Di susun oleh:
Dosen pembimbing:
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah umum Agama.
Penyusun berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca tentang
konsep didalamnya.
Akhirnya tim penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna.
Untuk itu tim penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca, sehingga makalah ini bisa mencapai kesempurnaan.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………...…1
1.1. Latar Belakang Masalah................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................1
1.3. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Pengertian Iman Dan Taqwa
1. Pengertian Iman
2. Pengertian Taqwa
B. Ruang Lingkup Taqwa
1. Hubungan Manusia Dengan Allah (Hablumminallah)
2. Hubungan Manusia Dengan Hati Nurani Atau Dirinya Sendiri
3. Hubungan Manusia Dengan Manusia Lain
4. Hubungan Manusia Dengan Lingkungan Hidup
C. Wujud Iman Dan Taqwa
D. Tanda-Tanda Orang Beriman Dan Bertaqwa
E. Keterkaitan Iman Dan Taqwa
F. Implementasi Konsep Iman Dan Taqwa Dalam Kehidupan
A. Latar Belakang
Perintah untuk bertakwa kepada Allah SWT senantiasa relevan dengan waktu dan tempat,
kapanpun dan dimanapun. Mengingat, ragam fitnah yang mengancam hati seorang hamba,
lingkungan yang tidak kondusif ataupun lantaran hati manusia yang rentan mengalami perubahan
dan sebab-sebab lainnya yang berpotensi menimbulkan pengaruh negatif dan turunnya tingkat
keimanan dan ketakwaan seseorang.
Pentingnya berwasiat kepada sesama muslim agar selalu bertakwa kepada Allah ini dapat
disaksikan dari kenyataan bahwa Allah menjadikannya wasiat bagi orang-orang terdahulu dan
yang akan datang. Sesuai dengan firman Allah dalam Surah An-Nisaa 4:131.
“…dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab
sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir maka
(ketahuilah), sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang dibumi hanyalah kepunyaan Allah
dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. [Q.S An-Nisaa 4:131]
Ketakwaan juga merupakan wasiat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada
umatnya. Pada haji wada’, beliau bersabda : “Bertakwalah kepada Allah, kerjakan sholat lima
waktu, berpuasalah di bulan (Ramadhan), tunaikan zakat harta kalian, taati para penguasa,
niscaya kalian masuk syurga Allah”. [HR. at-Tirmidzi].
Hal ini membuktikan bahwa Taqwa merupakan aspek yang sangat penting dan
dibutuhkan dalam setiap kehidupan seorang muslim. Namun masih banyak yang belum
mengetahui hakekatnya. Setiap khutbah jumat ataupun pengajian para khatib dan ulama selalu
menyerukan setiap muslim untuk bertaqwa dan para makmumpun mendengarnya berulang-ulang
kali. Namun yang mereka dengar terkadang tidak difahami dengan baik dan benar
Ketika seseorang telah bisa memahami dan menerapkan konsep dari iman dan taqwa
tersebut kedalam kehidupannya maka ia dapat mengatasi permasalahan hidupnya. Jadi iman dan
taqwa itu sangat penting bagi manusia khususnya bagi kita pemeluk agama islam, agar
mendekatkan kita kepada Allah SWT. Dan menjadi hamba yang beriman dan bertaqwa. Dengan
begitu konsep iman dan taqwa itu perlu untuk dikaji.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang masalah yang dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan
permasalahan dari judul makalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian Iman dan Taqwa ?
2. Bagaimana Ruang Lingkup Takwa ?
3. Bagaimana Hubungan manusia dengan Allah?
4. Bagaimana Hubungan manusia dengan manusia dan dirinya sendiri ?
5. Bagaimana Hubungan Manusia Dengan Lingkungan Hidup?
6. Bagaiman Wujud Iman Dan Taqwa?
7. Bagaimana Tanda-Tanda Orang Beriman Dan Bertaqwa?
8. Bagaimana Keterkaitan Iman Dan Taqwa?
9. Bagaimana Implementasi Konsep Iman Dan Taqwa Dalam Kehidupan?
1.2 Tujuan
2. Pengertian Taqwa
Secara etimologis, kata “taqwa” berasal dari bahasa arab taqwa. Kata taqwa memiliki
kata dasar waqa yang berarti menjaga, melindungi, hati-hati, waspada, memperhatikan, dan
menjauhi. Adapun secara terminologis, kata “taqwa” berarti menjalankan apa yang diperintahkan
oleh Allah dan menjauhi segala apa yang dilarang-Nya.
