Anda di halaman 1dari 32

Kelompok 4

Berpikir Kritis
Dalam Asuhan Kebidanan Persalinan

Mulai
Anggota Kelompok

Maghfirotul Mahrid
Mega Ayu Astria Siti Nurjanah
Muharomah Siti Rahmawati
Nina Sofyarni Suci Wulandari
Nurseti Handayani Tiara Annafiah
Pungky Aprilia Triwik Handayani
Putri Wiwiek Handayani Vepti Triana Mutmainah
Riri Ulfa Sari Windy Merischa
Roni Argitasari Yanti Sukmawati
Salwa Nabilla Yeniar Susana
Shabrina Alifa Putri Yuanita Sari Sinambela
Yang akan dibahas

1. Konsep Berpikir Kritis

Aplikasi Berpikir Kritis dalam Asuhan Persalinan Kala I, II,


2.
III, IV
Pengertian Berpikir kritis merupakan suatu proses
berpikir kognitif dengan
menggabungkan kemampuan
intelektual dan kemampuan berpikir
untuk mempelajari berbagai disiplin
ilmu dalam kehidupan, sehingga bentuk
ketrampilan berpikir yang dibutuhkan
pun akan berbeda untuk masing–
masing disiplin ilmu.
• Mampu membuat simpulan dan solusi yang akurat
Ciri-ciri Khas Berpikir • Berpikir terbuka dengan sistematis
Kritis • Berkomunikasi secara efektif dalam
menyelesaikan suatu masalah yang kompleks
Berpikir kritis merupakan cara untuk membuat pribadi
yang terarah, disiplin, terkontrol, dan korektif terhadap
diri sendiri. Hal ini tentu saja membutuhkan
kemampuan komunikasi efektifdan metode
penyelesaian masalah serta komitmen untuk mengubah
paradigma egosentris dan sosiosentris kita.Saat kita
mulai untuk berpikirkritis, ada beberapa hal yang perlu
kita perhatikan disini, yaitu :
• Mulailah denganberpikir apa dan kenapa, lalu
Ciri-ciri Khas Berpikir carilah arah yang tepat untuk jawaban dari
Kritis pertanyaan tersebut.
• Tujuan pertanyaan akan apa dan kenapa
• Informasi yang spesifik untuk menjawab
pertanyaan diatas.
• Kriteria standar yang ditetapkan
untuk memenuhi jawaban atas pertanyaan.
• Kejelasan dari solusi permasalahan/ pertanyaan.
• Konsekuensi yang mungkin terjadidari pilihan
yang kita inginkan.
• Mengevaluasi kembalihasil pemikiran kita untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
Tujuan dari sebuah gagasan/ide:
Beberapa kriteria yang dapat kita jadikan standar
1. Pertanyaan dari suatu masalah
dalam proses berpikir kritis ini adalah kejelasan
terhadap gagasan/ide
(clarity), tingkat akurasi (accuracy), tingkat
2. Sudut pandang dari gagasan/ide
kepresisian (precision), relevansi (relevance),
3. Informasi yang muncul dari
logika berpikir yang digunakan (logic), keluasan
gagasan/ide
sudut pandang (breadth), kedalaman berpikir
4. Interpretasi dan kesimpulan yang
(depth), kejujuran (honesty), kelengkapan
mungkin muncul.
informasi (information) dan bagaimana implikasi
5. Konsep pemikiran dari gagasan/ide
dari solusi yang kita kemukakan (implication).
tersebut
Kriteria-kriteria di atas tentunya harus
6. Implikasi dan konsekuensi
menggunakan elemen-elemen penyusun kerangka
7. Asumsi yang digunakan dalam
berpikir suatu gagasan atau ide. Sebuah
memunculkan gagasan/ide tersebut
gagasan/ide harus menjawab beberapahal sebagai
berikut:
Indikator Berpikir Kritis

