Anda di halaman 1dari 12

BAB I

SELF ENHANCEMENT
Untuk menjadi seseorang yang di atas rata-rata, kita perlu memiliki
diferensiasi, memiliki perbedaan value signifikan daripada kebanyakan orang lain..
Kita mempunyai 4 level bertumbuh, yaitu:
1. Titik tumbuh (aku yang tahu diriku)
2. Terus tumbuh (aku yang terlatih)
3. Tumbuh bareng (Grow with others)
4. Tumbuh berdampak (Manfaat luas)
Hal pertama yang harus kita ketahui adalah Self Mastery. Self Mastery
merupakan kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengendalikan diri kita.
Jika kita mengendalikan diri, maka kita akan menjadi pribadi yang dapat menata
kehidupan agar terarah dan sesuai dengan potensi dan tujuan hidup kita. Self
Mastery terdiri dari Improving Your Self, Unleashing Your Self, dan Self
Confidence. Saat kita mendengar nama BJ. Habibie, Cristiano Ronaldo, dan Deddy
Corbuzier, apa yang kita pikirkan? Dalam benak kita secara otomatis akan muncul
sesuatu hal yang melekat dengan mereka. Itulah yang bisa disebut passion. Passion
adalah gairah atau sesuatu yang dikerjakan dengan ikhlas, tanpa paksaan dan suatu
bentuk panggilan dari alam bawah sadar seseorang.
Dalam membangun passion, kita tidak lupa dengan pola pikir atau mindset.
Mindset dan passion sama pentingnya, karena tanpa pola pikir yang baik kita tidak
bisa memiliki passion yang besar terhadap apapun. Passion memberi sedikit warna
pada potret hidup kita dan pola pikir adalah sesuatu yag akan membuat kita
memahami sketsa hidup kita. Mindset dibagi menjadi 2, yaitu Fixed Mindset dan
Growth Mindset. Fixed Mindset biasanya mengasumsikan kemampuan dan
pemahamannya relatif tetap. Mereka yang memiliki ‘Fixed Mindset’ mungkin tidak
percaya bahwa kecerdasan dapat ditingkatkan, atau bahwa kita “memilikinya atau
tidak” dalam hal kemampuan & bakat. Ciri-ciri seseorang mempunyai Fixed
Mindset antara lain:
1. Terancam oleh kesuksesan orang lain.
2. Kehilangan minat saat tugas menjadi sulit.
3. Tidak menerima kritik, saran/umpan balik.

1
4. Cenderung menghindari tantangan.
5. Berkecil hati setelah penolakan/kegagalan.
6. Mudah menyerah.
7. Kegagalan adalah batas kemampuan.
Sedangkan Growth Mindset atau pola pikir berkembang adalah pemahaman
bahwa kemampuan dan pemahaman dapat dikembangkan. Mereka yang memiliki
mindset berkembang percaya bahwa mereka bisa menjadi lebih pintar, lebih cerdas,
dan lebih berbakat meluangkan waktu & upaya. Ciri-ciri orang yang memiliki
Growth Mindset antara lain:
1. Selalu mencari tantangan & mau berkembang di bawah tekanan.
2. Lebih termotivasi saat segalanya menjadi semakin sulit.
3. Percaya bahwa kerja keraslah yang penting karena bakat alami tidak
cukup.
4. Tidak membiarkan selahan/kemunduran menghentikan potensi mereka.
5. Selalu berusaha belajar.
6. Percaya bahwa kegagalan hanyalah kesuksesan yang tertunda.
Mulai sekarang kita harus menentukan goals kita, dalam kuliah selama 3-4
tahun apa saja yang akan kita lakukan, apa saja yang ingin kita capai, dan masih
banyak hal yang bisa kita coba. Tentukan goals kita mulai sekarang, dengan cara
berpegang pada SMART goals.
S: Specific.
Goals harus disusun dengan jelas dan spesifik, fokus pada hal-hal penting
yang harus dicapai, menentukan terlalu banyak goals akan mengakibatkan
kebingungan dan kehilangan fokus, dan gunakan pertanyaan 5W untuk
membantu.
M: Measurable.
Goals harus memiliki ukuran yang jelas sehingga dapat dipantau
progressnya, jika memungkinkan gunakan ukuran kuantitatif dalam
menentukan goals, gunakan pertanyaan “How” untuk membantu (how
much, how many, how will i khow it is accomplihed?)

