Oleh :
Aisyah Dewi Dinata (01)
Debut Tania Intansari (06)
Ferli Fitrotus Safi’ah (11)
Krisna Rizqi Wijaya (17)
Michelia Agnarista M. (20)
Putri Diajeng Lorenza (26)
Tiarastri Yulmaniar Ingtyas (33)
1
BERIMAN KEPADA ALLAH SWT
2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas segala karunia dan nikmat-Nya sehingga
Alhamdulillah, penulisan makalah ini dapat diselesaikan sesuai harapan sebagai upaya
penyelesaian tugas.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih belum sempurna.
Oleh karena itu, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak demi tercapainya kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................................2
1.4 Metode Penulisan ........................................................................................................................2
1.5 Manfaat Penulisan.......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................................................3
2.1 Iman Kepada Allah ...........................................................................................................................3
2.2 Kewajiban Beriman Kepada Allah ..................................................................................................4
2.3 Sifat-sifat Allah ..................................................................................................................................5
2.4 Asmaul Husna..................................................................................................................................13
2.5 Perilaku Meneladani Sifat Allah ....................................................................................................32
2.6 Perilaku Beriman Kepada Allah....................................................................................................33
2.7 Ciri Orang Beriman dan Bertaqwa Kepada Allah ......................................................................33
2.8 Hikmah Beriman Kepada Allah ....................................................................................................34
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................................35
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................36
ii
BAB I PENDAHULUAN
Iman atau percaya kepada Allah merupakan fitrah manusia sebagai makhluk yang
diciptakan, karena ia tak mampu hadir tanpa ada yang menghadirkan. Petunjuk akal telah
menyatakan kewujudan Allah, karena seluruh makhluk yang ada ini, termasuk yang
sudah berlalu maupun yang akan datang kemudian, sudah tentu ada pencipta yang
menciptakannya. Yang artinya, tidak ada suatu hasil penciptaan tanpa pencipta .”Apabila
anda ditanya, dengan apa anda mengenala Rabb anda ? Maka jawablah, dengan ayat-ayat
dan makhluk-makhluk-Nya. Diantara ayat-ayat-Nya adalah malam, siang, matahari, dan
bulan. Diantara makhluk-makhluk-Nya adalah tujuh langit dan tujuh bumi beserta siapa
saja yang berada didalamnya serta apa saja yang berada diantara keduanya.
Beriman kepada Allah adalah salah satu pokok terpenting yang harus dilakukan oleh
seluruh umat islam, selain beriman kepada Malaikat, kitab-Nya, Rasul-Nya, iman kepada
hari akhir, dan kepada qada & qadhar. Seorang belum dikatakan beriman kepada
Tuhanya apabila ia belum dapat meyakini dalam hatinya, bahwa Tuhan Allah adalah dzat
yang Maha esa dengan segala keagungan dan sifat-sifatnya. Adapun beriman kepada sifat
Allah termasuk juga dalam klasifikasi iman kepada Allah. Maka dari itu, sebagai umat
muslim kita wajib meyakini bahwa Allah mempunyai sifat yang melekat pada-Nya, yang
patut kita percayai dan kita imani.
Dengan keimanan kita kepada Allah, kehidupan kita akan lebih damai dan tentram
dan selalu mendapat perlindungan dari-Nya. Senantiasa kita ingat Allah dalam hati dan
pikiran kita dengan berdzikir dan bertasbih. Terkadang masih banyak orang yang
mengartikan iman kepada Allah hanya melalui lisan saja tanpa melakukan perbuatan
yang mencerminkan keimanan kepada Allah. Sungguh miris keadaan tersebut, mereka
mengakui bahwa mereka beragam islam, namun tidak berperilaku beriman kepada Allah.
Dari masalah tersebutlah, kami membuat makalah ini dengan harapan agar banyak
orang yang membaca dan memahami segala materi keimanan kepada Allah.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Iman Kepada Allah SWT ?
2. Mengapa kita harus beriman kepada Allah ?
3. Apa saja sifat-sifat Allah SWT ?
4. Apa yang dimaksud Asmaul Husna ?
5. Bagaimana penerapan perilaku mulia dalam kehidupan sehari-hari ?
6. Bagaimanakah perilaku beriman kepada Allah ?
7. Bagaimana ciri orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT ?
8. Apakah hikmah beriman kepada Allah ?
2
BAB II PEMBAHASAN
Artinya :
”Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan
sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-
Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka Sesungguhnya orang itu telah sesat
sejauh-jauhnya.” (QS. An Nisaa’: 136)
Dari dalil tersebut, dapat dikatakan bahwa barangsiapa yang kafir kepada Allah,
maka seseorang tersebut telah sesat sejauh-jauhnya. Selain beriman kepada Allah, kita
juga diwajibkan beriman kepada Malaikat, Kitab, Rasul, dan Hari Akhir.
3
Artinya :
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka
sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.”(QS. Thaha:14)
Selain alasan kita harus beriman kepada Allah, adapula kewajiaban utama kita
sebagai seorang hamba yang harus ditunaikan kepada Allah Sang Pencipta.
ّ ل:
Ada 6 KEWAJIBAN UTAMA yang wajib kita tunaikan kepada Allah لَاه
4
2.3 Sifat-sifat Allah
Sifat-sifat Allah dibedakan menjadi 3, yaitu sifat wajib Allah, sifat mustahil Allah,
dan sifat Ja’iz Allah. Sifat wajib Allah adalah sifat-sifat yang pasti ada dan dimiliki
Allah.
Sifat mustahil Allah adalah sifat-sifat yang mustahil dimiliki Allah.
Sedangkan sifat Ja’iz bagi Allah adalah sifat yang mungkin boleh dimiliki dan boleh
tidak dimiliki oleh Allah SWT. Sifat-sifat wajib Allah tak terbatas jumlahnya, namun kita
dapat memperlajari 20 sifat wajib Allah yang utama. Sifat Ja’iz Allah ada 1 sifat saja.
1. Wujud (Ada)
Adanya Allah itu bukan karena ada yang mengadakan atau menciptakan, tetapi
Allah itu ada dengan zat-Nya sendiri.
o Dalil Aqli sifat Wujud
Adanya semesta alam yang kita lihat sudah cukup dijadikan sebagai alasan
adanya Allah, sebab tidak masuk akal seandainya ada sesuatu yang dibuat
tanpa ada yang membuatnya.
o Dalil Naqli sifat Wujud
جلقالسموات واالرض وما بينهمافي ستةايام ﷲالذى
Allahlah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya
dalam (waktu) enam hari. (QS. AS sajdah [32]:4)
2. Qidam (Dahulu/Awal)
Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah swt sebagai Pencipta lebih dulu ada
daripada semesta alam dan isinya yang Ia ciptakan.
o Dalil aqli sifat Qidam
Seandainya Allah tidak qodim, mesti Allah hadits, sebab tidak ada
penengah antara qodim dan hadits. Apabila Allah hadits maka mesti
membutuhkan muhdits (yang membuat) mislanya A, dan muhdits A mesti
membutuhkan kepada Muhdits yang lain, misalnya B. Kemudian muhdits B
mesti membutuhkan muhdits yang lain juga, misalnya C. Begitulah
seterusnya.Apabila tiada ujungnya, maka dikatakan tasalsul (peristiwa
berantau), dan apabila yang ujung membutuhkan kepada Allah maka
dikatan daur (peristiwa berputar). Masing-masing dari tasalsul dan daur
adalah mustahil menurut akal. Maka setiap yang mengakibatkan tasalsul
dan daur, yaitu hudutsnya Allah adalah mustahil, maka Allah wajib bersifat
Qidam.
o Dalil Naqli sifat Qidam
هواالول واالخروالظاهروالباطن
Dialah yang awal dan yang akhir Yang zhohir dan yang bathin. (QS. Al-
Hadid [57]:3)
5
3. Baqa’(Kekal)
Allah Akan Kekal dan Abadi Selamanya, Kekalnya Allah SWT tidak
berkesudahan
o Dalil Aqli sifat Baqa’
Seandainya Allah tidak wajib Baqo, yakni Wenang Allah Tiada, maka tidak
akan disifati Qidam. Sedangkan Qidam tidak bisa dihilangkan dari Allah
berdasarkan dalil yang telah lewat dalam sifat Qidam.
o Dalil Naqli Sifat Baqa’
كلشئ هالك إالوجهه
Tiap sesuatu akan binasa (lenyap) kecuali Dzat-nya. (QS. Qoshos [28]:88)
4. Mukhalafatuhu Lilhawadith (berbeda dengan Ciptaannya/Makhluknya)
Sifat ini menunjukkan bahwa Allah SWT berbeda dengan hasil ciptaan-Nya.
