Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


Tanda-Tanda Orang Yang Beriman disertai Hikmah dan
Manfaatnya Dalam Kehidupan Sehari-hari

GURU MAPEL : Sainuddin S.Ag

Kelompok I :
 Indra Wati
 Ahmad Arisandi
 Alifya Reza Raditya
 Mifta Farid Al-Qodri
 Nurhidaya Dewy
 Rahma Listiani

SMA NEGERI 1 WOLO


TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang Tanda-Tanda Orang yang
Beriman disertai Hikmah dan Manfaatnya Dalam Kehidupan Sehari-hari.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semuapihak
yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan segala kekurangan dalam makalah ini kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Tanda-Tanda


Orang yang Beriman disertai Hikmah dan Manfaatnya dalam Kehidupan
Sehari-hari dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Muara Lapao-pao, 16 Oktober 2023

Penulis
Daftar Isi
Halaman Judul………………………………………………………...i

Kata Pengantar.……………………………………………………….ii

Daftar Isi……………………………………………………………..iii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………

Latar Belakang……………………………………………………………….

Rumusan Masalah…………………………………………………………..

Tujuan dan Manfaat Penulisan…………………………………………

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………….

Pengertian Iman……………………………………………………………..

Tanda-Tanda Orang yang Beriman……………………………………….

Problematika Praktik Keimanan………………………………………….

Hikmah dan Manfaat Keimanan Dalam Kehidupan………………….

BAB III KESIMPULAN…………………………………………….

BAB IV PEMECAHAN MASALAH………………………………

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupannya, manusia tidak akan pernah bisa lepas untuk
mencari nilai-nilai kebenaran yang sebenarnya. Karena kesehariannya manusia
dihadapkan berbagai macam persoalan yang membutuhkan penyelesaian.
Dengan perkembangan iptek yang pesat ini persoalan menjadi lebih kompleks
dan manusia pun semakin sulit mengatasi persoalan hidupnya. Di saat kita
manusia tidak bisa menyelesaikan atau mengatasi persoalan hidup. Kita pasti
lebih memilih lari dari masalah tersebut dan melakukan hal-hal yang
menyimpang seperti munuman-minuman keras, narkoba, barcode, dan hal-hal
lain yang mampu menyakiti diri sendiri dan akan berdampak buruk terhadap
kehidupan baik itu individu ataupun banyak orang. Dan bahkan tidak sedikit
dari mereka yang melakukan bunuh diri gara-gara tidak bisa mengatasi
persoalan kehidupan.

Di sinilah iman dan taqwa itu mengambil perannya sebagai jalan keluar
atau solusi untuk menyelesaikan masalah kehidupan itu tersebut. Ketika
seseorang telah bisa memahami dan menerapkan konsep dari iman tersebut
kedalam kehidupannya maka ia dapat mengatasi permasalahan hidupnya. Jadi
iman dan taqwa itu sangat penting bagi manusia khususnya bagi kita pemeluk
agama Islam, agar mendekatkan kita kepada Allah SWT. Dan menjadi hamba
yang beriman dan bertaqwa. Dengan begitu, konsep iman itu perlu untuk dikaji
agar pengimplementasiannya mampu bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang masalah yang dikemukakan di atas maka
dapat dirumuskan permasalahan dari judul makalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian iman dan apa hubungannya dengan kegiatan


duniawi/kehidupan sehari-hari?
2. Apa tanda dan wujud iman tersebut?
3. Bagaimana cara menerapkan konsep iman dalam kehidupan sehari-hari?
4. Apa peran iman dalam menjawab problema kehidupan modern?
5. Apakah betul ada istilah tentang naik turunnya iman?
6. Jika ada, apa sebenarnya faktor yang menjadi penyebab naik turunnya
iman seseorang?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan


Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas makalah
agama islam dan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah.

Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan


penulis dan pembaca tentang konsep iman dan pengimplementasiannya dalam
kehidupan sehari-hari serta mengetahui bahwa iman dapat mejawab problema
kehidupan kita.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Iman
Kata iman berasal dari kata kerja amina-yu’manu – amanan yang
berarti percaya. Oleh karena itu iman berarti percaya menunjuk sikap batin yang
terletak dalam hati.

Iman menurut bahasa adalah percaya atau yakin, keimanan berarti


kepercayaan atau keyakinan. Dengan demikian, rukun iman adalah dasar, inti,
atau pokok-pokok kepercayaan yang harus diyakini oleh setap pemeluk agama
Islam.

