Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Mindset – Anak muda sering kali diminta untuk memperbaiki mindset atau pola pikir agar

sukses di masa depannya. Selama ini yang kita tahu, pola pikir atau mindset ialah tentang apa yang
kita yakini. Tapi, apakah hal ini benar-benar akan memengaruhi sukses atau tidaknya diri kita?

Memang, keyakinan mendapat peran penting dalam menentukan apa yang kita mau dan apakah kita
akan mencapainya. Namun, apa itu mindset sebenarnya dan seberapa dalam keberadaannya
memengaruhi kesuksesan kita?

https://pixabay.com/

Daftar Isi

Pengertian Mindset

Menurut Literatur

Anda Mungkin Juga Menyukai

Mengapa Mindset Penting?

Macam-Macam Mindset

1. Positive Mindset

2. Entrepreneurial Mindset

3. Scarcity Mindset

4. Abundance Mindset

Cara Mengembangkan Growth Mindset

1. Cerminkan Diri

2. Temukan Tujuan

3. Temukan Tantangan

4. Tumbuhkan Semangat

5. Catat Tujuan

6. Ubah Sikap

7. Mintalah Feedback yang Membangun

8. Latih Diri

9. Hargai Perjalanan Kita

Kesimpulan
Pengertian Mindset

Grameds, rupanya mindset sangat penting untuk masa kini dan masa depan kita. Namun, Kita tentu
harus mengetahui artinya dulu sebelum mengimplementasikannya dalam kehidupan. Apa itu
mindset?

Pola pikir ini adalah berbagai keyakinan yang menyatu dan akhirnya membentuk cara kita
memahami sesuatu, dunia, dan diri sendiri. Dengan definisi ini, masuk akal jika mindset pada
akhirnya akan mempengaruhi cara pikir, perasaan, dan perilaku kita dalam berbagai situasi. Secara
sadar, kita memang selalu bertindak sesuai apa yang kita pahami, bukan?

Mindset didefinisikan sebagai seperangkat sikap atau keyakinan yang kita pegang. Pola pikir ini akan
mempengaruhi persepsi kita dan bagaimana kita hidup di dunia. Meski kita memiliki satu mindset
keseluruhan, ini dapat terdiri dari berbagai pola pikir yang lebih kecil.

Beberapa di antara mindset kecil itu mungkin membantu kita meningkatkan kesejahteraan dan
kesuksesan. Sementara itu, mindset lainnya justru menghalangi kemampuan kita untuk
melakukannya. Oleh karena itu, mengembangkan pola pikir tertentu bisa sangat membantu kita
mencapai tujuan, menikmati hidup, dan menjadi lebih sukses.

Menurut Literatur

Terdapat berbagai bacaan yang mendefinisikan mindset. Berikut beberapa di antaranya!

Menurut M.Yunus S.B. dalam buku Mindset Revolution: Optimalisasi Potensi Otak Tanpa Batas
(2014:38) menjelaskan mengenai definisi mindset. “Pola pikir—juga dikenal dengan istilah mindset—
adalah cara otak dan akal menerima, memproses, menganalisis, mempersepsi, dan membuat
kesimpulan terhadap informasi yang masuk melalui indra kita. Pola pikir itu bekerja bagaikan
ramalan bintang di kepala kita. Sewaktu kita hanyut dalam samudra informasi maka pikiran mencari
arah dengan berpegangan pada pola pikir yang sudah terbentuk sebelumnya. Pola pikir itu untuk
menjaga pikiran agar tetap berada pada jalur yang sudah menjadi keyakinan kita dan mendukung
pencapaian tujuan yang menjadi pilihan kita.”

Sedangkan dalam buku Mindset Revolution for Smart Teen karya Fani Kartikasari (2009:11)
disebutkan bahwa “mindset adalah pola pikir yang akan menentukan tindakan. Tindakan ini akan
mengantarkan kita makin mendekat (atau justru menjauh) dari impian dan cita-cita kita. Jadi,
penting sekali bagi kita untuk memiliki ‘mindset sang bintang’, yang akan mengantarkan kita
menjadi bintang yang sesungguhnya!”

Mindset alias pola pikir acapkali dianggap sebagai faktor terpenting yang akan mempengaruhi
kehidupan kita. Pasalnya, hal-hal yang menjadi mindset atau yang selalu kita pikirkan dari waktu ke
waktu akan memberi dampak langsung pada sifat dan sikap kita, bukan sebaliknya.
Leh sebab itulah, penting untuk mengetahui seberapa penting mindset dengan benar.