Coba kita perhatikan tukang jahit hasil baju yang dijahit sendiri tidak mungkin
sama dengan baju yang dibuat orang lain.
o Dalil Aqli sifat mukhalafah lil hawadits
Apabila diperkirakan Allah menyamai sekalian makhluknya, niscaya Allah
dalah baru (Hadits), sedangkan Allah baru adalah mustahil
o Dalil Naqli sifat mukhalafah lil hawadits
ليس كمثله شيئ وهوالسميع البصير
Tidak ada sesuatu apapun yang serupa dengan dia, dan dia-lah yang maha
mendengar lagi maha melihat. (QS. Asy-Syuro [42]:11)
5. Qiyamuhu Binafsihi (Allah Berdiri Sendiri)
Artinya Bahwa Allah SWT itu berdiri dengan zat sendiri tanpa membutuhkan
bantuan yang lain. Maksudnya, keberadaan Allah SWT itu ada dengan sendirinya
tidak ada yang mengadakan atau menciptakan.Contohnya,
Allah SWT menciptakan alam semesta ini karena kehendak sendiri tanpa minta
pertolongan siapapun.
o Dalil Aqli sifat Qiyamuhu Binafsihi
Seadainya Allah membutuhkan dzat, niscaya Allah adalah sifat, sebab
hanya sifatlah yang selalu membutuhkan dzat, sedangkan dzat selamanya
tidak membutuhkan dzat lain untuk berdirinya.
Dan apabila Allah “Sifat” adalah mustahil, sebab apabila Allah “sifat”,
maka Allah tidak akan disifati dengan sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah,
sedangkan sifat tersebut adalah termasuk sifat-sifat yang wajib bagi Allah
berdasarkan dalil-dalil tertentu. Berarti apabila Allah tidak disifati dengan
sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah adalah salah (Bathil), dan batal pula sesuatu
yang mengakibatkannya, yaitu butuhnya Allah kepada dzat. Apabila batal
butuhnya Allah kepada dzat maka tetap Maha kaya (istighna)nya Allah dari
dzat.
Seandainya Allah membutuhkan sang pncipta, niscaya Allah baru (Hadts),
sebab yang membutuhkan pencipta hanyalah yang baru sedangkan dzat
qodim tidak membutuhkannya. Dan mustahil Allah Hadits, karena segala
6
sesuatu yang hadits harus membutuhkan sang pencipta (mujid) yang
kelanjutannya akan mengakibatkan daur atau tasalul.
o Dalil Naqli Sifat Qiamuhu Binafsihi
إن اﷲ لغنى عن العا لمين
Sesungguhnya Allah benar-benar maha kaya (tidak memerlukan sesuatu)
dari alam semesta. (QS. Al Ankabut [29]:6)
6. Wahdaniyyah (Tunggal/Esa)
Artinya adalah Bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa., baik itu Esa
zat-Nya, sifat-Nya, maupun perbuatannya.Esa zat-Nya maksudnya zat Allah
SWT itu bukanlah hasil dari penjumlahan dan perkiraan atau penyatuan satu
unsur dengan unsur yang lain mkenjadi satu. Berbeda dengan mahluk, mahluk
diciptakan dari berbagai unsur, seperti wujudnya manusia, ada tulang, daging,
kulit dan seterusnya.Esa sifat-Nya artinya semua sifat-sifat kesempurnaan bagi
Allah SWT tidak sama dengan sifat-sifat pada mahluk-Nya, seperti marah, malas
dan sombong.Esa perbuatan-Nya berarti Allah SWT berbuat sesuatu tidak
dicampuri oleh perbuatan mahluk apapun dan tanpa membutuhkan proses atau
tenggang waktu. Allah SWT berbuat karena kehendak-Nya sendiri tanpa ada
yang menyuruh dan melarang.
o Dalil Naqli
لوكان فيهماالهةإالاﷲ لفسد تا
Seandainya di langit dan dibumi ada tuhan-tuhan selain Allah, niscaya
langit dan bumi akan rusak. (QS. Al Anbiya [21]:22)
7. Qudrat (Berkuasa)
Kekuasaan Allah SWT, atas segala sesuatu itu mutlak, tidak ada batasnya dan
tidak ada yang membatasi, baik terhadap zat-Nya sendiri maupun terhadap
makhluk-Nya. Berbeda dengan kekuasaan manusia ada batasnya dan ada yang
membatasi.
o Dalil Aqli sifat Qudrot
Dalilnya adalah adanya alam semesta.
Proses penyusunan dalilnya, jika Allah tidak berkemampuan niscaya Allah
lemah(‘Ajzun), dan apabila Allah lemah maka tidak akan mampu
menciptakan makhluk barang sedikitpun.
o Dalil Naqli sifat Qudrot
إن اﷲعلى كل شيى قد ير
Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah [2]:20)
8. Iradah (berkehendak)
Allah SWT menciptakan alam beserta isinya atas kehendak-Nya sendiri, tanpa
ada paksaan dari pihak lain atau campur tangan dari siapa pun Apapun yang
Allah SWT kehendakin pasti terjadi, begitu juga setiap setiap Allah SWT tidak
kehendaki pasti tidak terjadi.Berbeda dengan kehendak atau kemauan manusia,
tidak sedikit manusia mempunyai keinginan, tetapi keinginan itu kandas di
tengah jalan. Apabila manusia berkeinginan tanpa disertai dengan kehendak
Allah SWT. Pasti keinginan itu tidak terwujud. Hal ini menunjukan bahwa
7
manusia memiliki keterbatasan, sedangkan Allah SWT memiliki kehendak yang
tidak terbatas.
o Dalil Aqli sifat Irodat.
Dalilnya adalah adanya alam semesta.
Proses penyusunan dalil, seasndainya allah tidak bersifat berkehendak
niscaya bersifat terpaksa (karohah), dan allah bersifat terpaksa adalah
mustahil karena tidak akan disifati qudrot, akan tetapi tidak disifatinya
Allah dengan sifat qudrot adalah mustahil, sebab akanberakibat lemahnya
Alla, sedangkan lemahnya Allah adalah mustahi, karena tidak akan mampu
membuat makhluk barang sedikitpun.
o Dalil Naqli sifat Irodat.
ان ربك فعال لمايريد
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki.
(QS. Hud[50]:107)
9. Ilmu (Mengetahui)
Artinya Allah SWT memiliki pengetahuan atau kepandaian yang sangat
sempurna, artinya ilmu Allah SWT itu tidak terbatas dan tidak pula dibatasi.
Allah SWT mengetahui segala sesuatu yang ada di alam semesta, baik yang
tampak maupun yang gaib.Bahkan, apa yang dirahasiakan didalam hati manusia
sekali pun. Bukti kesempurnaan ilmu Allah SWT, ibarat air laut menjadi tinta
untuk menulis kalimat-kalimat Allah SWT, tidak akan habis kalimat-kalimat
tersebut meskipun mendatangkan tambahan air yang banyak seperti semula.Kita
sering kagum atas kecerdasan dan ilmu yang dimiliki orang-orang pintar di dunia
ini. Kita juga takjub akan indahnya karya dan canggihnya tekhnologi yang
diciptakan manusia. Sadarkah kita bahwa ilmu tersebut hanyalah sebagian kecil
saja yang diberikan Allah SWT kepada kita ?.
o Dalil Aqli sifat Ilmu
Dalilnya adalah adanya alam semesta.
Proses penyusunan dalil, seandainya Allah tak berilmu niscaya tidak akan
berkehendak, sedangkan allah tidak berkehendak adalah mustahil, karena
tidak akan disifati qudrot, akan tetapi Allah tidak disifati dengan qudrot
adalah mustahil, sebab akan berakibat lemahnya Allah. Sedangkan
lemahnya Allah adalah mustahil, karena tidak akan mampu membuat
barang makhluk sedikitpun.
o Dalil Naqli sifat Ilmu
وهوبكل شيى عليم
Dan dia maha mengetahui segala sesuatu.
(QS.Al Hadid [57]:3 atau QS. Al Baqaroh [2]:29)
10. Hayat (Hidup)
Artinya Hidupnya Allah tidak ada yang menghidupkannya melainkan hidup
dengan zat-Nya sendiri karena Allah Maha Sempurna, berbeda dengan makhluk
yang diciptakan-Nya.
