Kelompok I :
Indra Wati
Ahmad Arisandi
Alifya Reza Raditya
Mifta Farid Al-Qodri
Nurhidaya Dewy
Rahma Listiani
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang Tanda-Tanda Orang yang
Beriman disertai Hikmah dan Manfaatnya Dalam Kehidupan Sehari-hari.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semuapihak
yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan segala kekurangan dalam makalah ini kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini
Penulis
Daftar Isi
Halaman Judul………………………………………………………...i
Kata Pengantar.……………………………………………………….ii
Daftar Isi……………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………
Latar Belakang……………………………………………………………….
Rumusan Masalah…………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………….
Pengertian Iman……………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupannya, manusia tidak akan pernah bisa lepas untuk
mencari nilai-nilai kebenaran yang sebenarnya. Karena kesehariannya manusia
dihadapkan berbagai macam persoalan yang membutuhkan penyelesaian.
Dengan perkembangan iptek yang pesat ini persoalan menjadi lebih kompleks
dan manusia pun semakin sulit mengatasi persoalan hidupnya. Di saat kita
manusia tidak bisa menyelesaikan atau mengatasi persoalan hidup. Kita pasti
lebih memilih lari dari masalah tersebut dan melakukan hal-hal yang
menyimpang seperti munuman-minuman keras, narkoba, barcode, dan hal-hal
lain yang mampu menyakiti diri sendiri dan akan berdampak buruk terhadap
kehidupan baik itu individu ataupun banyak orang. Dan bahkan tidak sedikit
dari mereka yang melakukan bunuh diri gara-gara tidak bisa mengatasi
persoalan kehidupan.
Di sinilah iman dan taqwa itu mengambil perannya sebagai jalan keluar
atau solusi untuk menyelesaikan masalah kehidupan itu tersebut. Ketika
seseorang telah bisa memahami dan menerapkan konsep dari iman tersebut
kedalam kehidupannya maka ia dapat mengatasi permasalahan hidupnya. Jadi
iman dan taqwa itu sangat penting bagi manusia khususnya bagi kita pemeluk
agama Islam, agar mendekatkan kita kepada Allah SWT. Dan menjadi hamba
yang beriman dan bertaqwa. Dengan begitu, konsep iman itu perlu untuk dikaji
agar pengimplementasiannya mampu bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang masalah yang dikemukakan di atas maka
dapat dirumuskan permasalahan dari judul makalah sebagai berikut :
Istilah iman dalam Al-Qur’an selalu dirangkaikan denga kata lain yang
memberikan corak dan warna tentang suatu yang diimani, seperti dala surah An-
Nisa : 51 yang dikaitkan dengan jibti (kebatinan/idealisme) dan thaghut
(realita/nasionalisme). Sedabgkan dala surah Al-Ankabut : 52 dikaitkan dengan
kata bathil, yaitu wallazina aamanuu bil baathili. Bathil berarti tidak benar
menurut Allah. Sementara dalam surah Al-Baqarah : 4 dirangkaikan dengan
kata ajaran yang diturunkan oleh Allah.
Dengan demikian, kata iman yang tidak dikaitkan dengan kata Allah atau
ajaran-Nya, dikatakan sebagai Iman Haq, sedangkan yang dikaitkan dengan
selainnya dinamakan Iman Bathil.
Keimanan adalah perbuatan yang bila diibaratkan pohon, mempunyai pokok
dan cabang. Bukankah sering kita baca atau mndengar sabda Rasulullah SAW.
Yang kita jadikan kata-kata mutiara, misalnya malu adalah sebagian dari iman,
cinta bangsa dan Negara sebagian dari iman, bersikap ramah sebagian dari
iman, menyingkirkan atau duri yang lainnya dapat membuat orang sengsara dan
menderita, itu juga sebagian dari iman. Diantara 77 cabang-cabang keimnan
yang paling pokok adalah keimanan kepada Allah SWT.
1. Jika mendengar nama Allah SWT disebut, maka bergetar hatinya, dan
jika dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an maka bergejolak hatinya untuk segera
mengamalkannya.
