Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 4

KESEHATAN MENTAL

HARAPAN DAN OPTIMISME

Dosen Pengampu:
Drs. Yusri, M.Pd., Kons.

Fauziah Auliyah
19006078

BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
HARAPAN DAN OPTIMISME

A.Ilusi Positif

Kata ilusi dalam kamus besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai : “apa yang nampak
nyata” sedangkan dalam Oxford Advancened Learner’s Dictionary, (2003), ilusi diartikan
sebagai:

1. A false idea or believe, especially about somebody or a situation


2. Something that seems to exist but in fact does not, or seems to be something that it is
not.
Kata ilusi memiliki banyak padanan yang sekilas seperti sama tetapi apabila kita teliti
lebih lanjut terutama berdasarkan pengertian ilmu psikologi memiliki arti yang berbeda. Diantara
kata yang memiliki makna sama maupun mendekati arti kata ilusi adalah: delusi, fantasi,
imajinasi, halusinansi, waham, mimpi, bayangan, khayalan, angan-angan, maya, semua, virtual,
utopia. Oleh karena itu kata ilusi juga banyak digunakan diwilayah lainnya, di luar ilmu
psikologi persepsi. Namun pasa umumnya pengertian ilusi digunakan secara negatif maupun
peyoratif. Sebagai contoh, kata ilusi digunakan oleh Terry Eagleton dalam The Illusion of
Postmodernism (1996), sebagai kritik terhadap posmodernisme, yang alih-alih memperbaiki
modernitas, justru memperburuk keadaan. Demikian juga ilusi digunakan oleh Amartya Sen,
dengan penuh kekhawatiran tentang menguatnya politik identitas, dalam Identity and Violence,
dalam anak judul, The Illusion of Destiny (2006), bahwa ilusi terhadap identitas telah membawa
kepada kekerasan diwilayah kemanusiaan.
Ilusi secara umum dipahami sebagai bagian dari studi psikologi, yaitu psikologi persepsi.
Psikologi persepsi kajiannya adalah tentang persepsi dari pancaindera pada organisme non-
manusia dan manusia menyangkut penglihatan, pendengaran, peraba, perasa, dan pembau atau
penciuman.
Ilusi positif adalah sikap menguntungkan yang secara tidak realistis dimiliki orang
terhadap diri mereka sendiri atau orang yang dekat dengannya. Ilusi positif adalah salah satu
bentuk penipuan diri atau pembenahan diri yang dirasa baik, menjaga harga diri atau
menghindari ketidaknyamanan, setidaknya dalam jangka pendek. Ada tiga bentuk umum:
penilaian yang berlebihan atas kemampuan sendiri , optimisme yang tidak realistis tentang masa
depan, dan ilusi kendali.
B.Optimisme
Optimisme merupakan keyakian individu secara komprehensif terhadap hal-hal yang
baik, mampu berpikir positif, dan mudah memberikan makna bagi dirinya (Seligman, 2006).
Optimisme memberikan pengaruh positif terhadap diri individu. Individu dengan optimisme
yang tinggi memiliki moral yang baik, motivasi, prestasi, kondisi kesehatan yang baik, dan
kemampuan untuk mengatasi permasalahan (Chang & McBride-Chang, 1996) serta motivasi
berprestasi yang tinggi (Aisyah,2015). Hasil penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa
optimisme berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan fisik dan mental melalui peningkatan
gaya hidup sehat serta perilaku yang adaptif dan respon koginifif yang berhubungan dengan
fleksibiltas dan kepasitas penyelesaian masalah (Conversano et al., 2010). (Dalam Wahid, 2018).
Optimisme berpengaruh positif terhadap kualitas hidup (Primardi & 2010), kesejahteraan
psikologis (Cha, 2003; Harpan, 2015; Ryan, 2000), kebahagiaan, ketekunan, akademik, atletik,
moral, pekerjaan, kesuksesan politik, popularitas, kesehatan yang lebih baik, pemecahan masalah
yang efektif, bahkan untuk memperpanjang umur dan terbebas dari stres juga trauma (Peterson,
2000), kesehatan mental yang lebih baik dengan menggunakan gaya hidup dan perilaku yang
sehat, memiliki pandangan positif terhadap masa depan, penekanan pada aspek positif dari
kejadian, tidak frustrasi dalam kekalahan, kepercayaan diri pada kemampuan dan bakat mereka,
dan juga menggunakan strategi penanganan yang berorientasi masalah (Rezaei,2015).
Sebaliknya, rendahnya optimisme berhubungan dengan stres (Shaheen,2014), kerenggangan
sosial, pasif, kegagalan, depresi serta kemungkinan munculnya penyakit fisik dan kematian
(Rezaei,2015). Perkembangan optimisme dalam diri individu dipengaruhi oleh pengasuhan orang
tua (Hutz, 2014). Orangtua memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan remaja
seperti perasaan aman, suasana kehangatan keluarga yang didasari oleh kasih sayang yang
berperan dalam mengoptimalkan fungsi perkembangan remaja secara fisik, psikologis, dan
sosialnya termasuk optimisme(Dalam Wahid,2018).
Chang menjelaskan bahwa optimisme berkaitan dengan keyakinan seseorang pada
perolehan hasil positif yang hendak dicapai berdasarkan pada perkiraan secara Seligman (dalam