Contohnya :
8
Manusia ada yang menghidupkan. Selain itu, mereka juga mmebutuhkan
makanan, minuman, istirahat, tidur, dan sebagainya. Akan tetapi, hidupnya Allah
SWT tidak membutuhkan semua itu. Allah SWT hidup selama-lamanya, tidak
mengalami kematian bahkan mengantuk pun tidak.
o Dalil Aqli sifat hayat
Dalilnya adanya alam semesta. Proses penyusunan dalil, seandainya Allah
tidak hidup maka tidak akan disifati Qudrot, akan tetapi Allah tidak disifati
dengan Qudrot adalah mustahil, sebab akan berakibat lemahnya Allah,
seangkan lemahnya Allah adalah mustahil, karena tidak akan mampu
membuat alam semesta.
o Dalil Naqli sifat Hayat
Firman Allah :
وتو كل على الحى الذ ى اليمو ت
Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup yang tidak mati. (QS. Al-Furqon
[25]:58)
11. Sama’ (Mendengar)
Allah SWT mendengar setiap suara yang ada di alam semesta ini. Yidak ada
suara yang terlepas dari pendengaran Allah SWT walaupun suara itu lemah dan
pelan., seperti suara bisikan hati dan jiwa manusia.Pendengaran Allah SWT
berbeda dengan pendengaran mahluk –Nya karena tidak terhalang oleh suatu
apapun, sedangkan pendengaran mahluk-Nya dibatasi ruang dan waktu.
DALIL :
”Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” … (QS Al
Maidah :76)
12. Basar ( Melihat )
Allah SWT melihat segala sesuatu yang ada di alam semesta ini . penglihatan
Allah bersifat mutlak, artinya tidak dibatasi oleh jarak( jauh atau dekat) dan tidak
dapat dihalangi oleh dinding (tipis atau tebal). Segala sesuatu yang ada di alam
semesta ini, kecil maupun besar, tampak atau tidak tampak, pasti semuanya
terlihat oleh Allah SWT.
DALIL:
”………Dan Allah maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” … (al-Baqarah:
265)
Dengan memahami sifat besar Allah SWT hendaknya kita selalu berhati-hati
dalam berbuat. Mungkin kita bisa berbohong kepada manusia, seperti orang tua,
guru, atau teman. Akan tetapi kita tidak akan bisa berbohong kepada Allah SWT.
13. Kalam ( Berbicara / Berfirman )
Allah SWT bersifat kalam artinya Allah SWT berfirman dalam kitab-Nya yang
diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya. Pembicaraan Allah SWT tentu tidak
sama dengan pembicaraan manusia karena Allah SWT tidak berorgan (panca
indra), seperti lidah dan mulut yang dimiliki oleh manusia.Allah SWT berbicara
tanpa menggunkan alat bantu yang berbentuk apapun sebab sifat kalam Allah
SWT sangat sempurna. Sebagai bukti bahwa adanya wahyu Allah SWT berupa al
9
qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan kitab-kitab Allah
yang diturunkan kepada para rasul sebelum Nabi Muhammad SAW.
DALIL :
”……. Dan Allah berkata kepada Musa dengan satu perkataan yang jelas”
(QS AnNisa’ :164)Oleh karena itu kita sebagai hamba Allah SWT hendaknya
membiasakan diri mengucapkan kalimat-kalimat tayyibah, artinya kata-kata yang
mulia, seperti ketika kita berbuat salah, maka segeralah membaca istighfar.
14. Kaunuhu Qadirun
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkuasa Mengadakan Dan Mentiadakan.
DALIL
“Sesungguhnya Alllah berkuasa atas segala sesuatu“ (QS. Al Baqarah :20).
15. Kaunuhu Muridun
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Menghendaki dan menentukan tiap-tiap
sesuatu, Ia berkehendak atas nasib dan takdir manusia.
DALIL
“Sesungguhnya Tuhanmu Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki“ …
(QS. Hud :107)
16. Kaunuhu ‘Alimun
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Mengetahui akan Tiap-tiap sesuatu,
mengetahui segala hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi, Allah pun
dapat mengetahui isi hati dan pikiran manusia.
DALIL
“Dan Alllah Maha Mengetahui sesuatu“ … (QS. An Nisa’ :176)
17. Kaunuhu Hayyun
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Hidup, Allah adalah Dzat Yang Hidup, Allah
tidak akan pernah mati, tidak akan pernah tidur ataupun lengah.
DALIL
“Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup kekal dan yang tidak mati“
(QS. Al Furqon :58)
18. Kaunuhu Sami’un
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Mendengar, Allah selalu mendengar
pembicaraan manusia, permintaan atau doa hambaNya.
DALIL
“Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui“ … (QS. Al Baqoroh :256).
19. Kaunuhu Basirun
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Melihat akan tiap-tiap yang Maujudat ( Benda
yang ada ).Allah selalu melihat gerak-gerik kita. Oleh karena itu, hendaknya kita
selalu berbuat baik.
DALIL
“Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan“ … (QS. Al Hujurat :18)
10
20. Kaunuhu Mutakallimun
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkata-kata, Allah tidak bisu, Ia berbicara
atau berfirman melalui ayat-ayat Al Quran.
Bila Al Quran menjadi pedoman hidup kita, maka kita telah patuh dan tunduk
terhadap Allah swt.
11
Sifat jaiz Allah hanya ada satu saja, yaitu Fi'lu kulli mumkinin au tarkuhu, yang
artinya Allah berwenang melakukan atau menciptakan sesuatu atau tidak melakukan
dan menciptakan sesuatu.
Hal ini berarti segala sesuatu yang Allah kehendaki maka akan terjadi kejadian
tersebut. Sebaliknya, jika Allah SWT tidak menghendaki, maka tidak mungkin kejadian
itu terjadi. Terdapat beberapa dalil naqli mengenai sifat jaiz Allah SWT dalam Al-Qur'an
seperti pada surat Al Qashash ayat 68 dan dalam surat Ali-Imran ayat 26 berikut ini.
Artinya : "Dan Tuhanmu menjadikan dan memilih barang siapa apa yang dikehendaki-
Nya". (Q.S. Al-Qashash: 68)
ُ قُ ِل اللَّ ُه َّم َما ِلكَ ا ْل ُم ْل ِك ت ُْؤ ِتي ا ْل ُم ْلكَ َم ْن تَشَا ُء َوتَ ْن ِز
َع ا ْل ُم ْلكَ ِم َّم ْن تَشَا ُء َوت ُ ِع ُّز َم ْن تَشَا ُء َوت ُ ِذ ُّل َم ْن تَشَا ُء بِيَدِكَ ا ْل َخي ُْر ِإنَّك
علَى ُك ِِّل ش َْيءٍ قَدِير َ
Secara umum, sifat jaiz Allah menjelaskan bahwa Allah merupakan Dzat yang tidak
terbantahkan, dimana seluruh alam semesta sesuai dengan kehendak-Nya dan Dia berhak
melakukan segala sesuatu sesuai kehedak-Nya.
Itulah penjelasan singkat mengenai sifat jaiz Allah SWT, sifat yang mungkin boleh
dimiliki dan boleh tidak dimiliki oleh Allah SWT yaitu Allah berwenang melakukan atau
menciptakan sesuatu atau tidak melakukan dan menciptakan sesuatu.
12
2.4 Asmaul Husna
Al-Asma’u al-Husna terdiri atas dua kata, yaitu asma yang berarti nama-nama, dan
husna yang berarti baik atau indah. Jadi, al-Asma’u al-Husna dapat diartikan sebagai
nama-nama yang baik lagi indah yang hanya dimiliki oleh Allah SWT, sebagai bukti
keagungan-Nya. Kata al-Asma’u al-Husna diambil dari ayat Al-Qur’an QS.Taha/20:8
yang berarti “Allah SWT, tidak ada Tuhan melainkan Dia. Dia memiliki al-Asma’u al-
Husna (nama-nama baik).”