Hal yang tampaknya kecil bisa membuat perbedaan besar, mindset menyumbang perbedaan utama
antara mereka yang berhasil dan mereka yang tidak. Jadi, jika serius ingin mencapai kesuksesan di
setiap bidang kehidupan, kita harus belajar untuk menguasai bidang tersebut dan menetapkan
mindset yang tepat.

Berikut alasan utama pentingnya mindset dalam hidup:

Mengembangkan harga diri yang sehat

Merumuskan perspektif seorang pemenang

Memanfaatkan dorongan diri

Membantu menghadapi kesulitan dengan cara tertentu

Mencapai tujuan yang mendasarinya

Macam-Macam Mindset

Jenis mindset yang paling populer saat ini ada dua: fixed mindset dan growth mindset (mindset tetap
dan berkembang). Saat memiliki mindset tetap, kita yakin bahwa semua kemampuan yang kita
punyai adalah sifat yang dasar dan tetap sehingga tak bisa diubah. Pola pikir seperti ini juga
mengarah pada keyakinan bahwa kita tak perlu berusaha karena kecerdasan saat ini cukup untuk
membantu menjadi sukses.

Sementara itu, memiliki mindset berkembang atau growth mindset berarti kita percaya bahwa usaha
dan ketekunan dapat mengubah diri dan kemampuan. Umumnya, orang yang mempunyai pola pikir
ini tak langsung percaya bahwa semua orang bisa menjadi orang jenius seperti Einstein atau Mozart.
Diperlukan usaha dan ketekunan untuk mendapatkannya.

Inilah contoh perbedaan mindset tetap dan berkembang:

Fixed Mindset Growth Mindset

Entahlah apakah aku pandai atau tidak. Kalau tidak pun, ya sudah. Aku bisa belajar melakukan
apapun yang kuinginkan.

Itulah aku. Aku dan siapa pun tidak bisa mengubahnya lagi. Aku adalah orang yang terus
berkembang dalam proses.

Kalau kamu harus bekerja keras, kamu sebenarnya tidak punya kemampuan. Semakin kamu
menantang diri sendiri, semakin pintar kamu.

Kalau aku tidak mencoba, maka aku tidak akan gagal. Aku hanya gagal ketika berhenti mencoba.
Posisi pekerjaan itu benar-benar di luar kemampuanku. Posisi pekerjaan itu terlihat menantang. Aku
akan mencoba melamar.

Selain fixed mindset dan growth mindset, sebenarnya masih ada berbagai macam mindset yang
perlu kita pelajari. Apa sajakah itu?

1. Positive Mindset

Lewat namanya, kita bisa langsung tahu bahwa mindset seperti ini berarti pola pikir yang fokus pada
hal-hal positif atau baik alih-alih memikirkan hal negatif. Orang yang memiliki mindset ini bisa
memakai strategi seperti bersyukur, introspeksi, dan menemukan hal-hal baik yang bisa
meningkatkan emosi positif mereka.

Grameds, sikap seperti ini biasanya cenderung optimis dan mengharapkan yang terbaik. Tentu saja
hal ini bagus untuk kesejahteraan dan kesuksesan diri. Sebab, membangun dan memperluas emosi
positif bisa mengarahkan kita pada kesuksesan dalam kehidupan profesional maupun hubungan
sosial.

2. Entrepreneurial Mindset
3. Entrepreneurial Mindset diartikan secara gamblang sebagai pola pikir kewirausahaan. Ini
sangat membantu bagi mereka yang ingin menjadi wirausahawan, tetapi juga merupakan
pola pikir yang sangat berguna bagi kita semua di dunia modern.
4.
5. Sebab, kehidupan modern sering mengalami perubahan yang hampir konstan. Tentunya,
jenis keterampilan yang dibutuhkan untuk kewirausahaan adalah keterampilan yang paling
berguna dalam beradaptasi dan mengatasi perubahan yang cepat dan ketidakpastian. Itu
sebabnya pola pikir kewirausahaan adalah pola pikir yang penting untuk dikembangkan.
Menurut buku tentang pola pikir kewirausahaan (Gold & Rodriguez, 2018), pola pikir ini
terdiri dari beberapa keterampilan penting termasuk:

Tidak merasa aneh dengan adanya risiko


Kreatif & inovatif
Berpikir kritis & dapat memecahkan masalah
Inisiatif & mandiri
Punya kemampuan komunikasi dan kolaborasi
Berorientasi pada masa depan
Mengakui adanya peluang
Fleksibel & punya kemampuan beradaptasi
Keterampilan ini dianggap membantu kesuksesan akademis dan karir. Tentu saja, ini adalah
rentang keterampilan yang luas dan kemungkinan besar tidak ada orang yang memiliki
tingkat tinggi dari semuanya. Karena itu, mengembangkan keterampilan yang menjadi
kelemahan kita mungkinlah yang paling bermanfaat.

