Creative Thinking atau berpikir kreatif merupakan kemampuan untuk berpikir secara luas dan bahkan
di luar kebiasaan. Berpikir dan berimajinasi hingga membentuk sebuah koneksi baru dari interaksi
berbagai hal seperti ide, orang, atau lingkungan adalah ciri bahwa seseorang sedang berpikir kreatif.
Berpikir kreatif menjadi penting bagi kehidupan sehari-hari agar dapat menghasilkan solusi, dan ide.
Berpikir kreatif bisa membuat sesuatu yang biasa saja menjadi bernilai, menghasilkan solusi untuk
sebuah masalah dengan efektif, hingga menciptakan inovasi yang bermanfaat.
Kategori kreativitas atau dikenal dengan The Four C Model of Creativity yang dipopulerkan oleh
seorang profesor psikologi bernama James Kauffman dikelompokan menjadi tiga, yaitu:
1. Big-C
Karya besar yang telah mengubah disiplin keilmuan seluruh dunia. Hasil kreativitasnya secara
umum diterima sebagai suatu inovasi. Contohnya karya ilmiah seperti teori relativitas milik
Einstein, teori evolusi dari Darwin, atau karya seni Guernica milik Pablo Picasso.
2. Pro-C
Kategori ini membutuhkan waktu dan usaha lebih untuk berkembang, misalnya seorang dosen
yang mengajar di universitas dan melakukan penelitian akademik, atau seorang musisi yang
dilatih sampai sarjana hingga dapat mengajarkan musik ke orang lain.
3. Little-C
Kategori ini berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam mencari solusi terhadap tantangan
sehari-sehari dengan perilaku efektif.
4. Mini-C
Kategori ini terjadi ketika seseorang melakukan suatu proses. Contohnya, seseorang berhasil
membuat kue dengan menonton video tutorial di internet.
1
Cara Mengasah Kemampuan Berpikir Kreatif
Berikut cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengasah kemampuan berpikir kreatif:
2
Definisi Critical Thinking
Critical Thinking atau berpikir kritis dapat diartikan sebagai kemampuan untuk berpikir secara jernih,
dan rasional tentang apa yang harus dilakukan atau yang harus dipercaya.
Dengan berpikir kritis, seseorang akan cenderung untuk selalu mencari kebenaran, berpikir terbuka
serta toleran terhadap ide-ide baru. Selain itu, berpikir kritis juga dapat menganalisis masalah dengan
baik, berpikir secara sistematis, penuh rasa ingin tahu, dewasa dalam berpikir, dan dapat berpikir
secara mandiri.
Taksonomi Bloom
Berdasarkan Taksonomi Bloom, berpikir kritis masuk ke dalam higher order thinking skill, yang
meliputi analyze, evaluate, dan create.
3
Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
4
Definisi Content Writing
Content Writing secara harfiah berarti menulis konten. Konten sendiri merupakan informasi yang
terdapat pada media-media seperti iklan, berita, ataupun film. Menulis konten menjadi hal yang
penting untuk mengikat audiens, membangun minat, serta kepercayaannya terhadap produk yang
sedang dipromosikan.
Terdapat beberapa tips atau cara dalam mengasah kemampuan menulis konten, yaitu:
Berikut beberapa trik dalam membuat scannable text atau teks yang mudah dipindai:
5
Definisi Visual Communication
Visual communication atau komunikasi visual secara harfiah dapat diartikan sebagai transmisi ide,
dan informasi menjadi berbagai bentuk, seperti warna, gambar, desain grafis, film, tipografi, animasi,
dan lain sebagainya.
Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam Komunikasi Visual, yaitu:
Berikut merupakan langkah-langkah memvisualisasikan ide, gagasan dan informasi yang akan
disampaikan.
1. Merumuskan informasi verbal menjadi berbagai bentuk kutipan atau unit-unit kecil informasi.
2. Menyederhanakan informasi verbal untuk mendapatkan inti dari informasi secara langsung.
3. Membuat desain awal (rough sketch) untuk memindahkan informasi verbal menjadi bentuk
visual.
