Anda di halaman 1dari 40

BERPIKIR KRITIS

CECEP TRIWIBOWO
BERPIKIR KRITIS

Berfikir kritis adalah suatu proses dimana


seseorang atau individu dituntut  untuk
menginterpretasikan dan mengevaluasi
informasi untuk membuat sebuah penilaian
atau keputusan berdasarkan kemampuan
menerapkan ilmu pengetahuan dan
pengalaman. ( Pery & Potter,2005).
 
Berpikir Kritis ≠ Menghafal,
Mengumpulkan Informasi
 Berpikir kritis tidak sama dengan
mengakumulasi informasi.
Seorang dengan daya ingat baik
dan memiliki banyak fakta tidak
berarti seorang pemikir kritis
 Seorang pemikir kritis mampu
menyimpulkan dari apa yang
diketahuinya, dan mengetahui
cara memanfaatkan informasi
untuk memecahkan masalah, and
mencari sumber-sumber informasi
yang relevan untuk dirinya
Berpikir Kritis ≠ Mengkritik, Mengecam.
Mendebat
 Berpikir kritis tidak sama dengan sikap
argumentatif atau mengecam orang lain
 Berpikir kritis bersifat netral, objektif,
tidak bias. Meskipun berpikir kritis dapat
digunakan untuk menunjukkan
kekeliruan atau alasan-alasan yang buruk,
berpikir kritis dapat memainkan peran
penting dalam kerja sama menemukan
alasan yang benar maupun melakukan
tugas konstruktif
 Pemikir kritis mampu melkukan
introspeksi tentang kemungkinan bias
dalam alasan yang dikemukakannya
FUNGSI BERPIKIR KRITIS DALAM
KEPERAWATAN
Membedakan sejumlah
penggunaan dan isu-isu
dalam keperawatan

Menguji asumsi-asumsi yang Mengidentifikasi dan


berkembang dalam merumuskan masalah
keperawatan. keperawatan

Menganalisis pengertian
Menganalisis argumen dan hubungan dari masing-
isu-isu dalam kesimpulan masing indikasi, penyebab
dan tindakan yang dilakukan dan tujuan, serta tingkat
hubungan
Dasar
Pengetahuan
khusus

Tekun Pengalaman

Komponen
Berfikir
Kritis
Kreatif Sikap

Berfikir
Mandiri Integritas
KARAKTERISTIK BERFIKIR KRITIS

• Konseptualisasi
• Rasional dan Beralasan

• Reflektif
• Bagian dari Suatu Sikap

• Berfikir Adil dan Terbuka


• Pengambilan Keputusan berdasarkan Keyakinan
CIRI PERILAKU BERPIKIR KRITIS

Menanggapi sesuatu dengan penuh pertimbangan

Bersedia memperbaiki kesalahan

Menelaah sesuatu dengan sistematis

Berani menyampaikan kebenaran

Bersikap cermat, jujur dan ikhlas

Adil
MODEL BERPIKIR KRITIS DALAM
KEPERAWATAN

Costa and Lima Model


Colleaguest Berpikir Kritis
Costa and Colleaguest
Remembering
Repeating (Mengulang)
(mengingat)
The Six RS

Reasoning
Reorganizing (Memberi
alasan)

Relating
Reflecting (Merenungkan)
(Hubungan)
Lima Model Berfikir Kritis
“T-H-I-N-K”

Total
Recal

Knowinng
How You Habits
Think

New Idea
and Inquiry
Crativity
1. Total Recall

 Total Recall berarti mengingat fakta atau


mengingat dimana dan bagaimana untuk
mendapatkan fakta/data ketika diperlukan. Data
keperawatan bisa dkumpulkan dari banyak
sumber, yaitu pembelajaran di dalam kelas,
informasi dari buku, segala sesuatu yang perawat
peroleh dari klien atau orang lain, data klien
dikumpulkan dari perasaan klien, instrument
(darah, urine, feses, dll), dsb.
2. Habits (Kebiasaan)

Habits merupakan pendekatan


berpikir ditinjau dari tindakan
yang diulang berkali-kali sehingga
menjadi kebiasaan yang alami.
3. Inquiry

 Inquiry merupakan latihan mempelajari suatu masalah


secara mendalam dan mengajukan pertanyaan yang
mendekati kenyataan. Jika kita berada di tingkat
pertanyaan ini dalam situasi social, kita akan disebut
“Mendesak”. Hal ini meliputi penggalian data dan
pertanyaan, khususnya pendapat dalam situasi tertentu. Ini
berarti tidak menilai dari raut wajah, mencari factor-faktor
yang menyebabkan, keragu-raguan pada kesan pertama,
dan mengecek segalanya, tidak ada masalah bagaimana
memperlihatkan ketidaksesuaian
4. New Ideas and Creativity

 Ide baru dan kreativitas terdiri dari model berpikir


unik dan bervariasi yang khusus bagi individu.
Kekhususan dalam berpikir ini akan selalu dibawa
individu selama hidupnya dan biasanya membentuk
kembali norma. Seperti Inquiry, model ini membawa
kita sesuai ide dari literature. Berpikir kreatif
merupakan kebalikan dan akhir dari Habits Model
(kebiasaan).
5. Knowing How You Think

 Knowing How You Think merupakan yang terakhir


tetapi bukannya yang paling tidak dihiraukan dari
model T.H.I.N.K. yang berarti berpikir tentang apa
yang kita pikirkan. Berpikir tentang berpikir
disebut “metacognition”. Meta berarti “diantara
atau pertengahan” dan cognition berarti “Proses
mengetahui”. Jika kita berada di antara proses
mengetahui, kita akan dapat mengetahui
bagaimana kita berpikir.
Keterampilan Inti Berpikir Kritis
Keterampilan Inti Berpikir Kritis

 Interpretasi – kategorisasi, dekode, mengklarifikasi makna


 Analisis – memeriksa gagasan, mengidentifikasi argumen,
menganalisis argumen
 Evaluasi – menilai klaim (pernyataan), menilai argumen
 Inferensi – mempertanyakan klaim, memikirkan alternatif
(misalnya, differential diagnosis), menarik kesimpulan,
memecahkan masalah, mengambil keputusan
 Penjelasan – menyatakan masalah, menyatakan hasil,
mengemukakan kebenaran prosedur, mengemukakan
argumen
 Regulasi diri – meneliti diri, mengoreksi diri
Keterampilan Berpikir Kritis

 Memahami hubungan-hubungan logis antar gagasan


 Mengidentifikasi, mengkontruksi, dan mengevaluasi
argumen
 Mendeteksi inkonsistensi dan kesalahan umum dalam
pemberian alasan
 Memecahkan masalah secara sistematis
 Mengidentifikasi relevansi dan kepentingan gagasan
 Merefleksikan kebenaran keyakinan dan nilai-nilai diri
sendiri
Perbedaan antara Pemikir Kritis dan
Bukan Pemikir Kritis
 Pemikir kritis
- Cepat mengidentifikasi informasi yang relevan,
memisahkannya dari informasi yang irelevan
- Dapat memanfaatkan informasi untuk
merumuskan solusi masalah atau mengambil
keputusan, dan jika perlu mencari informasi
tambahan yang relevan
 Bukan pemikir kritis
- Mengumpulkan fakta dan informasi,
memandang semua informasi sama pentingnya
- Tidak melihat, menangkap, maupun memikirkan
masalah inti
Mengapa Berpikir Kritis?

 Berpikir kritis memungkinkan anda


memanfaatkan potensi anda dalam melihat
masalah, memecahkan masalah,
menciptakan, dan menyadari diri
Mengapa Berpikir Kritis Penting,
Sehingga Perlu Dipelajari?
 Berpikir kritis merupakan keterampilan universal.
Kemampuan berpikir jernih dan rasional diperlukan pada
pekerjaan apapun, ketika mempelajari bidang ilmu
apapun, untuk memecahkan masalah apapun, jadi
merupakan aset berharga bagi karir seorang
 Berpikir kritis sangat penting di abad ke 21. Abad ke 21
merupakan era informasi dan teknologi. Seorang harus
merespons perubahan dengan cepat dan efektif,
sehingga memerlukan keterampilan intelektual yang
fleksibel, kemampuan menganalisis informasi, dan
mengintegrasikan berbagai sumber pengetahuan untuk
memecahkan masalah.
Mengapa Berpikir Kritis Penting,
Sehingga Perlu Dipelajari?
 Berpikir kritis meningkatkan keterampilan
verbal dan analitik. Berpikir jernih dan sistematis
dapat meningkatkan cara mengekspresikan
gagasan, berguna dalam mempelajari cara
menganalisis struktur teks dengan logis,
meningkatkan kemampuan untuk memahami
 Berpikir kritis meningkatkan kreativitas. Untuk
menghasilkan solusi kreatif terhadap suatu
masalah tidak hanya perlu gagasan baru, tetapi
gagasan baru itu harus berguna dan relevan
dengan tugas yang harus diselesaikan. Berpikir
kritis berguna untuk mengevaluasi ide baru,
memilih yang terbaik, dan memodifikasi bisa
perlu
Mengapa Berpikir Kritis Penting,
Sehingga Perlu Dipelajari?
 Berpikir kritis penting untuk refleksi diri. Untuk
memberi struktur kehidupan sehingga hidup menjadi
lebih berarti (meaningful life), maka diperlukan
kemampuan untuk mencari kebenaran dan
merefleksikan nilai dan keputusan diri sendiri. Berpikir
kritis merupakan meta-thinking skill, ketrampilan untuk
melakukan refleksi dan evaluasi diri terhadap nilai dan
keputusan yang diambil, lalu – dalam konteks membuat
hidup lebih berarti - melakukan upaya sadar untuk
menginternalisasi hasil refleksi itu ke dalam kehidupan
sehari-hari.
Manfaat Berpikir Kritis bagi Mahasiswa

1. Membantu memperoleh
pengetahuan, memperbaiki teori,
memperkuat argumen
2. Mengemukakan dan merumuskan
pertanyaan dengan jelas
3. Mengumpulkan, menilai, dan
menafsirkan informasi dengan efektif
4. Membuat kesimpulan dan
menemukan solusi masalah
berdasarkan alasan yang kuat
5. Membiasakan berpikiran terbuka
6. Mengkomunikasikan gagasan,
pendapat, dan solusi dengan jelas
kepada lainnya
Berpikir Kritis dan Problem Based
Learning
Tabel 1.3 Perbedaan antara model SPICES Harden dan model konvensional
Model SPICES Model konvensional
1 Student centered Teacher-centered
2 Problem-based Information-gathering
3 Integrated Discipline-based
4 Community-based Hospital-based
5 Elective Uniform
6 Systematic approach Apprenticeship
Sumber: Harden et al., 2009

Tabel 1.2 Keterampilan dan sikap umum yang dihasilkan PBL


 Kerjasama tim  Mengkaji kritis literatur
 Memimpin kelompok  Belajar mandiri
 Mendengarkan  Penggunaan sumberdaya informasi
 Mencatat  Keterampilan presentasi
 Menghargai pandangan kolega
Sumber: Wood, 2003
TAKSONOMI BLOOM TENTANG DOMAIN KOGNITIF

Knowladge (Pengetahuan)

Comprehension (Pemahaman)
Lebih
superfisial
Aplication (Penerapan)

Analisis

Sintetis Lebih
Ev mendalam
al
ua
si
Membandingkan Taksonomi
Bloom dalam Berpikir Kritis
Berpikir Kreatif Berpikir Kritis
Sintesis Evaluasi

Analisis
Penerapan
Pemahaman

Pengetahua
n
Membandingkan Taksonomi
Bloom dalam Berpikir Kritis
Klasifikasi Huitt’s (1992) tentang teknik
pemecahan masalah:
• Berpikir kritis—linier dan berseri
(berurutan), lebih terstruktur, lebih rasional
dan analitik, lebih berorientasi kepada tujuan
• Berpikir kreatif—holistik dan paralel,
lebih intuitif (bisikan kalbu) dan emosional,
lebih kreatif, lebih visual, dan lebih taktual/
kinestetik
Membandingkan Taksonomi
Bloom dalam Berpikir Kritis

Klasifikasi Springer & Deutsch’s (1993) tentang


dominasi lateralisasi otak:
• Berpikir otak kiri--analitik, berseri, logis,
objektif
• Berpikir otak kanan--global, paralel,
emosional, subjektif
Jembatan Berpikir Kritis-Berpikir Kreatif

Berpikir kritis Berpikir kreatif


• Evaluasi • Sintesis

• Analisis
• Penerapan
• Pemahaman
• Pengetahuan
Model Berpikir Kritis dan Modifikasinya

Perhatikan,
model berpikir Perhatikan, model
kritis dipengaruhi berpikir kritis ini
keyakinan dan melibatkan tidak
konteks hanya proses kognitif,
tetapi juga afektif,
konatif, dan perilaku

Huitt, W. (1998). Critical thinking: An overview. Educational Psychology


Interactive. Valdosta, GA: Valdosta State University.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan Keputusan

 Keputusan-keputusan dibuat untuk memecahkan masalah.


Dalam usaha memecahkan suatu masalah mungkin membuat
banyak keputusan.

 Keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti


dalam memecahkan masalah untuk menghindari atau
mengurangi dampak negatif, atau untuk memanfaatkan
kesempatan.

 Proses memilih satu diantara beberapa rencana alternatif


untuk mencapai tujuan atau beberapa tujuan.
Jenis-jenis Keputusan

 Menurut Herbert A. Simon 1) keputusan berada pada suatu rangkaian


kesatuan, dengan keputusan terprogram pada satu ujungnya dan
keputusan tak terprogram pada ujung lainnya.

 Keputusan Terprogram, bersifat berulang dan rutin sedemikian


sehingga suatu prosedur pasti telah dibuat untuk menanganinya
sehingga keputusan tersebut tidak perlu diperlakukan de novo (sbg
sesuatu yg baru) tiap kali terjadi.
 Keputusan Tidak Terprogram, bersifat baru, tidak terstruktur, dan
jarang konsekuen. Tidak ada metode yg pasti utk menangani masalah
ini belum pernah ada sebelumnya, atau karena sifat dan struktur
persisnya tak terlihat atau rumit, atau karena begitu pentingnya
sehingga memerlukan perlakuan yang sangat khusus.

1)
Pemenang Nobel dari Carnegie-Mellon University
Jenis-jenis Keputusan menurut SIMON

Keputusan
Keputusan
Terprogram Semi Terstruktur Tak Terprogram

:
*Berulang *Baru
dan rutin *Tak terstruktur
*Ada prosedur • Tidak ada metode
, keputusan yang pasti, belum
*Tidak sbg pernah
sesuatu yang ada sebelumnya
baru *Struktur rumit
Atau tak ada
Perbandingan Jenis keputusan
  Programmed Decision Nonprogrammed Decision
Masalah Banyak, berulang, rutin. Baru, tak terstruktur.
 
Kepastian adanya hubungan Ketidakpastian adanya hubungan
sebab – akibat sebab - akibat
Prosedur Tergantung pada kebijakan, Butuh kreativitas, intuisi,
 
aturan dan prosedur yang toleransi, pemecahan masalah
jelas. secara kreatif
   
Contoh

Perusahaan Pemesanan persediaan Diversifikasi produk & pasar


 
periodik baru
Universitas Kenaikan angka kredit Pembangunan fasilitas kelas baru
 
jabatan
Pemerintah Prosedur pendaftaran pasien. Pembelian alat laboartorium.
Rumah Sistem gaji untuk promosi Reorganisasi pada pemerintahan
Sakit karyawan daerah.
4 Tipe Model Umum Pengambilan Keputusan

 Iconic (Scale) Models.   Mathematical (Quantitative)


 Iconic (Scale) Models.  Models. 
Mathematical (Quantitative)
penyederhanaan dari model
penyederhanaan
abstrak; replika fisik dari
dari model
sebuah Models. 
hubungan yang kompleks dari
abstrak; replika fisik dari
sistem, biasanya berdasarkan sebuah hubungan
banyak sistemyang kompleks
umumnya tidak dari
sistem, biasanya
perbedaan berdasarkan
skala dibandingkan banyak
dapat sistem umumnya
sepenuhnya terwakili.tidak
Untuk
perbedaan skala dibandingkan
aslinya dapat mengabstraksikannya Untuk
dapat sepenuhnya terwakili.
aslinya dapat mengabstraksikannya
diperlukan pemanfaatan model-
diperlukan pemanfaatan
model matematis. model-
(Probability, B/C
 Analog Models.  model matematis. (Probability, B/C
 Analog Models.  ratio, others)
berlawanan dengan model iconic, ratio, others)
berlawanan
tidak dengan
mirip dengan model
sistem yangiconic,
riel
tetapi mempunyai perilaku yang riel Mental models
tidak mirip dengan sistem yang
tetapi mempunyai perilaku yang
mirip. Mental models
mirip. memberikan gambaran subyektif
memberikan gambaran
bagaimana seseorang subyektif
memikirkan
bagaimana
tentang suatuseseorang
situasi. memikirkan
tentang suatu situasi.
Menurut Simon, ada 4 tahap proses
pengambilan keputusan:

Implementasi

Tahap
Pemilihan
(Choice)
Tahap
Perancangan
(Design)

Tahap
Penelusuran
(Intelligence)

Anda mungkin juga menyukai