Secara sempurna pengertiannya adalah embenarkan (mempercayai) Allah


dan segala ketetapan apa yang datang daropada-Nya sebagai wahyu melalui
rasul-rasul-Nya dengan kalbu, mengikrarkan dengan lisan, dan mengerjakan
dengan perbuatan.

Dalam Surah Al-Baqaran ayat 165, di katakana bahwa orang yang


beriman adalah orang yang amat sangat cinta kepada Allah (asyaddu hubban
lillah). Oleh karena itu beriman kepada Allah berarti amat sangat menanti ajaran
Allah yaitu Al-Qur’an dan Sunnah rasul.

Dalam Hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah Atthabrani, iman


didefinisikan dengan keyakinan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan
diwujudkan dengan amal perbuatan (al-Imaanu ‘aqdun bil qalbi waiqraarun
billisaani wa’amalun bil arkaan).

Istilah iman dalam Al-Qur’an selalu dirangkaikan denga kata lain yang
memberikan corak dan warna tentang suatu yang diimani, seperti dala surah An-
Nisa : 51 yang dikaitkan dengan jibti (kebatinan/idealisme) dan thaghut
(realita/nasionalisme). Sedabgkan dala surah Al-Ankabut : 52 dikaitkan dengan
kata bathil, yaitu wallazina aamanuu bil baathili. Bathil berarti tidak benar
menurut Allah. Sementara dalam surah Al-Baqarah : 4 dirangkaikan dengan
kata ajaran yang diturunkan oleh Allah.

Dengan demikian, kata iman yang tidak dikaitkan dengan kata Allah atau
ajaran-Nya, dikatakan sebagai Iman Haq, sedangkan yang dikaitkan dengan
selainnya dinamakan Iman Bathil.
Keimanan adalah perbuatan yang bila diibaratkan pohon, mempunyai pokok
dan cabang. Bukankah sering kita baca atau mndengar sabda Rasulullah SAW.
Yang kita jadikan kata-kata mutiara, misalnya malu adalah sebagian dari iman,
cinta bangsa dan Negara sebagian dari iman, bersikap ramah sebagian dari
iman, menyingkirkan atau duri yang lainnya dapat membuat orang sengsara dan
menderita, itu juga sebagian dari iman. Diantara 77 cabang-cabang keimnan
yang paling pokok adalah keimanan kepada Allah SWT.

2.2 Tanda-Tanda Orang yang Beriman


Iman adalah sesuatu yang abstrak dan tidak mudah untuk diukur. Pada
umumnya nilai-nilai keimanan seseorang akan nampak dan mengejawentah
dalam bentuk tingkah laku dan habituasi atau kebiasaan seseorang dalam
kehidupan sehari-hari. Sehingga erat sekali kaitannya antara keimanan dan
tingkah laku seseorang. Semakin baik kualitas imannya, maka akan semakin
baik pula perilaku dan akhlaknya dalam kehidupan. Hal yang dapat menjadi
bukti bahwa kita adalah orang yang memiliki iman secara sempurna apabila
orang tersebut bisa memenuhi 3 unsur keimanan, yakni membenarkan atau
meyakinkan dengan hati, diikrarkan dengan lisan, dan diamalkan dengan
tindakan atau perbuatan.

Adapun tanda-tanda dari orang yang beriman, diantaranya dijelaskan dalam


sebagai berikut :

1. Jika mendengar nama Allah SWT disebut, maka bergetar hatinya, dan
jika dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an maka bergejolak hatinya untuk segera
mengamalkannya.
Sebagaimana disebutkan dalam Q.S. Al-Anfal/8:2 berikut ini.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila
disebut nama Allah SWT. gemetar hatinya , dan apabila dibacakan ayat-
ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada
tuhan mereka bertawakkal. Karena bergetarnya hati orang mukmin ketika
mendengar Asma Allah yakni terdorong untuk melaksanakan perintah-
perintahnya serta menjauhi segala yang dilarang-Nya.
2. Senantiasa Tawakal, yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu
Allah. (Ali Imran : 120, Al, Ibrahim : 11).
Tawakkal itu adalah landasan atau tumpuan terakhir dalam sesuatu usaha atau
perjuangan, Baru berserah diri kepada Allah SWT setelah menjalankan ikhtiar,
itulah sebabnya meskipun tawakkal diartikan sebagai penyerahan diri dan
ikhtiar sepenuhnya kepada Allah SWT, namun tidak berarti orang yang
bertawakkal harus menyerah dan menghentikan usahanya dalam perjuangan
berikhtiar. Alasan mengapa manusia hars bertawakal yakni dikareakan tawakal
sebagai wujud iman seorang muslim kepada penciptanya. Dalam Surah At-
Taubah ayat 51 dikatakan bahwa orang-orang beriman harus bertawakkal
sebagai bentuk iman kepada Allah SWT.Sebagaimana dijelaskan pada beberapa
surah dalam Al-Qur’an