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa
kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim”. (Q.S.Ali Imran [3]:102)
Berdasarkan penelitian Al- Muqaddasi (Beieut, 1323), didalam al-qur’an terdapat 256
kata taqwa pada 251 ayat dengan berbagai variasi makna. Dasar katanya adalah w.q.y yang
berarti takut, menjaga diri, memelihara, tanggung jawab dan memenuhi kewajiban. Oleh karena
itu, orang yang bertaqwa adalah orang yang merasa takut kepada Allah berdasarkan kesadaran
hatinya untuk mengerjakan seluruh perintah-Nya, tidak melanggar larangan-Nya, takut akan
terjerumus pada perbuatan dosa. Mereka adalah orang yang menjaga dirinya dari kejahatan,
senantiasa memelihara diri agar tidak melakukan perbuatan yang tidak diridhai Alloh,
bertanggung jawab mengenai sikap, tingkah laku dan perbuatannya dan mematuhi kewajibannya.
Di dalam Surat Al-Hujurat (49) ayat 13, takwa dijadikan dasar untuk saling mengenal
antar bangsa, yaitu yang artinya : (13). “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui Maha Mengenal”.
Akidah Islam atau iman mengikat seorang muslim, sehingga ia terikat dengan aturan
hukum yang datang dari Islam. Oleh karena itu menjadi seorang muslim berarti meyakini dan
melaksanakan segala sesuatu yang diatur dalam ajaran Islam.
Menjaga mata, telinga, pikiran, hati dan perbuatan dari hal-hal yang dilarang agama,
merupakan salah satu bentuk wujud seorang muslim yang bertaqwa. Karena taqwa adalah
sebaik–baik bekal yang harus kita peroleh dalam mengarungi kehidupan dunia
1. Jika disebut nama Allah, hatinya akan bergetar dan berusaha ilmu Allah tidak lepas dari
syaraf memorinya (al-anfal : 2)
2. Senantiasa tawakal, yaitu bekeja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah. (Ali imran :
120, Al maidah: 12, al-anfal : 2, at-taubah: 52, Ibrahim:11)
3. Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu melaksanakn perintah-Nya. (al-anfal: 3, Al-
mu'minun: 2, 7)
4. Menafkahkan rizki yang diterima dijalan Allah. (al-anfal: 3, Al-mukminun: 2, 7)
5. Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan. (Al-mukminun:
3, 5)
6. Memelihara amanah dan menepati janji. (Al-mukminun: 6)
7. Berjihad di jalan Allah dan Suka menolong. (al-Anfal : 74)
8. Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin. (an-nur: 62)
Perpaduan antara iman dan taqwa ini adalah kemuliaan sebagaimana yang telah
dijelaskan dalam Al-Qur'an. Oleh karena itu, Al-Qur'an dengan tegas menyebutkan bahwa
manusia yang paling mulia di sisi Allah adalah orang-orang yang paling taqwa. Prediket
kemuliaan ini sangat ditentukan oleh kualitas taqwa, semakin tinggi tingkat ketaqwaan seseorang
maka semakin mulia pula kedudukannya pada pandangan Allah.
Perpaduan antara iman dan taqwa ini tidak akan terjadi secara otomatis karena iman
memiliki persyaratan untuk menuju nilai kesempurnaannya. Persyaratan ini dapat dilihat melalui
aturan-aturan yang diberlakukan kepada iman yaitu memadukan keyakinan dengan perbuatan.