Artinya :
« ُالرحْ َمن َّ َّللاُ الَّذِى الَ ِإلَهَ ِإالَّ ه َُو َّ صا َها َد َخ َل ا ْل َجنَّةَ ه َُو َ ْاح َد ٍة َم ْن أَح ِ غي َْر َوَ ًس ًما ِمائ َة ْ س ِعينَ ا ْ ِس َع ًة َوت ْ ِِإنَّ ِ َّّلِلِ ت َ َعالَى ت
ُ ار ا ْل َو َّه
اب ُ ار ا ْلقَ َّهُ َّص ِّ ِو ُر ا ْلغَف َ ئ ا ْل ُم ُ ق ا ْلبَ ِارُ ار ا ْل ُمت َ َكبِِّ ُر ا ْل َخا ِل ُ َّيز ا ْل َجب
ُ سالَ ُم ا ْل ُم ْؤ ِمنُ ا ْل ُم َهي ِْمنُ ا ْلعَ ِز َّ ُّوس ال ُ الر ِحي ُم ا ْل َم ِلكُ ا ْلقُد َّ
ير ْ
ُ ِيف ال َخب ْ
ُ ير ال َح َك ُم ال َع ْد ُل اللَّ ِط ْ ْ
ُ س ِمي ُع ال َب ِص ْ ْ
َّ الرافِ ُع ال ُم ِع ُّز ال ُم ِذ ُّل ال َّ ض ْ
ُ ِسط ال َخاف ُ ِ ض البَاْ ْ
ُ ِح العَ ِلي ُم القَاب ْ ْ
ُ اق الفَتَّا ُ الر َّز َّ
س ُع ا ْل َح ِكي ُم ِ يب ا ْل َوا
ُ يب ا ْل ُم ِج َّ ِيب ا ْل َج ِلي ُل ا ْلك َِري ُم
ُ الر ِق ُ ظ ا ْل ُمقِيتُ ا ْل َحس ُ ير ا ْل َح ِفي
ُ ُور ا ْلعَ ِل ُّى ا ْل َك ِب
ُ شك َّ ور ال ُ ُا ْل َح ِلي ُم ا ْلعَ ِظي ُم ا ْلغَف
ُِئ ا ْل ُم ِعي ُد ا ْل ُمحْ ِيى ا ْل ُم ِميت ُ ى ا ْل َم ِتينُ ا ْل َو ِل ُّى ا ْل َح ِمي ُد ا ْل ُمحْ ِصى ا ْل ُم ْبد ُّ ث الش َِّهي ُد ا ْلحَقُّ ا ْل َو ِكي ُل ا ْلقَ ِو ُ ا ْل َودُو ُد ا ْل َم ِجي ُد ا ْل َبا ِع
اطنُ ا ْل َوا ِلى ا ْل ُمت َ َعا ِلى ِ اآلخ ُر ال َّظا ِه ُر ا ْل َب ِ ص َم ُد ا ْلقَاد ُِر ا ْل ُم ْقتَد ُِر ا ْل ُم َق ِ ِّد ُم ا ْل ُم َؤ ِ ِّخ ُر األ َ َّو ُل َّ اح ُد ال ِ اج ُد ا ْل َو ِ اج ُد ا ْل َم
ِ ا ْل َح ُّى ا ْلقَيُّو ُم ا ْل َو
ُّ ام ُع ا ْلغَنِ ُّى ا ْل ُم ْغنِى ا ْل َمانِ ُع الض
َّار ِ ط ا ْل َجُ س ِ اإلك َْر ِام ا ْل ُم ْق ِ وف َما ِلكُ ا ْل ُم ْل ِك ذُو ا ْل َجالَ ِل َو ُ الر ُء َّ اب ا ْل ُم ْنت َ ِق ُم ا ْلعَفُ ُّو
ُ ا ْلبَ ُّر الت َّ َّو
ور
ُ ُصب َّ شي ُد ال ِ الر
َّ ث ُ ور ا ْل َهادِى ا ْل َبدِي ُع ا ْل َباقِى ا ْل َو ِار ُ ُّ» ال َّنافِ ُع الن
Artinya :
“Sesungguhnya hanya milik Allah 99 nama (yang husna, pent.). Barangsiapa yang
ihsho terhadap nama tersebut maka pasti akan masuk surga. Nama-nama Allah U
tersebut adalah : Allah yang tiada ilah yang benar disembah kecuali Dia. Al Malik, Al
Quddus, As Salam, Al Mu’min, Al Muhaimin, Al Aziz, Al Jabbar, Al Mutakabbir, Al
Kholiq, Al Baari’, Al Mushowwiru, Al Ghoffar, Al Qohhaar, Al Wahaab, Ar Rozzaaq, Al
Fattaah, Al ‘Alim, Al Qoobidh, Al Baasith, Al Khoofidh, Ar Roofi’, Al Mu’izzu, Al
Mudzillu, As Samii’, Al Bashiir, Al Hakam, Al ‘Adlu, Al Lathiif, Al Khobiir, Al Haliim, Al
13
‘Adzim, Al Ghofuur, Asy Syakuur, Al ‘Aliyu, Al Kabiir, Al Hafidz, Al Muqiit, Al Hasiib, Al
Jaliil, Al Kariim, Ar Roqiib, Al Mujiib, Al Wasi’, Al Hakiim, Al Waduud, Al Majiid, Al
Baa’its, Asy Syahiid, Al Haqq, Al Wakiil, Al Qowiyy, Al Matiin, Al Waliy, Al Hamiid, Al
Muhshi, Al Mubdi’u, Al Mu’iid, Al Muhyi, Al Mumiit, Al Hayyu, Al Qoyyum, Al Waajid,
Al Maajid, Al Waahid, Ash Shomad, Al Qoodir, Al Muqtadir, Al Muqoddim, Al Muakhir,
Al Awwal, Al Akhir, Adh Dhoohir, Al Baathin, Al Waaliy, Al Muta’aliy, Al Birr, At
Tawwaab, Al Muntaqimu, Al Afuwwu, Ar Ro’uuf, Maalik, Al Mulk, Dzul Dzalali wal
Ikrom, Al Muqsith, Al Jaami’, Al Ghoniy, Al Maani’u, Adh Dhorru, An Naafi’, An Nuur,
Al Haadi, Al Badii’u, Al Baqii, Al Warits, Ar Rosyiid, Ash Shobru”. [HR. Tirmidzi]
Artinya : “ Dari Abu Hurairah ra. sesungguhnya RAsulullah SAW. bersabda: Sesungguhnya
Allah SWT. mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, barang siapa yang
menghafalkannya, maka ia akan masuk surga.” (H.R. Bukhari)
Allah memiliki gelar Ar-Rahman, yang berarti Maha Pemurah (The Most Beneficent).
Allah adalah Tuhan Yang Maha Pemurah kepada semua makhluk ciptaan-Nya, baik yang
gaib maupun yang terlihat oleh mata kita.
Allah memberikan rezeki kepada makhluk-makhluk-Nya tanpa pilih kasih. Kita juga bisa
meneladani sifat Ar Rahman tersebut dengan cara berbuat baik kepada teman, tidak
menyiksa hewan dan lain sebagainya.
Dengan meneladani sifat Ar-Rahman tersebut maka kita bisa menjadi pribadi yang suka
menolong sesama.
Allah itu Ar-Rahim (The Most Merciful), yaitu Allah Maha Penyayang. Allah sangat
menyayangi hamba-hamba-Nya yang beriman, Allah juga senantiasa menolong orang-
orang soleh, karena Allah sangat menyayangi mereka.
14
Kita bisa meneladani sifat Ar-Rahim tersebut dengan cara mengasihi dan menyayangi
keluarga, teman, tetangga-tetangga kita serta orang-orang yang dekat dengan kita. Jangan
pernah ragu untuk menolong mereka, membantunya jika kesusahan dan tidak menyakiti
hatinya dengan sengaja.
Dan semoga kita juga termasuk dalam orang-orang yang disayangi oleh Allah SWT.
Aamiin yaa Rabbal Alamiin.
Allah itu Al-Malik yang memiliki makna (The King) atau Yang Maha Merajai atau Raja
dari segala raja. Allah adalah Raja penguasa alam semesta, Dialah yang memiliki
kekuasaan di langit dan di bumi.
Lalu bagaimana cara kita untuk meneladani sifat Al-Malik ini? caranya adalah cukup kita
menjadi ‘raja’ bagi diri kita sendiri. Kita harus menjadi ‘raja’ diri kita sendiri dan bisa
mengendalikan hawa dan nafsu kita agar tidak dikuasai dan diperintah oleh hawa nafsu
tersebut.
Dengan menjadi ‘raja’ untuk diri kita sendiri, maka kita bisa rajin untuk beribadah dan
menyembah raja yang sebenarnya, yakni Allah SWT, Raja dari segala raja.
Allah itu Maha Suci (The Most Holy) dari hal-hal yang buruk. Sebagai manusia, kita
tentu tidak memiliki hak untuk mengklaim bahwa diri kita adalah suci, karena kita semua
tak lepas dari salah, khilaf dan dosa.