3. Scarcity Mindset
Tampaknya, ide pola pikir ini muncul sebagai pola pikir kelangkaan, yang merupakan
pengalaman yang ditemukan umum di antara mereka yang hidup dalam kemiskinan. Pola
pikir kelangkaan adalah keyakinan bahwa sesuatu tidak akan pernah cukup. Itu muncul
sebagai akibat dari pengalaman masa lalu atau saat ini ketika tidak ada sesuatu yang cukup.

Para peneliti percaya bahwa kelangkaan mengubah cara orang mengalokasikan perhatian.
Misalnya, ketika uang mulai menipis, setiap tagihan yang datang ke rumah tampak lebih
mendesak dan mengancam. Hal ini bisa terjadi karena manusia memang dirancang untuk
lebih memperhatikan ancaman dan hal-hal negatif daripada hal-hal positif.

Seperti yang kita tahu, kekurangan uang dapat menghabiskan banyak sumber daya mental
orang. Singkatnya, memiliki lebih sedikit suatu hal menimbulkan fokus yang lebih besar pada
hal itu (Shah, Mullainathan, & Shafir, 2012).

Sebenarnya, pola pikir scarcity atau kelangkaan ini mengubah cara kita membuat keputusan
dan memecahkan masalah. Saat begitu fokus pada kekurangan di masa sekarang, kita bisa
gagal mengalokasikan perhatian untuk jangka panjang. Akibatnya, kita membuat keputusan
yang terlalu memprioritaskan kebutuhan mendesak dengan mengorbankan kebutuhan
jangka panjang.

Akhirnya, kita terjebak dalam siklus pemikiran jangka pendek ini sehingga dalam rencana
jangka panjang, kita menjadi lebih buruk.

Meskipun penelitian tentang scarcity mindset adalah seputar kemiskinan, tidak ada alasan
bahwa hal ini tidak berlaku untuk area lain dalam kehidupan. Jika kita kekurangan
kebutuhan dasar lainnya seperti keamanan, kesehatan, cinta, harga diri, kebebasan, atau
rasa hormat, kita mungkin terlalu fokus pada kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan kita
mungkin kurang fokus untuk memastikan kebutuhan lain terpenuhi di masa depan.

Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa kelangkaan waktu menghasilkan pola pikir
scarcity. Jika kita benar-benar sibuk, kita memenuhi kebutuhan mendesak dengan
mengorbankan waktu untuk jangka panjang. Lebih khusus lagi, kesibukan menghasilkan
mentalitas krisis yang mengarahkan orang untuk menyelesaikan krisis saat ini sementara
gagal mencegah krisis di masa depan.

Serba salah, bukan? Jadi, secara keseluruhan, pola pikir kelangkaan terus berfokus pada
bagaimana memiliki masa depan yang lebih baik.

4. Abundance Mindset
Pola pikir kelimpahan atau abundance mindset adalah kebalikan dari scarcity mindset. Ini
dapat membantu ketika kita tidak lagi berada dalam situasi krisis. Semakin banyak krisis yang
kita alami, semakin otak kita bisa terjebak berpikir dengan cara yang telah melindungi kita di
masa lalu, bahkan jika pola pikir ini tidak lagi menguntungkan kita.

Contohnya, tidak ada gunanya jika kita tidak lagi berada dalam kemiskinan namun masih
terus-menerus khawatir tentang membayar tagihan.

Tidak ada gunanya jika kita telah menemukan pasangan yang baik dan masih khawatir
mereka tidak mencintai kita. Ini tidak membantu jika kita telah kehidupan yang lebih ringan
dan masih fokus pada mengurusi krisis daripada perencanaan untuk jangka panjang. Inilah
saat-saat ketika pola pikir kelimpahan atau merasa cukup diperlukan.
Ketika telah berhasil mengatasi tantangan dan tekanan, berulah kita belajar bahwa strategi
scarcity mindset berhasil. Namun, jika kita berada dalam konteks stres yang lebih rendah,
strategi yang sama cenderung tidak menjadi yang terbaik. Kita perlu menyadari bahwa kita
aman dan kebutuhan kita terpenuhi sehingga dapat fokus pada masa depan dan bagaimana
memastikan bahwa kebutuhan kita terus terpenuhi.
Mindset
Grameds, kita sudah mengetahui macam-macam mindset yang dapat dimiliki banyak orang.
Kira-kira, apa mindset yang dominan dalam dirimu?

