Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

TUHAN YANG MAHA ESA & KETUHANAN

Kelas : 1KA23
Nama :

NPM :

Hafiz Maruf

13116147

Muhamad Iqbal

14116597

Muhammad Robby Aghnio

15116104

Rian Budi Hardiyanto

16116295

PROGRAM STUDI S1 SISTEM INFORMASI


UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN AJARAN 2016/2017

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Ketuhanan Yang Maha Esa.
Makalah ini kami susun dengan semaksimal mungkin dan kami peroleh dari
beberapa referensi buku-buku islami yang ditulis oleh tokoh agama dalam negeri
maupun luar negeri. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca

agar

kami

dapat

memperbaiki

makalah

ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat berguna untuk
kehidupan masyarakat mendatang.

Bekasi, 24 September 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................... 1
C. Tujuan Penulisan .............................................................. 2
D. Manfaat Penulisan ........................................................... 3

BAB II

KAJIAN TEORI
A. Keimanan dan Implikasinya Dalam Kehidupan ........ 3
a.1. Tanda-tanda Orang Beriman .................................. 3
a.2. Sebab-sebab Kuatnya Iman ..................................... 4
a.3. Pondasi Iman ............................................................ 6
a.4. Asas Penopang Keimanan Pada Allah .................. 7
a.5. Pengertian Tauhid .................................................... 11
a.6. Macam-macam Tauhid ............................................ 12
B. Ketaqwaan dan Implikasinya Dalam Kehidupan........ 14
b.1. Tanda-tanda Orang Bertaqwa ................................ 14
b.2. 3 Tingkatan Taqwa ................................................. 15

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................... 17
B. Saran ................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring perkembangan era globalisasi saat ini, teknologi sangat
berpengaruh sekali dengan kehidupan beragama. Banyak yang salah
menggunakan teknologi informasi sebagai pengrusak keyakinan penerus
agama. Selalu ada oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab atas
pernyataan-pernyataan yang mereka buat sehingga hal-hal tersebut dapat
menggoyahkan

keimanan

seseorang

pada

Tuhannya.

Di sinilah iman dan taqwa itu mengambil perannya sebagai jalan


keluar atau solusi untuk menyelesaikan masalah kehidupan itu tersebut.
Ketika seseorang telah bisa memahami dan menerapkan konsep dari iman
dan taqwa tersebut kedalam kehidupannya maka ia dapat mengatasi
permasalahan hidupnya. Jadi iman dan taqwa itu sangat penting bagi
manusia khususnya bagi kita pemeluk agama islam, agar mendekatkan kita
kepada Allah SWT. Dan menjadi hamba yang beriman dan bertaqwa.
Dengan begitu konsep iman dan taqwa itu perlu untuk dikaji.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan

latar

belakang

di

atas,

maka

kami

telah

mengidentifikasi beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini


sebagai batasan dalam pembahasan kajian. Beberapa masalah tersebut
antara lain :

1. Apa pengertian iman & taqwa ?


2. Bagaimana implikasi keimanan dalam kehidupan sehari-hari ?
3. Bagaimana implikasi ketaqwaan dalam kehidupan sehari-hari ?

C. Tujuan Penulisan
Perumusan tujuan penulisan makalah ini memiliki fungsi ganda,
yaitu bagi kami sebagai penyusun dan bagi pembaca. Fungsi rumusan tujuan
penulisan bagi kami adalah sebagai sarana untuk mengarahkan kegiatan
yang harus dilakukan selanjutnya setelah menyusun makalah, khususnya
dalam mempresentasikan materi yang ada dalam makalah ini. Fungsi
rumusan tujuan bagi pembaca adalah sebagai sarana informasi tentang apa
yang disampaikan kami melalui makalah ini.