 Ali Imran ayat 120


”Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi
jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu
bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak
mendatangkan kemudhratan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui
segala apa yang mereka kerjakan”
 At-Thalaq ayat 3
“Dan dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.
Dan barang siapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan
urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap
sesuatu”
 At-Taghabun ayat 13
“Dialah Allah SWT, tidak ada tuhan selain dia. Dan hendaklah orang-
orang mukmin bertawakkal kepada Allah SWT.”

3. Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu melaksanakan perintah-Nya.


Sebagaimana
Q.S Al-Anfal ayat 3 “yaitu orang-orang yang mandirikan shalat dan
menginfakkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka”
Di mana mandirikan shalat adalah bukti keimanan seseorang. Di samping
karena memang shalat adalah tiangnya agama. Kalau ia menegakkan
shalatnya, sama dengan dia menegakkan agamanya.
Seorang mukmin, seberapa pun sibuk dengan aktivitas dan urusan
duniawinya, ia akan senantiasa memprioritaskan ibadah dam salat untuk
menjaga kualitas imannya. Sebagaimana firman Allah SWT. dalam Q.S.
Al-Mukminun/23:3-5 berikut ini “Sungguh beruntung orang-orang yang
beriman yaitu orang yang khusyuk dalam shalatnya”
4. Menghindari perkataan yang tidak berguna.
Seorag mukmin akan selalu mempertimbangkan sesuatu sebelum
mengucapkannya. Apabila ucapannya bermanfaat, maka akan ia
lanjutkan perkataannya, namun apabila mendatangkan madlarat maka ia
akan menghindarinya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT. Q.S. Al-
Mukminun/23: 3-5 berikut ini :
“Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan
perkataan) yang tidak berguna”

5. Berjihad di jalan Allah SWT. dengan jiwa dan harta yang dimiliki
Makna jihad bagi seorang muslim dalam hal ini bukanlah jihad dan
mengangkat senjata di medan pertempuran semata. Juga bukanlah jihad
yang secara ekstrim menyatakan permusuhan kepada orang-orang atau
golongan yang tdak sepaham dengannya. Tetapi jihad dalam hal ini
adalah bersungguh-sungguh dalam menegakkan ajaran Allah SWT. baik
dengan harta benda maupun nyawa yang dimilikinya. Sebagai contoh
jihadnya seorang pelajar adalah kesungguhannya menuntut ilmu.
Jihadnya seorang guru adalah kesungguhannya mendidik siswanya, dan
lain sebagainya.
Hal tersebut sesuai dengan Q.S. At-Taubah/9: 41
Berangkatlah kamu dengan baik dengan rasa ringan maupun rasa berat,
dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah SWT. yang
demikian itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.

6. Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin


Sebagaimana dijelaskan dalam surah An-Nur : 62
“(yang disebut) orang mukmin hanyalah orang yang beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya (Muhammad), dan apabila mereka bersama-sama
dengan dia (Muhammad) dalam suatu urusan bersama, mereka tidak
meninggalkan (Rasulullah) sebelum meminta izin kepadanya”.

7. Memelihara amanah dan menepati janji


Seorang mukmin akan senantiasa memegang amanah dan menepati janji
yang telah dibuatnya serta tidak akan berkhianat kepada siapapun yang
mempercayainya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT. dalam Q.S.
Al-Mukminun/23:6 berikut ini :
Sesungguhnya Alllah SWT. menyuruhmu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hokum di
antara manusia, hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh
Allah SWT. sebaik-baiknya yang memberi pengajaran kepadamu.
Sungguh Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat.
8. Menafkahkan sebagian rezeki dan hartanya di jalan Allah SWT
Seorang mukmin memiliki keyakinan bahwa harta yang dinafkahkan di
jalan Allah SWT. merupakan wujud implementasi keimanan untuk
pemerataan ekonomi, agar tidak terjadi kesenjangan antara aghniya dan
dhuafa. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Anfal/8:3
sebagai berikut :
(yaitu)orang-orang yang melaksanakan shalat dan menginfakkan
sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka

9. Bersabar dalam setiap situasi


Kesabaran juga merupakan satu di antara tanda orang beriman. Seberat
dan sesulit apa pun ujian yang di berikan kita harus selalu sabar dan yakin
kepada Allah bahwa setiap situasi yang sudah di turunkan oleh Allah
sudah menjadi ketentuannya. Sesuai dengan firman Allah SWT Q.S. Al-
Baqarah : 286 Allah tidak akan membebani seseorang di luar dari
kemampuannya.
Dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam
peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), da
mereka itulah orang-orang yang bertakwa (Q.S. Al-Baqarah : 177)

10. Punya Akhlak yang Baik


Orang beriman tidak mungkin memiliki akhlak yang buruk karena dirinya
akan selalu meneladani rasul yang berakhlak mulia.

Tidak ada sesuatu yang di letakkan pada timbangan hari kiamat yang
lebih berat daripada akhlak mulia, dan sesungguhnya orang
yang .berakhlak mulia bisa mencapai derajat orang yang berpuasa dan
salat. (H.R. At-Tirmidzi)

11.Selalu Bersyukur
Seseorang yang sedang di timpa masalah baik maupun buruk akan
membuat dirinya selalu bersyukur atas apa yang dimilikinya. Inilah
merupakan tanda orang berian yang kuat.

Dan sesungguhnya telah kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu


bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersykur (kepada
Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri dan
barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maaha
Kaya lagi Maha Terpuji. (Q.S. Luqman:12)
Demikianlah, tanda-tanda keimanan yang mengkristal menjadi perilaku
dan akhlak seorang mukmin dalam kehidupan sehari-hari. Untuk isa
meraihnya dibutuhkan proses yang sangat panjang, terus-menerus dan
tidak berkesudahan. Sehinngga diperlukan dorongan dan motivasi sejak
masih usia din dan berlangsung sepanjang hayat. Hal tersebut perlu
dilakukan agar hidup manusia lebih terarah dan selektif, sehingga seorang
mukmin mampu memutuaskan untuk mengambil nilai-nilai kehidupan
yang patut diterima dan dengan tegas mampu menolak nilai-nilai
kehidupan yang bertentangan dengan keimanannya.

2.3 Problematika Praktik Keimanan di Sekitar Kita


Problematika Praktik Keimanan adalah suatu tindakan yang mampu
merusak Iman dari suatu individu atau kelompok dalam menjalankan
kehidupannya. Di tengah semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi saat ini, grafik kenaikan penyimpangan perilaku moral dan
pelanggaran norma seolah berbanding lurus dengan tingkat kemajuan
peradaban. Bahkan tidak jarang, dalam hal kasus pelanggaran etika, moral dan
bahkan agama tersebut melibatkan seorang public figure yang dipercaya oleh
masyarakat untuk menjadi panutan atau role model bagi mereka.

Hal ini terjadi, karena perkembangan dunia global cenderung membawa


masyarakat terjebak pada perilaku hedonis, yaitu pandangan hidup yang
menganggap bahwa seseorang akan bahagia dengan mencari kebahagiaan
sebanyak-banyaknya dan melupakan hal yang menyakitkan bagi mereka.

Seorang filosof Yunani, Frederick Nietzshe mengatakan bahwa dalam


diri manusia yang hanya berburu kepentingan duniawi, maka sesungguhnya
Tuhan telah mati. Karna jika Tuhan masih hidup dalam dirinya, manusia pasti
tidak akan pernah mematikan dan meninggalkan Tuhan dalam aktivitas
kehidupannya.

Pandangan ini seolah mengisyaratkan bahwa Nietszhe mengkhawatirkan


bahwa masyarakat yang terus hidup tanpa mengamalkan doktrin keagamaan,
Degradasi moral yang semakin tajam di semua ini, baik pendidikan, sosial,
budaya, politik, hukum dan aspek kehidupan yang lain merupakan penyakit
jasmani dan rohani yang sebenarnya menuntut masyarakat untuk kembali ke
jalan Tuhan.

