Anda di halaman 1dari 12

PSIKOLOGI POSITIF

OPTIMISM AND THE POWER OF HOPE

Disusun Oleh:

Arina Hidayati 220302004

Desta Yuliantika 220302010

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Positif

Dosen Pengampu: Muhammad Latief Saifussalam,M.Psi.,psikolog

PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI

FAKULTAS SOSIAL DAN BISNIS

UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini

Pringsewu, November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 1
C. Tujuan......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
A. OPTIMISM................................................................................................. 3
1. Definisi Optimisme................................................................................ 3
2. Aspek-Aspek Optimisme....................................................................... 3
3. Faktor-Faktor Optimisme....................................................................... 4
B. HOPE.......................................................................................................... 5
1. Definisi Hope......................................................................................... 5
2. Aspek-aspek Harapan ........................................................................... 5
3. Faktor yang Mempengaruhi Harapan.................................................... 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................................. 8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam bidang Psikologi Positif, optimisme dan harapan menjadi fokus utama
karena keduanya berkaitan erat dengan peningkatan kesejahteraan psikologis dan
kualitas hidup. Seligman (2002), salah satu pendiri Psikologi Positif, menekankan
pentingnya memahami faktor-faktor yang membuat hidup lebih bermakna dan
memuaskan, termasuk optimisme dan harapan.
Riset terkini dalam Psikologi Positif secara konsisten mendukung pentingnya
optimisme dan harapan. Contohnya, studi oleh Peterson dan Seligman (2004)
mengonfirmasi bahwa melibatkan diri dalam praktik-praktik yang
mengembangkan optimisme dapat meningkatkan kesejahteraan subjektif dan
mengurangi tingkat depresi.
Penelitian terbaru juga menyoroti peran positif optimisme dan harapan dalam
meningkatkan adaptasi terhadap perubahan dan krisis. Misalnya, penelitian oleh
Carver et al. (2010) menunjukkan bahwa individu yang memiliki pandangan
positif cenderung lebih baik menyesuaikan diri dengan perubahan hidup dan lebih
mudah pulih dari pengalaman traumatis.
Dengan demikian, pemahaman dan pengembangan optimisme serta harapan
bukan hanya menjadi pokok bahasan dalam Psikologi Positif, tetapi juga didukung
secara empiris oleh bukti-bukti ilmiah yang terus berkembang. Kesadaran
terhadap konsep-konsep ini memberikan dasar bagi intervensi psikologis yang
bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan mental dalam kehidupan
sehari-hari.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Optimism dan Hope?
2. Apa aspek-aspek dari optimism?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi optimism?
4. Apa aspek-aspek dari hope?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi hope?

1
C. Tujuan
 Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah psikologi positif
tentang Optimism and the power of hope
 Adapun pembahasan pada makalah ini bertujuan untuk mengetahui
definisi dari optimism dan hope, aspek-aspek dari optimism dan hope serta
faktor-faktor yang mempengaruhi optimism dan hope

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. OPTIMISM
1. Definisi Optimisme
Seligman (1991) menyatakan optimisme adalah suatu pandangan secara
menyeluruh, melihat hal yag baik, berpikir positif, dan mudah memberikan
makna bagi diri. Sedangkan Tiger (dalam Peterson, 2000) mendefinisikan
optimisme sebagai suasana hati atau sikap terkait dengan harapan-harapan
seseorang tentang masa depannya. Optimisme didefinisikan sebagai
kecenderungan inheren untuk mengharapkan hasil di masa depan yang
menguntungkan dan hal itu berkaitan dengan membuat evaluasi positif dari
situasi, dan mengambil waktu untuk secara aktif dengan mengatasi strategi yang
berhubungan dengan stres (Carver dan Scheier, 2003).
Goleman (2009) melihat dari titik pandang kecerdasan emosional bahwa
optimisme merupakan sikap yang menahan seseorang agar tidak sampai terjatuh
dalam kemasabodohan, keputusasaan, atau depresi bila dihadang kesulitan.
Sedangkan Lopez and Snyder (dalam Ghufron dan Risnawati, 2012)
mengemukakan bahwa optimisme adalah suatu harapan yang ada pada individu
bahwa segala sesuatu akan berjalan menuju ke arah kebaikan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa optimisme adalah
sikap positif mengenai suatu keadaan yang sedang di hadapi terhadap segala
sesuatu dari sisi dan kondisi, serta harapan untuk mendapatkan hasil yang terbaik
dari situasi yang di hadapinya.