Sebagaimana disebutkan dalam Q.S. Al-Anfal/8:2 berikut ini.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila
disebut nama Allah SWT. gemetar hatinya , dan apabila dibacakan ayat-
ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada
tuhan mereka bertawakkal. Karena bergetarnya hati orang mukmin ketika
mendengar Asma Allah yakni terdorong untuk melaksanakan perintah-
perintahnya serta menjauhi segala yang dilarang-Nya.
2. Senantiasa Tawakal, yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu
Allah. (Ali Imran : 120, Al, Ibrahim : 11).
Tawakkal itu adalah landasan atau tumpuan terakhir dalam sesuatu usaha atau
perjuangan, Baru berserah diri kepada Allah SWT setelah menjalankan ikhtiar,
itulah sebabnya meskipun tawakkal diartikan sebagai penyerahan diri dan
ikhtiar sepenuhnya kepada Allah SWT, namun tidak berarti orang yang
bertawakkal harus menyerah dan menghentikan usahanya dalam perjuangan
berikhtiar. Alasan mengapa manusia hars bertawakal yakni dikareakan tawakal
sebagai wujud iman seorang muslim kepada penciptanya. Dalam Surah At-
Taubah ayat 51 dikatakan bahwa orang-orang beriman harus bertawakkal
sebagai bentuk iman kepada Allah SWT.Sebagaimana dijelaskan pada beberapa
surah dalam Al-Qur’an
5. Berjihad di jalan Allah SWT. dengan jiwa dan harta yang dimiliki
Makna jihad bagi seorang muslim dalam hal ini bukanlah jihad dan
mengangkat senjata di medan pertempuran semata. Juga bukanlah jihad
yang secara ekstrim menyatakan permusuhan kepada orang-orang atau
golongan yang tdak sepaham dengannya. Tetapi jihad dalam hal ini
adalah bersungguh-sungguh dalam menegakkan ajaran Allah SWT. baik
dengan harta benda maupun nyawa yang dimilikinya. Sebagai contoh
jihadnya seorang pelajar adalah kesungguhannya menuntut ilmu.
Jihadnya seorang guru adalah kesungguhannya mendidik siswanya, dan
lain sebagainya.
Hal tersebut sesuai dengan Q.S. At-Taubah/9: 41
Berangkatlah kamu dengan baik dengan rasa ringan maupun rasa berat,
dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah SWT. yang
demikian itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.
Tidak ada sesuatu yang di letakkan pada timbangan hari kiamat yang
lebih berat daripada akhlak mulia, dan sesungguhnya orang
yang .berakhlak mulia bisa mencapai derajat orang yang berpuasa dan
salat. (H.R. At-Tirmidzi)
11.Selalu Bersyukur
Seseorang yang sedang di timpa masalah baik maupun buruk akan
membuat dirinya selalu bersyukur atas apa yang dimilikinya. Inilah
merupakan tanda orang berian yang kuat.
Hal ini senada dengan pendapat Abu Bakar bin Laal dalam kitab
Makarim al-Akhlaq yang meriwayatkan hadist
Dari Anas bin Malik RA, yang berkata bahwa Rasulullah SAW.
Bersabda, “Setiap mukmin dihadapkan pada lima ujian, yaitu mukmin yang
menghasutnya; munafik yang membencinya; kafir yang memeranginya; nafsu
yang menentangnya; dan setan yang menyesatkannya”. (HR. ad-Dhailami)
Menurut Abu Bakar bin Laal berdasarkan hadist terebut setidaknya ada
lima ujian keimanan yang dihadapi oleh orang-orang mukmin saat ini, yaitu :
Iri, dengki, sombong dan hasud merupakan penyakit hati yang harus
dihindari karena ini semua dapat merusak persaudaraan antar-mukmin.
Contoh dari sikap ini antara lain persaingan politik dan persaingan bisnis
yang tidak sehat sehingga akan memunculkan keinginan untuk
menjatuhkan lawan dengan cara yang tidak benar yang bisa membuat
orang lain kehilangan simpatinya. Tidak sedikit yang kemudian
menceritakan kebohongan atau hoax speech kepada lawan politik atau
saingan bisnisnya, sehingga hilanglah simpati public kepada lawan dan
sebaliknya ia yang akan mendapatkan keuntungan.