Hal ini senada dengan pendapat Abu Bakar bin Laal dalam kitab
Makarim al-Akhlaq yang meriwayatkan hadist
Dari Anas bin Malik RA, yang berkata bahwa Rasulullah SAW.
Bersabda, “Setiap mukmin dihadapkan pada lima ujian, yaitu mukmin yang
menghasutnya; munafik yang membencinya; kafir yang memeranginya; nafsu
yang menentangnya; dan setan yang menyesatkannya”. (HR. ad-Dhailami)

Menurut Abu Bakar bin Laal berdasarkan hadist terebut setidaknya ada
lima ujian keimanan yang dihadapi oleh orang-orang mukmin saat ini, yaitu :

1) Mukmin yang Saling Mendengki


Sifat saling membenci berawal dari adanya kesombongan, dan orang
yang iri dengki biasanya tidak bisa melihat atau menerima orang lain
yang mendapatkan kenikmatan sehingga bisa menimbulkan sikap hasud.

Iri, dengki, sombong dan hasud merupakan penyakit hati yang harus
dihindari karena ini semua dapat merusak persaudaraan antar-mukmin.

Contoh dari sikap ini antara lain persaingan politik dan persaingan bisnis
yang tidak sehat sehingga akan memunculkan keinginan untuk
menjatuhkan lawan dengan cara yang tidak benar yang bisa membuat
orang lain kehilangan simpatinya. Tidak sedikit yang kemudian
menceritakan kebohongan atau hoax speech kepada lawan politik atau
saingan bisnisnya, sehingga hilanglah simpati public kepada lawan dan
sebaliknya ia yang akan mendapatkan keuntungan.

2) Kaum Munafik yang Membenci Kaum Mukmin


Orang munafik adalah orang yang bermuka dua. Artinya, pada satu sisi ia
menampakkan wajah keislaman dan ketakwaan yang begitu mempesona.
Sementara di sisi satunya, ia mempunyai sifat yang bertentangan dengan
apa yang ditampakkan selama ini.

Orang yang munafik lebih berbahaya dari orang kafir. Karena mereka
sangat pandai memutarbalikkan fakta, lihai bersifat lidah dan berdusta
semata-mata untuk mendapatkan kepentinganya saja.

Contohnya dapat dilihat sekarang ini, di mana umat Islam ada yang
mudah terpengaruh oleh adu domba kaum munafik, sehingga permusuhan
dan perpecahan di kalangan umat gampang tercipta. Jika telah terjadi
permusuhan, kedua belah pihak akan tetap dirugikan dan orang munafik
akan bertepuk tangan karena berhasil menciptakan kebencian dan ia akan
mengambil keuntungan di dalamnya.
3) Orang Kafir yang Memerangi Kaum Mukmin
Kaum kafir adalah golongan yang menentang perkara yang haq dan
mendukung yang bathil.
Kaum kafir dalam hidupnya akan saling tolong menolong untuk
memerangi kaum mukmin.

Contohnya dalam perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, di


mana tontonan hiburan dan gaya hidup banyak yang tidak sesuai dengan
pemikiran umat islam.
Jika tidak dapat disikapi dengan bijak, maka hal ini akan berdampak
buruk terhadap kualitas kaum mukmin.

4) Tipu Muslihat Setan yang Selalu Menyesatkan


Setan akan selalu menggoda iman manusia dengan segala cara, termask
melakukan tipu daya bagi kaum muslim, dan ini harus di waspadai setiap
saat. Karena tipu daya setan ini dapat menguasai diri seorang mukmin
dalam bentuk ketidakberdayaan kaum mukmin untuk mengendalikan diri,
menahan amarah, mengendalikan nafsu, sifat taabur, kikir dalam
bersedekah dan sifat-sifat buruk setan lainnya.

Contohnya, tingginya kasus pelanggaran hukum saat ini, mulai dari


tingginya angka kriminalitas, perbuatan melanggar norma, serta tindakan
pelanggaran lainnya, termasuk yang utama hukum agama.
Segala bentuk tindakan kejahatan merupakan bentuk kemenangan dari
hasutan setan.

5) Godaan Hawa Nafsu Dalam Diri Setiap Mukmin


Musuh paling berbahaya dalam diri setiap orang adalah hawa nafsunya
sendiri. Melawan nafsu jauh lebih berat dan sulit dibandingkan dengan
melawan musuh yang nyata.
Siapapun, dengan strata pendidikan apapun, dengan strata sosial dan
ekonomi apapun, usia berapapun sangat mungkin dikuasai oleh hawa
nafsu dan tidak berhasil memenangkan pertarungan bahkan dengan
nafsunya sendiri.