2. Aspek-Aspek Optimisme
Seligman (1991) menyatakan ada tiga dimensi dari optimisme sebagai berikut :
 Permanence
Seligman (1991) menyatakan bahwa “orang yang optimis meyakini
bahwa peristiwa baik yang terjadi bersifat permanent atau menetap.
Orang yang optimis meyakini bahwa peristiwa buruk yang terjadi bersifat
temporary atau sementara”. Lebih jelas lagi menurut Seligman (2005)
misalnya, memikirkan hal-hal buruk dengan kata “kadang-kadang” dan

3
“akhir-akhir ini” berarti memiliki gaya optimis yang temporary atau
sementara. Sebaliknya, mereka yang pesimis berpikir bahwa hal-hal
positif hanya berlangsung singkat dan kesuksesan hanyalah kebetulan
belaka. Mereka yang pesimis berpikir bahwa hal-hal yang tidak
menyenangkan yang terjadi tidak dapat dihindari atau permanen.
Misalnya, memiliki pandangan pesimis yang teguh dengan menggunakan
frasa “selalu” dan “tidak pernah” saat berpikir negatif.
 Pervasif (Universal- Spesific)
Permanen adalah masalah waktu, pervasive adalah masalah
ruang.Individu yang pesimis, menyerah di segala area ketika kegagalan
menimpa satu area. Individu yang optimis mungkin memang tidak
berdaya pada satu bagian kehidupan, tapi ia melangkah dengan mantap
pada bagian lain (Seligman, 2006).
 Personalization
Seligman (1991) menegaskan bahwa orang optimis menganggap hal-hal
yang menguntungkan terjadi sebagai akibat dari alasan internal. Mereka
yang memiliki pandangan optimis mengantisipasi bahwa peristiwa negatif
akan dikaitkan dengan kekuatan luar ketika hal itu terjadi (eksternalisasi).
Sebaliknya, orang pesimis berpikir bahwa hal-hal positif terjadi sebagai
akibat dari kekuatan luar. Orang pesimis berpikir bahwa ketika hal-hal
negatif terjadi, mereka akan menganggap bahwa hal itu terjadi di dalam.

3. Faktor-Faktor Optimisme
Terciptanya optimisme tidak lepas dari karakter kepribadian yang dimiliki
seseorang. Ada beberapa hal yang mempengaruhi cara berfikir optimis dalam diri
seseorang, diantaranya dari dalam dirinya sendiri dan dari luar dirinya. Vinacle
1988 (Shofia, 2009 dalam Ika & Harlina, 2011) menjelaskan bahwa ada dua
faktor yang mempengaruhi pola pikir optimis-pesimis, yaitu:
 Faktor Etnosentris
Faktor etnosentris yaitu sifat- sifat yang dimiliki oleh suatu kelompok
atau orang lain yang menjadi ciri khas dari kelompok atau jenis lain.
Faktor etnosentris ini berupa keluarga, status sosial, jenis kelamin, agama
dan kebudayaan.

4
 Faktor Egosentris
Faktor egosentris yaitu sifat- sifat yang dimiliki tiap individu yang
didasarkan pada fakta bahwa tiap pribadi adalah unik dan berbeda dengan
pribadi lain. Faktor egosentris ini berupa aspek-aspek kepribadian yang
memiliki keunikan sendiri dan berbeda antara pribadi yang satu dengan
yang lain

B. HOPE
1. Definisi Hope
Menurut Snyder (2002; Gum & Snyder, 2002; Snyder, dkk, 2002 ) harapan adalah
keadaan motivasi positif untuk memperoleh kesuksesan yang didasarkan pada
interaksi antara agency (energi yang diarahkan pada tujuan) dan pathways
(perencanaan untuk memperoleh tujuan. Dengan kata lain, harapan adalah
persepsi terhadap kapasitas untuk menghasilkan tujuan yang jelas, dengan
menggunakan rute (cara) untuk mencapai tujuan tersebut (pathways thinking) dan
motivasi untuk menggunakan cara mencapai tujuan (agency thinking) (Snyder,
2005).
Harapan telah dijelaskan oleh banyak filsuf, teolog, pendidik, dan ilmuwan selama
bertahun-tahun. Meskipun ada banyak definisi yang berbeda dari harapan, dapat
umumnya dianggap sebagai keadaan mental yang positif tentang kemampuan
untuk mencapai tujuan di masa depan. Dapat disimpulkan bahwa hope adalah
suatu keadaan mental yang positif tentang kemampuan untuk mencapai tujuan di
masa depan dengan dua komponen pathway thinking dan agency thinking yang
saling melengkapi dan timbal balik untuk mempertahankan dan mencapai tujuan
yang individu inginkan untuk dibuat, dan dilakukan. Serta yang diyakini oleh
individu menjadi kekuatan proaktif yang mendorong individu untuk bergerak
melalui maslah psikologis

2. Aspek-aspek Harapan
Menurut Snyder (1994), harapan memiliki beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:
 Tujuan (Goals)
Goal atau tujuan adalah sebuah target yang telah ditentukan oleh individu
sebelum melakukan sesuatu. Tujuan merupakan obyek, pengalaman atau