D. Manfaat penulisan

Manfaatnya bagi kami untuk mengetahui atau memahami arti


keimanan & ketaqwaan serta implikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Manfaat bagi pembaca yakni sebagai acuan atau pedoman dalam
mengimplementasikan pentingnya keimanan dan ketaqwaan sehingga dapat
membedakan mana yang benar dan mana yang salah sesuai ajaran agama
Islam.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Keimanan dan Implikasi Dalam Kehidupan


Pada galibnya, kata iman jika diterjemahkan artinya adalah percaya. Kata
iman juga berasal dari kata kerja amina-yu'manu - amanan yang berarti
percaya. Oleh

karena itu iman berarti percaya menunjuk sikap batin yang

terletak dalam hati. Dalam Quran Surat Al-Baqarah ayat 165, Allah
berfirman :

Artinya :
"Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingantandingan

selain Allah; mereka mencintainya sebaigamana mereka

mencintai Allah. Adapun

orang-orang yang beriman amat sangat

cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat


zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada

hari

kiamat),

bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya. dan bahwa Allah amat berat
siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)."
Dalam hadits diriwayatkan Ibnu Majah Atthabrani, iman didefinisikan
dengan keyakinan dalam hati, diikrarkan lewat lisan. dan diwujudkan dengan
perbuatan.

a.1. Tanda-Tanda orang Beriman


Al-Qur'an menjelaskan tanda-tanda orang yang beriman sebagai
berikut:
1. Jika disebut nama Allah, maka hatinya bergetar dan berusaha
agar ilmu Allah tidak lepas dari syaraf memorinya, serta jika
dibacakan ayat Al-Qur'an, maka bergejolak hatinya untuk
segera melaksanakannya (al-Anfal: 2).

"Sessunguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang


bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka. Dan apabila
dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka. dan
hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. Yaitu orangorang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian
dari rezeki yang kami berikan kepada mereka."
2. Senantiasa tawakal, yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka
ilmu Allah SWT dan diiringi dengan doa.
3. Tertib melaksanakan sholat dan selalu menjaga pelaksanannya.
4. Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga
kehormatan.
a.2. Sebab-Sebab kuatnya Iman
Sumber-sumber untuk meraih dan memperkuat iman ada 2;
sumber secara garis besar dan sumber secara rinci. Sumber iman
secara garis besar adalah merenungkan ayat-ayat Allah yang dibaca
yaitu

Al-Qur'an

dan

sunnah,

merenungkan

tanda-tanda

kebesaran kauniyah dengan berbagai macam kesungguhan untuk

mengetahui kebenaran yang menjadi tujuan penciptaan manusia, dan


mengamalkan kebenaran seluruh sebab-sebab yang mendatangkan
dan memperkuat iman.
Sementara sumber secara rinci, iman bisa diperkuat dengan
berbagai hal, di antaranya:

1. Mengetahui Nama-Nama Allah yang Indah


Mengetahui nama-nama Allah yang indah tertera dalam AlQur'an dan sunnah, bersungguh-sungguh dalam memahami
maknanya dan beribadah untuk Allah dengannya. Rasulullah
bersabda, "Sungguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang
satu,

barang

siapa

menghafalnya,

ia

masuk

surga."

Maksudnya, barang siapa menghafal, memahami maknamaknanya, meyakini, dan beribadah pada-Nya maka neraka
haram bagi mereka.
Mengetahui nama-nama Allah adalah asas iman, dan iman
sendiri merujuk pada nama-nama itu. Semakin mengenal namanama dan sifatnya, keimanan seorang hamba akan semakin
meningkat dan bertambah yakin.

2. Merenungkan Al-Qur'an secara Umum


Siapa pun merenungkan Al-Qur'an akan selalu mendapatkan
manfaat dari ilmu dan pengetahuan yang ada di dalamnya yang
akan semakin meningkatkan imannya, seperti yang disampaikan
Allah pada Q.S. Al-Anfal ayat 2.