2
A: Achievable.
Susunlah goals yang menantang, tidak terlalu sulit, tidak terlalu mudah
untuk dicapai. Lalu nilai kembali apakah goals yang ditetapkan masih
realistis untuk dicapai, dan goals yang baik akan menjaga antusiasme untuk
meraihnya.
R: Relevant.
Goals harus selaras dengan visi yang ingin dicapai, goals yang ditetapkan
harus sejalan dengan kemampuan, usaha, dan sumber daya yang dimiliki.
Goals yang ditetapkan tidak bertentangan dengan goals lainnya.
T: Time-bound.
Goals yang disusun harus memiliki batas waktu, batas waktu yang
ditetapkan untuk mencapai goals harus realistis, dan goals yang disusun
tanpa batas waktu biasanya akan berakhir sebagai wacana semata.
Contoh konsep pertumbuhan diri yaitu dimulai dengan memiliki Growth
Mindset. Jika sudah memiliki mindset itu selanjutnya kita akan mengeksplor diri
dengan cara mencoba berbagai bidang yang diminati. Setelah kita menentukan
bidang apa saja yang ditekuni selanjutnya kita mencari referensi untuk upgrade
skills, menjadwalkan belajar atau latihan secara berkala. Dengan belajar dan latihan
secara tekun kita ingin menguasai lebih dalam, langkah selanjutnya adalah dengan
membuat project & portofolio (dalam hal ini contohnya membuat content tentang
passion atau bisa dengan berkomunikasi dan membuat project kolaborasi), project
atau portofolio yang telah kita buat ingin dijadikan karir atau profesi? Pikiran dulu
terkait hal ini, jika sudah memutuskan akan dijadikan karir atau profesi maka goals
kita untuk berkarir di bidang tersebut telah tercapai.

3
4
BAB II
BASIC OF ORGANIZATION

Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang berhimpun untuk


mencapai satu tujuan dengan cara melakukan aktivitas bersama. Mengapa kita
sebagai mahasiswa harus berorganisasi? Karena dengan berorganisasi dapat
menemukan komitmen diri, pandai dalam membagi waktu, mengasah softskill,
kontribusi pada sekitar dan melatih komunikasi menyeluruh, dan berkembang
berkelanjutan. Namun, kita juga harus pintar dalam memilih organisasi, menyaring
segala informasi dan juga minat kita terhadap organisasi itu. Organisasi yang
berdampak positif bagi kita adalah organisasi yang secara aktif berusaha
menciptakan perubahan positif dalam masyarakat, lingkungan, atau bidang tertentu
di mana mereka beroperasi. Mereka berkomitmen untuk memberikan dampak
sosial dan lingkungan yang signifikan serta berkelanjutan.
Mari kita kupas 4 konsep utama organisasi, atau yang lebih kita kenal
dengan 4C.
a) Communication (Komunikasi)
Kemampuan untuk menyampaikan dan menerima informasi dengan
jelas dan efektif. Komunikasi yang baik memungkinkan kolaborasi
yang efisien, pertukaran ide yang efektif, dan pemahaman yang saling
terjalin di antara anggota tim atau individu dalam organisasi.
b) Collaboration (Kolaborasi)
Kemampuan untuk bekerja sama secara efektif dalam tim atau
kelompok. Kolaborasi melibatkan berbagi pengetahuan, pemikiran, dan
ide-ide dengan orang lain dalam upaya mencapai tujuan bersama.
c) Critical Thinking (Pemikiran Kritis)
Kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan memecahkan
masalah dengan cara yang logis dan rasional. Pemikiran kritis
melibatkan kemampuan untuk melihat situasi secara objektif,
mengidentifikasi argumen atau informasi yang valid, mengenali asumsi
yang mendasari, dan membuat keputusan yang berdasarkan pada
pemikiran yang kritis.