Contohnya niat mulia seorang mukmin yang telah berjanji istiqamah


untuk lebih bak dalam hal ibadah tidak akan pernah bisa terwujud jika ia
sendiri masih terus mengikuti hawa nafsu.
Itulah tadi penjelasan dari lima ujian dalam praktik keimanan. Siapapun
manusia pasti pernah merasakan ujian kehidupan. Jika kita mau membedah
makna di balik sebuah ujian yang menimpa, maka kita akan mengetahui pesan
yang diselipkan Allah SWT. kepada kita. Ujian kehidupan tidak selalu berupa
kemalangan maupun kesedihan, sebaliknya ujian kehidupan juga dapat beruoa
kesenangan maupun melimphnya harta. Indikator sederhana yang dapat di
gunakan adalah bagaimana hubungan kita dengan Sang Pencipta.Dan untuk
setiap masalah pasti ada jalan keluar dala menghadapi persoalan tersebut. Baik
itu pencegah ataupun solusi.

Ada 6 sikap yang bisa kita jadikan pedoman untuk menghadapi ujian tersebut,
yaitu :

 Sabar, karena sikap sabar ini merupakan kunci dalam menyelesaikan


berbagai masalah kehidupan.
 Semakin beriman, sebab Iman adalah pondasi hidup seorang Muslim
 Mengingat Allah Ta’Ala. Jika mengingat Allah Ta’Ala maka seorang
hamba akan dilapangkan dadanya, bahkan lebih dari dunia dan seluruh
yang ada di dalamnya
 Ridha dan berkhusnudzan atas ketetapan Allah
 Instropeksi diri, sebagaimana dalam tafsir As Sa’di bahwa ketika ujian itu
ada, maka seseorang menjadi mulia atau menjadi hina (karenanya). Dari
sini, menjadi media bagi kita untuk bermuhasabah atas seluruh amal
ibadah yang dilakukan.
 Berkhtiar mencari solusi. Karna setiap masalah pasti ada solusinya.
Seringkali kita tidak mencari solusi, tetapi justru memperasalahkan
masalah itu sendiri.

Pesan moralnya adalah ketika kita mengalami ujian baik berupa kesedihan dan
kegembiraan, maka kita sebaiknya bersikap tidak berlebihan dan sewajarnya
saja. Biarkan semua sesuai porsinya. Maka inilah kewajiban setiap muslim.
Hendaknya mereka pertengahan dalam setiap perkara, tidak berlebihan dan
tidak seenaknya. Baik dalam permasalahan ini atau permasalahan yang lain.
Baik itu masalah agama atau masalah dunia.

Dari Ka’ab bin Farruh, dari Qotada, dari Mutarrif bin Abdullah, dia mengatakan

“(Umumnya) perkara yang terbaik adalah yang pertengahan, dam kebaikan itu
di antara dua kejelekan”
2.4 Hikmah dan Manfaat Beriman Dalam Kehidupan Sehari-hari
Hikmah adalah kata Arab yang berarti kebijaksanaan, kecerdasan,
filosofi, rasional atau alasan yang mendasari. Al-Qur’an menyebut “hikmah” di
berbagai tempat, di mana ia dipahami sebagai pengetahuan dan pemahaman
tentang Al-Qur’an, takut akan Tuhan, dan sarana memelihara jiwa atau
akal.Manfaat Menurut KBBI adalah guna atau faedah, laba atau untung.

Jadi Hikmah dan Manfaat Beriman adalah pengetahuan, faedah, dan


untung apa yang akan di dapatkan ketika mampu menerapkan prinsip keimanan
dalam kehidupan.

Berikut beberapa manfaatnya :

 Iman Menghilangkan Sifat Kepercayaan Manusia Terhadap


Makhluk
Orang yang beriman hanya percaya kepada Allah SWT. Jika Allah
SWT. berkehendak memberikan pertolongan maka tidak ada lagi
kekuatan apapun yang mampu menghalagi-Nya. Sebaliknya jika
Allah SWT. berkehendak menimpakan bencana maka tidak ada
kekuatan apapun yang sanggup menahan-Nya.
Iman mampu menghilangkan perilaku syirik, percaya terhadap
kesaktian benda-benda keramat, takhayul, khurafat, dan
sebagainya.

 Iman Menanamkan Semangat Menghadapi Maut


Saat ini banyak orang yang takut menyampaikan kebenaran karena
takut menghadapi resiko. Termasuk resiko kematian.
Dalam hal ini, orang yang beriman yakin sepenuhnya bahwa
kematian adalah hak prerogatif Allah SWT. sehingga berani
mengatakan kebenara, meski terasa pahit, bahkan beresiko
menghadapi kematian sekalipun.