Merenungkan Al-Qur'an adalah obat manjur untuk berbagai


penyakit hati, seperti yang dijelaskan Allah dalam firman-Nya:

Artinya:
"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran
dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang
berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orangorang yang beriman." (Yunus: 57).

a. 3. Pondasi Iman
Pondasi iman, dimana dengan pondasi ini seorang hamba
masuk dalam lingkup Islam, berdasarkan pondasi ini pula seluruh amal
perbuatan dinilai layak, dan berdasarkan baik dan rusaknya hati, seluruh
amal perbuatan pun menjadi baik ataupun rusak, seperti yang
disampaikan Nabi SAW :
Ingat, di dalam tubuh terdapat segumpal daging. Jika ia baik, baik pula
seluruh tubuh, dan jika rusak, rusak pula seluruh tubuh. Ingat, ia adalah
hati.Karenanya, pondasi iman berada didalam hati. Iman adalah
ucapan dan amalan hati. Iman adalah pengakuan akan kebenaran, cinta
dan tunduk. Membenarkan adalah kata hati, yaitu mengtahui dan
menetapkan petunjuk dua kalimat syahadat. Cinta adalah amalan hati
terhadap obyek kesaksian, yaitu Allah dan Muhammad SAW dalam
kesaksian bahwa tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah dan
Muhammad adalah utusan-Nya. Dengan asas ini, seorang hamba yang
mencintai Allah, Rasul-Nya. Tunduk juga amalan hati, yaitu menerima
dan bertekad kuat untuk menunaikan petunjuk dua kalimat syahadat.
Pondasi iman terwujud oleh tiga hal:

1. Mengucapkan dua kalimat syahadat.

2. Kata hati, yaitu mengetahui dan membenarkan makna dua kalimat


syahadat,

mengetahui

kebenaran

semua

yang disampaikan

Rasulullah SAW dari Allah.


3. Amalan

hati,

yaitu

menerima

tauhid,

terlepas

dari

kesyirikan,mencintai Allah, Rasul-Nya dan agama-Nya, bertekad


untuk tunduk pada Allah dan Rasul-Nya.
Setelah menunaikan asas Iman, seorang hamba diperintahkan untuk
menyempurnakan Iman. Tidak ada jaminan aman bagi hamba baik di
dunia maupun di akhirat tanpa Iman. Jikalau seorang hamba
menunaikan ketaatan, dan menjauhi semua larangan, telah sempurnalah
tali-tali Iman yang diwajibkan, dan termasuk dalam golongan
pertengahan.
Suatu ketika Umar bin Abdul Aziz mengirim surat kepada Adi bin
Adi, Iman itu adalah kewajiban-kewajiban, syariat-syariat, ketentuanketentuan, dan sunnah-sunnah. Siapa pun menyempurnakan Iman, dan
siapa pun tidak menyempurnakannnya, berarti Imannya tidak
sempurna.

a.4. Asas Penopang Keimanan Kepada Allah


Keimanan kepada Allah SWT tegak di atas sejumlah asas,
diantaranya:

1. Mengingkari Thaghut
Thaghut ditafsirkan sebagai setan, tukang sihir, dukun, dan
berhala. Ini hanya penafsiran sebagian maknanya saja, karena
thaghut adalah sesuatu yang melampaui batas dan mengaku
memiliki sebagian hak Allah yang hanya layak Dia miliki
semesta.

Ayat ini mengisyaratkan, membersihkan hti lebih hati lebih


dahulukan sebelum mensucikannya. Dan membersihkan hati dari
segala efeknya, seperti cintadan bergantung pada thaghut, ini
wajib dilakukan agar iman bersemayam dalam hati.

2. Beriman Kepada yang Gaib


Gaib adalah segala sesuatu yang tidak diketahui oleh indera
anda. Firman Allah, (Yaitu) mereka yang beriman kepada yang
gaib. Yaitu beriman kepada Allah, para malaikat, para rasul, hari
akhir, surga, neraka, pertemuannya dengan-Nya, dan beriman
beriman pada kehidupan setelah kematian.
Rasulullah menyatukan hal-hal gaib dalam definisi iman
dalam hadits Jibril, beliau menjelaskan, (Yaitu) engkau beriman
kepada Allah, para malaikat-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir,
beriman kepada takdir, baik maupun buruk,

3. Melaksanakan Segala Perintah dan Menjauhi Semua Larangan


Allah, Allah berfirman :
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku. (Adz- Dzariyat: 56)
Ayat ini menjelaskan hikmah penciptaan manusia, yaitu
Allah

membebankan

mereka

untuk

beribadah

dengan

mengerjakan semua perintah dan menjauhi semua larangan.


Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kamu kamu ke
dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkahlangkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata
bagimu. (Al-Baqarah: 208). Silm adalah Islam, kaffah
maksudnya semua syariat Islam. Melalui ayat ini, Allah menyeru
kaum muslimin untuk menerapkan semua syariat Islam,

menegakkan semua hukum Islam, tanpa mengabaikan sedikit


pun, atau hanya menerapkan sebagian saja.

4. Memurnikan Ibadah untuk Allah


Allah berfirman :
Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah
untuk mengharapkan keridhaan Allah, Kami tidak menghendaki
balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. (AlIhsan:9)
Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari
syirik). (Az-Zumar;3).
Ikhlas adalah syarat sah ibadah, salah satu asas penting iman,
tanpanya seorang hamba tidak bisa masuk dalam perlindungan
Allah, amalnya tidak diterima, ia tidak akan mendapatkan hasil
dan kemuliaan iman yang dijanjikan Allah untuk hamba-hambaNya yang beriman.

5. Mengikuti Nabi dengan Benar


Allah berfirman :
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan dia banyak menyebut
Allah. (Al-Ahzab:21). Ayat ini adalah landasan utama dalam
meneladani semua perkataan, perbuatan, dan kondisi Rasulullah
SAW.
Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya,
makaa hendaklah ia mengerjakan amal yang soleh dan janganlah
ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada
Tuhannya. (Al-Kahfi:110).
Agar amal diterima, harus memenuhi dua rukun; benar dan
ikhlas. Benar maksudnya sesuai dengan sunnah, seperti

diisyaratkan dalam firman Allah, Maka hendaklah ia


mengerjakan amal yang soleh, dan ikhlas, yaitu terhindar dari
syirik yang jelas ataupun samar, seperti diisyaratkan dalam
firman Allah, Dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun
dalam beribadat kepada Tuhannya.

6. Ilmu
Allah berfirman :
Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Quran (supaya
jelas jalan orang-orang yang saleh, dan supaya jelas (pula) jalan
orang-orang yang berdosa. (Al-Anam:55).
Ilmu adalah asas penting dalam keimanan kepada Allah, dan
rukun utama dalam dakwah Nabi. Katakanlah, Inilah jalan
(agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak
(kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata. Mahasuci Allah,
dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik. (Yusuf:108)
Ayat ini menunjukkan, jalan Nabi berdiri di atas 3 unsur :
1. Tauhid murni yang bertumpu pada aktualisasi amal-amal
ketaatan dan menjauhi segala larangan secara ikhlas untuk
Allah semata.
2. Menyeru pada tauhid.
3. Ilmu dan hujjah nyata untuk semua itu.
Allah menjelaskan, mengajar merupakan tugas khusus Nabi
karena melalui proses ini kaum muslimin kelua dari kesesatan
nyata.
Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang
rosul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada
mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan
hikmah (Sunnah). Dan mereka sebelumnya benar-benar dalam
kesesatan yang nyata. (Al-Jumuah:2).

Untuk itu, kita wajib mengetahui hal-hal mendasar sebagai


berikut :
1. Ilmu, maksudnya mengenal Allah, Nabi-Nya, dan mengenal
agama Islam berdasarkan dalil.
2. Mengamalkan.
3. Menyerukan orang lain padanya.

a.5. Pengertian Tauhid


Menurut bahasa kata tauhid berasal dari bahasa arab tauhid
bentuk masdar dari kata wahhada, yang artinya keyakinan atas keesan
Allah. Sedangkan pengertian secara istilah, tauhid ialah meyakinkan
bahwa Allah SWT. itu Esa, dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Tauhid
artinya mengesakan Allah. Ilmu tauhid memiliki sebutan lain seperti
berikut:

1.

Usluddin
Ilmu tauhid sering disebut juga dengan ilmu usluddin
(pokok-pokok atau dasar-dasar agama) karena ilmu tersebut
menguraikan pokok-pokok atau dasar-dasar agama.

2.