4. Memindahkan sketsa ke dalam bentuk desain yang komprehensif.
5. Memindahkan desain visual ke dalam media.
6
Definisi Storytelling
Storytelling atau yang dikenal dengan istilah mendongeng adalah teknik penyampaian informasi
dengan menciptakan sebuah alur cerita yang memperhatikan perubahan intonasi dan nada bicara
sehingga menarik perhatian audiens.
Cara menyampaikan storytelling sebagai strategi komunikasi yang efektif, sebagai berikut:
7
Definisi Self Leadership
Self leadership atau kepemimpinan diri merupakan suatu usaha untuk memengaruhi pikiran,
perasaan, dan tindakan diri sendiri agar dapat bekerja dengan lebih baik. Self-Leadership meliputi
proses memengaruhi diri sendiri untuk membangun Self-Direction dan Self-Motivation yang
diperlukan untuk menghasilkan kinerja yang baik.
Self- Direction
Self-Direction artinya mampu untuk bersikap mandiri, yaitu dapat menentukan arah, tujuan, dan
mengambil keputusan yang terbaik untuk diri sendiri.
Self-Motivation
Self-Motivation merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk
dirinya sendiri agar dapat mencapai tujuan.
Berikut ini adalah ciri-ciri orang yang memiliki kemampuan Self Leadership:
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan Self Leadership, yaitu:
1. Memiliki tujuan yang jelas sebagai dasar berperilaku untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik.
2. Berani mengambil risiko atau jangan pernah takut untuk gagal.
3. Tidak menoleransi apapun yang menghambat untuk mencapai tujuan.
4. Meluangkan waktu untuk merefleksi hidup, seperti mengetahui hal yang diinginkan dan dapat
memotivasi, serta memahami diri sendiri.
8
Definisi Kemampuan Beradaptasi
Kemampuan beradaptasi merupakan sebuah bentuk kecerdasan yang dikenal dengan Adversity
Quotient (AQ). Terdapat literatur yang menunjukkan bahwa konsep adaptasi dapat diukur melalui
tingkat kemampuan individu dalam mengatasi kesulitan (adversity quotient). Jika tingkat adversity
quotient pada individu rendah, maka akan cenderung menolak perubahan atau secara aktif menjauhi
perubahan. Sebaliknya, individu yang memiliki tingkat adversity quotient tinggi akan menyambut
perubahan dengan baik, sehingga mendorong individu tersebut untuk berkembang.
Untuk mengetahui apakah kita atau orang lain termasuk orang yang mampu beradaptasi dengan baik
adalah dengan melihat ciri-ciri berikut:
1. Suka bereksperimen.
2. Melihat peluang saat orang lain melihat kegagalan.
3. Memiliki banyak akal.
4. Berpikir ke depan.
5. Tidak banyak mengeluh.
6. Tidak menyalahkan orang lain.
7. Mempunyai pemikiran terbuka.
8. Mengikuti perkembangan jaman.
1. Cobalah untuk menerima perubahan dengan pemikiran terbuka, jangan menolaknya. Hal ini
membuat kita terhindar dari stres saat beradaptasi terhadap perubahan.
2. Terus belajar untuk memperluas pengetahuan, keterampilan, kompetensi, dan kinerja.
3. Tidak mudah menyerah ketika mengalami kegagalan. Beranilah untuk mengambil risiko di
setiap kemungkinan, karena gagal adalah hal yang manusiawi.
4. Biasakan berpikir jauh ke depan, pikirkan sebuah peluang besar yang harus diperjuangkan.
5. Berani keluar dari zona nyaman dan menghadapi tantangan baru. Hal ini merupakan solusi
untuk beradaptasi, sehingga dapat memotivasi diri, menemukan peluang, dan berinovasi.
9
Definisi Emosi
Emosi merupakan suatu ungkapan perasaan yang mendorong kita untuk berperilaku. Emosi terbagi
menjadi dua, yaitu:
Fungsi Emosi
1. Fungsi Adaptif
Emosi berfungsi mempersiapkan tubuh kita untuk bertindak sebagai upaya bertahan dalam
lingkungan yang berubah.