Tanpa melakukan perpaduan ini maka iman akan selalu bersifat statis karena berada pada tataran
ikrar tidak pada tataran aplikasi. Oleh karena itu, maka kata 'iman' selalu digandeng dalam Al-
Qur'an dengan amal shaleh (amanu wa 'amilu alshalihat) supaya keberadaan iman terkesan lebih
energik.
Penggandengan kata 'iman' dengan perbuatan baik ini menunjukkan adanya upaya-upaya
khusus yang harus dilakukan untuk menjaga keeksisan iman itu sendiri. Perlunya upaya khusus
ini karena posisi manusia masih sangat labil jika masih berada pada level iman. Untuk
menguatkan posisi ini maka orang-orang yang beriman diperintahkan untuk melakukan
perbuatan-perbuatan baik untuk menuju kestabilan. Adapun yang dimaksud dengan taqwa ialah
kemampuan diri menjaga perpaduan ini secara kontiniu sesuai makna dasar dari kata taqwa itu
sendiri yaitu 'menjaga'.
Dengan demikian, maka sifat taqwa merupakan benteng untuk menjaga aturan-aturan
Allah supaya posisi iman tidak lagi berada dalam kelabilan. Kunci sukses yang ditawarkan Al-
Qur'an untuk menghindari kelabilan ini ialah dengan melakukan perbuatan baik.
F. Implementasi Konsep Iman Dan Takwa Dalam Kehidupan
Iman sangat penting dalam kehidupan manusia. Tanpa iman, ibadah yang dilakukanakan
sia-sia, bahkan amal yang dilakukan tidak akan sampai kepada Allah SWT, sepertiyang dijelaskan
dalam Al-Qur'an surat An-Nabia ayat 94, yang artinya
"Barang siapa yang megerjakan amal sholeh, sedang ia beriman, maka usahanya tak akan terabaikan. Dan
sesungguhnya Kami menuliskan amalan itu untuknya"
Keimanan dan ketaqwaan yang dianugerahkan Allah SWT untuk kaumnya haruslah
disyukuri dan diperkuat dengan cara meningkatkan ibadah amal, misalnya disamping
menjalankan ibadah wajib (sholat, zakat, puasa), juga menjalankan ibadah sunnah,misalnya
dengan membayar infaq dan sedekah.
Berikut penerapan iman dan taqwa dalam kehidupan sehari-hari, sebagai berikut :
BAB III
KESIMPULAN
Iman kepada Allah adalah kebutuhan dasar manusia untuk merasakan kebahagiaan dalam
hidup. Seseorang dikatakan beriman kepada Allah ketika ia memenuhi tiga unsur keyakinan
dalam Islam. Yaitu: isi hati, ucapan dan tingkah laku. Terdapat 6 Rukun Iman, yakni iman adalah
percaya kepada Allah, kepada malaikat-malaikat-Nya,kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya dan
percaya pada hari akhir serta percaya kepada qadar(ketentuan) yang baik maupun yang buruk.
Keimanan dan ketakwaan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dari diri
manusia. Iman dan taqwa diibaratkan seperti dua sisi mata uang yang sangat sulit untuk
dipisahkan dan bahkan kedua-duanya saling membutuhkan. Dengan kata lain, jenjang taqwa
tidak akan pernah terwujud bila tidak diawali dengan keimanan dan keimanan itu sendiri tidak
akan memiliki nilai apa-apa bila tidak sampai ke derjat ketaqwaan. Oleh karenanya orang yang
bertakwa adalah orang yang berpandangan hidup dengan ajaran-ajaran Allah menurut sunnah
rasul.
DAFTAR PUSTAKA
Tim dosen PAI UB. 2010. Pendidikan Agama islam. Percetakan Citra Mentari : Malang
Ali, Muhammad Daud. 2006. Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Raja Grafindo Persada
AH kuning. (2018). Takwa dalam Islam. istiqra: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam vol 6 (1)
Maisyanah Maisyanah;Lilis Inayati, Edukasia:Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, Vol 13, Iss
2 (2019), STAIN Kudus, 2019