Aqa'id
Ilmu tauhid juga sering disebut ilmu aqa'id (keyakinan),
karena ilmu tersebut membahas masalah-masalah yang
berhubungan dengan keyakinan yang harus terpatri di dalam
hati seorang mukmi secara kuat.

3.

Ilmu Kalam
Kata Kalam berarti perkataan atau kata-kata yang tersusun
untuk menunjukkan suatu pengertian. Kemudian dipakai

untuk menunjuk salah satu sifat Allah yang berkata-kata. Jadi


Ilmu Kalam adalam ilmu tentang kalam Allah.

4.

Ilmu Ilahiah
Ilmu tauhid juga dikenal dengan sebutan ilmu ilahiah
karena yang menjadi objek utama ilmu ini pada dasarnya
adalah masalah ketuhanan. Ilmu tauhid juga kadang disebut
teologi islam. Teologi adalah ilmu tentang tuhan atau ilmu
ketuhanan.

a.6. Macam-Macam Tauhid


Berdasarkan sifat dan jenis keyakinan tauhid, ilmu tauhid
dibagi menjadi 3 bagian :

1. Tauhid Uluhiyah
Kepercayaan bahwa hanya kepada Allah manusia harus
beribadah, menghambakan diri, serta mengandung komitmen
spiritual tidak berpaling kepada yang lain. Allah swt. berfirman
QS Al-Qasas : 70 :

Artinya :
"Dan dialah Allah, tidak ada tuhan (yang berhak disembah)
selain Dia, segala puji bagi-Nya di dunia dan di akhirat, dan
bagi-Nya

segala

dikembalikan."

penetuan

dan

kepada-Nya

kamu

2. Tauhid Rububiyah
Mempercayai bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta,
pemelihara, penguasa, dan pengatur alam semesta. Seseorang
dikatakan telah mengesakan Allah apabila ia telah memiliki
kedua tauhid itu secara benar, ia meyakini bahwa tiada tuhan
selain Allah dan ia meyakini pula bahwa pencipta alam adalah
Allah.

3. Tauhid Sifatiyah
Mempercayai bahwa Allah yang memiliki segala sifat
kesempurnaan dan terlepas dari sifat tercela atau kekurangan.

4. Tauhid Mulkiyah
Mempercayai bahwa Allah sebagai satu-satunya zat yang
menguasai alam semesta, tidak ada lagi zat lain yang turut serta
dalam kekuasaan-Nya.

B. Ketaqwaan dan Implikasi Dalam Kehidupan

Arti taqwa sendiri adalah taat atau patuh. Secara umum juga dapat
diartikan sebagai melaksanakan perintah allah dan menjauhi larangan allah.
Dalam QS. Al-Hujurat ayat 13, Allah SWT mengatakan bahwa : "Manusia
yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling taqwa.".
b.1. Tanda-tanda Orang Bertaqwa
1. Teguh dalam keyakinan dan
2. Bijaksana dalam pelaksanaannya.
3. Tampak wibawanya karena semua aktivitas hidupnya dilandasi
kebenaran dan kejujuran.
4. Tidak menghabiskan waktu dalam perbuatan yang tidak bermanfaat.
5. Disiplin dalam tugasnya dan tinggi dedikasinya.
6. Terpelihara identitas muslimnya (setiap perbuatannya berorientasi
kepada terciptanya kemaslahatan/kemanfaatan masyarakat).
7. Tidak pernah menuntut yang bukan haknya serta tidak menahan hak
orang lain.
8. Kalau ditegur orang segera intropeksi.
9. Kalau dimaki orang dia tersenyum simpul sambil mengucapkan:
"Kalau makian anda benar saya bermohon semoga Allah swt.
mengampuniku. Kalau teguran anda ternyata salah, saya bermohon
agar Allah mengampunimu.

b.2. 3 Tingkatan Taqwa

1. Ketika seseorang melepaskan diri dari kekafiran dan mengadakan


sekutu-sekutu bagi Allah, dia disebut orang bertaqwa.
2. Menjauhi segala hal yang tidak disukai Allah SWT dan Rasul-Nya,
ia memiliki tingkat Taqwa yang tinggi.
3. Orang yang setiap saat selalu berupaya menggapai cinta Allah SWT,
inilah tingkat Taqwa yg tertinggi.