Alimul muniroh, 2018:) mendefinisikan optimisme sebagai sebuah gaya tertentu dalam
merespon kejadian-kejadian yang negatif dalam hidup Optimisme memiliki sisi yang
bertentangan yang disebut dengan pesismisme. Bila optimisime membawa suasana positif,
sebaliknya pesimisme membawa suasana negatif. Sehingga dalam penelitian tentang optmisme
ini disebutkan bahwa optimisme memberikan keuntungan yang sangat besar dan bahkan mampu
memprediksi hal-hal yang positif.
1. Optimisme Disposisional
Seorang yang optimis adalah seorang yang memiliki kemampuan penilaian
situasi (situation apprasial) yang tinggi. Individu dengan kemampuan tersebut akan
mampu melihat dengan baik dari konsekuensi dari situasi yang dihadapi, karena jika
konsekuensi negatif yang akan dihadapi jika gagal sangat tinggi, maka optimisme adalah
strategi yang salah. Beberapa konsekuensi negatif tinggi yang disebutkan Seligman
adalah kematian, kecelakaan, ataupun perceraian.
Contoh yang diberikan Seligman adalah sebagai berikut, jika seseorang yang baru
saja mengikuti pesta dan telah banyak mengkonsumsi minuman beralkohol, maka
optimisme untuk menyetir pulang menggunakan kendaraan bermotor melewati malam
adalah suatu tindakan yang berbahaya mengingat tingginya risiko yang akan dihadapi.
2. Pengembangan Optimisme
Mengembangkan Sikap Optimis Pada dasarnya setiap manusia memiliki sikap
optimis namun kapasitasnya ada yang kurang ada juga yang lebih. Untuk itu sikap
optimis itu sendiri tidak bisa dibiarkan begitu saja, harus ada upaya serius untuk
mengembangkan sikap optimis. Cara mengembangkan sikap optimis tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut.
a. Jangan Menyesali Yang Sudah Terjadi
Menyesali apa yang sudah terjadi, tidak akan menghasilkan apa-apa. Lebih baik
kita cari tahu bagaimana membangun kembali semangat untuk memperbaiki keadaan.
Jika kita mau terus meratapi dan menyesali apa yang sudah terjadi maka mustahil rasa
optimis itu bisa muncul dalam diri, yang ada kita akan makin terpuruk dan pesimis
dengan kaedaan. Jadi untuk bisa mengembangkan sikap optimisme yang baik, kita
harus memulai dengan menerima apa yang terjadi dengan berjiwa besar.
b. Merubah Pola Berpikir
Pola pikir ini adalah salah satu aspek penting dalam meningkatkan sikap optimis
dalam diri. Karena sikap optimis akan terbentuk jika kita memiliki cara berpikir yang
benar. Kalau cara berpikir kita salah, maka bisa dipastikan cara bersikap kita juga
akan salah. Untuk itu, bagi kita yang masih mempunyai pola pikir yang yang kurang
tepat, segeralah rubah pola pikir tersebut.
c. Meningkatkan Kemampuan Diri
Tidak bisa dipungkiri bahwa optimisme seseorang juga sangat dipengaruhi oleh
kemampuan. Agar kita tetap optimis kita harus senantiasa mengembangkan segenap
kemampuan yang kita miliki. Kamampaun itu meliputi banyak hal, namun sebaiknya
anda fokuskan pada hal-hal yang benar-benar anda sukai.
d. Belajarlah terus
Belajar adalah makanan para juara, tanpa belajar manusia bukanlah apa-apa.
Sama halnya dengan mengembangkan sikap optimis. Kita harus sadar kita butuh terus
dengan yang namanya belajar. Belajarlah kita dengan pengalaman hidup kita sendiri,
pengalaman keberhasilan orang lain, kalau perlu belajarlah dari ahlinya. Belajar ini
bisa kita lakukan di mana saja, kapan saja, yang penting kita tidak pernah berhenti
untuk belajar. Dengan banyak belajar kemampuan kita secara otomatatis akan
meningkat, dengan begitu mengembangkan sikap optimis akan lebih mudah kita
lakukan.
e. Bangunlah hubungan baik dengan orang lain
Pergaulan yang berkualitas akan membuat kita menjadi pribadi yang berkualitas,
tapi pergaulan yang asal-asalan tidak akan membuat kita jadi apa-apa. Dala hal
apapun keberhasilan akan selalu melibatkan orang lain. Seperti apa yang di katakan
Andrie Wongso “Tiada sukses diraih tanpa keterlibatan orang lain. Pandai membawa
diri disetiap pergaulan adalah ilmu hidup yang mutlak dimiliki oleh setiap orang yang
mau sukses.
C.Harapan
Harapan merupakan salah satu proses mental yang menonjol dalam literatur psikologi
positif. Harapan secara umum didefinisikan sebagai kondisi mental yang positif tentang
kemampuan untuk mencapai tujuan di masa yang akan datang (Edwards dalam Lopez, 2009).
Feldman dan Snyder mengemukakan bahwa harapan merupakan komponen penting untuk
memahami makna dari sikap individu dalam mengejar tujuan yang diinginkan. Harapan
diketahui berkontribusi positif terhadap hubungan personal dan keluarga dari seorang individu.
1. Pengembangan Harapan
Guru sebagai pendidik tentu berkewajiban membantu para siswanya agar
mempunyai harapan yang tinggi, dan berikut ini adalah yang bisa digunakan guru untuk
meningkatkan dan mengembangkan harapan siswa.