Wade (1995)mengidentifikasi delapan karakteristik berpikir kritis, yakni


meliputi:
(1) kegiatan merumuskan pertanyaan,
(2) membatasi permasalahan,
(3) menguji data-data,
(4) menganalisis berbagai pendapat dan bias,
(5) menghindari pertimbangan yang sangatemosional,
(6) menghindari penyederhanaan berlebihan,
(7) mempertimbangkan berbagaiinterpretasi, dan
(8) mentoleransi ambiguitas.
Tahapan Berpikir Kritis
A. Keterampilan Menganalisis

Keterampilan menganalisis merupakan suatu keterampilan menguraikan


sebuah struktur ke dalam komponen-komponen agar mengetahui
pengorganisasian struktur dengan tujuan memahami sebuah konsep
global dengan cara menguraikan atau merinci globalitastersebut ke dalam
bagian-bagian yang rinci. Kata-kata operasional yang mengindikasikan
keterampilan berpikir analitis, diantaranya: menguraikan, membuat
diagram,mengidentifikasi, menggambarkan, menghubungkan,
memerinci, dsb.
Tahapan Berpikir Kritis
B. Keterampilan Mensintesis

Keterampilan mensintesis merupakan keterampilan yang berlawanan


dengan keteramplian menganallsis.Keterampilan mensintesis adalah
keterampilan menggabungkan bagian-bagian menjadi sebuah bentukan
atau susunan yang baru.Pertanyaan sintesis menuntut pembaca untuk
menyatupadukan semua informasi yang diperoleh dari materi bacaannya,
sehingga dapat menciptakan ide-ide baru yang tidak dinyatakan secara
eksplisit di dalam bacaannya. Pertanyaan sintesisini memberi kesempatan
untuk berpikir bebas terkontrol
Tahapan Berpikir Kritis
C. Keterampilan Mengenal & Memecahkan Masalah

Keterampilan ini merupakan keterampilan aplikatif konsep kepada


beberapapengertian baru.Keterampilan ini menuntut pembaca untuk
memahami bacaan dengan kritis sehinga setelah kegiatan membaca
selesai siswa mampu menangkap beberapa pikiran pokok bacaan,
sehingga mampu mempola sebuah konsep.Tujuan keterampilan ini
bertujuan agar pembaca mampu memahami dan menerapkan konsep-
konsep ke dalam permasalahan atau ruang lingkup baru
Tahapan Berpikir Kritis
D. Keterampilkan Menyimpulkan

Keterampilan menyimpulkan ialah kegiatan akal pikiran manusia


berdasarkan pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang dimilikinya, dapat
beranjak mencapai pengetahuan yang baru yang lain Berdasarkan
pendapat tersebut dapat dipahami bahwa keterampilan ini menuntut
pembacauntuk mampu menguraikan dan memahami berbagai aspek
secara bertahap agar menjadi suatu formula baru yaitu sebuah simpulan.
Proses pemikiran manusiaitu sendiri, dapat menempuh dua cara, yaitu :
deduksi dan induksi. Jadi, kesimpulan = sebuah proses berpikir yang
memberdayakan pengetahuannya sedemikian rupa guna menghasilkan
sebuah pemikiran atau pengetahuan yang baru.
Tahapan Berpikir Kritis
E. Keterampilan Mengevaluasi

Keterampilan ini menuntut pemikiran yang matang dalam menentukan


nilai sesuatu dengan berbagai kriteriayang ada. Keterampilan
menilaimenghendaki pembaca agar memberikan penilaian tentang nilai
yang diukur dengan menggunakan standar tertentu
Dalam taksonomi belajar, menurut Bloom, keterampilan mengevaluasi
merupakan tahap berpikir kognitif yang paling tinggi. Pada tahap ini
siswa ituntutagar ia mampu mensinergikan aspek-aspek kognitif lainnya
dalammenilai sebuah fakta atau konsep
Aktivitas dalam Berfikir
Kritis

• Memperhatikan detil secara menyeluruh


• Identifikasi kecenderungan dan pola, seperti memetakan informasi,
identifikasi kesamaandan ketidaksamaan, dll
• Mengulangi pengamatan untuk memastikan tidak ada yang
terlewatkan
• Melihat informasiyang didapat dari berbagai sudut pandang
• Memilih solusi-solusi yang lebih disukaisecara obyektif
• Mempertimbangkan dampakdan konsekuensi jangkapanjang dari
solusiyang dipilih
Elemen Berpikir Kritis

• Menentukan tujuan
• Menyususn pertanyaan atau membuat kerangka masalah
• Menujukan bukti
• Menganalisis konsep
• Asumsi
Dalam memberikan asuhan persalinan
kala I, yaitu salah satunyamemantau
kemajuan persalinan dengan
Aplikasi Berpikir Kritis
menggunakan partograf, ternyata bidan
dalam Asuhan Persalinan
menemukan bahwa tidak
Kala I terjadikemajuan persalinan dan grafik
(Kasus I) pembukaanserviks hampir melewati
garis waspada. Di sini bidan langsung
berfikir kritis.
Untuk mengetahui penyebab dari
Menentukan Tujuan
tidak majunya persalinan

▪Apa penyebab terjadinya ketidakmajuan


persalinan Ibu tersebut?
Menyusun Pertanyaan / Membuat
Kerangka Masalah ▪Bagaimanakah kekuatanmengejan ibu ?
▪Adakah kelainanjalan lahir ?
▪Bagaimana dengan letak janin?

Penyebab persalinan lama dikarenakan:


✓Kelainan his
Menunjukkan Bukti ✓Kekuatan mengejankurang kuat
✓Kelainan letak janin atau kondisi janin
✓Kelainan jalan lahir
Dari hasil pemeriksaaan, kekuatan mengejan ibu baik, ibu
belum lelah dan tidak sesak nafas. Pada palpasi kontraksi
uterus ibu adekuat. Tidak ada masalahdengan kondisi janin
ataupun letak janin, presentasi kepala.
Berdasarkan kasus, kemajuan persalinan berjalan
sangat lama. Kemajuan persalinan bisa berjalan lama
Menganalisis Konsep karena pengaruh kelainan his, kelainan letak janin,
kelainanjalan lahir dan kekuatan mengejan kurang
kuat. Dari hasil pemeriksaan semuanya baik-baik
saja, kecuali kelainan jalan lahir yang belum
terdeteksi.

Kemajuan persalinan berjalan lama dikarenakan


kelainan jalan lahir, yaitu bentuk panggul ibu yang
sempit, sehingga kemajuan persalinan tidak berjalan
Asumsi
dengan normal. Tindakan selanjutnya yang dilakukan
bidan adalah merujuk,agar bisa dilakukan persalinan
secara caesar.
Ketika bidan memberikan asuhan
persalinan kala II, ternyataia
menemukan terjadi distosia bahu, yaitu
Aplikasi Berpikir Kritis
setelah kepala bayi lahir, bahu bayi
dalam Asuhan Persalinan
tertahan dan tidak dapat di lahirkan.
Kala II Lalu bidan berfikir kritis untuk
melahirkan bahu bayi tersebut.
Untuk melahirkan bahu yang tertahan
Menentukan Tujuan
tersebut.

✓ Apa saja komplikasi distosia bahu pada janin?


✓ Tindakan apa yang harus segera dilakukan oleh
Menyusun Pertanyaan / Membuat
Kerangka Masalah bidan tersebut?