Namun untuk meneladani sifat Allah yang satu ini, kita memiliki banyak cara yakni salah
satunya dengan cara menjaga diri dari prasangka buruk kepada siapapun. Jangan
mengejek teman dan menyakiti hatinya, dan tetaplah berpikir positf.
Dengan menjaga kedamaian dan keselamatan antar sesama, maka kita telah meneladani
sifat Allah yang satu ini. Contohnya adalah dengan tidak jahil dan usil kepada teman,
mencegah terjadinya perkelahian dan sebagainya.
15
6. Allah itu Al-Mu’min
Allah itu Al-Mu’min, yaitu Yang Maha Pemberi Keamanan kepada semua makhluk-Nya.
Ketika kita menghadapi sebuah urusan, serahkan saja semua itu kepada Allah, kita hanya
perlu meyakini bahwa Allah pasti akan memberikan jalan yang terbaik untuk kita semua.
Dengan menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT, maka kita akan mendapatkan
rasa aman yang tak terkira dan membuat diri kita menjadi merasa aman dan tentram.
Al-Muhaimin memiliki makna Yang Maha Memelihara, Allah adalah Yang Maha
Memelihara kehidupan makhluk-makhluk-Nya. Misalnya adalah Allah yang mengatur
terjadinya siang dan malam, panas dan hujan, dan sebagainya.
Segala bentuk keseimbangan alam ini sudah diatur oleh Allah SWT dengan sedemikian
rupa untuk memelihara makhluk-makhluk-Nya agar tetap hidup dengan aman dan
tentram.
Allah itu Al-Aziz, yaitu Yang Maha Perkasa. Di alam semesta yang sangat luas ini, hanya
Allah lah yang menguasainya. Sehingga tidak mungkin ada yang bisa untuk menandingi
keperkasaan Allah atas segala ciptaan-Nya.
Allah adalah Raja dari segala raja, Dialah penguasa alam semesta dan juga pemilik dari
segala kemuliaan. Hanya Allah yang Maha Perkasa dan tidak ada yang setara dengan
Dia.
Allah itu Al-Jabbar atau Maha Pemaksa, dengan begitu tidak ada satupun yang bisa untuk
mengingkari bahkan menunda kehendak Allah SWT. Karena, kekuasaan Allah sangatlah
besar dan mutlak.
Sehingga jika Allah sudah berkehendak, maka hal itu tidak mungkin bisa diingkari.
Segala makhluk yang ada di langit dan di bumi ini semuanya tidak bisa mengingkari
kehendak Allah SWT, sehingga kita semua harus tunduk dan patuh kepada-Nya.
Allah itu adalah pemilik dari segala keagungan, sehingga Dia disebut juga dengan Al-
Mutakabbir. Segala kebesaran, kekuasaan dan segala keagungan yang ada di alam
semesta ini adalah hanyalah milik Allah semata.
16
Keagungan dari para pemimpin terbaik di dunia ini tidak ada apa-apanya jika
dibandingkan dengan keagungan Allah SWT, sang pemilik segala keagungan yang ada di
dunia ini.
Al-Khaliq sendiri memiliki makna yaitu Sang Maha Pencipta. Allah adalah pencipta
langit dan bumi, alam semesta beserta isinya. Kita semua ini adalah termasuk dalam
ciptaan Allah SWT.
Allah juga yang menciptakan para malaikat, akhirat serta surga dan neraka. Sehingga
Allah disebut sebagai Sang Khaliq, yaitu Maha Pencipta.
Allah itu Al-Bari, yaitu artinya adalah Allah adalah Maha Mengadakan. Allah telah
menciptakan alam semesta ini beserta isinya yang semula berasal dari ketiadaan lalu
diciptakannya alam semesta ini menjadi ada.
Sehingga kita semua tahu bahwa Allah SWT adalah Al-Bari, yakni yang Maha
Mengadakan. Semua yang ada di alam semesta ini tidaklah muncul dengan sendirinya,
melainkan atas kuasa Allah SWT yang membuat, membentuk dan menciptakan ini
semua.
Al-Mushawwir adalah salah satu sifat Allah yakni Maha Pembentuk. Dialah yang
membentuk rupa makhluk-makhluk-Nya baik yang gaib maupun yang terlihat oleh mata
manusia.
Malaikat, jin, manusia, dan segala mahluk ciptaan Allah memiliki bentuk yang
sedemikian rupa karena sudah menjadi kehendak Allah SWT. Dengan bentuk yang
berbeda-beda ini sehingga kita bisa membedakan mana itu tumbuhan, hewan dan lain
sebagainya.
Allah itu Al-Ghaffar, Al-Ghaffar sendiri memiliki makna yakni Maha Pengampun. Allah
akan mengampuni hamba-hamba-Nya yang telah berbuat dosa jika mereka sudah
bertaubat dengan sungguh-sungguh dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan
tersebut.
17
Kita bisa meneladani sifat Ghaffar ini dengan cara memaafkan kesalahan orang lain
kepada kita. Jangan menaruh dendam, karena hal itu justru bisa membuat susah diri kita
sendiri.
Allah itu Al-Qahhar, yang memiliki makna Maha Penakluk. Allah itu Maha Penakluk
atau Maha Menaklukkan segalanya, termasuk alam semesta ini.
Kita bisa meneladani sifat Al-Qahhar ini dengan cara belajar untuk menaklukkan hawa
dan nafsu dalam kehidupan sehari-hari agar kita tidak dikendalikan oleh hawa nafsu
tersebut.
Allah itu Al-Wahhab, artinya Maha Pemberi karunia kepada seluruh makhluk-Nya. Coba
lihat tubuh kita, ada hidung, telinga, mata, kaki, tangan dan kaki serta yang lain
sebagainya.
Itu semua adalah karunia dari Allah SWT untuk kita semua sebagai bentuk kasih sayang
Allah kepada para makhluk ciptaan-Nya.
Allah itu Ar-Razzaq, yakni Yang Maha Pemberi Rezeki. Allah memberikan rezeki
kepada makhluk-makhluk-Nya, kita tidak perlu takut untuk kekurangan atau kehilangan
rezeki.
Yakinlah jika semua ini adalah milik Allah SWT, dan Allah itu adalah Ar-Razzaq, Sang
Pemberi Rezeki. Untuk itu, kita juga harus bisa berbagi rezeki yang kita miliki dengan
sesama agar kita bisa meneladani sifat Ar-Razzaq yang dimiliki Allah SWT.
Allah itu Al-Fattah, maksudnya adalah Allah Maha Pembuka Pintu Rahmat bagi hamba-
hamba-Nya yang beriman dan percaya kepada-Nya. Saat kita menghadapi masalah,
berdoalah hanya kepada Allah SWT.
Karena Dialah yang akan memberikan rahmat kepada kita semua dan memberikan jalan
keluar terbaik untuk mengatasi masalah tersebut.
Apa sih di dunia ini yang tidak diketahui oleh Allah? Hal itulah yang membuat Allah
disebut sebagai Al-Alim, yang memiliki makna sebagai Yang Maha Mengetahui.
18
Allah mengetahui segalanya, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat. Ilmu Allah
itu tidak terbatas, sedangkan manusia hanya memiliki pengetahuan yang sangat sedikit.
Yang Maha Menyempitkan, itulah Al-Qabidh. Maksudnya, Allah itu bisa menyempitkan
atau menahan sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya.
Allah bisa menyempitkan rezeki seseorang sesuai dengan kehendak-Nya, bisa meluaskan
rezeki seseorang sesuai dengan kehendak-Nya. Untuk itu, kita harus senantiasa bersyukur
atas rezeki yang telah Allah berikan kepada kita semua.
Selain memiliki sifat Al-Qabudh, Allah juga memiliki sifat Al-Basith. Artinya adalah
Allah itu Maha Melapangkan. Allah bisa melapangkan apapun bagi siapa saja yang Allah
kehendaki.
Allah bisa melapangkan rezeki bagi siapa saja yang Allah kehendaki, dan bisa
menyempitkannya sesuai yang Allah kehendaki pula.
Allah itu Al-Khafidh, maksudnya adalah Allah Maha Merendahkan siapapun yang
dikehendaki-Nya sesuai dengan kebijaksanaan-Nya.
Misalnya, Allah bisa merendahkan orang-orang kafir yang ingkar kepadanya dengan
menurunkan azab dunia kepada mereka berupa bencana, wabah penyakit, dan lain
sebagainya.