Ayat-ayat Al-Quran yang mengandung tentang taqwa :


Surat Ali Imron : 102

"Wahai orang-orang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan


sebenar-benarnya taqwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam
keadaan muslim (beragama islam)."
Dalam tafsir Ath-thabari dijelaskan bahwa abu ja'fa berkata
: maknanya adalah "wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah
kamu kepada Allah (maksudnya takutlah kamu kepada Allah dengan
selalu merasa diawasi) sehingga kalian menaatinya & menajuhi
seluruh larangannya dengan rasa takut yang sebenarnya, dialah
Allah yang ditaati sehingga tidak dimaksiati, dialah yang disyukuri
sehingga tidak dikufuri, dialah Allah yang selalu diingat & tidak
dilupakan. Wahai kaum yang beriman kepada Allah & Rasulnya.
Janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan Islam, yakni tunduk
dan patuh dalam ketaatan kepada-Nya.

Surat Al-Ra'ad : 35

"Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang


taqwa ialah (seperti tama); mengalir sungai-sungai di dalamnya;
buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah
tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertaqwa, sedang tempat
kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka"
Abu Ja'far berkata : makna firmannya "masaalu al-jannati
wu'ida al-mutaqqun tajrii min tahtihal anhar" perumpaan surga
yang dijanjikan oleh orang-orang bertaqwa ialah seperti taman
mengalir sungai di dalamnya atau di dalamnya terdapat sungaisungai seakan dia berkata "dia mensifati surga yang di dalamnya
mengalir sungai-sungai".

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Iman adalah percaya menunjuk sikap batin yang terletak dalam


hati manusia. Penerapan iman dalam kehidupan sehari-hari yaitu
dengan menjalankan segala perintahnya berdasarkan 6 rukun iman
dalam Islam. Taqwa adalah terpeliharanya diri untuk tetap taat
melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya.
Penerapan taqwa dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan
senantiasa berbuat kebaikan dan dilaksanakan secara rutin dan merasa
merugi apabila perbuatan-perbuatan baik tersebut ditinggalkan.

B. Saran

Pada dasarnya dalam kehidupan modern, kita sebagai manusia


tidak bisa terlepas dari iman dan taqwa. Karena dengan kita beriman
dan bertaqwa, kita dapat mencegah dan menyelamatkan diri dari halhal yang menyesatkan atau dari segala sesuatu yang tidak baik. Selain
itu, kita juga dapat menentukan apakah modernisasi tersebut dianggap
sebagai suatu kemajuan atau tidak, dipandang bermanfaat atau tidak,
diperlukan atau sebaliknya perlu dihindari.
Segala bentuk perbedaan keyakinan mazhab baik itu mazhab
Hanafi, Syafii, Hambali, atau Maliki seharusnya tidak perlu dijadikan
masalah dalam lingkungan peribadatan sehingga tidak menghancurkan
hubungan antar manusia dengan manusia (hablumminannas).

DAFTAR PUSTAKA

Ashshallabi, Ali. 2012. Iman Kepada Allah. Jakarta : Ummul Qura.

Barata, Mappasessu. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar:


TimDosen UNM.
Azra, Azyumardi. 2002. Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi
Umum. Jakarta : Depatemen Agama RI.

https://www.academia.edu/13138498/TAFSIR_TEMATIK_Konsep_Al
-Qur_an_tentang_Taqwa_dan_Implikasinya_dalam_Kehidupan_

https://www.academia.edu/8744938/IMPLEMENTASI_IMAN_DAN_
TAQWA_DALAM_KEHIDUPAN_MODERN

https://www.academia.edu/6899947/IMPLEMENTASI_KEIMANAN_
DALAM_IBADAH_DAN_MUAMALAN

https://www.academia.edu/8448470/Implementasi_Iman_dan_Taqwa_d
alam_Kehidupan_Modern

Anda mungkin juga menyukai