5
d) Creativity (Kreativitas)
Kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru, orisinal, dan inovatif.
Kreativitas dalam organisasi melibatkan berpikir di luar batas-batas
yang telah ditetapkan, menggabungkan gagasan-gagasan yang berbeda,
dan menciptakan solusi yang kreatif untuk tantangan atau masalah yang
dihadapi. Kreativitas juga dapat mendorong inovasi dalam organisasi
dan membantu membedakan diri dari pesaing.
Setelah mengetahui 4 konsep organisasi, kita beralih ke Principle (Prinsip
organisasi). Prinsip organisasi yaitu panduan atau pedoman dasar yang digunakan
dalam mengelola dan mengatur suatu organisasi. Prinsip-prinsip ini bertujuan untuk
menciptakan kerangka kerja yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan
organisasi.
Belief (Kepercayaan) Kepercayaan dalam organisasi merujuk pada
keyakinan dan kepercayaan yang dibangun antara anggota organisasi, baik itu
antara pemimpin dan bawahan, antar-rekan kerja, atau antara organisasi dan
karyawan. Hal ini melibatkan saling percaya, saling mengandalkan, dan saling
berpegang pada komitmen yang telah dibuat.
Jika kita mengikuti organisasi, hal yang paling sulit adalah time
management (Manajemen waktu), apa sih sebenarnya time management itu?
Manajemen waktu mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan organisasi adalah proses
efektif mengatur dan mengelola waktu mereka agar dapat menjalankan tugas-tugas
akademik, komitmen organisasi, dan kehidupan pribadi dengan seimbang.
Work schedule planning (Perencanaan jadwal kerja) adalah proses mengatur
dan mengelola waktu serta tugas-tugas yang harus dilakukan oleh individu atau
kelompok dalam lingkungan kerja. Hal ini melibatkan identifikasi kegiatan yang
perlu dilakukan, menentukan urutan dan alokasi waktu yang tepat, serta
mengkoordinasikan sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas
tersebut.
4 skala prioritas yang harus diterapkan dalam manajemen waktu
1. Kuadran 1 : Penting dan mendesak.
Dalam kuadran ini, kamu hanya boleh memasukkan hal-hal yang
sangat penting dan wajib kamu selesaikan hari itu. Memasukkan

6
terlalu banyak pekerjaan ke dalam kuadran ini akan membuat kamu
tidak produktif. Mana yang perlu dikerjakan lebih dulu, presentasi
untuk minggu depan atau menonton film dua minggu kedepan?
2. Kuadran 2: Penting namun Tidak Mendesak.
Masukkan tugas dan pekerjaan yang penting dan dapat kamu cicil
secara bertahap di dalam kuadran ini. Walaupun tidak mendesak,
namun kamu tetap harus menentukan target penyelesaian agar
pekerjaan ini bisa berjalan sesuai rencana. Hal yang harus
diwaspadai adalah budaya menunda-nunda waktu. Proses mencicil
dalam pekerjaan yang tidak mendesak sangat penting agar kamu
tidak keteteran ketika tenggat waktu sudah dekat, sehingga
menerapkan istilah ‘lebih cepat lebih baik’.
3. Kuadran 3: Mendesak namun Tidak Penting.
Kuadran ini berisi hal-hal yang tidak penting namun tetap harus
dikerjakan. Contohnya adalah follow up jadwal rapat lewat telepon
atau e-mail, kumpul dan diskusi dengan teman kuliah atau rekan
kerja, dll. Tanya juga ke diri kamu, apakah pekerjaan ini bisa
didelegasikan dengan teman atau rekan kerja? Kalau tidak bisa
didelegasikan, kamu bisa melakukan hal-hal yang masuk di kategori
pekerjaan Kuadran 3, hanya jika memiliki waktu luang setelah
menyelesaikan pekerjaan yang penting dan utama, serta waktunya
disesuaikan dengan kapasitas waktu kamu.
4. Kuadran 4: Tidak Penting dan Tidak Mendesak.
Nah, kebanyakan dari kita sering sekali terjebak berlama-lama ada
di dalam kegiatan Kuadran 4. Seperti apa sih kegiatannya? Main
media sosial di tengah waktu kuliah atau kerja, kumpul berlama-
lama dengan teman hanya untuk bergosip, sibuk depan smartphone
tanpa tujuan yang jelas. Kalau kamu terjebak dalam kegiatan ini,
segera hentikan dan buat skala prioritas kamu

7
Berikut contoh 4 skala prioritas
Mendesak Tidak Mendesak
Penting ● Membeli buku untuk ● Membeli buku
keperluan kuliah. penunjang yang
● Mengerjakan tugas masih 1 bulan lagi
yang pengumpulannya dipakai.
dekat.
Tidak ● Membeli tas atau sepatu ● Membeli baju
Penting yang sudah rusak. dengan model
terbaru.
● Belajar bahasa asing
(untuk menambah
pengetahuan) dan
tidak ada batas
waktu.
● Reuni bersama
teman.
Tips mengatur jadwal kuliah dengan baik
1. Brainstorming atau menulis semua hal yang ingin dilakukan. Kegiatan ini tidak
terbatas di bidang akademik saja, bisa di bidang non-akademik ataupun yang
lain. Eitss, tapi jangan lupa diurutkan juga yaa dari kegiatan yang penting dan
kegiatan yang kurang penting.
2. Breakdown Task, yaitu memilah kegiatan yang kompleks menjadi lebih
simpel, ini memudahkan kita untuk mencerna informasi yang diperlukan.
3. Skala prioritas.
4. Buat agenda yang smart. Hal ini bisa dilakukan dengan 2 cara atau bantuan,
yang pertama menulis agenda menggunakan buku fisik, dan yang kedua
menggunakan digital. Aplikasi yang paling umum digunakan adalah Google
Calendar atau Notion.
5. Buat to-do list yang baik. Membuat to-do list akan membuat kita menjadi lebih
produktif dan tidak terganggu dengan hal-hal lain diluar yang direncanakan.

8
6. Buat stop-doing list. Stop-doing list adalah lawan dari dari to-do list. Apabila
to-doing list berisi hal-hal yang dilakukan, maka stop-doing list berisi kegiatan
yang seharusnya kita tunda atau eliminasi. Contohnya adalah scrolling sosmed
secara terus menerus.

9
BAB III
MOTIVASI

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak luput dari overthinking, demotivasi,


produktivitas turun, atau bahkan insecure. Hal-hal negatif tersebut bisa saja datang
dari dalam diri kita maupun dari luar diri kita. Banyak faktor yang mempengaruhi,
salah satunya saat kita kehilangan motivasi. Lalu, apa sebenarnya motivasi itu?
Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak
sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan. Motivasi memiliki tujuan
sebagai daya penggerak dan arah untuk bertindak. Saat motivasi dalam diri kita
hilang, kita harus bagaimana?
Kita harus belajar untuk mengontrol emosi. Karena emosi dan motivasi bisa
dikatakan saling berhubungan. Kemandirian emosi adalah salah satu hal terpenting
dalam menumbuhkan motivasi belajar karena emosi sangat berperan dalam
mendorong diri yang merupakan perasaan dan kegiatan mental yang bisa
menumbuhkan semangat dalam melakukan tujuan. Selain itu, kita juga harus punya
pemahaman yang cukup bagaimana cara meregulasi hal negatif. Salah satunya
adalah dengan fokus pada hal yang bisa kita kontrol. Contohnya respon kita
terhadap perilaku orang lain, bagaimana kita berbicara dan memperlakukan orang
lain, batasan yang kita tetapkan dengan orang lain, bagaimana orang lain
mempengaruhi kita, dan lain-lain. Diluar itu kita tidak bisa mengontrol. Jadi
tergantung pada diri kita bagaimana kita bisa mengontrol hal-hal tersebut. Biasanya
dengan membangun support system, support system bisa diperoleh dari keluarga,
teman, komunitas, atau melalui terapis.
Jika sudah bisa mengontrol emosi kita menentukan tujuan hidup.
Bagaimana caranya? Tujuan diri kita terdiri dari tujuan utama yang memotivasi
hidup kita, yaitu alasan kita bangun pagi. Sebagai contoh tentunya kita semua punya
mimpi besar, lantas bagaimana cara kita mewujudkan mimpi besar itu? Kita harus
bekerja keras, tekun, berani mencoba, dan pantang menyerah. Berikut kerangka
sukses untuk menetapkan tujuan diri.
S: Stay positive, bawalah energi positif untuk memotivasi diri kita.
U: Undeniable, kita tidak boleh salah memahami tujuan hidup kita.

10
C: Context, yaitu menghubungkan tujuan kita dengan kondisi kehidupan
saat ini.
C: Congruence (kesesuaian), tujuan tidak boleh saling tumpang tindih.
E: Ecology, yakni tujuan harus sejalan dengan lingkungan sekitar kita.
S: Self Initiated, semua tujuan kita harus datang dari diri kita sendiri.
S: Self Controlled, hal ini bermaksud kita yang menentukan jalan kita
sendiri untuk kesuksesan kita.
Setelah kita mengetahui kerangka sukses, yang kita lakukan adalah tentukan
goals. Kenapa dan apa yang ingin diraih, apa yang ingin dicapai. Lalu kita
rencanakan, dan setelah itu action. Semoga kita semua berhasil dalam mewujudkan
mimpi kita, usaha tidak akan menghianati hasil.

11

Anda mungkin juga menyukai