Maksudnya adalah Allah itu yang Maha Meninggikan, Allah bisa meninggikan derajat
siapa saja yang Allah kehendaki sesuai dengan kebijaksanaan-Nya.
Misalnya, Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan bertakwa
kepada-Nya.
Allah itu Al-Mu’izz yaitu yang Maha Memuliakan makhluk-Nya. Dia bisa memuliakan
siapa saja yang Dia kehendaki sesuai dengan kebijaksanaan-Nya.
Hanya Allah-lah yang bisa melakukan hal-hal yang demikian. Sebab, hanya Dia sumber
segala kemuliaan itu semua.
19
25. Allah itu Al-Mudzil
Allah itu Al-Mudzil, yaitu Allah adalah Yang Maha Menghinakan. Allah bisa
menghinakan siapa saja yang Dia kehendaki.
Misalnya, Allah bisa saja menghinakan orang-orang jahat yang sering merugikan orang
lain dengan cara memberikannya kemalangan dan lain sebagainya.
Allah itu As-Sami’, yaitu artinya Allah itu Maha Mendengar. Allah Maha Mendengar
segala sesuatu, meskipun itu hanyalah sebuah niat dan hanya kita ucapkan di dalam hati.
Untuk itu, kita harus menjauhkan diri dari segala prasangka-prasangka dan niat buruk,
karena Allah pasti mendengar segala sesuatu yang kita ucapkan baik hanya dalam hati.
Allah itu Al-Bashir, artinya adalah Allah itu Maha Melihat segala sesuatu. Kita sebagai
manusia hanya memiliki penglihatan yang terbatas.
Namun Allah bisa melihat segala sesuatu baik dimasa lalu, masa sekarang dan masa yang
akan datang. Allah selalu mengawasi kita semua, sehingga jangan pernah kita berfikir
jika kita melakukan kejahatan yang tidak orang lain lihat maka tidak ada yang bisa
mengetahui kejahatan itu. Karena Allah itu Maha Melihat.
Allah itu Al-Hakam, maksudnya adalah Allah yang menetapkan hukum. Hukum di dunia
dan di akhirat sudah Allah tetapkan.
Sebagaimana Allah telah menetapkan mana yang halal dan haram bagi manusia sebagai
petunjuk bagi manusia dalam menjalani kehidupan.
Allah itu Al-Adl, artinya adalah Allah itu Maha Adil kepada seluruh makhluk-makhluk-
Nya. Keadilan Allah bersifat sempurna dan berlaku untuk semua ciptaan-Nya.
Oleh karena itu, jika kita mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari manusia, maka
berdoalah kepada Allah yang Maha Adil untuk meminta keadilan tersebut.
20
30. Allah itu Al-Lathif
Allah itu Al-Lathif, maksudnya adalah Allah itu Maha Lembut kepada siapapun yang
dikehendaki-Nya. Dia memberikan anugerah kepada manusia dengan cara yang lembut
dan halus sehingga kadang sering kali tidak disadari oleh mereka yang menerimanya.
Untuk meneladani sifat Allah yang Maha Lembut ini, kita bisa melakukannya dengan
cara bersikap lembut kepada siapapun terutama kepada orangtua dan saudara-saudara
kita.
Allah itu Al-Khabir, artinya adalah Allah itu Maha Mengetahui segala sesuatu. Bahkan
Dia bisa mengetahui segala sesuatu yang kita sembunyikan dari-Nya.
Kita tidak bisa menyembunyikan atau merahasiakan apapun dari Allah. Di alam semesta
ini tidak ada yang luput dari pengetahuan Allah SWT.
Allah itu Al-Halim, yang bermakna Sang Maha Penyantun. Allah adalah Maha
Penyantun kepada semua makhluk-Nya. Termasuk kepada orang-orang yang tidak
percaya kepada-Nya.
Sejatinya, Allah tidak langsung memberikan azab kepada orang-orang yang ingkar
kepada-Nya. Namun biasanya Allah akan memberikan kesempatan kepada mereka untuk
bertaubat dan memperbaiki kesalahannya.
Allah itu Al-Azhim, artinya adalah Allah itu adalah Yang Maha Agung. Bahkan
keagungan Allah ini sungguh tidak terkira.
Jika kita melihat alam semesta ini pasti kita akan sangat kagum dengan keagungan Allah
ini. Bagaimana kita melihat langit seolah-olah tidak bertepi, bintang-bintang yang
berhamburan di angkasa, serta begitu luasnya samudera yang bisa kita lihat.
Al-Ghafur itu artinya Yang Maha Pengampun. Ya, Allah itu Maha Pengampun. Allah
akan mengampuni hamba-hamba-Nya yang mau bertaubat dan memperbaiki
kesalahannya.
Kita sebagai manusia harus percaya bahwa Allah itu Maha Pengampun, oleh karena itu
kita harus senantiasa mengucapkan istighfar dan memohon ampunan kepada Allah SWT.
21
35. Allah itu Asy-Syakur
Allah itu Asy-Syakur yang memiliki maknya Yang Maha Menghargai. Allah itu sangat
menghargai amal perbuatan makhluk-makhluk-Nya.
Allah akan membalas amal baik yang kita lakukan meskipun itu adalah amalan yang
kecil dan sepele sekalipun. Karena dimata Allah segala perbuatan itu pantas untuk
mendapatkan balasan.
Allah itu Al-Aliyy, apa itu Al-Aliyy? artinya yaitu Allah adalah Yang Maha Tinggi.
Allah itu Maha Tinggi kedudukannya, sehingga tidak akan ada yang mampu menyamai
atau melampaui-Nya.
Allah itu Al-Kabir, artinya adalah Allah itu Maha Besar dan kebesaran-Nya sungguh
tidak terkira.
Allah tidak bergantung kepada apapun dan siapapun, justru semua itulah yang
bergantung kepada Allah SWT sang Maha Kuasa.
Allah itu Al-Hafizh artinya yaitu Allah yang Maha Memelihara semua ciptaan-Nya.
Siapakah yang memelihara alam semesta ini dari kerusakan dan kehancuran jika bukan
Allah SWT?
Allah menjaga alam semesta ini beserta isinya hingga terus ada sampai pada waktunya
untuk dihancurkan oleh Allah sendiri pada hari kiamat.
Al-Hasib adalah Yang Maha Menghitung. Artinya adalah Allah akan menghitung segala
amal perbuatan kita semua dengan sedetail mungkin.
Segala perbuatan baik dan buruk sekecil apapun akan Allah hitung dan akan
mendapatkan balasan dari Allah SWT.
22
41. Allah itu Al-Jalil
Al-Jalil memiliki makna yaitu Yang Maha Luhur atau Mulia. Maksudnya adalah Allah
itu merupakan sumber keluhuran yang paling sempurna dan tidak ada yang setara dengan
Dia.
Keluhuran Allah tercermin dari berbagai ciptaan-Nya, misalnya dari keindahan alam
semesta yang sangat besar ini.
Allah itu Al-Karim, artinya adalah Allah itu Maha Mulia serta Maha Pemurah kepada
siapa saja.
Kemuliaan Allah sungguh sempurna dan tidak ada yang mampu menandingi-Nya.
Allah itu Ar-Raqib, maknanya adalah Allah itu Yang Maha Mengawasi siapa saja tanpa
terkecuali.
Pengawasan Allah terhadap makhluk-Nya sangat teliti, cermat dan setiap saat. Sehingga
tidak ada satupun yang luput dari pengawasan Allah SWT.
Allah itu Al-Mujib, artinya Allah itu Maha Mengabulkan doa hamba-hamba-Nya.
Khususnya bagi mereka yang beriman dan senantiasa bertakwa kepada-Nya. Untuk itu
kita harus yakin kepada Allah, bahwa Allah pasti mendengar dan mengabulkan doa-doa
kita semua.
Allah itu memiliki segala ilmu serta kekayaan yang sangat luas, sehingga tidak ada yang
mampu menandingi-Nya.
Allah itu Al-Hakim, artinya adalah Allah itu Maha Bijaksana. Allah sangat bijaksana
terhadap semua makhluk-makhluk-Nya.
23
Allah menciptakan segala sesuatunya dengan sangat bijaksana dan pas. Misalnya, Allah
menciptakan bumi dengan jarak yang tepat, sehingga tidak membeku dan tidak pula
terbakar.
Allah itu Al-Wadud, artinya adalah Allah itu Yang Maha Mengasihi. Allah akan
senantiasa mengasihi hamba-hamba-Nya yang beriman kepada-Nya. Kasih sayang Allah
sungguh sangatlah besar kepada hamba-hamba-Nya.