a. Menetukan proritas yang akan dicapai.


Guru bisa memulai dengan meminta siswa membuat gambaran secara
umum apa sebenarnya yang ingin mereka capai. Kemudian menyusun daftar
apa kira-kira yang perlu bagi mereka lakukan untuk mencapai cita-citanya itu
Dari daftar itu mereka diminta untuk merefleksi mana yang paling penting bagi
mereka dan mana yang harus didahulukan dan apa yang seharusnya mereka
lakukan untuk mencapai setiap tujuan tersebut. Ingat, proritas yang dikejar siswa
ini adalah apa yang siswa inginkan, bukan apa yang diinginkan orang tua
ataupun sekolahnya.
b. Membagi-bagi tahapan dari apa yang akan dicapai
Contohnya seorang siswa setelah tamat SMA ingin melanjutkan pada
fakultas Kedokteran. Untuk mencapai itu tentu nilai pelajaran tertentu seperti
kimia, biologi, matematika tentu harus tinggi. Nah apa tahapan yang harus
mereka lakukan untuk mencapai nilai tinggi ini. Dan mereka harus menyusun
langkah-langkah untuk itusehingga nantinya mereka lulus seleksi masuk
perguruan tinggi.
Namun untuk melakukan semua ini bukanlah pekerjaan yang mudah. Karena
penelitian telah menunjukkan bahwa siswa dengan harapan rendah sering
berpikir bahwa tujuan harus dikerjakan itu sangat rumit dan sulit, ini mungkin
karena mereka tidak mendapat panduan dari orang tua tentang bagaimana
mencapai tujuan dengan langkah-langkahnya . Mengajar mereka bagaimana
melihat tujuan mereka sebagai serangkaian langkah-langkah akan membuat
mereka terbantu dan termotivasi untuk mencapai apa yang mereka inginkan.
c. Menunjukkan cara-cara yang memungkinkan untuk mencapai tujuan
Hasil dari pengkajian-pengkajian menunjukkan bahwa kesulitan terbesar
yang dialami oleh siswa yang punya pengharapan rendah adalah ketidak
mampuan mereka lepas dari masa lalu mereka yang kelam. Mereka tidak punya
kemampuan untuk menyelesaikan masalah karena mereka dibebani dengan
msalah-masalah berhubungan dengan apa yang akan mereka capai. Oleh karena
itu ajarkan pada mereka untuk memvisualisasikan beberapa cara yang berbeda
untuk mengatasi masalah yang sukar. Sangat penting guru harus meyakinkan
siswa bahwa rintangan yang merka temui bukan karena mereka tidak berbakat;
mereka juga harus diingatkan bahwa siapa saja pasti akan mendapatkan
rintangan. Kesuksesan membutuhkan cara yang kreatif untuk mengatasi masalah
yang dihadapi, bukan dengan cara menghindarinya.
d. Ceritatkan kisah-kisah orang yang sukses
Suatu waktu guru perlu juga menceritakan kisah-kisah sukses orang yang
telah berhasil dan bagaimana mereka mengatasi kesulitan-kesulitan yang mereka
alami. Biasanya siswa yang paunya harapan yang tipis jarang mendengar kisah-
kisah perjuangan seseorang untuk meraih keberhasilan.
e. Jaga semangat tetap menyala dan berpikir positif
Satu hal lagi yang perlu diajarkan adalah bagaimana membiasakan mereka
menikmati proses pencapaian tujuan mereka dan tidak menertawakan mereka
bila mereka dapat kesulitan atau membuat kesalahan. Yang sangat pernting
sekali jangan mereka dibiarkan mengasihani diri mereka. Dengan berbicara
kepada diri sendiri secara positif jauh lebh baik dari pada menyalahkan diri
sendiri ketika membuat kesalahanMembantu siswa mengolah harapan mereka
adalah suatu yang penting dikerjakan oleh guru. Tugas guru bukan hanya
sekedar untuk mengantarkan mereka nilai yang tinggi tapi bagaimana memupuk
rasa percaya diri mereka dan secara kreatif mencapai tujuan hidup jangka
panjang mereka.