 Iman Akan Membuat Seorang Mukmin Memiliki Jiwa


yang Tenang
Tidak ada seorang pun yang luput dari uian dan musibah dalam
kehidupan. Dalam hal ini akan Nampak sekali perbedaan
menghadapi musibah dan ujian bagi orang yang beriman dan orang
yang tidak beriman.
Orang beriman akan cenderung bersikap tenang (sakinah) dan
tenteram (muthmainah) daam menghadapi masalah.
Kedekatan dan tawakalnya kepada Allah SWT. akan
menumbuhkan sikap penyerahan diri kepada Allah SWT. dan
senantiasa sabar dalam kondsi seberat apa pun.

 Iman Mewujudkan Kehidupan yang Lebih Baik dan


Berkualitas
Kehidupan yang baik bagi seorang mukmin adalah kehiduan yang
senantiasa hanya berisi hal-hal yang baik. Iman akan menuntun
seseorang untuk menyeleksi perbuatan baik yang patut dilakukan,
dan perbuatan buruk yang harus dihindari.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT. dalam QS
An-Nahl/16:97 berikut ini :

“Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun


perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan kami (Allah)
berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan kami berikan
balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan”.

 Iman Menumbuhkan Sikap Ikhlas


Keyakinan terhadap ridha Allah SWT. akan mempengaruhi
seseorang untuk senantiasa melakukan sesuatu dengan penuh
keikhlasan.
Iman akan menuntun seseorang untuk senantiasa hanya berharap
ridha Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT. dalam QS Al-
An’am/6:162 berikut ini :

“Katakanlah (Muhammad) sesungguhnya shalatku, ibadahku,


hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah SWT. Tuhan seluruh
alam.”

 Iman Mendatangkan Keberuntungan


Orang yang beriman adalah oang yang beruntung dalam hidupnya
karena selalu berjalan di arah yang benar.
Orang beriman selalu mengikuti petunjuk dan larangan Allah
SWT. sesuai firman Allah SWT. dalam QS Al-Baqarah/2:5 berikut
ini :
“Merekalah yang mendaat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka
itulah orang-orang yang beruntung.”

 Iman Mencegah Penyakit Jasmani dan Rohani


Kristilisasi dari iman adalah akhlak seorang mukmin. Oleh karena
itu akhlak, tingkah laku, dan perbuatan seorang mukmin akan
senantiasa dikendalikan oleh iman.
Orang yang beriman akan memiliki self security syste keamanan
dri manakala ia dihadapkan pada godaan maksiat, mengonsumsi
makanan dan minuman yang haram, kesulitan mengendalikan
emos, dan lain sebagainya.

Dengan adanya system keamanan dan pengendalian diri yang baik


itulah, akan mencegah datangnya penyakit rohani bagi seorang
mukmin

 Hati Menjadi Tenang


Salah satu hikmah beriman yaitu adanya ketenangan hati, hati tidak
akan udah goyah oleh ajakan nafsu jahat atau orang yang
menyesatkan.

 Mendapat Bimbingan dari Allah SWT


Orang yang beriman kepada Allah SWT akan mendapatkan
petunjuk dari Allah SWT, sehingga harapannya apa yang
dikerjakan oleh orang beriman tersebut merupakan berbagai
macam perbuatan terpuji dan baik.

 Mempunyai Rasa Kasih Sayang Tinggi


Orang beriman akan memiliki jiwa rendah hati, sering melakukan
amal saleh, menyayangi semua makhluk ciptaan Allah SWT,
karena tidak satupun ciptaan-Nya yang sia-sia.

 Menjauhi Maksiat
Salah satu penyebab berkurangnya iman adalah maksiat. Maka dari
itu kita ingin iman kita terus bertambah yaitu dengan cara
meninggalakan maksiat.