2. Fungsi Sosial
Emosi berfungsi mengomunikasikan dan mengekspresikan apa yang sedang terjadi, sehingga
membantu orang-orang untuk memprediksi perilaku seseorang.
3. Fungsi Motivasi
Emosi dapat dijadikan suatu motivasi dalam melakukan suatu hal, seperti melakukan hal positif
ketika memiliki suatu tujuan untuk dicapai.
Emotion management adalah kemampuan untuk menyadari, siap menerima, serta berhasil
mengendalikan perasaan dalam diri.
Ada beberapa tips untuk mengelola dan mengendalikan emosi agar tidak mengganggu aktivitas
bekerja diantaranya:
1. Mengamati dan memahami emosi yang dialami tanpa perlu menyangkalnya. Analisis perasaan
yang dirasakan, jangan menolak situasi atau emosi yang tidak menyenangkan.
2. Mengenali penyebab munculnya emosi agar dapat mempersiapkan diri untuk tetap tenang dan
merencanakan reaksi jika situasi tersebut terulang.
3. Menggunakan moodbooster untuk membuat perasaan menjadi bahagia saat menghadapi situasi
buruk, seperti memikirkan suatu hal yang membuat bahagia, mendengarkan musik, atau bertemu
dengan teman untuk membicarakan hal yang menyenangkan.
10
4. Melakukan yoga dan meditasi untuk melatih mengendalikan emosi. Teknik relaksasi dengan
mengambil napas dalam-dalam dan keluarkan perlahan kurang lebih selama sepuluh detik juga
dapat membantu menghilangkan emosi.
5. Meningkatkan selera humor agar segala hal terlihat positif. Ketika merasa suntuk, lelah, atau
stress dengan pekerjaan, bersenda guraulah sejenak dengan rekan kerja, atau menonton hiburan
untuk mengendurkan otot-otot yang tegang dan mengembalikan energi yang terkuras.
11
Pentingnya Work Life Balance
Seorang peneliti bernama Morgan Redwood menyebutkan bahwa perusahaan yang mendorong
karyawan untuk memiliki keseimbangan, baik antara pekerjaan dan kehidupan pribadi akan
memperoleh pendapatan pertahun 20% lebih besar daripada perusahaan yang tidak mendorong
work life balance. Hal ini terjadi karena work life balance dapat meningkatkan kesehatan fisik,
emosional, mental, serta kesehatan karir, sehingga karyawan lebih produktif dalam bekerja.
1. Meningkatan kepuasan kerja. Individu dengan work life balance akan lebih merasa puas dengan
pekerjaan dan kehidupan pribadi karena berpartisipasi dalam setiap kegiatan penting di dalam
hidupnya.
2. Mengurangi tingkat stres karena pekerjaan. Apabila mampu menjaga work life balance, maka
individu akan memiliki mental yang sehat, psikologis, serta kesehatan fisik yang baik karena
mengalami rasa harmoni dalam kehidupan.
1. Evaluasi 24 jam waktu yang dimiliki untuk mengetahui berapa banyak waktu yang digunakan
agar tetap produktif.
2. Tentukan prioritas untuk hal yang harus diselesaikan dan kurangi aktivitas yang tidak penting.
3. Konsentrasi di satu hal pada satu waktu dan hindari menunda pekerjaan, sehingga pekerjaan
lebih cepat diselesaikan dan minim kesalahan.
4. Menyayangi atau memerhatikan diri sendiri dengan istirahat yang cukup, makan yang teratur,
dan rutin berolahraga.
5. Belajar memahami pentingnya membatasi diri, seperti batasi waktu bekerja dan
menyelesaikan segala urusan tanpa membawa pulang pekerjaan.
6. Jangan ragu untuk mengatakan “tidak” apabila dapat merugikan waktu istirahat. Ingatlah
prioritas utama yang harus didahulukan atau diselesaikan terlebih dahulu.
7. Miliki seorang mentor atau role model untuk meniru atau menanyakan cara mengelola waktu
yang baik untuk mencapai tujuan karir dan gaya hidup yang baik.
12