Orang yang munafik lebih berbahaya dari orang kafir. Karena mereka
sangat pandai memutarbalikkan fakta, lihai bersifat lidah dan berdusta
semata-mata untuk mendapatkan kepentinganya saja.
Contohnya dapat dilihat sekarang ini, di mana umat Islam ada yang
mudah terpengaruh oleh adu domba kaum munafik, sehingga permusuhan
dan perpecahan di kalangan umat gampang tercipta. Jika telah terjadi
permusuhan, kedua belah pihak akan tetap dirugikan dan orang munafik
akan bertepuk tangan karena berhasil menciptakan kebencian dan ia akan
mengambil keuntungan di dalamnya.
3) Orang Kafir yang Memerangi Kaum Mukmin
Kaum kafir adalah golongan yang menentang perkara yang haq dan
mendukung yang bathil.
Kaum kafir dalam hidupnya akan saling tolong menolong untuk
memerangi kaum mukmin.
Ada 6 sikap yang bisa kita jadikan pedoman untuk menghadapi ujian tersebut,
yaitu :
Pesan moralnya adalah ketika kita mengalami ujian baik berupa kesedihan dan
kegembiraan, maka kita sebaiknya bersikap tidak berlebihan dan sewajarnya
saja. Biarkan semua sesuai porsinya. Maka inilah kewajiban setiap muslim.
Hendaknya mereka pertengahan dalam setiap perkara, tidak berlebihan dan
tidak seenaknya. Baik dalam permasalahan ini atau permasalahan yang lain.
Baik itu masalah agama atau masalah dunia.
Dari Ka’ab bin Farruh, dari Qotada, dari Mutarrif bin Abdullah, dia mengatakan
“(Umumnya) perkara yang terbaik adalah yang pertengahan, dam kebaikan itu
di antara dua kejelekan”
2.4 Hikmah dan Manfaat Beriman Dalam Kehidupan Sehari-hari
Hikmah adalah kata Arab yang berarti kebijaksanaan, kecerdasan,
filosofi, rasional atau alasan yang mendasari. Al-Qur’an menyebut “hikmah” di
berbagai tempat, di mana ia dipahami sebagai pengetahuan dan pemahaman
tentang Al-Qur’an, takut akan Tuhan, dan sarana memelihara jiwa atau
akal.Manfaat Menurut KBBI adalah guna atau faedah, laba atau untung.
Menjauhi Maksiat
Salah satu penyebab berkurangnya iman adalah maksiat. Maka dari
itu kita ingin iman kita terus bertambah yaitu dengan cara
meninggalakan maksiat.
“Mereka itulah yang tetap mendaat petunju dari Tuhn mereka, dan
merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Al-Baqarah, 2:5)
BAB III
KESIMPULAN
Agama Islam bukanlah hambatan untuk perkembangan iptek tapi justru
agama Islam bisa lebih mengembangkan dan memperbaiki iptek itu. Dan
dengan adanya agama islam permasalahan-permasalahan yang muncul seiring
dengan perkembangan iptek ini dapat diatasi atau diselesaikan. Dengan cara
tetap menerapkan konsep iman dalam kehidupan kita, dengan begitu kemajuan
iptek tidak membuat kemerosotan moral pada diri manusia.
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
Iman memberi pengaruh pada seseorang untuk selalu erbuat dengan
ikhlas, tanpa pamrih, keuali keridhaan Allah. Orang yang beriman senantiasa
konsekuen dengan apa yang telah dilahirkannya, baik dengan lidahnya maupun
hatinya. Ia senantiasa berpedoman pada firman Allah QS. Al-An’am/6:162.
Wujud iman dalam islam adalah dengan cara beriman kepada Allah SWT
yang berarti percaya pada keberadaannya dan yakin pada kuasanya. Sementar
tanda dalam beriman sudah di jelaskan pada BAB II.
Keyakianan atau keimanan dalam diri seseorang kadang naik dan turun,
kadang juga stagnan tergantung amal yang diperbuatnya. Setiap diri manusia
muslim diarahkan oleh agamanya agar meningkatkan imannya kepada Allah
SWT. karena iman seorang mukmin itu bisa bertambah dan berkurang.
Tim dosen PAI UB. 2010. Pendidikan Agama Islam. Percetakan Citra
Mentari : Malang