Meskipun kita telah melakukan kesalahan besar, Allah pasti akan selalu memaafkan kita.
Itulah salah satu bentuk kasih sayang Allah kepada kita semua.
Allah itu Al-Majid, maksudnya adalah Allah itu sumber dari segala kemuliaan.
Kemuliaan Allah itu sangat sempurna dan tidak terkira.
Kemuliaan-Nya tercermin dari alam semesta ciptaan-Nya ini yang sangat menakjubkan.
Allah itu Al-Ba’its, maksudnya adalah Allah itu Yang Maha Membangkitkan. Kelak,
manusia akan kembali dibangkitkan oleh Allah ketika hari pembalasan dan akan dimintai
pertanggungjawaban atas segala perbuatan yang dilakukan selama di dunia.
Allah itu Asy-Syahid yang memiliki arti bahwa Allah itu Maha Menyaksikan segala
peristiwa, baik yang terjadi di dunia maupun di akhirat.
Allah itu Al-Haqq, maksudnya adalah Allah itu Maha Benar. Itu berarti bahwa segala
bentuk ketetapan dan kehendak Allah pasti benar dan tidak mungkin salah.
Kata “Al-Wakil” mengandung arti Maha Mewakili atau Pemelihara. Al-Wakil (Yang
Maha Mewakili atau Pemelihara), yaitu Allah SWT yang memelihara dan mengurusi
segala kebutuhan makhluk-Nya, baik itu dalam urusan dunia maupun urusan akhirat. Dia
24
menyelesaikan segala sesuatu yang diserahkan hambanya tanpa membiarkan apa pun
terbengkalai.
Allah itu Al-Qawiyy yang memiliki arti sebagai Allah itu Yang Maha Kuat. Sehingga
tidak ada yang bisa mengalahkan-Nya.
Kekuatan Allah itu sangat sempurna sehingga alam beserta isinya tunduk kepada-Nya.
Jika Allah sudah menghendaki sesuatu, hal itu pasti terjadi.
Artinya adalah Allah itu Maha Kokoh. Sehingga tidak akan ada yang mampu untuk
menggoyahkan-Nya.
Artinya adalah Allah itu Yang Maha Terpuji atas segala sesuatu.
Allah telah menciptakan alam semesta dan segala isinya, serta memberikan kehidupan
kepada makhluk-makhluk-Nya. Sehingga Dia layak untuk menjadi satu-satunya Dzat
yang harus kita puji.
Allah itu Al-Mushi, maksudnya adalah Allah itu Yang Maha Menghitung segala sesuatu.
Perhitungan Allah itu sangat teliti dan cermat, sehingga tidak perlu diragukan lagi
keakuratannya.
Allah itu Al-Mubdi, yang berarti bahwa Allah itu adalah Yang Maha Memulai.
Allah lah yang memulai segala sesuatu dari ketiadaan. Contohnya adalah alam semesta
ini, yang diciptakan oleh Allah dari ketiadaan.
25
59. Allah itu Al-Mu’id
Allah itu Al-Mu’id, maksudnya adalah Allah itu adalah yang Maha Mengembalikan.
Yaitu Allah adalah berkuasa untuk mengembalikan segala sesuatu atas kehendak-Nya.
Misal ada seseorang yang awalnya miskin tapi karena Allah pertolongan Allah, dia
menjadi orang yang kaya.
Allah itu Al-Muhyi, artinya adalah Allah itu Yang Maha Menghidupkan. Maksudnya,
Allah SWT yang memberi kehidupan bagi seluruh makhluk-Nya.
Segala kehidupan yang ada di alam semesta ini merupakan pemberian dari-Nya.
Allah itu Al-Mumit, artinya adalah Allah itu Maha Mematikan. Segala makhluk pasti
akan mati, dan itu telah menjadi ketetapan Allah SWT.
Kita tidak bisa mengingkari bahwa Allah itu telah menetapkan bahwa tiap-tiap yang
bernyawa akan mati.
Allah itu Al-Hayy, artinya adalah Allah itu Yang Maha Hidup dengan kehidupan yang
sempurna.
Allah itu akan selalu hidup, tidak pernah tidur dan mati.
Allah itu Al-Qayyum yang artinya adalah Allah itu Yang Maha Berdiri Sendiri.
Allah itu tidak bergantung kepada siapapun dan apapun. Allah tidak membutuhkan apa-
apa, Allah tidak membutuhkan pertolongan siapapun.
Allah itu Maha Menemukan, yaitu Al-Wajid. Dia bisa menemukan apapun yang Dia
kehendaki. Sehingga tidak akan ada yang mampu untuk menghalangi-Nya.
Allah itu Al-Majid, maksudnya adalah Allah itu Yang Maha Mulia dari segala sesuatu.
Tidak akan ada yang mampu untuk menandingi kemuliaan-Nya.
26
66. Allah itu Al-Wahid
Allah itu Al-Wahid, artinya adalah Allah itu Maha Tunggal. Allah itu hanya satu, tidak
ada yang setara dengan Dia, tidak memiliki keturunan, dan bukan pula keturunan dari
siapapun.
Allah itu Al-Ahad, seperti yang dikatakan dalam surat Al-Ikhlas ayat 1 yaitu Allah itu
Esa. Dia adalah Tuhan satu-satunya, tidak ada yang setara dengan Dia, dan tidak pula
memiliki keturunan.
Ya, Dia sangat dibutuhkan oleh semua ciptaan-Nya. Allah adalah tempat mengadu dan
meminta pertolongan dan perlindungan.
Allah itu mampu melakukan apapun yang Dia kehendaki. Kemampuan Allah sungguh
besar dan tidak ada yang bisa menyamai-Nya.
Dia Maha berkuasa atas segala makhluk ciptaan-Nya. Allah menciptakan langit dan bumi
serta alam beserta isinya, dan Dia berkuasa atas segala sesuatu.
Al-Muqaddim adalah Allah yang mendahulukan sesuatu atas sesuatu yang lainnya.
Meletakkan pada tempatnya. Sesuatu yang pantas didahulukan, Allah dahulukan.
Mendahulukan berdasarkan hikmah yang Allah ketahui, berdasarkan keadilan yang Alloh
ketahui dan berdasarkan pengetahuan yang ada pada Allah SWT.
27
menunda siksa-Nya terhadap orang-orang yang berdosa, dan memberikan kesempatan
untuk mereka bertaubat.
Allah adalah Al-Awwal, Dia adalah Yang Maha Awal dari segala sesuatu. Dialah Sang
Pencipta, dan tidaklah mungkin Sang Pencipta diawali oleh ciptaan-Nya.
Allah itu Al-Akhir, yaitu Allah itu Yang Maha Akhir. Bahkan kekuasaan Allah itu tidak
akan pernah ada akhirnya. Dia kekal dan abadi.
Allah it Azh-Zhair, maknanya adalah Allah itu Maha Nyata. Allah itu ada, dan bisa kita
buktikan dengan adanya alam semesta ini. Karena ini semua adalah ciptaan Allah SWT.
Allah tidak bisa kita lihat karena kemampuan kita ini sangat terbatas dan memiliki
banyak kekurangan.
Allah itu Al-Waliy, artinya adalah Allah itu Maha Memerintah segala ciptaan-Nya. Allah
memerintahkan alam dan segala isinya dan mengelola itu semua tanpa ada yang
mengganggu-Nya.
Allah itu Al-Muta’aliy, artinya adalah Allah itu Maha Tinggi dengan ketinggian yang
begitu sempurna dan tidak terkira. Dan tidak akan ada yang mampu untuk melampaui-
Nya.
Allah itu Al-Barr, artinya adalah Allah itu Yang Maha Dermawan, Dialah sumber segala
kebaikan dan kedermawanan. Sebagai pencipta, Allah senantiasa memberikan nikmat dan
anugerah kepada makhluk-Nya.
Allah adalah Al-Muntaqim, artinya adalah Allah itu Maha Penuntut Balas. Allah tidak
akan segan untuk menghukum orang-orang yang bersalah dan tidak mau bertaubat dan
memperbaiki kesalahannya.
Jika kita telah mengakui kesalahan kita dan meminta maaf, maka Allah akan memafkan
kita dan menghapus dosa kita.
Artinya adalah Allah itu Maha Belas Kasih. Allah akan mengasihi seluruh makhluk-Nya
yang selalu mengingat-Nya. Kasih Allah itu sangat melimpah dan tidak terbatas.