 Iman Memberikan Keberuntungan


Orang yang beriman selalu berjalan pada arah yang benar karena
Allah membimbing dan mengarahkan pada tujuan hidup yang
hakiki. Dengan demikian orang yang beriman adalah orang yang
beruntung dalam hidupnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah

“Mereka itulah yang tetap mendaat petunju dari Tuhn mereka, dan
merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Al-Baqarah, 2:5)

 Iman Mencegah Penyakit


Akhlak, Tingkah laku, perbuatan fisik seorang mukmin, atau fungsi
biologis tubuh manusia mukmin dipengaruhi oleh iman.
Jika seseorang jauh dari prinsip-prinsip iman, tidak pernah ingat
kepada Allah, maka orang yang seperti ini hidupnya akan di kuasai
oleh kepanikan dan ketakutan.
Demikianlah Hikmah dan Manfaat daripada iman dala
kehdupan manusia, ia bukan hanya sekedar kepercayaan yang
berada dalam hati tetapi juga menjadi kekuatan yang mendorong
dan membentuk sikap perilaku hidup. Apabila suatu masyarakat
terdiri dari orang-orang yang beriman, maka akan terbentuk
masyarakata yang aman, tentram, damai, dan sejahtera.

BAB III
KESIMPULAN
Agama Islam bukanlah hambatan untuk perkembangan iptek tapi justru
agama Islam bisa lebih mengembangkan dan memperbaiki iptek itu. Dan
dengan adanya agama islam permasalahan-permasalahan yang muncul seiring
dengan perkembangan iptek ini dapat diatasi atau diselesaikan. Dengan cara
tetap menerapkan konsep iman dalam kehidupan kita, dengan begitu kemajuan
iptek tidak membuat kemerosotan moral pada diri manusia.

Dengan adanya hubungan yang dinamis antara agama dan modernitas,


maka diperlukan upaya untuk menyeimbangkan pemahaman orang terhadap
agama dan modernitas. Pemahaman orang terhaap agma akan melahirkan sika
keimanan, sedang penguasaan orang terhadap iptek di era modernisasi dan
industrialisasi mutlak diperlukan. Dengan demikian sesungguhnya yang
diperlukan di era modern ini tidak ain adalah penguasaan terhadap Imtaq dan
Iptek sekaligus. Salah satu usaha untuk merealisasikan pemahaman Imtaq dan
penguasan Iptek adalah melalui jalur pendidikan. Dalam konteks ilmiah
pendidikan sebagai sebuah sistes harus didesain sedemikian rupa guna
memproduk manusia yang seutuhnya. Yakni manusia yang tidak hanya
mengetahui Iptek melainkan juga mampu memahami ajaran agama
sekaligus mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
Iman memberi pengaruh pada seseorang untuk selalu erbuat dengan
ikhlas, tanpa pamrih, keuali keridhaan Allah. Orang yang beriman senantiasa
konsekuen dengan apa yang telah dilahirkannya, baik dengan lidahnya maupun
hatinya. Ia senantiasa berpedoman pada firman Allah QS. Al-An’am/6:162.

Wujud iman dalam islam adalah dengan cara beriman kepada Allah SWT
yang berarti percaya pada keberadaannya dan yakin pada kuasanya. Sementar
tanda dalam beriman sudah di jelaskan pada BAB II.

Untuk menerapkan konsep ian dalam kehidupan sehari-hari kita dapat


mengaplikasikan beberapa contoh berikut seperti percaya bahwa Allah itu esa,
Taat akan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya seperti melaksanakan
sholat, mengaji dan menghindari zina cotohnya pacaran, Mengetahui dan
mempelajari Asma-asma Allah dan masih banyak lagi

Salah satu peran iman dalam menjawab Problematika Kehidupan Modern


yaitu mampu melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda selain Allah dan
mampu menanamkan sikap self help.

Keyakianan atau keimanan dalam diri seseorang kadang naik dan turun,
kadang juga stagnan tergantung amal yang diperbuatnya. Setiap diri manusia
muslim diarahkan oleh agamanya agar meningkatkan imannya kepada Allah
SWT. karena iman seorang mukmin itu bisa bertambah dan berkurang.

Beberapa faktor yang mempengaruhi naik turunnya iman seseorang yaitu


kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar, selalu mengingat mati, godaan
syetan, bergal dengan teman-teman yang buruk, terlalu cinta dunia. Salah satu
tips untuk mengatasi naik turunnya iman adalah dengan Muhasabah yaitu
instropeksi diri atau upaya diri terhadap kebaikan dan keburukan pada semua
aspek (aspek ibadah, pekerjaan, usia).
DAFTAR PUSTAKA

Tim dosen PAI UB. 2010. Pendidikan Agama Islam. Percetakan Citra
Mentari : Malang

Ali, M. Daud. 1998. Pendidikan Agama Islam. PT Raja Grafindo


Persada : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai