Anda di halaman 1dari 3

RESUME MATA KULIAH

BERPIKIR KRITIS (CRITICAL THINKING)


DALAM KEBIDANAN

DOSEN PENGAMPU
SARI IDA MINARTI, S. ST, M. Keb
AINAL MARDIAH, S. ST, M. Keb

OLEH
NAMA : RURY JATRINA
NIM : 2115901233

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN


UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKITTINGGI
TA 2022/202
Definisi berpikir kritis berdasarkan berbagai sumber
 Menurut Chance, 1986
Berpikir kritis adalah kemampuan untuk menganalisa fakta, mencetuskan dan menata
gagasan, mempertahankan pendapat, membuat perbandingan, menarik kesimpulan,
mengevaluasi argumen dan memecahkan masalah.
 Menurut Mertes, 1991
Berpikir kritits adalah Sebuah proses yang sadar dan snegaja yang digunakan untuk
menafsirkan dan mengevaluasi informasi dan pengalaman dengan sejumlah sikap
reflektif dan kemampuan yang memandu keyakinan dan tindakan
 Menurut Scriven & Paul, 1992
Berpikir kritis adalah Proses intelektual yang dengan aktif dan terampil
mengkonseptualisasi, menrapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi informasi
yang dikumpulkan atau dihasilkan dari pengamatan, pengamalan, refleksi, penalaran,
atau komunikasi, untuk memandu keyakinan atau tindakan
 Menurut Jhon Dewey, 1909
Berpikir kritis disebut juga sebagai reflective thinking yaitu pertimbangan yang aktif,
persisten, dan hati hati terhadap suatu pengetahuan atau nilai, berdasar alasan yang
mendasarinya
 Menurut American Philosophical Association (AMA, 1990)
Berpikir kritis merupakan proses yang penuh makna untuk mengarahkan dirinya sendiri
dalam membuat suatu keputusan. Proses tersebut memberikan berbagai alasan sebagai
pertimbangan dalam menentukan bukti, konteks, konseptualisasi, metode dan kriteria
yang sesuai.

Berpikir kritis ≠ menghafal, mengumpulkan informasi


 Berpikir kritis tidak sama dengan mengakumulasi informasi, seorang dengan daya ingat
baik dan memiliki banyak fakta dan tidak berarti seorang pemikir kritis
 Seorang pemikir kritis mampu menyimpulkan dari apa yang diketahuinya, dan
mengetahui cara memanfaatkan informasi untuk memecahkan masalah, dan mencari
sumber sumber informasi yang relevan untuk dirinya.

Berpikir kritis ≠ mengkritik, mengecam, mendebat

 Berpikir kritis tidak sama dengan sikap argumentatif atau mengecam orang lain
 Berpikir kritis bersifat netral, objektif, tidak bias. Meskipun berpikir kritis dapat
memaikan peran penting dalam kerja sama, menemukan alasan yang benar maupun
melakukan tugas konstruktif
 Pemikir kritis mampu melakukan instrospeksi tentang kemungkinan bias dalam alasan
yang dikemukakannya
Keterampilan inti berpikir kritis

 Interpretasi
Kategorisasi, mengklarisikasi makna
 Analisis
Memeriksa gagasan, mengidentifikasi argumen, menganalisis argumen
 Evaluasi
Menilai klem (pernyataan), menilai argumen
 Inferensi
Mempertanyakan klaim, memikirkan alternatif (misalnya differential diagnosis), menarik
kesimpulan, memecahkan masalah, mengambil keputusan
 Penjelasan
Menyatakan masalah, menyatakan hasil, mengemukakan kebenaran prosedur,
mengemukakan argumen
 Regulasi diri
Meneliti diri, mengoreksi diri

Beberapa cara untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis yaitu:

1. meningkatkan kemampuan membaca secara kritis


2. meningkatkan kemampuan mendengarkan secara kritis
3. meningkatkan kemampuan mengamati secara kritris
4. meningkatkan kemampuan menganalisa secara kritis

Hubungan critical thinking dan clinical reasoning

 Reasoning merupakan kegiatan berpikir untuk menghasilkan suatu kesimpulan


 Clinical reasoning merupakan suatu proses berpikir untu membuat suatu keputusan
sebagai bagian integral dari praktik klinik atau proses rasionalisasi dari setiap tindakan
klinis
 Critical thinking dan clinical reasoning sama sama melibatkan proses berpikir (thinking)
 Clinical reasoning melibatkan self regulating dari interpretasi, analisa, dan evaluasi
informasi klinis, membuat argumen untuk hipoptesa, menarik kesimpulan dari informasi
dan menjelaskan alasan dibbalik diagnosis yang dipilih
 Komponen clinical reasoning ini termasuk komponen critical thinking, jadi clinical
reasoning adalah bentuk clinical thinking dalam bentuk critical thinking dalam konteks
klinis.

Anda mungkin juga menyukai