BAB II : PEMBAHASAN
2.1. Pengertian iman, ilmu dan amal ........................................
2.2. Hubungan antara iman dan ilmu ........................................
2.3. Hubungan antara iman dan amal .......................................
2.4. Hubungan antara amal dan ilmu ........................................
2.5. Hubungan antara ilmu dan iman .......................................
Pengertian Iman dalam Agama Islam - Iman (bahasa Arab: )اإليمانsecara etimologis berarti
'percaya'. Perkataan iman ( )إيمانdiambil dari kata kerja 'aamana' ( )أمن-- yukminu' ()يؤمن
yang berarti 'percaya' atau 'membenarkan'.
Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan). Sedangkan secara istilah syar’i, iman
adalah "Keyakinan dalam hati, Perkataan di lisan, amalan dengan anggota badan,
bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan maksiat". Para ulama salaf
menjadikan amal termasuk unsur keimanan. Oleh sebab itu iman bisa bertambah dan
berkurang, sebagaimana amal juga bertambah dan berkurang". Ini adalah definisi menurut
Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Al Auza’i, Ishaq bin Rahawaih, madzhab Zhahiriyah
dan segenap ulama selainnya.
Dengan demikian definisi iman memiliki 5 karakter: keyakinan hati, perkataan lisan, dan
amal perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang.
“Agar bertambah keimanan mereka di atas keimanan mereka yang sudah ada.
QS. Al Fath [48] : 4
Imam Syafi’i berkata, “Iman itu meliputi perkataan dan perbuatan. Dia bisa bertambah dan
bisa berkurang. Bertambah dengan sebab ketaatan dan berkurang dengan sebab
kemaksiatan.” Imam Ahmad berkata, “Iman bisa bertambah dan bisa berkurang. Ia
bertambah dengan melakukan amal, dan ia berkurang dengan sebab meninggalkan amal.”
Imam Bukhari mengatakan, “Aku telah bertemu dengan lebih dari seribu orang ulama dari
berbagai penjuru negeri, aku tidak pernah melihat mereka berselisih bahwasanya iman
adalah perkataan dan perbuatan, bisa bertambah dan berkurang.”
Perkataan iman yang berarti 'membenarkan' itu disebutkan dalam al-Quran, di antaranya
dalam Surah At-Taubah ayat 62 yang bermaksud: "Dia (Muhammad) itu membenarkan
(mempercayai) kepada Allah dan membenarkan kepada para orang yang beriman." Iman itu
ditujukan kepada Allah , kitab kitab dan Rasul. Iman itu ada dua Iman Hak dan Iman Batil.
Definisi Iman berdasarkan hadist merupakan tambatan hati yang diucapkan dan dilakukan
merupakan satu kesatuan. Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan dan perbuatan
sama dalam satu keyakinan, maka orang - orang beriman adalah mereka yang di dalam
hatinya, disetiap ucapannya dan segala tindakanya sama, maka orang beriman dapat juga
disebut dengan orang yang jujur atau orang yang memiliki prinsip. atau juga pandangan dan
sikap hidup.
Para imam dan ulama telah mendefinisikan istilah iman ini, antara lain, seperti diucapkan
oleh Imam Ali bin Abi Talib: "Iman itu ucapan dengan lidah dan kepercayaan yang benar
dengan hati dan perbuatan dengan anggota." Aisyah r.a. berkata: "Iman kepada Allah itu
mengakui dengan lisan dan membenarkan dengan hati dan mengerjakan dengan anggota."
Imam al-Ghazali menguraikan makna iman: "Pengakuan dengan lidah (lisan) membenarkan
pengakuan itu dengan hati dan mengamalkannya dengan rukun-rukun (anggota-anggota)."
Jadi, dapat di simpulkan bahwa seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang
beriman) sempurna apabila memenuhi unsur unsur keimanan di atas. Apabila seseorang
mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan
dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai
mukmin yang sempurna. Sebab, unsur unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan
yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.