Allah itu Malikul Mulk, artinya adalah Allah itu Maha Penguasa Kerajaan. Allah adalah
penguasa kerajaan Alam Semesta meliputi dunia dan akhirat. Kekuasaan Allah ini sangat
luas dan tidak terhingga.
Allah itu Dzul Jalali wal Ikhram, adalah Allah itu yang memiliki segala kebesaran dan
kemuliaan. Kebesaran Allah dan kemuliaan-Nya sungguh besar dan tidak terbatas serta
tak ada yang mampu melebihi-Nya.
Allah itu Al-Muqsith artinya adalah Allah itu Yang Maha Memberi Keadilan. Allah itu
Maha Adil, sehinga Dia akan memberikan keadilan bagi siapa saja yang memang pantas
untuk mendapatkan keadilan itu.
29
Penghimpunan ini ada berbagai macam bentuknya, di antaranya adalah mengumpulkan
seluruh makhluk yang beraneka ragam, termasuk manusia dan lain-lainya, di permukaan
bumi dan kemudian mengumpulkan mereka di padang mahsyar pada hari kiamat.
Allah itu Al-Ghaniyy atau Maha Kaya. Dia tidak membutuhkan apapun dan siapapun.
Justru makhluk-makhluk-Nya lah yang meminta dan membutuhkan Allah SWT Yang
Maha Kaya dan Maha Terpuji.
Allah itu Al-Mughniyy artinya adalah Allah itu berkuasa untuk memberikan kekayaan
kepada makhluk-Nya sesuai dengan yang Dia kehendaki.
Al-Mughniyy menunjukkan bahwa Allah adalah Dzat yang mencukupi segala kebutuhan
seluruh ciptaan-Nya.
Allah itu Al-Mani’ yang berarti Maha Pencegah, Allah berkuasa untuk mencegah hamba-
hamba-Nya dari perbuatan yang memancing dosa sesuai dengan kehendak-Nya.
Artinya adalah Allah itu Maha Pemberi Bahaya, Dia bisa memberikan bahaya kepada
orang-orang yang kafir dan durhaka kepada-Nya dengan cara memberikan mereka
peringatan atau hukuman agar mereka sadar dan betobat kepada Allah SWT.
Allah itu An-Nafi’ artinya adalah Allah itu Maha Pemberi Manfaat. Dia mampu
memberikan manfaat yang besar kepada seluruh makhluk-Nya.
Contohnya adalah Allah menciptakan rumput untuk dimakan sapi, menciptakan pohon
yang berbuah untuk dinikmati manusia dan sebagainya.
Allah itu An-Nur, yaitu Yang Maha Pemberi Cahaya. Maksudnya adalah Allah itu
berkuasa membuat cahaya dan membuat cahaya-Nya itu untuk menerangi alam semesta
ini. Selain itu arti cahaya disini juga bisa diartikan sebagai hidayah, Allah mampu untuk
memberikan ‘cahaya’ kedalam hati orang-orang yang tersesat agar kembali ke jalan yang
benar.
30
94. Allah itu Al-Hadi
Artinya adalah Allah itu Maha Pemberi Petunjuk. Allah berkuasa untuk memberikan
petunjuk kepada hamba-hamba-Nya yang beriman kepada-Nya. Hanya Allah saja yang
berkuasa untuk memberikan petunjuk yang benar kepada kita semua.
Allah itu Al-Badi’ yaitu Maha Pencipta Hal Baru. Allah itu menciptakan segala sesuatu
dari yang tidak ada menjadi ada dan menciptakan sesuatu yang belum pernah ada
sebelumnya.
Allah itu Al-Baqiy, maknanya adalah Allah itu Maha Kekal, Dia hidup selama-lamanya
dan tidak akan pernah mati. Kekuasaan Allah juga kekal dan tidak akan pernah berakhir.
Artinya adalah Allah itu Yang Maha Mewarisi. Dialah pemilik hakiki, manusia dan
makhluk lainnya hanyalah sebagai tamu dan penerima pinjaman, yang namanya tamu
satu saat akan permisi dan orang meminjam satu saat akan ditagih pinjamannya. Oleh
karena itu, setelah manusia dan makhluk serta alam semesta hancur dan binasa semuanya
kembali kepada Allah Ta’ala sebagai Pewaris Agung Yang kekal Abadi.
Allah itu Ar-Rasyid, Yang Maha Pemberi Petunjuk dan membimbing hamba-hamba-Nya
menuju kebaikan. Allah akan membimbing dan memberikan petunjuk ke jalan yang
benar kepada mereka yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
Allah itu Ash-Shabur artinya adalah Allah itu Maha Sabar, terutama kepada manusia
yang entah sudah berapa banyak dosanya namun Allah tetap mau mengampuni kita dan
memberikan kesempatan untuk kita agar mau bertaubat.
31
2.5 Perilaku Meneladani Sifat Allah
5) Berkarakter pemimpin
Wujud meneladani sifat Allah Al-Jami’ (Maha Mengumpulkan) seperti berikut :
a. Mempersatukan orang-orang yang sedang berselisih
b. Rajin melakukan salat berjama’ah
c. Hidup bermasyarakat agar dapat memberikan manfaat kepada orang lain
6) Berlaku adil
Wujud meneladani sifat Allah Al-‘Adl (Maha Adil) seperti berikut :
a. Tidak memihak atau membela orang yang salah, meskipun orang tersebut
saudara atau teman kita
b. Menjaga diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar dari kezaliman
32
7) Menjadi orang yang bertaqwa
Wujud meneladani sifat Allah Al-Akhir (Maha Akhir) seperti berikut :
a. Selalu melaksanakan perintah Allah seperti sholat lima waktu, patuh dan
hormat kepada orangtua dan guru, berpuasa, sedekah, dan lainnya
b. Meninggalkan dan menjauhi semua larangan Allah seperti mencuri, minum-
minuman keras, berjudi, pergaulan bebas, melawan orangtua, dan lainnya
Contoh perilaku bentuk keimanan kepada Allah SWT sebenarnya sering kita jumpai
dalam kehidupan sehari-hari, hanya saja kita sadar atau tidak. Perilaku tersebut
diantaranya:
1. Hatinya tenang, tidak goyah atau terombang ambing oleh ajakan nafsu jahat atau orang
yang akan menyesatkan. Firman Allah dalam Alqur’an surat Ar ra’d ayat 28.
Artinya : “ orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
2. Orang yang berimman akan selalu mendapat bimbingan dari alahh swt, oleh karena itu
apa yang dilakukannya adalah perbuatran-perbuatan baik dan terpuji
3. Orang yang beriman meiliki sikap dan jiwa sosial, menyayangi anak yatim,
menyantuni fakir miskin, dan mengahrgai sesama orang lain.
4. Orang yang beriman akan selalu Melakukan amalan-amalan saleh, rendah hati, kasih
sayang terhadap sesame manusia, bahkan terhadapsemua makhluk ciptaan tuhan, baik
hewan atau tumbuh-tumbuhan.
5. Allah akan memasukkan orang yang berimanb kedalam surga sebagai rahmatnya dana
pahala atas ketaatan serta kepatuhannya selama hidup didunia firman Allah swt dalam
surat Al Maidah ayat 9.
Artinya : “Allah Telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal
saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”
34
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari semua materi yang telah dibahas, dapat di simpulkan bahwa beriman kepada
Allah adalah faktor terpenting bagi seluruh umat muslim. Dan yang utama adalah tiada
Tuhan selain Allah. Semua dapat dibuktikan keagungan-Nya dengan mengetahui sifat-
sifat dan Asmaul Husna Allah. Semua aspek di kehidupan ini tidak ada yang luput dari
pengetahuan Allah. Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam.
35
DAFTAR PUSTAKA
http://www.artikelsiana.com/2014/12/pengertian-dan-definisi-pengertian-iman.html
diakses Minggu, 2 September 2018
https://www.makintau.com/2016/09/mengenal-99-asmaul-husna-dan-penjelasannya.html
diakses Minggu, 2 September 2018
http://www.masuk-islam.com/20-sifat-wajib-allah-dan-20-sifat-mustahil-allah-lengkap-
dengan-dalil-arti-dan-penjelasannya.html diakses Minggu, 2 September 2018
Khairiyah, Nelty dan Suhendi, Endi. 2016. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.
http://verawatyharyanto.blogspot.com/2011/11/ciri-ciri-orang-beriman-dan-
bertaqwa.html diakses Minggu, 2 September 2018
http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/hikmah-beriman-kepada-allah-swt.html
diakses Minggu, 2 September 2018
36