5
hasil yang dibayangkan dan diinginkan dalam pikiran individu. Hal
tersebut merupakan sesuatu yang individu inginkan untuk didapatkan atau
dicapai dan menjadikan keinginannya tersebut menjadi kenyataan. Tujuan
yang dimiliki individu dapat berupa jangka panjang maupun jangka
pendek pendek, akan tetapi tujuan harus cukup bernilai untuk dapat sesuai
dengan pemikiran dan yang diinginkan oleh tiap individu. Harapan yang
dimiliki oleh individu menjadi berarti apabila harapan tersebut memiliki
kemungkinan tercapai pada kategori menengah hingga tinggi.
 Keinginan Kuat (Willpower)
Willpower merupakan energi mental yang menggerakkan individu untuk
berpikir penuh dengan harapan dan mengarahkan individu menuju tujuan
yang ingin di capai. Willpower merupakan sesuatu yang menentukan dan
mempertahankan serta membantu individu ketika bergerak menuju arah
tujuan yang ingin dicapai. Dengan kata lain, willpower dapat
menggerakkan persepsi individu bahwa ia mampu untuk berinisiatif dan
mempertahankan perilaku yang mengarah pada tujuan yang diinginkan.
 Jalan Keluar (Waypower)
Waypower merupakan rencana mental atau peta jalan yang dapat
mengarahkan cara individu untuk dapat berpikir penuh dengan harapan.
Waypower menunjukkan rute dimana individu harus berjalan dari satu
tempat menuju tujuan yang diinginkan. Waypower merupakan kapasitas
mental yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan.

3. Faktor yang Mempengaruhi Harapan


Menurut Weil (2000), terdapat beberapa faktor yang dianggap dapat
mempengaruhi harapan pada seseorang, antara lain yaitu sebagai berikut:
 Dukungan Sosial
Dukungan sosial merupakan suatu hubungan interpersonal yang di
dalamnya melibatkan dua orang atau lebih yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar anak dalam mendapatkan rasa aman,
hubungan sosial, persetujuan dan kasih sayang. Sumber-sumber
dukungan sosial anak dapat berasal dari orang terdekatnya, seperti teman

6
sebaya, tetangga, guru-guru di sekolah, keluarga khususnya orang tua dan
saudara kandung.
 Kepercayaan Religius
Kepercayaan merupakan sebuah keyakinan yang dipercayai oleh
seseorang. Sedangkan religius merupakan kata dasar dari religi yang
berasal dari bahasa inggris, yaitu religion yang memiliki makna agama
dan memiliki kaitan dengan Tuhan. Kepercayaan religius dan spiritual
telah diidentifikasikan sebagai sumber utama harapan. Kepercayaan
religius dijelaskan sebagai kepercayaan dan keyakinan seseorang pada hal
positif atau menyadarkan individu pada kenyataan bahwa terdapat sesuatu
atau tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya untuk situasi individu saat
ini.
 Kontrol
Mempertahankan kontrol merupakan salah satu bagian dari konsep
harapan. Kemampuan kontrol dalam harapan berkaitan dengan
kemampuan untuk menentukan sesuatu hal, mengontrol dan menyiapkan
diri. Mempertahankan kontrol dapat dilakukan dengan cara tetap mencari
informasi, menentukan nasib sendiri, dan kemandirian yang menimbulkan
perasaan kuat pada harapan individu. Kemampuan individu akan kontrol
juga dipengaruhi self-efficacy yang dapat meningkatkan persepsi individu
terhadap kemampuannya akan kontrol. Harapan dapat dikorelasikan
dengan keinginan dalam kontrol, kemampuan untuk menentukan,
menyiapkan diri untuk melakukan antisipasi terhadap stres,
kepemimpinan, dan menghindari ketergantungan

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Psikologi positif memberikan pemahaman mendalam tentang optimisme dan kekuatan
harapan dalam meningkatkan kesejahteraan mental. Penelitian dan konsep yang telah
dibahas menunjukkan bahwa sikap optimis dan harapan yang kuat dapat memberikan
dampak positif pada kesehatan mental seseorang. Oleh karena itu, penting untuk
mengintegrasikan prinsip-prinsip psikologi positif dalam kehidupan sehari-hari guna
memperkuat optimisme dan memupuk harapan sebagai sumber daya psikologis yang
berharga.

8
DAFTAR PUSTAKA

Seligman, M. E. P. 1991. Learned Optimism. New York: Knopf

Snyder, C. R. (1994). The psychology of hope: You can get there from here. New York: Free
Press.

Snyder, C. R. (2002). Hope Theory: Rainbows in the Mind. Psychological Inquiry. 13 (4),
249 – 275

Weil, C.M. 2000. Exploring Hope in Patients With End Stage Renal Disease on Chronic
Hemodialysis. ANNA Journal.

Anda mungkin juga menyukai