Keimanan adalah hal yang paling mendasar yang harus dimiliki seseorang. Allah
memerintahkan agar ummat manusia beriman kepada-Nya, sebagaimana firman Allah yang
artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya
(Muhammad) dan kepada Kitab (Al Qur’an) yang diturunkan kepada RasulNya, serta kitab
yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat
sangat jauh.” (Q.S. An Nisa : 136)
Pengertian Ilmu
Kata "'Ilmu" dari bahasa Arab. 'Ilmu "berasal dari kata kerja 'alima, yang berarti memperoleh
hakikat ilmu, mengetahui, dan yakin. Ilmu dalam bentuk jamaknya adalah 'ulum, artinya
memahami sesuatu dengan hakikatnya, dan itu berarti keyakinan dan pengetahuan. Jadi
ilmu merupakan aspek teoritis dari pengatahuan. Dengan pengetahuan inilah manusia
melakukan perbuatan amalnya. Jika manusia mempunyai ilmu tapi miskin amalnya, maka
ilmu tersebut sia-sia.
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab
sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat
ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah
ada terlebih dahulu.
Pengertian Amal
Secara bahasa "amal" berasal dari bahasa Arab yang berarti perbuatan atau tindakan,
sedangkan "saleh" berarti yang baik atau yang patut atau juga membangun bukan merusak.
Menurut istilah. "amal Saleh" ialah perbuatan baik yang memberikan manfaat kepada
pelakunya di dunia dan dapat balasan pahala yang berlipat di akhirat.
Pengertian "amal" dalam pandangan Islam adalah setiap amal saleh, atau setiap perbuatan
kebajikan yang diridhai oleh Pencipta Alam Semesta - Allahu Rabbul 'Alamin. Dengan
demikian, amal dalam Islam tidak hanya terbatas pada ibadah (ibadah mahdhah),
sebagaimana ilmu dalam Islam tidak hanya terbatas pada ilmu fikih dan hukum-hukum
agama. Ilmu dalam (ajaran) Islam ini mencakup semua yang bermanfaat bagi manusia
seperti meliputi ilmu "agama", ilmu alam, ilmu sosial dan lain-lain. Ilmu-ilmu ini jika
dikembangkan dengan benar dan baik maka memberikan dampak yang positif bagi
peradaban dan kebudayaan manusia. Misalnya pengembangan sains akan memberikan
kemudahan dalam lapangan praktis manusia. Demikian juga dengan pengembangan ilmu-
ilmu sosial akan memberikan solusi untuk memecahkan masalah-masalah di masyarakat
baik lokal, regional maupun dunia.
Iman dan Ilmu merupakan dua hal yang saling berkaitan dan mutlak adanya. Dengan ilmu keimanan
kita akan lebih mantap. Sebaliknya dengan iman orang yang berilmu dapat terkontrol dari sifat
sombong dan menggunakan ilmunya untuk kepentingan pribadi bahkan untuk membuat kerusakan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Islam adalah agama yang menjadi sumber inspirasi dan motivasi dalam hal pengkajian
berbagai fenomena alam. Beberapa ilmuwan Muslim yang telah mengukir namanya dalam
sejarah IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), seperti Jabir Ibnu Hayyan dan Al-Kindi, adalah
merupakan bukti tentang bagaimana Islam sebagai agama universal yang sangat hirau
dengan pengembangan ilmu pengetahuan dari zaman ke zaman.Manusia sebagai ciptaan
Tuhan dengan kesempurnaan akal pikirannya, di dalam ajaran Islam, dianjurkan untuk
membaca ayat-ayat yang tersirat lewat fenomena dan keteraturan alam. Dengan kajian-
kajiannya yang kemudian menjadi IPA dan terderivasikan dalam wujud teknologi, kehidupan
manusia menjadi lebih mudah dan sejahtera. Dengan mengetahui dan merenungi berbagai
keteraturan dan fenomena alam yang ada akan menimbulkan keimanan, ketakwaan, dan
kesadaran rohaniyah dalam diri manusia bahwa betapa kecilnya makhluk manusia dan
betapa besarnya Tuhan sebagai pencipta alam semesta serta segala isinya.
3.2. SARAN
Demikian makalah ini semoga bermanfaat bagi para pembaca. Mohon maaf yang sebesar-
besarnya jika ada kesalahan dalam penulisan.
Semua hal yang baik dilakukan dan hal hal yang buruk ditinggalkan untuk menunjukkan
ketaatannya kepada Allah SWT agar hidup dialam dunia mendapatkan keselamatan dan
kebahagiaan yang diridhoi Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
https://jendelailmu-faisal.blogspot.com/2017/07/hubungan-iman-ilmu-amal-dalam-
islam.html
https://www.scribd.com/presentation/440349210/Hubungan-Antara-Iman-Ilmu-Dan-Amal
ttps://www.academia.edu/35781599/Hubungan_Antara_Iman_dan_amal