2. Terapi Harapan
Terapi harapan merupakan usaha pengobatan yang dilakukan konselor ataupun
ahli terhadap klien dengan melalui pemberian semangat serta motivasi sehingga akan
membuat si klien kembali bersemangat dan menemukan harapan-harapannya. Contohnya
konselor bekerja di RS, terdapat klien yg sakit seperti kanker dan lain sebagainya,
ternyata klien tersebut mengalami mental yang kurang sehat seperti pesimis dalam
harapan hidup, disinilah peran terapi harapan yaitu konselor memberikan terapi harapan
berupa pemberian semangat serta motivasi dan lain sebagainya.
D.Optimisme, Harapan, dan Kesehatan Mental
Chang menjelaskan bahwa optimisme berkaitan dengan keyakinan seseorang pada
perolehan hasil positif yang hendak dicapai berdasarkan pada perkiraan secara Seligman (dalam
Alimul muniroh, 2018) mendefinisikan optimisme sebagai sebuah gaya tertentu dalam merespon
kejadian-kejadian yang negatif dalam hidup Optimisme memiliki sisi yang bertentangan yang
disebut dengan pesismisme. Bila optimisime membawa suasana positif, sebaliknya pesimisme
membawa suasana negatif. Sehingga dalam penelitian tentang optmisme ini disebutkan bahwa
optimisme memberikan keuntungan yang sangat besar dan bahkan mampu memprediksi hal-hal
yang positif.Harapan merupakan salah satu proses mental yang menonjol dalam literatur
psikologi positif. Harapan secara umum didefinisikan sebagai kondisi mental yang positif
tentang kemampuan untuk mencapai tujuan di masa yang akan datang.
Kesehatan mental mencakup kesehatan emosional, psikologis, dan sosial. Kesehatan
mental sangat penting pada setiap tahap kehidupan, dari kecil hingga dewasa. Kesehatan mental
memengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasakan, dan bertindak dalam kehidupan sehari-
hari. Kesehatan mental juga membantu seseorang dalam menangani stres, berhubungan dengan
orang lain, dan membuat pilihan. Gangguan mental atau penyakit mental adalah gangguan serius
yang dapat mempengaruhi pemikiran, mood, dan perilaku seseorang. Terdapat banyak jenis dari
gangguan mental dan gejala yang bervariasi seperti anoreksia, depresi, gangguan kecemasan,
gangguan adiksi, skizofrenia, dan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul muniroh. 2018. “Hope Dan Optimisme: Diskursus Perkembangan Ekonomi Syariah Di
Indonesia. Journal of Sharia Economics”, Volume 1 Nomor 1.
Oxford Advancened Learner’s Dictionary; Oxford University Press. 2003.
Wahid, A. W., Larasati, A., Ayuni, A., & Nashori, F. 2018. “Optimisme Remaja yang tinggal di
panti asuhan ditinjau dari kebersyukuran dan konsep diri. Humanitas: Jurnal Psikologi
Indonesia”, 15(2), 267229.

Anda mungkin juga menyukai