Creatinin 0,40 0,52-0,95
GDS 119 <200
TO POLOS ABDOMEN
Interpretasi :
Dilatasi usus, material banyak.
COLON IN LOOP
Interpretasi :
Tampak zona dilatasi, zona
transisi dan zona menyempit
COLON IN LOOP
Interpretasi :
Tampak zona dilatasi, zona
transisi dan zona menyempit
DIAGNOSIS BANDING
Hirschprungs disease
Gangguan elektorlit
DIAGNOSIS
Hirschsprungs Disease (Postcolostomy)
TERAPI
POSTOPERATIF
- IVFD RL 1000 cc/24 jam
PREOPERATIF - Cefotaxime 700mg/12 jam
- Washout 2x/hari - Novalgin 250mg/8jam
TATALAKSANA
Suction Biopsi (11-04-2017)
Colostomy Perlaparatomy (18-04-2017)
PEMBAHASAN
1. PASIEN MENGELUHKAN TIDAK BISA BAB SEJAK 2 MINGGU SMRS, RIWAYAT
KETERGANTUNGAN PENCAHAR (+), PERUT TERASA KEMBUNG DAN DARI
PEMERIKSAAN SAAT DATANG KE IGD DIDAPATKAN ADANYA PERUT DISTENSI
DENGAN PEMERIKSAAN COLOK DUBUR KHAS HIRSCHSPRUNGS DISEASE.
Teori:
Trias klasik hirschsprungs disease antara lain keluarnya mekonium,
muntah hijau dan distensi abdomen. Gejala lain penyakit Hirschsprung yang
perlu diperhatikan antara lain adalah konstipasi dan penurunan nafsu
makan. Gejala klinis lain setelah pasien melewati masa neonatus adalah
konstipasi dan gagal tumbuh, selain itu riwayat ketergantungan obat
pencahar juga dapat mengarah pada penyakit ini.
2. FOTO BNO DIDAPATKAN DILATASI USUS DAN COLON IN LOOP
DIDAPATKAN ZONA DILATASI, ZONA TRANSISI DAN ZONA SEMPIT.
Teori:
Pada hirschsprungs disease akan didapatkan gambaran foto polos
abdomen berupa dilatasi bagian proksimal usus yang aganglionik akibat
tertumpuknya feses, pemeriksaan ini juga dapat didukung dengan
pemeriksaan colon in loop dimana pada kasus hirschsprungs disease dapat
ditemukan tanda patognomonis antara lain terdapatnya zona sempit, zona
transisi dan zona dilatasi, dimana zona menyempit merupakan bagian usus
yang aganglionik.
4. PASIEN DILAKUKAN TINDAKAN BIOPSI PADA TANGGAL 11 APRIL
2017
Teori:
Pemeriksaan gold standar untuk penyakit Hirschsprung adalah
pemeriksaan histologi dengan specimen biopsy rektum. Pada kolon yang
normal menampilkan adanya sel ganglion pada pleksus mienterik
(Auerbach) dan pleksus sub-mukosa (Meissner). Diagnosis histopatologi
penyakit Hirschprung ini didasarkan atas absennya sel ganglion pada kedua
pleksus tersebut.
5. PASIEN DILAKUKAN TINDAKAN COLOSTOMY PADA TANGGAL 11
APRIL 2017
Teori:
Colostomy merupakan tindakan sementara pada hirschsprungs disease
yang bertujuan untuk dekompresi sementara.
5. WASHOUT DILAKUKAN PREOPERATIF DAN PEMBERIAN CEFOTAXIM
750 MG/12 JAM DAN NOVALGIN 250 MG/8JAM.
Teori:
Colostomy merupakan tindakan sementara pada hirschsprungs disease
yang bertujuan untuk dekompresi sementara.
KESIMPULAN
1. Hirschsprungs disease adalah suatu kelainan bawaan berupa
aganglionik usus, mulai dari spinchter ani interna kearah proksimal
dengan panjang yang bervariasi. Akibat kegagalan migrasi sel-sel krista
neural ataupun imunologik dan hostile environment
2. Penegakkan diagnosis pada Hirschsprungs disease dilakukan dengan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
3. Penatalaksanaan Hirschsprungs disease terbagi menjadi dua macam
yaitu bersifat sementara ataupun bersifat definitif dengan empat prinsip
penatalaksanaan berupa: mengatasi obstruksi, mencegah enterocolitis,
membuang segmen aganglionik dan mengembalikan kontinuitas usus.