Kita tahu bahwa growth mindset sering kali digaungkan sebagai mindset yang sempurna dan
harus dikembangkan. Lantas, bagaimana cara mengembangkan growth mindset? Berikut
ulasannya!

1. Cerminkan Diri
Luangkan waktu untuk mengakui, merenungkan, dan merangkul semua kegagalan kita.
Menyadari area yang harus kita perbaiki adalah batu loncatan dalam menumbuhkan
mindset berkembang. Menyembunyikan segala kekurangan kita hanya akan menghambat
kemampuan untuk mencapai kesuksesan.

2. Temukan Tujuan
Pola pikir berkembang yang beriringan dengan tujuan yang kuat dan tekad yang kencang
akan meyakinkan kita bahwa selalu ada cara lain untuk mencapai tujuan kita. Jadi, luangkan
waktu untuk merenungkan dan menemukan tujuan kita!

3. Temukan Tantangan
Bagian dari mengembangkan mindset berkembang adalah menghancurkan persepsi negatif
tentang sebuah tantangan. Rangkul tantangan yang ada dan lihat itu sebagai pengalaman
belajar yang bermanfaat yang tidak akan kita dapatkan lagi. Elbert Hubbard pernah
mencetuskan, “Kesalahan terbesar yang dapat Anda buat dalam hidup adalah terus-menerus
takut Anda akan membuat kesalahan.”

4. Tumbuhkan Semangat
Tabah adalah kemampuan untuk bertahan melalui rintangan untuk mencapai tujuan akhir
yang berarti. Bertahanlah. Ini memberikan dorongan dari dalam diri kita untuk terus
bergerak maju dan memenuhi komitmen!

5. Catat Tujuan
Orang-orang dengan mindset berkembang sadar bahwa begitu satu tujuan tercapai, mereka
memiliki tujuan lain yang harus dikejar. Buatlah tujuan yang jelas dan realistis berdasarkan
hasrat dan tujuan. Pastikan pula untuk memberi diri kita cukup waktu untuk menaklukkan
tujuan-tujuan itu secara menyeluruh.

6. Ubah Sikap
Mindset tetap cenderung memendam sikap negatif, pesimistis, dan tidak bisa berbuat apa-
apa. Hentikan pikiran-pikiran itu sekarang. Kekuatan berpikir positif dan optimis dapat
langsung mengubah suasana hati yang tidak hanya menginspirasi kita, tetapi juga orang lain
di sekitar.

7. Mintalah Feedback yang Membangun


Orang dengan Growth mindset secara proaktif akan mencari feedback dari rekan kerja,
teman, dan pimpinan mereka. Ini adalah kesempatan untuk menemukan pelajaran, belajar
dari kesalahan, dan mengupayakan keterampilan yang akan membantu secara jangka
panjang.

8. Latih Diri
Aktivitas mental dan fisik adalah bagian lain dari resep growth mindset. Mediasi, jalan-jalan,
atau bahkan peregangan memungkinkan kita untuk fokus pada saat ini, membaur dengan
sekitar, dan membawa kejernihan pada pikiran yang mendung.

9. Hargai Perjalanan Kita


Faktor penting ketika membangun mindset berkembang adalah melihat nilai dalam
perjalanan. Ketika kita terpaku pada hasil, kita kehilangan momen pembelajaran berharga
yang dapat meningkatkan pengembangan profesional secara keseluruhan. Seseorang
dengan growth mindset melihat keindahan dalam perjuangan.
Kesimpulan
Memiliki growth mindset dalam diri sangat penting untuk proses ‘berkembang’ itu sendiri.
Apalagi, jika Grameds adalah anak muda yang menginginkan banyak pengalaman dalam
karier atau bahkan merintis suatu usaha. Pastinya, kita harus memiliki growth mindset yang
memungkinkan kita untuk mengembangkan bisnis dan diri sendiri sekaligus mindset seorang
wirausahawan!

Bagi Grameds yang makin tertarik untuk mengetahui tentang mindset, Gramedia memiliki
berbagai buku untuk segera dibaca! Tentunya, Grameds bisa menemukan berbagai buku
nonfiksi maupun fiksi lainnya di Gramedia, #SahabatTanpaBatas kit

Anda mungkin juga menyukai