Komplikasi distosia bahu pada janin adalah fraktur


tulang (klavikula dan humerus), cidera fleksus
brakhialis, dan hipoksia yang dapat menyebabkan
kerusakan permanen di otak. Fraktur tulang pada
Menunjukkan Bukti
umumnya dapat sembuh sempurna tanpa sekuele
apabila didiagnosis dan diterapi dengan .memadai.
Pada asuhan persalinan kala II terjadi distosia bahu
pada janin. Menurut teori, komplikasi distosia bahu
Menganalisis Konsep pada janin adalah fraktur tulang (klavikula dan
humerus), cidera fleksus brakhialis, dan hipoksia
yang dapat menyebabkan kerusakan permanen di
otak.
Maka hal yang harus dilakukan bidan adalah jangan
melakukan tarikan atau dorongan. sebelum
memastikan bahwa bahu posterior sudah masuk ke
panggul. Bahu posterior yang belum melewati PAP
akan semakin sulit dilahirkan bila dilakukan tarikan
pada kepala. Untuk mengendorkan ketegangan yang
menyulitkan bahu posterior masuk panggul tersebut,
dapat dilakukan: Episiotomi yang luas, posisi mc.
Robert atau posisi dada-lutut.
Bayi dengan distosia bahu dapat ditolong
oleh bidan dengan tindakan episiotomi dan
Asumsi
posisi Mc. Robert serta kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain.
Aplikasi Berpikir Kritis
dalam Asuhan Persalinan
Kala III
Untuk melahirkan plasenta dalam
Menentukan Tujuan waktu 30 menit setelah bayi lahir.

·Apakah kandung kemih Ibu kosong?


Menyusun Pertanyaan / Membuat ·Apakah ada tanda-tanda pelepasan plasenta ?
Kerangka Masalah ·Berapa lama plasenta lepas setelah bayi lahir ?

Bila kandung kemih Ibu penuh, pada inspeksi


uterus akan tampak menonjol di bagian sebelah
kanan perut bagian bawah karena uterus tersebut
Menunjukkan Bukti terdorongoleh kandung kemih yang penuh. Hal
ini dapat mengganggu kontraksi uterus Ibu.
Berdasarkan hasil pemeriksaan kandung
Menganalisis Konsep kemih Ibu tidak penuh, dan sudah ada tanda-
tanda pelepasan plasenta pada menitke 10. Hal
ini sesuai dengan teori bahwa Ibu berada
dalam kala III persalinan yang normal.

Ibu berada dalam kala III normal. Plasenta


Asumsi sudah lahir sebelum 30 menit.
Aplikasi Berpikir Kritis
dalam Asuhan Persalinan
Kala IV
Untuk memastikan Ibu berada dalam kala IV
Menentukan Tujuan
yang normal.

✓Apakah plasenta dan selaput ketuban lengkap?


Menyusun Pertanyaan / Membuat
✓Bagaimana kontraksi uterus?
Kerangka Masalah
✓Berapakah TFU Ibu setelah plasenta lahir?
✓Apakah kandung kemih Ibu penuh?
✓Bagaimana pengeluaran darah pervaginam Ibu?
✓Bagaimana tanda-tanda vital Ibu?
✓Apakah ada laserasi pada jalan lahir?
Pada kala IV normal, plasenta dan selaput
Menunjukkan Bukti ketuban lahir lengkap, kandung kemih
kosong, kontraksi uterus baik, pengeluaran
darah pervaginam dalam batas normal (±
100-200 cc), TTV Ibu dalam batas normal
dan laserasi jalan lahir tidak ada.
Pemantauan dini dan lanjutan pada kala IV
dalam batas normal, menunjukkan bahwa
kala IV berjalan dengan normal.
Berdasarkan hasil pemantauan pada kala IV baik
dini maupun lanjutan, plasenta dan
Menganalisis Konsep
selaputketuban Ibu lahir lengkap, kandungkemih
Ibu kosong,kontraksi uterus baik, pengeluaran
darah pervaginam dalam batas normal (± 150
cc), TTV Ibu dalam batas normal dan tidak
terjadi laserasi jalan lahirpada Ibu. Hal ini
sesuaidengan teori mengena ikala IV normal.

Kala IV dalam kasus ini berada dalam keadaan


Asumsi
normal.
Kesimpulan

Kemampuan dalam berpikir kritis memberikan arahan


yang tepat dalam berpikir dan bekerja, dan membantu
dalam menentukan keterkaitan sesuatu dengan yang
lainnya dengan lebih akurat. Oleh sebab itu kemampuan
berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam pemecahan
masalah/ pencarian solusi, dan pengelolaan proyek.
?
Terimakasih.
Apakah Ada Pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai